Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah

Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit pada Daun Jamblang


(Syzygium cumini L)

Isolation and Identification of Endophytic Fungi in Leaves of Jamblang


(Syzygium cumini L.)

Suci Hatru Ramadhani (1), Samingan (2), Iswadi (3)

(1) Mahasiswa, (2) Pembimbing I, (3) Pembimbing II

Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Jamur endofit yang hidup pada jaringan tumbuhan berpotensi menghasilkan senyawa
metabolit sekunder sama seperti inangnya. Penelitian ini berupaya mengidentifikasi
jenis-jenis jamur endofit yang terdapat pada daun Jamblang (Syzigium cumini L.).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan
metode yang digunakan adalah metode eksplorasi dan experimen. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini yaitu daun Jamblang yang berasal dari Desa
Ujongbatee, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Pengumpulan data
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) isolasi dengan menggunakan metode
sterilisasi permukaan (sterilization surface) dan (2) identifikasi jamur endofit secara
konvensional yaitu dengan mengamati karakter fenotipik morfologi secara
mikroskopik dan makroskopik lalu dibandingkan dengan monograf. Hasil penelitian
menunjukkan jamur endofit yang berhasil diisolasi dari daun Jamblang sebanyak 11
jenis dan yang berhasil diidentifikasi adalah sebanyak 7 jenis dan dikelompokkan ke
dalam 7 genus yaitu Fusarium, Macrophopmina, Dactylella, Paecilomyces,
Nigrospora, Acremonium dan Colleotrichum. Jenis-jenis jamur endofit yang terdapat
pada daun muda adalah Fusarium sp., Isolat I, Paecilomyces sp., Isolat III,
Macrophomina sp., dan Acremonium sp. Pada daun setengah tua terdapat jamur
endofit Fusarium sp., Macrophomina sp., Paecilomyces sp., Isolat I, dan Isolat II.
Pada daun tua, jenis jamur endofit yang didapat adalah Dactyela sp., Fusarium sp.,
Nigrospora sp., Acremonium sp., dan Colletotrichum sp., Isolat I, Isolat III, dan Isolat
IV.

Kata kunci: isolasi, identifikasi, jamur endofit, daun jamblang

77
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

ABSTRACT
Endophytic fungi that live on plant tissue has the potential to produce secondary
metabolites, same as its host. This study aimed to identify the types of endophytic
fungi found in leaves of Jamblang (Shyzygium cumini L.). This study used a qualitative
approach and exploration and experimentation method. The sample used in this
research was leaves of Jamblang from Ujongbatee, Mesjid Raya sub-district, Aceh
Besar. The data were collected with some procedures: (1) isolation using sterilization
surface method and (2) identification of endophytic fungi conventionally by observing
microscopic and macroscopic morphological phenotypic characters then compared
with the monograph. The results showed that endophytic fungi isolated from leaves of
Jamblang as many as 11 species have been identified and were as much as 7 types and
were grouped into 7 genus: Fusarium, Macrophopmina, Dactylella, Paecilomyces,
Nigrospora, Acremonium and Colleotrichum. The types of endophytic fungi that
found on immature leaves were Fusarium sp., Isolate I, Paecilomyces sp., Isolate III,
Macrophomina sp., and Acremonium sp. Fusarium sp., Macrophomina sp.,
Paecilomyces sp., Isolate I, and Isolates II have been found in the middle-mature
leaves. While in mature leaves, Dactyela sp., Fusarium sp., Nigrospora sp.,
Acremonium sp., and Colletotrichum sp., Isolate I, Isolate III and IV Isolates were
found.

Key words: isolation, identification, endophytic fungi, leaves of jamblang

PENDAHULUAN Dhalas Bato, Dhuwak (Madura)


Obat yang berasal dari tumbuh- (Mudiana, 2007:39-42).
tumbuhan sudah dikenal oleh masyarakat Meluasnya penggunaan Jamblang
Indonesia sejak zaman dahulu sebagai dalam pengobatan tradisional
obat tradisional (Tudjuka dkk., mencerminkan pentingnya Jamblang
2014:120). Salah satu dari sekian banyak dalam farmakologinya. Jamblang
tumbuhan yang digunakan sebagai obat mengandung asam malat, asam oksalat,
tradisional adalah tumbuhan Jamblang asam galat, asam betulik, tanin, flavonoid
(Syzygium cumiini) (Arifin, 2006:1). dan minyak esensial (Sah & Verma,
Masyarakat Indonesia mengenal 2011:111). Seluruh bagian organ
tumbuhan ini dengan berbagai nama, tumbuhan jamblang dapat digunakan
antara lain adalah Jambee Kleng (Aceh), dalam pengobatan tradisional, namun
Jambu Kling (Gayo), Jambu Kalang daun dan kulit batang menjadi bagian
(Mink), Jamblang (Sunda), Juwet, yang paling banyak mengandung
Duwet, Duwet Manting (Jawa), Dhalas,

78
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

senyawa bioaktif (Sah & Verma, Menurut Strobel (2003) dalam


2011:112). 5DGML ³0LNURED HQGRILW
Selama ini di Aceh pemanfaatan mampu memproduksi senyawa metabolit
Jamblang hanya untuk dikonsumsi sesuai dengan tanaman induknya,
buahnya saja (Mukhlis, 2011:01). Masih sehingga dapat dijadikan peluang dan
banyak masyarakat yang belum dapat diandalkan untuk memproduksi
mengetahui manfaat dari daun Jamblang. metabolit sekunder dari mikroba endofit
Daun tumbuhan Jamblang telah diteliti \DQJ GLLVRODVL GDUL WDQDPDQ LQDQJQ\D ´
secara in vitro menghasilkan metabolit Metabolit sekunder tersebut antara lain
sekunder yang berperan sebagai alkaloid, benzopyranones, flavonoid,
antibakteri, antivirus, antialergi dan asam fenolik, kuinon, steroid, terpenoid,
antioksidan (Mukhopadhay & Chaudhary tetalones, xanthones, dan lain-lain
2012:48) dan memiliki potensi yang baik (Molina, 2012:289). Hingga kini, produk
sebagai obat herbal berbagai penyakit. alami dari jamur endofit bermanfaat
Isolasi senyawa bioaktif secara dalam aplikasi luas sebagai bahan kimia
langsung dari tanaman dibutuhkan sangat pertanian, antibiotik, imunosupresan,
banyak biomassa atau bagian dari antiparasitiks, antioksidan, antikanker,
tanamanya (Haniah, 2008:17). Menurut antidiabetes, dan antijamur (Visalkhchi &
5DGML ´GLNKDZDWLUNDQ Muthumary, 2010:2).
sumberdaya hayati akan musnah Keberadaan populasi jamur
dikarenakan bahan baku obat herbal yang endofit sangat bervariasi pada setiap
terbatas, karena sebagian bahan baku obat tumbuhan dengan spesies yang sama
KHUEDO GLDPELO GDUL WDQDPDQQ\D´ maupun berbeda. Jamur endofit
Sehingga dibutuhkan tindakan-tindakan berkolonisasi disetiap bagian organ
untuk tetap menjaga kelestarian tanaman tumbuhan terutama pada bagian daun.
obat yaitu dengan pemanfaatan Studi telah menunjukkan bahwa umur
bioteknologi dalam peningkatan produksi daun mempengaruhi kepadatan jamur
metabolit sekunder dari tanaman obat. endofit pada daun tumbuhan tertentu.
Salah satunya adalah dengan Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
pemanfaatan mikroba endofit yaitu jamur daun tua mendukung lebih banyak jamur
endofit. endofit dari pada daun yang relatif muda.

79
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

Telah diteliti pula pada daun tua jati Alat dan Bahan
(Tectona grandis L.) dan trembesi Peralatan yang digunakan dalam
(Samanea saman Merr.) ditemukan penelitian yaitu gunting, kantung plastik,
jumlah genus dan spesies jamur endofit pisau, hotplate stirrer, hygrometer,
yang lebih besar, dengan frekuensi neraca digital, autoklaf, oven, inkubator,
kolonisasi lebih tinggi dibandingkan cawan petri, jarum inokulum, lampu
dengan daun muda (Santana, 2011:05). spiritus, gelas erlemeyer, gelas beaker,
Sampai saat ini belum ada data laminar airflow, mikropipet, pipet tetes,
yang jelas mengenai jenis-jenis jamur tisu, tusuk gigi, soil tester, hygrometer,
endofit yang terdapat pada daun termometer, pH meter dan optilab. Bahan
Jamblang. Pada penelitian sebelumnya yang digunakan dalam penelitian yaitu
telah dilakukan mengenai isolasi, seleksi, aquades, alkohol 70%, NaOCl 3%, Potato
dan uji aktivitas antimikroba kapang Dextrosa Agar (PDA) sebagai media,
endofit dari daun Jamblang terhadap Lactophenol blue dan chloramphenicol.
eserchia coli, pseudomonas aeruginosa, Prosedur Penelitian
baillus subtilis, staphylococcus aeureus, Prosedur penelitian melalui
candida albicans dan aspergilus niger´ beberapa tahapan yaitu pengambilan
dan didapatkan sebanyak 14 jenis jamur sampel, pembuatan media, isolasi jamur,
endofit yang tidak mampu diidentifikasi. pemurnian jamur, dan identifikasi jamur.
Handayani (2015:36) menyatakan bahwa Pengambilan sampel
data yang diperoleh dalam penelitian Sampel daun yang digunakan
tidak lengkap sehingga proses identifikasi dalam penelitian ini adalah daun
tidak dilakukan. Jamblang yang diambil di Desa
Ujongbatee, Aceh Besar. Sampel daun
METODE PENELITIAN yang digunakan sebanyak 9 helai yang
Tempat dan Waktu Penelitian terdiri dari 3 helai daun muda, 3 helai
Penelitian dilakukan di daun setengah tua, dan 3 helai daun tua.
Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan Daun tersebut diperoleh dari tiga
dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah tumbuhan jamblang yang berbeda lokasi.
Kuala, Banda Aceh pada 18 Juli-15 Lokasi-lokasi tersebut yaitu pada bagian
September 2016. tepi pantai, tepi jalan, dan bukit. Penentu

80
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

daun muda, setengah tua, dan tua, dilihat DGDQ\D NRQWDPLQDVL EDNWHUL PHGLD 3'$
dari letak duduk daun. Daun muda GLWDPEDNDQ GHQJDQ NORUDPIHQLNRO
terletak pada bagian ujung cabang batang, J / 3RVDQJL %DUD 0HGLD
daun setengah tua terletak di tengah VHODQMXWQ\D GLVWHULOLVDVL PHQJJXQDNDQ
cabang batang yaitu pada daun ke tiga DXWRNODI SDGD VXKX “ & WHNDQDQ DWP
dari ujung cabang batang dan daun tua selama 15 menit.
terletak pada pangkal cabang batang yaitu Isolasi jamur
pada daun ke 6 dari cabang batang. Sampel daun tumbuhan
Sampel daun yang digunakan adalah Jamblang yang telah dicuci disterilkan
daun yang masih segar, tidak layu atau dengan perendaman dalam alkohol 70%
tidak menguning dan bebas dari penyakit selama 1-3 menit, NaOCl 5% selama 5-
atau kontaminasi (tidak ada bercak hitam 10 menit, diikuti dengan alkohol 70% dan
atau jamur yang menempel pada daun). air suling dua kali secara berturut-turut
Isolasi dilakukan segera mungkin (Sharma, 2014: 808). Setelah itu sampel
setelah daun dikoleksi untuk menghindari daun dikeringkan di atas tisu steril.
kontaminasi mikrospora yang tidak Setelah kering setiap sisi daun dipotong
diinginkan melalui udara (Bacon dan dengan ukuran ±1x1 cm menggunakan
White, 1994 dalam Rahman dkk., pisau steril dalam laminar air flow dan
2012:31). Sampel daun yang telah sampel daun tersebut kemudian ditanam
dikumpulkan, harus dicuci secara aseptis pada media PDA. Isolat kemudian
dengan menggunakan air steril (Barnabas diinkubasikan pada suhu ruangan selama
dkk., 2013:100). 5-7 hari. Selama masa tersebut dilakukan
Pembuatan media pengamatan tingkat pertumbuhan jamur
Berdasarkan prosedur yang tertera endofit, jika jamur endofit telah
dalam kemasan, media PDA dibuat menunjukkan adanya sifat morfologi,
dengan cara sebanyak 39 gram PDA jamur dapat dipindahkan ke media PDA
dilarutkan dalam 1000 mL aquades. yang baru untuk memperoleh isolat
Media tersebut dicampur sampai merata murni.
dengan cara pengadukkan dan pemanasan Pemurnian jamur
menggunakan hotplate dan stirrer Pemurnian endofit bertujuan
(Handayani, 2015:23) . 8QWXN PHQFHJDK untuk memisahkan koloni endofit dengan

81
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

mengamati perbedaan morfologi koloni. pengamatan koloni meliputi warna


Pemurnian jamur dilakukan dengan cara koloni, bentuk koloni dalam cawan petri
mengambil miselium jamur yang tumbuh (konsentris dan tidak konsentris), tekstur
dengan menggunakan kawat ose steril, koloni dan pertumbuhan koloni
selanjutnya bagian dari jamur tersebut (cm/hari). Pengamatan secara
dipindahkan kembali ke media PDA mikroskopis meliputi ada tidaknya septa
steril. Hal yang sama juga dilakukan pada pada hifa (bersekat atau tidak bersekat),
miselium jamur yang memiliki morfologi pertumbuhan hifa (bercabang atau tidak
makroskopis koloni yang berbeda sampai bercabang), warna hifa dan konidia
dihasilkan biakan murni (Posangi & (gelap atau hialin transparan). Identifikasi
Bara,2014:32). jamur secara mikroskopis dapat
Identifikasi jamur dilakukan dengan metode slide culture.
Identifikasi jamur dilakukan Analisis Data
dengan cara pngamatan koloni dan Data yang diperoleh dianalisis secara
morfologi jamur secara mikroskopis. deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk
Wulandari dkk. (2014:113) mengatakan, tabel dan gambar.
³,GHQWLILNDVL GLODNXNDQ EHUGDVDUNDQ

HASIL DAN PEMBAHASAN jamur endofit yang didapat adalah


Hasil isolasi pada daun Jamblang Dactyela sp., Fusarium sp., Nigrospora
(Syzigium cumini L.) didapatkan 11 jenis sp., Acremonium sp., dan Colletotrichum
jamur yang dikelompokkan dalam 7 sp., Isolat I, Isolat III, dan Isolat IV (Tabel
genus. Jenis-jenis jamur endofit yang 1)
terdapat pada daun muda adalah Faktor fisik lingkungan yang berada
Fusarium sp., Isolat I, Paecilomyces sp., disekeliling tumbuhan inang sangat
Isolat III, Macrophomina sp., dan berpengaruh dalam perkembangan dan
Acremonium sp. Pada daun setengah tua pertumbuhan jamur endofit. Umumnya
terdapat jamur endofit Fusarium sp., faktor-faktor yang mempengaruhi
Macrophomina sp., Paecilomyces sp., pertumbuhan jamur adalah faktor
Isolat I, dan Isolat II. Pada daun tua, jenis substrat, kelembaban, suhu, derajat

82
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

keasaman (pH), dan senyawa-senyawa 44). Data faktor fisi tersebut dapat dilihat
kimia di lingkungannya (Gandjar, 2006: pada tabel 2.
Tabel 1. Jenis Jamur Endofit pada daun Jamblang (Syzigium cumini L.)
Daun Lokasi Jenis Genus
Muda I Fusarium sp. Fusarium
Isolat I -
II Paecilomyces sp. Paecilomyces
Isolat III -
III Macrophomina sp. Macrophomina
Acremonium sp. Acremonium
Setengah Tua I Fusarium sp. Fusarium
Macrophomina sp Macrophomina
Isolat II -
II Paecilomyces sp. Paecilomyces
Fusarium sp. Fusarium
Isolat I -
III Acremonium sp. Acremonium
Isolat IV -
Isolat II -
Tua I Dactylella sp. Dactylella
Fusarium sp. Fusarium
Isolat I -
Isolat III -
II Nigrospora sp. Nigrospora
III Isolat IV -
Acremonium sp. Acremonium
Colletotrichum sp. Colletotrichum

Tabel 2. Faktor Fisik Lingkungan Tumbuhan Jamblang (Syzigium cumini L.)

Lokasi Kelembaban Suhu Kelembaban Suhu pH


Udara Udara Tanah Tanah Tanah
I 70 % “& 6,2% “& 3
II 65% “& 3,5% “& 6
III 63% “& 2% “& 6

Hasil penelitian (Tabel 1) dapat endofit yang diperoleh pada daun tua
dilihat keanekaragaman jamur endofit lebih bervariasi dibandingkan daun
pada setiap usia daun Jamblang (muda, setengah tua dan daun muda. Menurut
tua, dan setengah tua). Spesies jamur Santana (2011:2) dalam Arnold &

83
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

Herre (2003) umur daun mempengaruhi Jamur Fusarium ditemukan


keberadaan jamur endofit pada hampir disemua lokasi dan jenis usia
tumbuhan. Pematangan daun akan daun tumbuhan Jamblang (Shyzigium
mempengaruhi variasi kolonisasi cumini L.). Setiadi (2000:69)
endofit pada tumbuhan. Distribusi mengatakan bahwa penyebaran
jamur endofit daun biasanya tidak Fusarium sangat ditentukan oleh faktor
homogen. Kolonisasi jamur endofit suhu dan pH. Kondisi tanah yang
yang mendominasi bagian daun tertentu lembab merupakan salah satu kondisi
mungkin berhubungan dengan struktur yang paling disukai Fusarium. Tingkat
anatomi yang lebih kompleks dan keasaman dan VXKX XGDUD GDODP WDQDK
kerentanan terhadap infeksi. MXJD EHUSHUDQ WHUKDGDS )XVDULXP \DLWX
Beberapa studi telah DGD S+ WDQDK GDQ VXKX WDQDK
menunjukkan bahwa daun tua “&. Fusarium merupakan patogen
mendukung lebih banyak jamur endofit penyebab layu pada tanaman. Patogen
dari pada daun yang lebih muda. Seperti penyebab layu ini cepat berkembang
yang dikatakan oleh Santana (2011:4) pada tanah yang terlalu basah atau
bahwa variasi yang tinggi dari jamur becek, kelembaban udara yang tinggi,
endofit pada daun dewasa bisa dan pH tanah yang rendah atau dengan
disebabkan oleh beberapa faktor. kata lain pada suhu-suhu yang kurang
Pertama, pada daun dewasa memiliki menguntungkan tanaman inang. Jamur
peran lebih menguntungkan untuk ini menginfeksi tanaman lewat mulut
kolonisasi jamur seperti adanya kulit, lentisel, kutikula, luka
perubahan biokimia daun yang (Nugraheni, 2010: 43).
mempengaruhi kolonisasi endofit untuk Jamur Paecilomyces ditemukan
distribusi endofit. Kedua, daun dewasa pada lokasi ke dua pada daun muda dan
mungkin telah mendukung keberadaan daun setengah tua. jamur paecilomyces
endofit lebih tinggi karena biomassa dapat hidup pada rentang suhu yang luas
yang lebih tinggi menyediakan sumber yaitu dapat hidup pada rentang suhu 8-
daya yang lebih untuk kolonisasi bila 38ºC, dengan suhu tumbuh optimal 26-
dibandingkan dengan daun muda. 30ºC. Jamur ini digunakan sebagai agen
biokontrol untuk mengendalikan proses

84
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

destruksi nematoda root-knot (cacing WXPEXK SDGD VXKX “& NHOHPEDSDQ


merusak akar tanaman). Paecilomyces 90%, pH sedikit asam bergantung pada
merupakan jamur endofit yang spesies, memerlukan oksigen dan
dimanfaatkan sebagai salah satu upaya sedikit mineral (Mustika & Ahmad,
pengendalian ramah lingkungan 2004: 117). Jamur Dactylella berpotensi
(Haryadi dkk., 2015: 4). sebagai pengendali hayati. Jamur ini
Jamur Nigrospora ditemukan telah diuji pada tanaman lada yang
pada lokasi II di usia dauQ WXD terjangkit penyakit kuning yang
QLJURVSRUD PHQXQMXNNDQ SHUWXPEXKDQ disebabkan oleh nematoda. Jamur ini
\DQJ VDQJDW EDLN SDGD SK GDQ VXKX mampu menekan populasi nematoda
RSWLPDO “& $UXPXJDP GNN dan mengurangi penyebaran penyakit
2015: 103). Ini memungkinkanjamur kuning yang disebabkan oleh nematoda
tersebut berada paa lokasi II. Cendawan tersebut. Pada tanaman nilam dan jahe,
ini berfungsi sebagai patogen pada penggunaan jamur nematofagus dapat
daun, ranting dan cabang (Yulianti dkk., menekan populasi nematoda parasit,
2010: 168). Jamur ini juga telah sehingga produktivitas tanaman
ditemukan tumbuh pada daun kacag meningkat (Mustika & Ahmad, 2004:
hijau dan mampu menghambat 119). Jamur ini mampu sebagai agen
petumbuhan jamur endofit terhadap pengendali hayati nematoda parasit
jamur Fusarium oxysporum dengan tanaman yaitu sebagai jamur perangkap
nilai persentase 47,78% (Arumugam (Purnomo, 2010: 171).
dkk., 2015: 100-101). Nigrospora Jamur endofit Colletotrichum
menunjukkan persentae paling besar GLWHPXNDQ GL XVLD GDXQ WXD SDGD ORNDVL
terhadap pertumbuhan jamur fusarium NHWLJD S+ RSWLPXP MDPXU LQL DGDODK
tersebut. Nigrospora merupakan jamur VHGDQJNDQ VXKX RSWLPXP \DLWX
endofit yang juga berperan sebagai “& Jamur ini ada yang bersifat
penghasil antimikroba yang dapat patogen yaitu yang menyebabkan
menghambat pertumbuhan Fusarium penyakit antraknosa pada tumbuhan.
oxyporum. Jamur patogen ini dapat ditemukan
Jamur Dactyela ditemukan pada biasanya pada daun tomat dan cabai
lokasi I di usia daun tua. -DPXU LQL (Rosanti dkk., 2014: 110). Jamur

85
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

Colletotrichum juga dapat ditemukan bercak pada daun, dan layu pada
sebagai endofit dari tanaman herba tanaman kacang kedelai. Sementara
Polygala elongata yang dikumpulkan pada tanaman jagung, jamur ini
dari Western Ghats, India dan memiliki menyebabkan busuk tangkai selama
potensi sumber antioksidan alami panas dan kondisi tanah yang kering
(Pawle & Singh, 2014: 313). (Bowen & Schapaugh, 1989: 44).
-DPXU $FUHPRQLXP VHEDJLDQ SIMPULAN
EHUVLIDW ILWRSDWRJHQ SDWRJHQ WHUKDGDS Berdasarkan hasil penelitian
WDQDPDQ GDQ GDSDW WXPEXK SDGD dapat disimpulkan, bahwa pada daun
MDULQJDQ WXPEXKDQ SDGD VXKX RSWLPXP Jamblang (Shyzigium cumini L.)
“& ,VQDLQL -DPXU terdapat 11 jenis jamur endofit, 7 jenis
Acremonium memiliki potensi diantaranya telah diidentifikasi dan
antibakteri terhadap Staphylococcus dikelompokkan ke dalam 7 genus, yaitu
aureus dan Pseudomonas aeruginosa Fusarium sp., Paecilomyces sp.,
(Bara dkk., 2015: 28). Jamur ini juga Macrophomina sp., Acremonium sp.,
telah diisolasi dari jaringan ranting Dactyela sp., Nigrospora sp., dan
tumbuhan Kandis Gajah dan telah Colletotrichum sp. Jenis-jenis jamur
diteliti mampu menghasilkan senyawa endofit yang terdapat pada daun muda
antioksidan. Acremonium merupakan adalah Fusarium sp., Isolat I,
penginduksi terbaik dalam Paecilomyces sp., Isolat III,
pembentukan senyawa gaharu pada Macrophomina sp., dan Acremonium
klon tanaman gaharu Aquilaria filaria sp. Pada daun setengah tua terdapat
(Rahmawati & Mathius, 2015: 65) dan jamur endofit Fusarium sp.,
mampu berpotensi sebagai pengendali Macrophomina sp., Paecilomyces sp.,
hayati. Isolat I, dan Isolat II. Pada daun tua,
Jamur Macrophomina mampu hidup jenis jamur endofit yang didapat adalah
pada suhu optimum untuk pertumbuhan Dactyela sp., Fusarium sp., Nigrospora
jamur yaitu 30-35° C (Akhtar dkk., sp., Acremonium sp., dan
2011: 321). Jamur Macrophomina Colletotrichum sp., Isolat I, Isolat III,
merupakan jamur patogen yang dan Isolat IV.
menyebabkan busuk pada batang dan

86
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

DAFTAR PUSTAKA Biological & Pharmaceutical


Research, 4(2): 98-104.
Akhtar, K. P. , Sarwar, G., Dan Arshad, Bowen, C. R. And Schapaugh Jr., W. T.
H. M.I. 2011. Macrophomina 1989. Relationships Among
Phaseolina Causing Charcoal Charcoal Rot Infection, Yield,
Rot Disease Of Sesame. And Stability Estimates In
Archives Of Phytopathology Soybean Blends. Crop Science,
And Plant Protection, 44(4): 29:42-46.
320-333.
Chaudhary, B. dan Mukhopadhay, K.
2012. Syzigium cumini (L)
Arifin, H., Anggraini, N., Handayani, D.
Skeels: A Potential Source of
2006. Standarisasi Ekstrak
Nutraceuticals. Internatioal
Etanol Daun Eugenia cumini
Journal of Pharmacy and
Merr. Jurnal Sains Tek.
Biological Sciences, 2(1): 46-53.
Farmasi, 2(1): 1-6.
Arumugam, G.K., Srinivasan, S.K., Gandjar, I., Samson, R. A., Vermeulen,
Joshi, G., Gopal, D., dan K. T., Oetari, A., dan Santoso, I.
Ramalingam, K. 2015. 2000. Pengenalan Kapang
Production And Tropik Umum. Jakarta: Yayasan
Characterization Of Bioactive Obor Indonesia.
Metabolites From Piezotolerant Handayani, P. N. 2015. Isolasi, Seleksi,
Deep Sea Fungus Nigrospora dan Uji Aktivitas Antimikroba
Sp. In Submerged Fermentation. Kapang Endofit dari Daun
Jurnal Application Of Tanaman Jamblang (Syzygium
Microbiologi, 118(1):99-111. Cumini L.) Terhadap Eserchia
coli, Pseudomonas aeruginosa,
Baillus subtilis, Staphylococcus
Bara, R. A., Kandou, G. D., Ola, A. R. aeureus, Candida albicans dan
B., Dan Posangi, J. 2015. Aspergilus niger. Skripsi tidak
Analisis Senyawa Antibiotik diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif
Dari Jamur Simbion Yang Hidayatullah Jakarta.
Terdapat Dalam Ascidians
Didemnum Molle Di Sekitar +DQLDK 0 ´,VRODVL -DPXU
Perairan Bunaken-Sulawesi Endofit dari Daun Sirih (Piper
Utara. Jurnal Lppm Bidang Betle L.) Sebagai Antimikroba
Sains Dan Teknologi, 2(2): 20- Terhadap Eshericia coli,
30. Staphylococcus aereus dan
&DQGLGD DOELFDQV´. Skripsi tidak
Barnabas, J., Murthy, S. S., dan diterbitkan. Malang: Fakultas
Jagdeesh. 2013. Antimicrobial Sains dan Teknologi Universitas
Properties of Endophytic Fungi Islam Negeri Malang.
Isolated from Cynodon dactylon
and Moringa oliefera.
International Journal of

87
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

Haryadi, N. T., Wahyudi, R., dan Majid, 2015 dari


A. 2015. Aplikasi Kombinasi http://jurnal.unsyiah.ac.id/JBE/a
Agens Hayati Cendawan rticle/view/457.
Paecilomyces fumosoroseus dan
Nematoda Patogen Serangga Mustika, I. dan Ahmad, R.Z. 2004.
Untuk Mengendalikan Hama Peluang Pemanfaatan Jamur
Kutukebul (Bemisia tabaci). Nematofagus Untuk
Berkala Ilmiah Pertanian, Mengendalikan Nematoda
10(10): 1-5. Parasit Pada Tanaman dan
Ternak. Jurnal Litbang
Isnaini, M., Muthananas, I. K. D., dan Pertanian, 23(4): 115-122.
Jaya. 2010. Studi Pengetahuan
Tentang Penyakit Busuk Batang 1XJUDKHQL ( 6 ³.DUDNWHULVDVL
Pada Tanaman Buah Naga Di Biologi Isolat-Isolat Fusarium
Kabupaten Lombok Utara. Sp. Pada Tanaman Cabai Merah
Laporan penelitian. Mataram: (Capsicum Annuum L.) Asal
Pusat Penelitian Universitas %R\RODOL´ Skripsi Tidak
Mataram. Diterbitkan. Malang: Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas
Larran, S. C., Monaco, dan Alippi, H. E.
Maret.
2001. Endophytic Fungi in
Leaves of Lycopersicon Pawle, G. Dan Singh, S. K. 2014.
esculentum Mill. World. Journal Antioxidant Potential Of
of Microbiology and Endophytic Fungus
Biotechnology, 17: 181-184. Colletotrichum Species Isolated
From Polygala Elongata.
Molina, G., Pimentel, M., Bertucci, T., International Journal Of Pharma
dan Pastore, G. 2012. And Bio Sciences, 5 (3) : 313±
Application of Fungal 319.
Endophytes in Biotechnologcal
Processes. The Italian Posangi, J. dan Bara, R. A. 2014.
Assotiation of Chemical Analisis Aktivitas dari Jamur
Enginering, 27: 289-294. Endofit yang Terdapat Dalam
Tumbuhan Bakau Avicennia
Mudiana, D. 2007. Perkecambahan
Marina Di Tasik Ria Minahasa.
Syzygium cumini (L.) Skeels.
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis,
Germination of Syzygium cumini
1(1): 30-38.
(L.) Skeels. Biodiversitas, 8(1):
39-42. Purnomo, H. 2010. Pengantar
0XNKOLV ³(NVWUDVi Zat Warna Pengendalian Hayati.
Alami dari Kulit Batang Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jamblang (Syzygium cumini L.)
Radji, M. 2005. Peranan Bioteknologi
Sebagai Bahan Dasar Pewarna
dan Mikroba Endofit dalam
7HNVWLO´ Jurnal Biologi
Pengembangan Obat Herbal.
Edukasi, Vol. 03, No. 01.
Majalah Ilmu Kefarmasian,
Diakses pada 11 November
II(3): 113±126.

88
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

Rahman, A., Selim, E., dan El-Diwany. (Fabaceae). Acta Bitanica


2012. Biology of Endophytic Brasilica, 25(4): 1-5.
Fungi. Current Research in
Environmental & Applied Tudjuka, K., Ningsih, S., dan Toknok,
Mycology, 2(1): 31±82. B. 2014. Keanekaragaman Jenis
Tumbuhan Obat Pada Kawasan
Rahmawati, D. Dan Mathius, N. T. Hutan Lindung Di Desa Tindoli
2015. Analisis Keragaman Kecamatan Pamona Tenggara
Genetik Acremonium Yang Kabupaten Poso. Warta Rimba,
Berasosiasi Dengan Tanaman 2(1): 120-128.
Gaharu Menggunakan Teknik
Random Amplified Valera, M. C., Silva, L. E., Carvalho, C.
Polymorphic Dna (Rapd), dan Lima, R. S. 2009.
Jurnal Agro Biogen, 5(2):65-70. Antimicrobial Activity of
Sodium Hypochlorite
Rosanti, K. T., Sastrahidayat, I. R., dan Assosiated with Intracanal
Abadi, A. L. 2014. Pengaruh Mediacation for Candida
Jenis Air Terhadap albicans and Enterococcus
Perkecambahan Spora Jamur Faecalis Inoculated in Root
Colletotrichum capsici Pada Canals. Journal Application
Cabai dan Fusarium oxysporum Oral Science, 17(6): 555-559.
f. sp. lycopersicii pada Tomat.
Jurnal HPT, 2(3): 109-120. Visalakchi, S., dan Muthumary, J. 2010.
Taxol (Anticancer Drug)
Setiadi. 2000. Bertanam Melon Edisi Producing Endophytic Fungi:
Revisi. Jakarta: Penebar An Overview. International
Swadaya. Journal of Pharma and Bio
Sciences, 1(3): 1-9.
Selim, K.A., EL-Beih, A.A., Rahman,
Wulandari, D., Sulistyowati, L.,
A., dan EL-Diwany, A. 2012.
Muhibuddin, A. 2014.
Biology of Endophytic Fungi.
Keanekaragaman Jamur Endofit
Current Research in
Pada Tanaman Tomat
Environmental & Applied
(Lycoperpesicum esculentum
Mycology, 2(1): 31±82.
Mill) dan Kemampuan
Sah, A. K. dan Verma, V. K. 2011. Antagonisnya terhdadap
Syzygium cumini: An Overview. Phytophthora infestans. Jurnal
Journal of Chemical And HPT, 2(1): 110-118.
Pharmateutical Research, 3(3): Yulianti, B., Muhammad, Z., dan
108-113. Widodo. 2010. Identifikasi
Cendawan Pada Benih Acacia
Santana. F. 2011. Distribution of the
Mangium. Prosiding Seminar
Endophytic Fungi Community
Hasil Peneliti. Balai Litbang
in Leaves of Bauhinia brevipes
Teknologi Perbenihan Fakultas
Pertanian IPB.

89
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Vol 2, No 2 (2017); Mei 2017

90

Anda mungkin juga menyukai