Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

MANAJEMEN PERGUDANGAN

PT. LOKA REFRACTORIES WIRA JATIM

4.1 Latar Belakang Permasalahan

Pergudangan merupakan bagian yang berada di bawah bagian perencanaan

dan pengendalian produksi. Bagian ini sendiri memiliki tugas sebagai mengawasi

pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dibidang pergudangan dalam rangka

pencapaian target sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RKAP. Adapun salah

satu wewenang dan tanggung jawab dari bagian pergudangan adalah menyiapkan

atau menyediakan kebutuhan bahan baku atau material dan peralatan yang akan

digunakan dalam produksi sesuai permintaan. Dalam hal menyiapkan dan

menyediakan ini bagian pergudangan berkoordinasi dengan bagian pengadaan

barang.

Permasalahan yang sering ditemukan adalah batu tahan api SK32 yang telah

rusak atau kualitas yang buruk yaitu di karenakan bahan baku yang kurang memadai,

kecacatan dan retak dalam produk jadi, sumber daya manusia yang kurang teliti

dalam mensortir barang jadi. Dalam hal ini ketika barang cacat menumpuk maka

diatasi dengan cara meleburkan batu tahan api yang otomatis menambah biaya

produksi. Namun, jika demikian pengeluaran yang dikeluarkan menjadi tidak tentu

dan meningkat. Sebagai antisipasi terjadinya penurunan kualitas sebaiknya ditentukan

metode first in first out.


4.2 Tujuan

Adapun tujuan dari tugas khusus pergudangan PT. Loka Refractories Wira

Jatim

adalah :

1. Untuk memudahkan proses pendistribusikan barang jadi dan bahan baku

sehingga mudah di operasikan oleh operator gudang PT. Loka Refractories

Wira Jatim .

2. Untuk memudahkan proses penataan, baik memasukkan maupun mengambil

barang di PT. Loka Refractories Wira Jatim dengan metode First In First Out

(FIFO)

4.3 Tinjauan Pustaka Terkait Tugas Khusus

4.3.1 Pengertian dan Tujuan First In First Out (FIFO)

Metode FIFO (First In First Out) merupakan metode yang paling luas

digunakan dalam penilaian persediaan. Metode ini juga mengasumsikan bahwa

barang-barang digunakan atau dikeluarkan sesuai urutan pembeliannya. Oleh

karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang pertama yang dijual

(dalam perusahaan dagang) atau barang pertama yang digunakan (dalam perusahaan

manufaktur) dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk

biaya akhir. Tujuan First In First Out adalah untuk menjaga kualitas dari bahan

produk batu tahan api dan mengurangi penambahan biaya penyimpanan (gudang),

memudahkan proses penataan baik itu memasukan maupun mengambil barang jadi
batu tahan api. Keuntungan adanya first in first out adalah menghasilkan harga pokok

penjualan yang rendah, menghasilkan laba kotor yang tinggi dan menghasilkan

persediaan akhir yang tinggi.

4.4 Analisis & Pembahasan

4.4.1 Pengumpulan Data

Tabel 4.1 Aliran Masuk Batu Tahan Api

Tanggal Jenis Barang Jumlah (biji)


8 Agustus 2019 BTA SK32 7.647
14 Agustus 2019 BTA SK32 8.192
19 Agustus 2019 BTA SK32 8.152
28 Agustus 2019 BTA SK32 8.048
30 Agustus 2019 BTA SK32 2.860
31 Agustus 2019 BTA SK32 5.500
Sumber : Arsip PT. Loka Refractories Wira Jatim tahun 2019

Tabel 4.2 Aliran Keluar Batu Tahan Api

Tanggal Jenis Barang Jumlah (biji)


10 Agustus 2019 BTA SK32 50
11 Agustus 2019 BTA SK32 200
15 Agustus 2019 BTA SK32 300
17 Agustus 2019 BTA SK32 2500
19 Agustus 2019 BTA SK32 4000
22 Agustus 2019 BTA SK32 100
25 Agustus 2019 BTA SK32 30
27 Agustus 2019 BTA SK32 2500
28 Agustus 2019 BTA SK32 906
29 Agustus 2019 BTA SK32 1100
30 Agustus 2019 BTA SK32 400
Sumber : Arsip PT. Loka Refractories Wira Jatim tahun 2019
4.4.2 Pengolahan Data

Langkah awal penyelesaian masalah adalah mencari data barang masuk,

barang keluar, dan jumlah stok barang pada gudang. Lalu menyusun laporan

keuangannya sesuai dengan metode FIFO. Dan didapatkan perhitungan sebagai

berikut :
Sumber : Arsip PT. Loka Refractories Wira Jatim tahun 2019

Gambar 4.1 Pengolahan Data First In First Out

4.5 Analisa Berdasarkan Gambar 4.1

Dari data diatas diketahui jumlah barang digudang pada awal bulan adalah

sebesar 9200 unit. Dan barang masuk untuk batu tahan api dapat dijabarkan sebagai

berikut. Pada tanggal 8 agustus 2019 masuk sebesar 7.647 unit, 14 agustus 2019

masuk sebesar 8.192 unit, 19 agustus 2019 masuk sebesar 8.152 unit, 28 agustus

2019 masuk sebesar 8.048 unit, 30 agustus 2019 masuk sebesar 2.860 unit, dan 31
agustus 2019 masuk sebesar 5.500 unit dengan total 40399 unit yang bernilai Rp

302.992.500.

Untuk data barang keluar untuk batu tahan api dapat dijabarkan sebagai

berikut. Pada tanggal 10 agustus 2019 keluar sebesar 50 unit, 11 agustus 2019 keluar

sebesar 200 unit, 15 agustus 2019 keluar sebesar 300 unit, 17 agustus 2019 keluar

sebesar 2.500 unit, 19 agustus 2019 keluar sebesar 4.000 unit, dan 22 agustus 2019

keluar sebesar 100 unit, 25 agustus 2019 keluar sebesar 30 unit, 27 agustus 2019

keluar sebesar 2.500 unit, 28 agustus 2019 keluar sebesar 906 unit, 29 agustus 2019

keluar sebesar 1.100 unit, dan 30 agustus 2019 keluar sebesar 400 unit dengan total

12.086 unit yang bernilai Rp 195.793.200. Dengan demikian total barang yang ada

digudang pada akhir bulan Agustus sebesar 37913 yang bernilai Rp 28.4347.500

Anda mungkin juga menyukai