Anda di halaman 1dari 12

GENERASI MUDA BERKARYA TANPA NARKOBA

1. Penjelasan narkoba
2. Data rekap pengguna narkoba
3. Mengenal jenis dan golongan narkoba
4. Dampak negative narkoba
5. Dampak positif di dunia kedokteran
6. Cara mengatasi penyimpangan atau penyalahgunaan di kalangan
pelajar
7. Peran orangtua
8. Peran tokoh masyarakat
9. Undang undang yang mengatur
10. Badan pemerintah pemberantas narkoba
GENERASI MUDA BERKARYA TANPA NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan


berbahaya . Selain narkoba , istilah yang di perkenalkan khususnya
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang
merupakan singkatan dari Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif .
Semua istilah ini baik narkoba atau napza mengacu pada sekelompok
zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya .
Menurut para ahli kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika
yang biasa di pakai untuk membius pasien saat hendak di operasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu . Namun kini presepsi itu
disalahgunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis .
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir seluruh penduduk
dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab.

Jurnal Data Puslitdatin Tahun 2018

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Tingkat Global dan


Regional.

Di tahun 2016, diperkirakan terdapat 275 juta orang di seluruh


dunia(sekitar 5,6% dari populasi dunia berusia 15-64 tahun) yang
pernahmenyalahgunakan narkoba setidaknya satu kali. Terdiri dari
192 juta penggunaganja, 34 juta pengguna opioid, 34 juta
pengguna amfetamina dan stimulan yangdiresepkan, 21 juta
pengguna ekstasi, 19 juta pengguna opiat, dan 18 jutakokain.Di
antara sekian banyak penyalah guna terdapat 31 juta orang yang
sangatmembutuhkan perawatan karena telah menderita gangguan
penyalahgunaannarkoba.
Menurut data WHO, setidaknya terdapat 450 ribu orang
yangmeninggal akibat penyalahgunaan narkoba di tahun 2015. Opioid
masihmerupakan penyebab utama yang paling merusak,
menyebabkan sekitar 76%kematian dari penderita gangguan
penyalahgunaan narkoba.Terdapat sebanyak 11 juta orang penyalah
guna suntik (penasun) di dunia;dimana 1,3 juta orang di antaranya
mengidap HIV, 5,5 juta orang di antaranyamengidap hepatitis C dan 1
juta orang mengidap HIV dan hepatitis C.

Berpengetahuan tentang jenis dan golongan narkoba akan


sangat bermanfaat bagi kita. Dengan mempunyai cukup pengetahuan
tentang narkoba bisa membentengi kita dari narkoba. Berikut jenis
jenis narkoba :
1. Morfin
Berasal dari kata ‘morpheus’ yang berarti ‘dewa mimpi’, morfin adalah
alkaloid analgesik kuat yang ditemukan pada tanaman
opium. Jenis narkoba ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat,
sebagai penghilang rasa sakit.

Beberapa efek buruk yang timbul dari pemakaian narkoba jenis morfin
adalah:
 Menurunkan kesadaran.

 Menimbulkan euforia atau rasa bahagia luar biasa.


 Kebingungan.

 Berkeringat.

 Pingsan.

 Jantung berdebar-debar.

 Gelisah.

2. Heroin ( Putaw )

Narkoba jenis ini dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi.


Namun, reaksi yang ditimbulkan heroin bisa lebih kuat dari morfin,
sehingga zat ini sangat mudah menembus ke otak.

Efek buruk yang ditimbulkannya adalah:


 Melambatnya denyut nadi.
 Tekanan darah menurun.

 Lemah otot.
 Pupil mengecil.
 Hilang kepercayaan diri.

 Suka menyendiri.
 Sering berperilaku buruk, seperti berbohong dan menipu.

 Kesulitan buang air besar.


3. Ganja ( Kanabis / Marijuana )

Ganja, yang bernama lain Cannabis sativa syn. Cannabis Indica,


adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat dan kandungan
zat narkotika pada bijinya. Narkoba jenis ini dapat membuat
pemakainya mengalami euforia, yaitu rasa senang berkepanjangan
tanpa sebab.

Sebenarnya, tanaman ganja telah dikenal manusia sejak lama.


Seratnya biasa digunakan sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak. Namun
belakangan, negara-negara beriklim dingin pun mulai banyak
membudidayakan tanaman dini dengan cara mengembangkannya di
rumah kaca.

Adapun bahaya narkoba jenis ganja bagi tubuh adalah:


 Denyut nadi dan jantung lebih cepat.
 Mulut dan tenggorokan terasa kering.

 Sulit dalam mengingat.

 Sulit diajak berkomunikasi.

4. Kokain
Kokain adalah jenis narkoba yang berasal dari tanaman Erythroxylon
coca, dari Amerika Selatan. Daun tanaman ini biasanya dimanfaatkan
untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah.
Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Sementara efek buruk lainnya bagi tubuh adalah:
 Dapat memberikan efek kegembiraan yang berlebihan bagi si
pengguna.
 Sering merasa gelisah.

 Menurunnya berat badan.


 Timbul masalah pada kulit.
Narkotika dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu antara lain:

 Narkotika golongan I meupakan narkotika yang paling


berbahaya. Karena daya adiktifnya sangatlah tinggi. Golongan ini
dipakai untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : heroin,
ganja, kokain, morfin, dan opium.

 Narkotika golongan II adalah narkotika yang mempunyai daya


adiktif kuat, namun bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : benzetidin, petidin dan betametadol.

 Narkotika golongan III adalah narkotika yang mempunyai daya


adiktif yang ringan, namun bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

Adapun macam-macam narkotika yang bermanfaat dalam


bidang kesehatan atau kedokteran, diantaranya:

 Morfin, merupakan hasil olahan dari opium atau candu mentah.


Morfin memiliki rasa pahit, berbentuk tepung halus berwarna
putih atau cairan berwarna putih. Morfin, terutama dipakai
untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak bisa
diobati dengan analgetik non narkotika. Jika rasa nyeri makin
hebat maka dosis yang dipakai juga makin tinggi. Semua
analgetik narkotika bisa menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin
juga dipakai untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang
akan dioperasi.
 Methadone, saat ini Methadone banyak dipakai seseorang dalam
pengobatan ketergantungan opium. Antagonis opioid (analgetik
narkotika) sudah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
ketergantungan opioid dan dipakai sebagai analgesia bagi
penderita rasa nyeri.
 Heroin, yaitu obat bius yang sangat mudah membuat seseorang
kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat tersebut dapat
ditemukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk
cairan. Heroin memiliki kekuatan yang dua kali lebih kuat dari
morfin dan sering disalahgunakan orang. Heroin disebut juga
dengan putaw.
 Kodein, merupakan analgesik lemah. Kekuatannya sekitar 1/12
dari morfin. Maka dari itu, kodein tidak dipakai sebagai
analgesik, namun sebagai anti batuk yang kuat.
 Kokain dipakai sebagai penekan rasa sakit dikulit, didipakai
untuk anestesi (bius) khususnya untuk pembedahan mata,
hidung dan tenggorokan.
 Meperidin atau sering juga disebut dengan petidin, demerol, atau
dolantin digunakan sebagai analgesia. Obat ini efektif untuk
diare. Daya kerja meperidin lebih pendek dari morfin.

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba


Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang
paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif.
Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang
manusiawi adalah kuratif.
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau
program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran
pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang belum memakai
atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.. Bentuk program
yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya
pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau
kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah
lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana
program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali
belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang
seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah,
juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi
lain termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya
masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. Bentuk
dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada
pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini
hanya memberikan informasi saja kepada para pendengarnya, tanpa
disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara
hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum.Informasi
ini biasa disampaikan oleh para tokoh asyarakat.Kampanye ini juga
dapat dilakukan melalui spanduk poster atau baliho.Pesan yang ingin
disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan
narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai narkoba.
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang
hanya bersifat memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih
bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab. Bentuknya bisa
berupa seminar atau ceramah.Tujuan penyuluhan ini adalah untuk
mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat
menjadi lebih tahu karenanya dan menjadi tidak tertarik
enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam program
ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog,
polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema
penyuluhannya.

3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program
ini ditujukan kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini
adalah mebantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan
penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus
menghentikan peakaian narkoba.Tidak sembarang pihak dapat
mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari
narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan
menyembuhkan pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat rumit dan
dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya.Kunci keberhasilan
pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan
keluarganya.
Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini
adalah:
a) Penghentian secara langsung;
b)Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan
pemakaian narkoba (detoksifikasi);
c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian
narkoba;

Peran orangtua
a. Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih saying
dan komunikasi terbuka.
b. Mengasuh, mendidik anak yang baik.
c. Menjadi contoh yang baik.
d. Mengikuti jaringan orang tua.
e. Menyusun peraturan keluarga tentang keluarga bebas narkoba.
f. Menjadi pengawas yang baik.
Peran Tokoh Masyarakat
a. Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan
Undang-undang.
b. Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan
narkoba.
c. Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program-program
pencegahan
penyalahgunaan narkoba.

Narkotika, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35


Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU 35/2009”), adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke
dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini.

Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah


sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia yang
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan
adiktif untuk tembakau dan alkohol.[1] BNN dipimpin oleh seorang
kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui
koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009


tentang Narkotika. Sebelumnya, BNN merupakan lembaga
nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
17 Tahun 2002, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden
Nomor 83 Tahun 2007.

Tugas:

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai


pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun masyarakat;

Fungsi:

1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang


pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang
selanjutnya disingkat dengan P4GN.
2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria
dan prosedur P4GN.
3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum
dan kerjasama di bidang P4GN.
5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di
bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan,
rehabilitasi, hukum dan kerjasama.

Anda mungkin juga menyukai