Anda di halaman 1dari 20

ANGGARAN DASAR

BADAN PENGELOLA HIPPAM


“TIRTA BUANA“

Kantor Sekretariat : JL . Abdul Jalil No. 1, Kemantren III, RW 13


Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang
http://hippamtirtabuana.blogspot.com
ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN PENGELOLA HIPPAM “TIRTA BUANA”

MUQODDIMAH

HIPPAM adalah singkatan dari Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum yang
merupakan kumpulan warga masyarakat yang memakai air bersih dari sumber air
artesis. Badan Pengelola HIPPAM adalah wadah atau lembaga yang sah menurut
perundangan dan peraturan pemerintah untuk menyelenggarakan dan mengelola
sistem penyediaan air bersih demi kepentingan masyarakat. Bergerak dibidang jasa
penyediaan air bersih dengan sistem yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sistem
pengelolaan HIPPAM lebih berorientasi sosial (bukan profit).
Sistem kelembagaannya terdiri dari ketua, sekeretaris dan bendahara, selain itu
ada juga pengawas, dengan SK dari Lurah kepengurusan HIPPAM sudah dirasa
cukup kuat untuk eksis dan bekerja, adapun kepengurusan dipilih langsung oleh
masyarakat pemakai air bersih dengan azas musyawarah mufakat dan azas
demokratis dimana kebijakan dan keputusan tertinggi terletak pada forum atau
musyawarah, dengan demikian berarti pengurus hanya dapat mengambil kebijakan
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disetujui
warga sebagai pemanfaat penuh air bersih.
Demikian mukaddimah Anggaran Dasar Badan Pengelola HIPPAM TIRTA
BUANA ini disusun dan disepakati, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Anggaran Dasar Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA. Selanjutnya atas dasar
pemikiran tersebut disusunlah Anggaran Dasar Badan Pengelola HIPPAM TIRTA
BUANA yang terurai dalam Bab dan Pasal sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
BADAN PENGELOLA HIPPAM “TIRTA BUANA”

BAB I
NAMA, TEMPAT DAN KEDUDUKAN, JANGKA WAKTU DAN LINGKUP KERJA
Pasal 1
1. Nama lembaga masyarakat pengelola sarana air bersih ini adalah Badan
Pengelola HIPPAM “TIRTA BUANA” atau disingkat menjadi BP. HIPPAM
“TIRTA BUANA”
2. Badan Pengelola HIPPAM ini bertempat dan berkedudukan di : RT 07 RW 13 ,
Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang.
3. Badan Pengelola Sarana Air Bersih ini didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas
terhitung mulai disahkan.
4. Lingkup Kerja Badan Pengelola Sarana Air Bersih ini meliputi RW 13 Kelurahan
Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang dan sekitarnya.

BAB II
STATUS, ASAS DAN PRINSIP
Pasal 2
1. Badan Pengelola HIPPAM “TIRTA BUANA” ini berstatus Otonomi dan Non
Formal.
2. Badan Pengelola HIPPAM “TIRTA BUANA” ini berazaskan PANCASILA,
kebersamaan dan kesetiakawanan serta berdasarkan Undang-Undang Dasar
1945.
3. Badan Pengelola HIPPAM ini melaksanakan tugas berdasarkan prinsip-prinsip
demokrasi, transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan desentralisasi.

BAB III
PERAN, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 3
1. Peran Badan Pengelola HIPPAM adalah :
a. Mewujudkan tercapainya tujuan berdirinya HIPPAM melalui pengelolaan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana air bersih agar mempunyai manfaat yang
berkesinambungan serta mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat.
b. Dengan tersedianya air bersih sampai ke pemukiman, dan adanya dana
perbaikan sarana yang belum digunakan dapat mendorong daya produksi dan
menumbuhkan usaha baru dalam rangka meningkatkan daya produksi
masyarakat RW 13 Kelurahan Bandungrejosari terutama bagi golongan
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Badan
Pengelola Air Bersih.
d. Sebagai lembaga pemberdayaan yang merupakan wahana kesatuan sosial
dan menjembatani kesenjangan sosial ekonomi masyarakat.
e. Sebagai mitra Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pemerintah dan upaya
pelayanan masyarakat berpenghasilan rendah melalui pelayanan air bersih.
2. Tujuan didirikannya Badan Pengelola HIPPAM ini adalah untuk memfasilitasi
peningkatan kesehatan, daya produksi, cakupan air minum, taraf hidup sosial dan
ekonomi para anggotanya, yaitu dengan :
a. Mempelajari bersama serta menanamkan pengertian dan tata laksana
mengenai pemanfaatan dan pemeliharaan sarana air bersih dan sanitasi, serta
kegiatan lainnya yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Mengembangkan sikap produktif diantara para anggota agar lebih sadar diri
dan bertanggungjawab terhadap kelompoknya.
c. Untuk mengelola dan membina pengembangan usaha pemanfaatan air bersih
yang telah ada.
3. Badan Pengelola HIPPAM ini menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Mendorong kesadaran masyarakat bahwa pemeliharaan sarana air bersih
menjadi tanggungjawab bersama.
b. Menanam pohon untuk penghijauan disekitar sumber air/mata air.
c. Mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat dengan menjalankan PHBS
(Perilaku Hidup bersih dan Sehat).
d. Menertibkan sambungan rumah dan sambungan kran umum dan perluasan
sambungan terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
e. Menghitung harga pokok air yang diproduksi dan yang dapat dijual kepada
masyarakat dengan memperhitungkan kehilangan air.
f. Harga pokok air dihitung dengan membagi rencana biaya pemeliharaan,
perbaikan dan rehabilitasi serta biaya Badan Pengelola air termasuk
pemeliharaan kecil dengan jumlah produksi air atau jumlah air yang dapat di
jual kepada masyarakat.
g. Melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana air bersih,
serta biaya pengelolaan secara efisien (berdaya guna), efektif (berhasil guna),
ekonomis (biaya relative murah) agar harga air yang disalurkan kepada
masyarakat tidak memberatkan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
h. Dengan mengelola aktiva tetap bantuan Dinas Cipta Karya berupa sarana air
bersih secara efisien, efektif, dan ekonomis diharapkan terdapat sisa dana
khususnya dana pemeliharaan yang belum atau tidak terpakai.

BAB IV
VISI DAN MISI

Pasal 4
1. Visi dari Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA adalah :
Menjadi pengelola penyediaan air minum yang berkelanjutan, amanah, dan
profesional bagi masyarakat.
2. Misi dari Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA ini adalah :
a. Memenuhi kebutuhan penyediaan jasa air minum yang diperlukan
masyarakat.
b. Mengembangkan usaha-usaha baru yang terkait dengan jasa penyediaan air
minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pengembangan sarana
air bersih.
d. Memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat pemakai air bersih.

BAB V
KELEMBAGAAN
Pasal 5
1. Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA ini mempunyai alat kelembagaan
sebagai berikut :
a. Musyawarah HIPPAM.
b. Pengurus HIPPAM.
c. Anggota/Pelanggan HIPPAM.
2. Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA dikelola secara professional.
3. Pengurus harian Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara.
4. Dalam melaksanaan tugas dan kewajibannya pengurus harian Badan Pengelola
HIPPAM TIRTA BUANA dibantu oleh :
a. Pengawas adalah Perwakilan Masyarakat/Penduduk Pemakai Air Minum
diwilayah pelayanan HIPPAM yang berfungsi sebagai alat pengawasan
terhadap kinerja pengurus, pemberi masukan kebijakan dan media sosialisasi
bagi kinerja Pengurus HIPPAM. Serta mengelola informasi, Pengaduan
Pelanggan dan Media Komunikasi dan informasi bagi HIPPAM kepada
pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Divisi Instalansi dan Jaringan (Team Teknik) BP. HIPPAM TIRTA BUANA
berfungsi mengelola kegiatan pengembangan jaringan dan pemeliharaan
seluruh asset HIPPAM TIRTA BUANA.
c. Divisi Pencatatan Meter dan Penagihan BP. HIPPAM TIRTA BUANA berfungsi
melakukan pencatatan meter bagi pelanggan/penduduk pemakai air minum
setiap bulannya dan melakukan penagihan bagi pelanggan yang menunggak
pembayaran rekening air di wilayah pelayanan.
d. Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BP. HIPPAM TIRTA BUANA
berfungsi melakukan kajian, analisa dan pengembangan pelayanan air minum
baik pada sisi kwalitas maupun kwantitas air.
e. Divisi Logistik BP. HIPPAM TIRTA BUANA berfungsi mengelola kebutuhan
sarana, bahan dan alat bagi kebutuhan pemasangan dan pengembangan
jaringan air bersih serta mencatat data asset HIPPAM.

Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Yang dimaksud anggota adalah setiap individu yang telah terdaftar sebagai
pelanggan HIPPAM.
2. Yang dapat menjadi anggota HIPPAM “TIRTA BUANA” adalah seluruh
masyarakat pemanfaat sarana air bersih, yang berada di RW 13 Kelurahan
Bandungrejosari, dan sekitarnya yang :
a. Telah mampu melaksanakan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam
perwalian).
b. Mempunyai sumber penghidupan sendiri, atau sekurang-kurangnya hidup
tidak lagi menjadi tanggungan orang lain.
c. Setuju dan bersedia melaksanakan semua ketentuan/peraturan Badan
Pengelola HIPPAM.
d. Sanggup/bersedia memenuhi kewajiban sebagai anggota HIPPAM.
3. Setiap anggota/pelanggan mempunyai hak :
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam pertemuan
anggota atas dasar satu anggota satu suara.
b. Dalam pengambilan keputusan, agar berpihak pada kepentingan masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
c. Memilih dan atau dipilih menjadi Pengurus Badan Pengelola HIPPAM TIRTA
BUANA.
d. Meminta diadakan pertemuan anggota menurut ketentuan dalam anggaran
dasar.
e. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Badan Pengelola Sarana Air
Bersih diluar pertemuan baik diminta atau tidak.
f. Mendapat pelayanan dan pembinaan yang sama.
g. Melakukan pengawasan atas jalannya Badan Pengelola HIPPAM TIRTA
BUANA.
h. Menikmati pelayanan air bersih dan hasil-hasil usaha seperti yang diatur
dalam anggaran dasar.
4. Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. Secara aktif ikut memelihara sarana air bersih agar memberikan manfaat yang
berkesinambungan.
b. Menjaga lingkungan kesehatan, termasuk untuk lingkungan/kebersihan sumur
gali.
c. Memelihara sumber air dengan melakukan penghijauan disekitar mata air.
d. Berperilaku hidup bersih dan sehat termasuk kesediaan membangun jamban
keluarga karena kesadaran sendiri.
e. Mentaati dan melaksanakan AD-ART.
f. Membela kepentingan dan nama baik Badan Pengelola HIPPAM TIRTA
BUANA, ikut hadir dan aktif mengambil peranan dalam pembuatan AD-ART
serta mentaati keputusan-keputusannya.
g. Membayar uang/iuran langganan air bersih tepat waktu.
h. Ikut menanggung resiko apabila dana yang terkumpul tidak cukup untuk
memperbaiki/merehabilitasi sarana air bersih atau kerusakan aset-aset
lainnya.*
5. Keanggotaan lembaga ini mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam Buku Daftar Anggota/Pelanggan.
6. Keanggotaan berakhir bilamana anggota/pelanggan :
a. Berhenti atas permintaan sendiri.
b. Tidak membayar uang langganan air selama 3 bulan berturut-turut.
c. Melakukan perbuatan yang bertentangan atau menyimpang dari usaha agar
sarana air bersih mempunyai manfaat yang berkesinambungan.
d. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan.
e. Pindah ke daerah lain sehingga tidak mampu lagi memenuhi kewajiban
sebagai anggota sebagaimana mestinya.
7. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam Buku Daftar Anggota.
8. Setiap individu yang diberhentikan oleh pengurus dapat menjadi anggota/
pelanggan kembali dengan memenuhi syarat-syarat keanggotaan/pelanggan baru.

Pasal 7
PENGURUS
Untuk mengatur dan menyelenggarakan kegiatan HIPPAM “TIRTA BUANA” perlu
dibentuk pengurus yang menjalankan tata laksana kelembagaan, yaitu :
1. Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA adalah lembaga yang dibentuk dari,
oleh dan dalam Rapat Anggota (Pleno Masyarakat).
2. Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Divisi Instalasi dan Jaringan (Tim Teknik), Divisi Pencatatan Meter dan Penagihan
Rekening Air, Divisi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG), dan Divisi Logistik.
3. Yang dapat dipilih menjadi pengurus lembaga ini adalah mereka yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memiliki sifat jujur, aktif, trampil bekerja dan berdedikasi terhadap lembaga ini.
b. Meletakkan kepentingan organisasi (lembaga) diatas kepentingan pribadi.
c. Mempunyai pengertian dan wawasan yang cukup terhadap kondisi,
kemampuan masyarakat dan tata laksana lembaga ini.

Pasal 8
a. Masa jabatan pengurus yaitu selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali
sesudahnya.
b. Bilamana seorang pengurus berhenti sebelum masa jabatannya, maka jabatannya
dapat ditempati oleh anggota yang lain atas dasar pengangkatan pengurus.

Pasal 9
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
1. Setiap anggota pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA mempunyai hak untuk :
a. Berbicara , bersuara, mengeluarkan pendapat, bertanya dan mengajukan usul
secara lisan maupun tertulis.
b. Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA selama memegang jabatannya berhak
mendapat imbalan/honor yang disesuaikan dengan beban tugasnya dan
kemampuan keuangan BP. HIPPAM TIRTA BUANA.
2. Setiap anggota Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA mempunyai Kewajiban
untuk :
a. Menjaga dan memelihara nama baik Kelurahan Bandungrejosari;
b. Menjaga nama baik HIPPAM TIRTA BUANA;
c. Memegang teguh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
serta disiplin HIPPAM TIRTA BUANA;
d. Dalam melaksanakan pengembangan jaringan dan pengelolaan HIPPAM
harus selalu mengacu pada program kerja yang telah ditetapkan;
e. Melakukan pencatatan meter anggota/pelanggan setiap bulannya.
f. Melakukan Laporan Pertanggung Jawaban secara berkala dan setiap masa
akhir jabatan melalui musyawarah anggota/pelanggan HIPPAM.
g. Bekerja sama secara terbuka dan bersikap membantu terhadap monitoring
dan evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Pembina SPAM ,
maupun Asosiasi HIPPAM Kota Malang.

Pasal 10
TUGAS PENGURUS
Pengurus bertugas untuk :
1. Mengelola organisasi Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA.
2. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Badan Pengelola
HIPPAM TIRTA BUANA.
3. Mewakili BP. HIPPAM TIRTA BUANA diluar dan dihadapan pengadilan.
4. Memberikan pelayanan yang baik bagi keberlangsungan HIPPAM TIRTA BUANA.
5. Merumuskan secara partisipatif Perencanaan Jangka Menengah (3 tahun)
program pelayanan dan pengembangan jasa air minum.
6. Mampu bertindak sebagai forum pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pelayanan air minum.
7. Menumbuh kembangkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin
agar mampu meningkatkan kesejahteraannya.
8. Membangun transparansi melalui berbagai media diantaranya papan
pengumuman, sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan bulanan, laporan
triwulanan, melakukan rapat secara terbuka.
9. Merumuskan, menyusun dan menetapkan aturan main termasuk sanksi, dalam
upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air bersih.
10. Mampu bertindak, berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan pihak luar dalam
rangka channeling maupun kemitraan.

Pasal 11
RAPAT ANGGOTA
1. Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi, dimana setiap anggota/pelanggan
wajib menghadirinya dengan memperhatikan keterwakilan perempuan dan laki-
laki.
2. Rapat Anggota/pelanggan dilakukan secara teratur pada setiap tahun.
3. Setiap keputusan yang diambil dalam rapat anggota/pelanggan sejauh mungkin
dapat di ambil secara musyawarah untuk mufakat. Jika tidak dapat diambil secara
mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak yang diambil dari
anggota yang memiliki hak suara di dalam rapat.
4. Usulan dari masyarakat kurang mampu agar lebih mendapat perhatian.

Pasal 12
QUORUM
1. Rapat Anggota/pelanggan sah jika dihadiri oleh lebih dari separuh anggota yang
memiliki hak suara, diantaranya sebesar 50% dari kelompok berpenghasilan
rendah dan memperhatikan keterwakilan perempuan.
2. Jika Rapat Anggota/pelanggan tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi
quorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka Rapat Anggota
ditunda paling lama 10 (sepuluh) hari.
3. Bilamana perkembangan anggota/pelanggan semakin banyak maka rapat anggota
tahunan didasarkan pada perwakilan wilayah/sektor yang telah dibentuk dan
disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada.
4. Rapat anggota/pelanggan pada ayat (3) pasal ini dianggap sah, jika dihadiri oleh
lebih dari separuh anggota yang memiliki hak suara yang menerima undangan
yang diedarkan pengurus.
5. Bilamana hal yang dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (4) pasal ini juga tidak dapat
dicapai maka setelah dilakukan penundaan selama satu jam rapat dapat
dilaksanakan dan dianggap sah adanya.
6. Anggota/pelanggan yang tidak hadir dalam Rapat Anggota/pelanggan suaranya
tidak dapat diwakilkan kepada anggota lain.

Pasal 13
RAPAT PENGURUS
1. Rapat Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA merupakan forum anggota
/pengurus HIPPAM terpilih untuk mengambil keputusan dan atau menetapkan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
2. Rapat Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA dilaksanakan sekurang-kurangnya 3
bulan sekali.
3. Rapat Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA dapat dilaksanakan apabila dihadiri
oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah pengurus BP.
HIPPAM TIRTA BUANA.
4. Bila yang hadir belum memenuhi setengah ditambah satu dari pengurus HIPPAM,
maka rapat pengurus tidak bisa dilaksanakan.
5. Bila Ketua BP. HIPPAM TIRTA BUANA berhalangan hadir, maka rapat pengurus
BP. HIPPAM TIRTA BUANA tetap dapat dilaksanakan dengan menunjuk salah
satu Ketua, Sekretaris atau Bendahara untuk memimpin rapat.

Pasal 14
PERGANTIAN PENGURUS
1. Jika ada Anggota Pengurus BP. HIPPAM yang berhenti karena sesuatu hal, maka
penggantinya harus melalui Musyawarah HIPPAM.
2. Jika ada pengurus HIPPAM yang masih aktif ternyata masih bisa menjalankan
HIPPAM dengan baik dan efektif, maka tidak perlu dilakukan penggantian dan
atau penambahan Anggota Pengurus HIPPAM.

BAB VI
KEUANGAN DAN PEMBUKUAN
Pasal 15
Sumber Keuangan
Sumber Keuangan (Modal) BP. HIPPAM TIRTA BUANA diperoleh dari :
1. Sumber pendanaan berasal dari bantuan hibah pemerintah pusat dan daerah.
2. Biaya pemakaian air oleh anggota/pelanggan HIPPAM.
3. Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA dapat menerima bantuan dari pihak lain
yang sifatnya tidak mengikat dan atau dapat mempengaruhi tujuan pengelolaan
sarana air bersih oleh Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA dan atau bantuan
dana kemitraan atau chanelling dari pihak swasta.

Pasal 16
1. Pengelolaan sarana air bersih bantuan Kegiatan Dinas Cipta Karya tidak boleh
untuk tujuan lain.
2. Pemilikan dan pengelolaan sarana air bersih HIPPAM Tirta Buana di RW 13
Kelurahan Bandungrejosari tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain.

Pasal 17
1. Pemeliharaan sarana air bersih dan biaya Badan Pengelola HIPPAM dilakukan
dengan efisien, efektif, dan ekonomis sehingga pembebanan uang
iuran/langganan air tidak memberatkan masyarakat.
2. Untuk pemeliharaan dan perbaikan/rehabilitasi/penggantian sarana air minum atau
aset yang rusak sejauh mungkin dibiayai dari uang iuran atau langganan dari
masyarakat.
3. Atas dasar keputusan rapat anggota/pelanggan, lembaga dapat menarik
sumbangan sukarela dari masyarakat sebagai tambahan untuk biaya perbaikan.

Pasal 18
Laporan Keuangan
1. Tahun Buku Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA adalah tahun almanak.
2. Badan Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA membuat laporan secara berkala yaitu
tri wulan, enam bulanan dan tahunan disesuaikan dengan variabel kinerja BP.
HIPPAM.
3. Dalam pengelolaan keuangan BP. HIPPAM TIRTA BUANA menggunakan prinsip
Tranparansi dan Akuntabilitas,

Pasal 19
Penggunaan Dana
Penggunaan dana hasil dari pendapatan HIPPAM diatur untuk BOP organisasi,
penambahan modal, pemeliharaan sarana dan prasarana HIPPAM, dan kegiatan
sosial.

BAB VII
PERHITUNGAN HARGA JUAL AIR KEPADA MASYARAKAT
Pasal 20
1. Perhitungan harga air yang disalurkan atau disebut juga penentuan tarif
didasarkan kepada perhitungan pada kondisi sarana air bersih berfungsi
maksimum sesuai perencanaan.
2. Dalam penerapannya diperlukan penyesuaian tergantung tingkat perkembangan
pengelolaan sehingga sarana dapat berfungsi dengan baik dengan menggunakan
harga jual atau tarif yang telah ditetapkan.
3. Air yang disalurkan kepada masyarakat adalah air yang diproduksi melalui sarana
penyediaan air bersih yang dikelola termasuk didalamnya adalah perkiraan
kebocoran dan penggunaan air yang terbuang pada unit pengolahan.
4. Produksi air yang disalurkan kepada masyarakat adalah air yang disalurkan
melalui kran umum, hidran umum dan sambungan rumah yang banyaknya dapat
diukur melalui pemasangan alat meter air maupun alat ukur lain yang
keabsahannya disepakati bersama.
5. Penyaluran air kepada masyarakat harus mempertimbangkan faktor keberpihakan
kepada kelompok miskin yaitu dengan memberikan harga yang lebih murah dari
harga yang dibebankan kepada kelompok menengah dan kaya. Demikian halnya
penyaluran air atau tarif melalui kran umum harus lebih murah dari penyaluran air
atau tarif menggunakan sambungan rumah.
6. Penentuan tarif progresif perlu diterapkan untuk menghindari pemakaian air yang
berlebihan dan dikenakan terhadap sambungan rumah tangga maupun pemakaian
melalui kran umum.
7. Untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan, dilakukan dengan
memperbanyak sambungan rumah dengan beban biaya yang serendah mungkin
dari masyarakat.
8. Harga produksi air yang disalurkan dihitung dengan cara membagi produksi air
dengan biaya pengelolaan menurut waktu tertentu.
9. Biaya pengelolaan merupakan penjumlahan antara biaya penyusutan, biaya
operasi, biaya pemeliharaan serta biaya pengembangan.
10. Biaya penyusutan memperhitungkan umur teknis dari unit-unit bangunan utama
sarana air minum yang dianggap penting. Untuk umur teknis kran umum / hidran
umum pompa diperkirakan 4-5 tahun, untuk bangunan lainnya berkisar antara 10
sampai dengan 15 tahun. Perhitungan biaya penyusutan menggunakan cara
sederhana metode garis lurus dengan anggapan tidak ada nilai sisa.
11. Dalam menentukan biaya pemeliharaan dan biaya pengembangan adalah dengan
mempertimbangkan perkembangan yang terjadi sejalan beroperasinya sarana.
Pada tahap awal beroperasi, besarnya biaya pemeliharaan dan pengembangan
ditetapkan berdasarkan prosentase terhadap nilai investasi. Selanjutnya dapat
ditetapkan berdasarkan kebutuhan nyata setelah 1 – 2 tahun pengalaman
mengelola sarana air bersih.
BAB VIII
LAMBANG
Pasal 21
Lambang BP. HIPPAM TIRTA BUANA

1 2

3 4

Keterangan dan Makna Lambang :


1. Bola dunia melambangkan sebuah bumi yang memiliki kandungan kekayaan alam
yang melimpah.
2. Gambar mata air berwarna putih dengan garis melintang menerangkan bahwa
sumber air yang dikelola berasal dari air bumi artesis. Air merupakan sumber
kehidupan bagi mahkluk di dunia baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
3. Gambar pita melambangkan tali ikatan yang menghimpun penduduk dalam satu
wadah himpunan penduduk pemakai air minum.
4. HIPPAM TIRTA BUANA adalah nama Badan Pengelola air bersih dari sumber air
artesis.
4. Warna biru melambangkan kepercayaan diri.
5. Warna hijau melambangkan kesuburan, kedamaian, dan keseimbangan. Berkesan
menyejukkan, mengayomi dan memberikan keteduhan.
6. Warna putih melambangkan kesucian dan ketulusan hati.

BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
Hal-hal yang tidak di atur atau kurang cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BP. HIPPAM TIRTA BUANA atau peraturan
lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 23
1. Perubahan terhadap Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan apabila mendapat
setidak-tidaknya 2/3 (dua pertiga) suara dari jumlah anggota/pelanggan yang hadir
dan memiliki suara dalam Rapat Anggota.
2. Bilamana terjadi perubahan-perubahan terhadap Anggaran Dasar ini maka perlu
dibuat catatan perubahan Anggaran Dasar dan disampaikan kepada seluruh
anggota selambat-lambatnya satu minggu setelah terjadinya perubahan.
BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 24
Apabila ada keputusan-keputusan baru yang disepakati oleh rapat anggota maka
keputusan-keputusan tersebut dapat dimasukkan sebagai aturan tambahan yang juga
harus dipatuhi oleh seluruh anggota/pelanggan HIPPAM TIRTA BUANA.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 25
1. Ketentuan-ketentuan yang ada dalam Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan
oleh Rapat Anggota.
2. Hal-hal yang lebih operasional akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BP.
HIPPAM TIRTA BUANA.

Ditetapkan di : Malang
Tanggal : 21 September 2017

RW 13 KELURAHAN BANDUNGREJOSARI KECAMATAN SUKUN


KOTA MALANG

Pimpinan Rapat

DARMADJI SUHARIYANTO
Ketua Sekretaris
Saksi-saksi

SIH WANTJANA EMI SRI EKOWATI


Anggota 1 Anggota 2

Mengetahui,
LURAH BANDUNGREJOSARI

ZAINUL AMALI, S.SoS, M.Si


Pembina
NIP. 19641109 1988101 1 001
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN PENGELOLA HIPPAM
“TIRTA BUANA“

Kantor Sekretariat : JL . Abdul Jalil No. 01, Kemantren III, RW 13


Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang
http://hippamtirtabuana.blogspot.com
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN PENGELOLA HIPPAM “TIRTA BUANA”

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Keanggotaan
1. Permohonan untuk menjadi anggota/pelanggan HIPPAM TIRTA BUANA diajukan
oleh calon anggota/pelanggan kepada pengurus secara tertulis dengan
menggunakan formulir yang sudah disediakan oleh BP. HIPPAM TIRTA BUANA.
Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak di terimanya permohonan
calon anggota/pelanggan, pengurus harus memberi jawaban tentang penerimaan
atau penolakan permohonan tersebut, sebagaimana termaktub dalam Anggaran
Dasar.
2. Seorang calon anggota/pelanggan baru bisa dianggap menjadi anggota/pelanggan
penuh, dengan segala hak dan kewajibannya setelah memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan oleh BP. HIPPAM TIRTA BUANA.

Pasal 2
Syarat Menjadi Anggota/pelanggan
1. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota/pelanggan HIPPAM.
2. Foto copy KTP dan KK.
3. Bersedia mematuhi aturan-aturan dan ketetapan yang berlaku di HIPPAM TIRTA
BUANA.
4. Bersedia menerima sangsi yang telah ditetapkan, apabila melanggar aturan dan
ketetapan yang ada di HIPPAM TIRTA BUANA.
5. Untuk pelanggan baru bersedia membayar biaya pasang baru, sesuai dengan tarif
yang telah ditetapkan.

Pasal 3
Larangan bagi anggota/pelanggan
Anggota/pelanggan HIPPAM dilarang untuk :
1. Menjual air ke pihak lain.
2. Mencuri air dari pipa-pipa HIPPAM TIRTA BUANA.
3. Menyedot air dengan mesin pompa air.
4. Merusak segel meter air.

Pasal 4
Sanksi bagi anggota/pelanggan
Sanksi bagi anggota/pelanggan HIPPAM meliputi :
1. Pemutusan jaringan bagi pelanggan yang menunggak rekening HIPPAM 3 (tiga)
bulan berturut-turut, dan diberhentikan menjadi anggota/pelanggan HIPPAM.
2. Dikenakan denda keterlambatan pembayaran dihitung setiap hari dengan besaran
denda Rp 1.000,- per hari.
3. Diberhentikan dari keanggotaan apabila melanggar larangan yang telah ditetapkan
pada pasal 3 Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB II
KEPENGURUSAN
Pasal 5
Pengurus
Pengurus lembaga yang dimaksud dalam Anggaran Dasar pada Pasal 7, yaitu :
1. Jumlah pengurus disesuaikan dengan perkembangan Kelembagaan Badan
Pengelola HIPPAM TIRTA BUANA.
a. Ada keterwakilan perempuan dan laki-laki secara proporsional. Pengurus
terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Divisi Instalasi dan Jaringan (Team
Teknik), Divisi Pencatatan Meter dan Penagihan, Divisi Penelitian dan
Pengembangan (LITBANG) dan Divisi Logistik.
b. Pengawas berjumlah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
2. Pengunduran diri Anggota Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA harus dilakukan
secara tertulis.
3. Setiap lowongan dalam keanggotaan pengurus akan diisi oleh anggota pengurus-
pengurus baru dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya lowongan tersebut, dimana anggota baru dipilih dengan jumlah suara
lebih dari separuh anggota pengurus yang ada, untuk selanjutnya disahkan oleh
rapat anggota. Apabila pengangkatan dilakukan bukan untuk tujuan pengisian
lowongan sementara, maka anggota pengurus itu berhenti pada saat jabatan
anggota pengurus yang digantikan yaitu selesai.

Pasal 6
Hak dan Kewajiban Pengurus
1. Setiap anggota pengurus yang secara berturut-turut tidak hadir dalam 3 (tiga) kali
rapat rutin pengurus tanpa memberikan alasan yang dapat diterima, maka
Pengurus yang bersangkutan dianggap telah meninggalkan jabatannya.
2. Pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA selama memegang jabatannya berhak
mendapat imbalan/honor yang disesuaikan dengan beban tugasnya dan
kemampuan keuangan BP. HIPPAM TIRTA BUANA.

Pasal 7
Pengurus berkewajiban menyusun dan menggariskan Pola Kebijakan Umum Badan
Pengelola Sarana Air Bersih. Secara khusus Pengurus bertindak atas nama dan
bertanggung jawab kepada Badan Pengelola HIPPAM atas pelaksanaan kebijakan-
kebijakan yang telah digariskannya, yang meliputi :
1. Kebijakan dalam pengelolaan air agar tujuan Kegiatan Dinas Cipta Karya dan
tujuan masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah tercapai.
2. Kebijakan, usul, rancangan, atau saran-saran amandemen perubahan terhadap
Peraturan Dasar / Peraturan Rumah Tangga kepada Rapat Anggota
Tahunan/Khusus.
3. Kebijakan mengenai kegiatan-kegiatan promosi PHBS dan peningkatan
kemampuan masyarakat.
4. Kebijakan-kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh Rapat Anggota
untuk disusun dan digariskan oleh pengurus. Pengurus mengusahakan agar
dalam rapat Badan Pengelola Sarana Air Bersih selalu di sertai laporan /
ditempelkan sehelai tembusan Laporan Keuangan Badan PengelolaSarana Air
Bersih yang terakhir.

Pasal 8
1. Peningkatan kemampuan dan promosi PHBS dan kesehatan bagi para anggota
kelompok dilakukan oleh pengurus.
2. Bentuk-bentuk peningkatan kemampuan dan promosi PHBS dan kesehatan yang
harus diberikan meliputi :
a. Memberikan promosi PHBS bagi calon-calon anggota/pelanggan.
b. Memberikan promosi PHBS bagi anggota/pelanggan HIPPAM.
c. Mengusahakan bahan-bahan bacaan dan peningkatan kemampuan bagi para
anggota dan pengurus.
d. Memberikan penyuluhan PHBS kepada masyarakat umum.
e. Meningkatkan jumlah anggota kelompok.
f. Meningkatkan promosi PHBS, penyuluhan PHBS dengan demonstrasi bagi
para anggota HIPPAM dan masyarakat di lingkungan Wilayah Kerja
Pengelola.

Pasal 9
Pemilihan Pengurus
1. Untuk pelaksanaan pemilihan pengurus BP. HIPPAM TIRTA BUANA periode
berikutnya dibentuk kepanitiaan pemilihan yang difasilitasi BP. HIPPAM TIRTA
BUANA.
2. Kepanitiaan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kelurahan mengadakan
sosialisasi, mengundang untuk hadir kepada masyarakat pemanfaat HIPPAM atau
pengguna air, calon pengurus dan penasehat yang diusulkan oleh masyarakat.
3. Pelaksanaan rapat anggota (musyawarah masyarakat) difasilitasi oleh RW dibantu
Seksi-seksi. Musyawarah dihadiri oleh calon pengurus, calon penasehat,
pemanfaat sarana atau pengguna air bersih sebagaimana ketentuan rapat
anggota (musyawarah masyarakat) dengan membahas agenda musyawarah,
diantaranya pemilihan pengurus.
4. Pada agenda pemilihan pengurus, Ketua RW selaku fasilitator menawarkan dan
menyepakati dengan peserta tentang prosedur pemilihan, hasil perolehan suara
dengan posisi yang dijabat.
5. Ketua RW memfasilitasi pelaksanaan pemilihan pengurus, setelah prosedur dan
ketentuan rapat anggota (musyawarah masyarakat) disepakati oleh peserta
pertemuan.
6. Kepengurusan Badan Pengelola Sarana Air Bersih yang terbentuk disahkan
dengan Surat Keputusan Lurah Bandungrejosari.
Pasal 10
Jabatan Dalam Kepengurusan
Jabatan dan kewajiban para pengurus adalah sebagai berikut :
Ketua :
Menjalankan tugas-tugas memimpin Rapat Anggota dan Rapat Pengurus, ikut
menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang bertalian dengan
penyelenggaraan keuangan Unit BadanPengelola Sarana Air Bersih, menjalankan
tugas-tugas lain yang lazim dikerjakan oleh seorang Ketua dan atau tugas-tugas,
menurut ketentuan AD/ART.

Sekretaris :
Bertugas membuat serta memelihara Berita Acara/Notulen Rapat yang asli dan
lengkap dari rapat-rapat anggota dan rapat pengurus. Bertanggungjawab atas
pemberitahuan/undangan kepada anggota sebelum rapat diadakan, sesuai dengan
ketentuan didalam AD/ART. Menjalankan tugas-tugas yangdibebankan kepadanya
dengan keputusan pengurus yang tidak menyimpang dari ketentuan AD/ART.

Bendahara :
Bertugas sebagai pelaksana sehari-hari Lembaga di bawah bimbingan dan
pengawasan Pengurus. Tanpa mengurangi pembatasan dan pengawasan yang
ditetapkan oleh Pengurus, Bendahara Bertugas sebagai pelaksana sehari-hari
Lembaga di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus. Tanpa mengurangi
pembatasan dan pengawasan yang ditetapkan oleh Pengurus, Bendahara
berkewajiban melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
1. Memelihara semua bukti keuangan, barang-barang/jaminan, surat-surat berharga.
2. Bersama ketua menandatangani surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan
dan dipindahtangankan.
3. Menyimpan dan memelihara semua arsip yang lengkap mengenai segala
transaksi keuangan.
4. Membuat laporan keuangan selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari
setelah akhir bulan.
5. Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan dan statistik dalam waktu 15
hari setelah akhirbulan.
6. Menerima semua pembayaran atas nama lembaga, dan menyimpannya di tempat
yang aman yang ditentukan pengurus, selambat-lambatnya 28 jam setelah
menerimanya.
7. Melakukan semua tugas lain seperti membuat surat perjanjian pinjaman.
BAB III
MODAL
Pasal 11
Modal usaha BP. HIPPAM TIRTA BUANA didapatkan dari :
1. Bantuan hibah dari pemerintah pusat dan daerah.
2. Biaya pemakaian air dari anggota/pelanggan HIPPAM.
3. Sumbangan dari anggota/pelanggan secara sukarela atau yang telah disepakati
bersama demi keberlangsungan hidup HIPPAM TIRTA BUANA.
4. Bantuan dari pihak lain yang sifatnya tidak mengikat yang dapat mempengaruhi
tujuan pengelolaan sarana air bersih bagi masyarakat.
5. Bantuan dana kemitraan atau chanelling dari pihak swasta.

BAB IV
HARGA JUAL AIR KEPADA ANGGOTA/PELANGGAN
Pasal 12
Harga jual air dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Tarif sosial yang diberikan kepada keluarga kurang mampu/miskin, fasilitas umum
dan tempat ibadah.
2. Tarif rumah tangga diberikan kepada keluarga menengah keatas.
3. Tarif bisnis diberikan kepada pelanggan yang menggunakan air HIPPAM sebagai
sarana untuk mendukung usahanya.

Pasal 13
Tarif air HIPPAM memakai sistem progresif, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk tarif sosial :
Level 1 : 1 – 10 m3 sebesar Rp. 1.000,-/m3, Level 2 : 11 m3 – tak terbatas sebesar
Rp. 2.000,- /m3
2. Untuk tarif rumah tangga :
Level 1 : 1 – 10 m3 sebesar Rp. 1.500,-/m3, Level 2 : 11 m3 – tak terbatas sebesar
Rp. 2.500,- /m3
3. Untuk tarif bisnis :
Level 1 : 1 – 10 m3 sebesar Rp. 3.500,-/m3, Level 2 : 11 m3 – tak terbatas sebesar
Rp. 4.500,- /m3

BAB V
ATURAN PERALIHAN
Pasal 14
1. Anggaran Rumah Tangga BP. HIPPAM TIRTA BUANA ini disusun oleh pengurus
BP. HIPPAM TIRTA BUANA dan tim yang dibentuk oleh pengurus.
2. Hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini dapat
diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Organisasi.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 15
Anggaran Rumah Tangga BP. HIPPAM TIRTA BUANA ini disusun oleh Tim HIPPAM
dan relawan.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 22 September 2017

TIM PENYUSUN :

1. Suhariyanto 1. ___________

2. Sudarmadji 2. ___________

3. Arif Ridwan 3. ___________

4. Sih Wantjana 4. ___________

5. Gatot Santoso 5. ___________

6. Ibu. Emi Sri Ekowati 6. ___________

Anda mungkin juga menyukai