Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dana pamdes dengan
perbedaan tarif air bersih terhadap penduduk lokal dan pendatang di bumdes panji. Perbedaan
tarif ini terdapat pada SOP BUMDes Bhuana Utama dengan beberapa kategori yaitu rumah
tangga A, rumah tangga B, dan usaha/villa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data
yang digunakan adalah Data Primer dan Data Sekunder yang diperoleh melalui wawancara
mendalam, observasi, studi dokumen, dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan perbedaan tarif air antara penduduk lokal
dan pendatang oleh BUMDes dilakukan dengan kebijakan tersendiri dan dasar perhitungan untuk
menentukan tarif berdasarkan hasil musyawarah pemerintah desa dan tokoh masyarakat sesuai
harga pasar yang disahkan dengan Keputusan Kepala Desa dan penentuannya menggunakan
tarif kesepakatan yaitu tarif harga air pada kategori rumah tangga A Rp. 2.500, rumah tangga B
Rp 5.000, usaha/villa Rp 5.000.
Abstract
The purpose of this study was to find out the management of the Pamdes (a drinking water
interprice managed by a village) funds with a difference in rate for clean water to local residents
and migrants at Bumdes (An own village Interprice) Panji. This difference in rate was found on
the SOP BUMDes Bhuana Utama with several categories, namely household category A,
household category B, and business / villa. This research was a qualitative research. The data
used were primary and secondary data obtained through in-depth interview, observation,
document study, and literature study. The data analysis technique used was qualitative which
was carried out interactively and took place continuously.
263
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
The results showed that the application of a difference in water rate between local residents
and migrants by BUMDes was carried out with separate policies and the basis for calculating the
rate was based on the results of village government meetings and community leaders according
to market prices ratified by the Village Head Decree and the determination used agreement rates
namely price rates water in household category A Rp. 2,500, household category B Rp 5,000,
business / villa Rp 5,000.
264
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
tinggal. Sama halnya yang terjadi di Desa BUMDes, pencapaian tujuan PAMDes untuk
Panji tentu ada yang namanya penduduk mensejahterakan masyarakat desa lebih
lokal yang berasal dari penduduk asli Desa optimal.
Panji dan penduduk pendatang yang berasal
dari penduduk diluar Desa Panji yang Pengelolaan adalah penyelenggaraan,
bertempat tinggal di Desa Panji. Atas pengurus atau proses yang membantu
pertimbangan tersebut, pengenaan tarif air merumuskan kebijaksanaan dan tujuan
dibedakan antara penduduk lokal Rp. 150 - organisasi. Pengelolaan sama halnya
1000 / m3 dan pendatang Rp. 500 – Rp. dengan manajemen, karena pengelolaan
2.500 / m3. dalam sebuah organisasi memerlukan
pelaksanaan tanggung jawab manajerial
Menurut Tambunan (2011:328) tarif secara terus menerus dan tanggung jawab
adalah salah satu instrumen dari kebijakan tersebut secara kolektif sering disebut
perdagangan luar negeri yang membatasi sebagai fungsi manajemen. Manajemen
arus perdagangan internasional. merupakan suatu proses yang khas yang
Selanjutnya menurut Aliminsyah, dkk dalam terdiri dari tindakan-tindakan dan
buku Kamus Istilah Akuntansi (2013:290- pengendalian yang dilakukan untuk
291) mendefinisikan tarif sebagai menentukan serta mencapai sasaran-
pengaturan yang sistematik dari bea yang sasaran yang telah ditentukan melalui
dipungut atas barang dan jasa yang pemanfaatan sumber daya manusia dan
melewati batas-batas Negara. sumber-sumber lainnya (Terry, 2005).
Deskripsi interpretasi pada Agency Theory (teori keagenan)
kebutuhan air yang sangat tinggi dari merupakan suatu hubungan yang
masyarakat Desa Panji yang mengharuskan berdasarkan pada kontrak yang terjadi antar
BUMDes melakukan pengelolaan air bersih anggota-anggota perusahaan yakni antara
PAMDes dengan baik. Di Desa Panji principal (pemilik) dan agent (agen) sebagai
terdapat 2 masyarakat yang berbeda antara pelaku utama. Pemilik merupakan pihak
lokal dan pendatang, yang membuat yang memberikan mandat kepada agen
BUMDes panji membedakan tarif antara untuk bertindak atas nama pemilik,
lokal dan pendatang berdasarkan SOP sedangkan agen merupakan pihak yang
BUMDes Bhuana Utama yang nantinya diberi mandat oleh pemilik untuk
diharapkan tidak adanya kecemburuan menjalankan perusahaan. Hubungan
sosial dari warga lokal yang lebih dahulu keagenan merupakan sebuah kontrak antara
mencari dan mengetahui sumber air dari satu orang atau lebih (principal) yang
PAMDes tersebut. Pada penelitian ini mempekerjakan orang lain (agent) untuk
mengulas tentang perbedaan harga tarif air memberikan suatu jasa dan kemudian
dari PAMDes Desa Panji. Segala informasi mendelegasikan wewenang pengambilan
maupun data yang diperoleh berdasarkan keputusan kepada agen tersebut Jensen
hasil wawancara secara mendalam kepada and Meckling dalam (Susanti dan Mildawati,
kepala BUMDes sebagai informan yang 2014). Dalam konteks ini yang menjadi
bertempat di Desa Panji, Kecamatan principal adalah kepala desa selaku pemilik
Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi sumber kekayaan yang ada didesa yang
Bali. merupakan pihak yang memberikan mandat
kepada Agent yaitu BUMDes selaku
Pembayaran terkait dengan PAMDes pelaksana kegiatan yang telah direncanakan
ini langsung dilakukan secara langsung oleh dan disetujui sebelmnya. Dalam
penduduk ke BUMDes.pengelolaan Dana memberikan mandat untuk mengelola tarif
yang masuk ke BUMDes digunakan kembali air bersih berdasarkan SOP yang telah
ke Desa yaitu seperti penggunaan dana oleh ditetapkan oleh BUMDes Panji yang diawasi
desa adat dan masing-masing banjar. langsung dari pihak Desa untuk penentuan
Selama pengelolaan PAMDes oleh
265
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
perbedaan tarif antara penduduk pendatang literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain
dan lokal ini telah diatur didalam SOP. sebagainya. Sumber data sekunder
Adapun tujuan penelitian ini adalah merupakan sumber data yang tidak
untuk mengetahui bagaimana latar belakang memberikan informasi secara langsung
diterapkannya perbedaan tarif air bersih kepada pengumpul data. Sumber data
antara penduduk lokal maupun pendatang sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan
dan mengetahui implikasi pengelolaan dana lebih lanjut dari data primer yang disajikan
PAMDes dengan perbedaan tarif antara dalam bentuk lain atau dari orang lain. Data
penduduk lokal dan pendatang oleh ini digunakan untuk mendukung infomasi
BUMDes Bhuana Utama terhadap kontribusi dari data primer yang diperoleh baik dari
pembangunan Desa Panji sesuai dengan wawancara, maupun dari observasi
Standar Operasional Prosedur yang dimiliki langsung ke lapangan.
oleh BUMDes Panji.
Data yang terkumpul akan dianalisis
dengan melakukan serangkaian kegiatan,
METODE PENELITIAN yakni reduksi data, penyajian data, dan
Penelitian ini dilakukan dengan penarikan kesimpulan. Semua rangkainan
menggunakan metode kualitatif, dimana itu merupakan suatu kegiatan yang
peneliti akan melakukan penelitian terhadap berkaitan. Moleong (2004), mengemukakan
fenomena dan observasi langsung ke teknik analisis interaktif dengan tahapan-
lapangan serta mengumpulkan data-data tahapan sebagai berikut: 1)Reduksi data
yang akan dianalisis berdasarkan (data reduction), 2)Penyajian data (data
pengamatan dan pengetahuan peneliti. display), 3)Penarikan kesimpulan (verifikasi).
Sugiyono (2009:225) menyatakan bahwa
bahwa pengumpulan data dapat diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam penelitian ini secara garis besar adalah lembaga usaha desa yang dikelola
menggunakan empat teknik pengumpulan oleh masyarakat dan pemerintah desa
data yaitu wawancara mendalam, observasi, dalam upaya memperkuat perekonomian
studi dokumen, dan studi kepustakaan. desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan
dan potensi desa. BUMDes menurut
Jenis data yang digunakan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
penelitian ini lebih banyak menggunakan tentang Pemerintah Daerah didirikan antara
data kualitatif. Sedangkan sumber data yang lain dalam rangka peningkatan Pendapatan
digunakan penelitian ini dibagi ke dalam dua Asli Desa. Pada BUMDes kita mengenal
kategori data yaitu: 1) Data primer Menurut berbagai institusi sosial dan institusi
Hasan (2002:82) data primer ialah data yang keuangan mikro yang dibentuk pemerintah
diperoleh atau dikumpulkan langsung di seperti BKD, KCK, BUUD, KUD, UEDPS,
lapangan oleh orang yang melakukan LPD di Bali sejak 1985 (Sutoro, 2013).
penelitian atau yang bersangkutan yang Khusus pada Desa Panji, Kecamatan
memerlukannya. Data primer di dapat dari Sukasada, Kabupaten Buleleng, terdapat
sumber informan yaitu individu atau salah satu BUMDes yang berdiri sejak tahun
perseorangan seperti hasil wawancara yang 2016. Nama BUMDes tersebut adalah
dilakukan oleh peneliti. 2) Data sekunder Bhuana Utama. Segala bentuk administrasi
adalah data yang diperoleh atau dalam pembentukan BUMDes di Desa Panji
dikumpulkan oleh orang yang melakukan telah berpedoman dengan peraturan
penelitian dari sumber-sumber yang telah pemerintah daerah hingga peraturan Menteri
ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan serta keberadaan BUMDes ini didukung oleh
untuk mendukung informasi primer yang bukti dari PERDES No. 9 Tahun 2016.
telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka,
266
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
BUMDes Bhuana Utama memiliki Bersih maka kesepakatan itu mufakat antara
keunikan dari BUMDes-BUMDes yang ada masyarakat lokal dan pendatang. Hasil
di seluruh Kabupaten Buleleng yakni wawancara dibuktikan juga dari pernyataan
perbedaan penggunaan Air Bersih terhadap warga lokal desa panji yakni Bapak Gusti
penduduk Lokal dan Pendatang hal yang Nyoman Darma Santi dari Banjar Dina
melatar belakangi perbedaan tersebut yakni Dangin Pura yang menyatakan bahwa,
berdasarkan sejarah yang ada pada Desa “iya, karena yang menjadikan
Panji dimana pada zaman dahulu kala pembeda pada tarif air bersih ini
Masyarakat di Desa Panji bergotong royong adalah sejarah masyarakat Desa Panji
untuk mendapatkan Air Bersih yang berada dahulu dimana masyarakat desa panji
pada daratan tinggi/Bukit di Desa Panji dulu membangun sendiri pipa-pipa
dengan saling membantu dalam yang dialirkan pada rumah-rumah agar
pemasangan Pipa sampai teralirnya Air mendapatkan air bersih, dan ketika
Bersih ke setiap rumah masyarakat Desa pengembang datang atau yang
Panji, namun ketika ada proyek atau para membuat perumahan di desa panji
pengembang datang untuk tinggal di Desa warga memiliki kesenjangan sosial
Panji sekaligus banyak perumahan- terhadap warga perumahan tersebut
perumahan yang ada di Desa Panji sehingga dengan adanya putusan dari
menjadikan masyarakat merasa kekurangan pemerintah desa dibedakan lah tarif air
Air Bersih yang mengalir ke warga setempat tersebut agar pertumbuhan ekonomi
sehingga terdapat kesenjangan sosial yang masyarakat Desa Panji semakin
menjadikan perbedaan Tarif Air Bersih berkembang ke depannya”
dibedakan oleh pemerintah setempat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Agency Theory (teori keagenan)
BUMDes Bhuana Utama yakni bapak Edy merupakan suatu hubungan yang
Susena menyatakan bahwa, berdasarkan pada kontrak yang terjadi
“Dulu itu ketika mengambil sumber air antar anggota-anggota perusahaan yakni
dari atas perbukitan Desa Panji itu antara principal (pemilik) dan agent
memang masyarakat desa panji yang (agen) sebagai pelaku utama. Pemilik
mengambil sendiri langsung, merupakan pihak yang memberikan
masyarakat di Desa panji dulu sampai mandat kepada agen untuk bertindak atas
menjual sapi untuk membeli pipa untuk nama pemilik, sedangkan agen
pembuatan pipa secara gotong merupakan pihak yang diberi mandat oleh
royong. Pembedanya itu dibedakan pemilik untuk menjalankan perusahaan.
antara lokal dengan pendatang tapi Hubungan keagenan merupakan sebuah
bukan keseluruhan orang pendatang kontrak antara satu orang atau lebih
tapi pengembang seperti contohnya (principal) yang mempekerjakan orang
jika masyarakat asli desa panji tinggal lain (agent) untuk memberikan suatu jasa
diperumahan di desa panji maka dan kemudian mendelegasikan
dikenakan tarif air pengembang bukan wewenang pengambilan keputusan
tarif air lokal, masyarakat itu kepada agen tersebut Jensen and
membayar berbeda dengan Meckling dalam (Susanti dan Mildawati,
masyarakat pendatang dan juga tarif 2014). Pihak prinsipal adalah pemegang
itu berdasarkan Kawasan tarif A dan saham dan yang sebagai agennya adalah
tarif B berdasarkan kemampuan dari pihak manajemen dari perusahaan.
masyarakat masing-masing serta Dalam perusahaan, hubungan antara
perbedaan tarif air tersebut dilihat dari principal dan agent diwujudkan dalam
sisi sejarah dari Desa Panji ini” hubungan antara pemegang saham dan
manajer. Pemegang saham berperan
Hal tersebut membuat kesenjangan sosial sebagai principal sementara manajer
tetapi dengan adanya perbedaan Tarif Air berperan sebagai agent. Hubungan ini
267
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
268
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
269
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
270
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
271
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019
e-ISSN: 2614 – 1930
272