Anda di halaman 1dari 17

PONDASI PLAT PENUH

MAT FOOTING
RAFT FOOTING

DIPAKAI UNTUK MENDUKUNG BEBAN BERAT


SEPERTI UNTUK GEDUNG TINGGI
(HIGH RISE BUILDING)
KAPAN PONDASI RAKIT DIPAKAI ?

1. Data tanah
Besarnya penurunan dan waktu proses konsolidasi
sehubungan dengan sifat compresibilitynya
2. Tanah hak milik terbatas atau tidak disekitarnya untuk
menghindari eksentrisitas , bila menaruh kolom pondasi
pada batas lahan yang dimiliki.
3. Jarak masing – masing kolom satu dengan yang lainnya; untuk
memperhatikan jarak sisi – sisi pondasi yang berdekatan atau
bahkan mungkin terjadi overlaping.
4. Besarnya beban – beban yang bekerja pada masing – masing
kolom, apakah memerlukan luas pondasi yang cukup besar
untuk masing – masing kolomnya atau tidak
Sebelum menentukan bentuk pondasi langsung yang dipilih
lakukanlah analisa tahap 1 sampai 4 tersebut. Lalu buat pilihan
– pilihan secara berjenjang sbb :

A. Selama memungkinkan, pilih dulu pondasi telapak tunggal


(individual footing); artinya untuk satu buah kolom
memakai 1 buah plat pondasi.

Bentuk ini dipilih bila :


• Jarak kolom cukup jauh satu dengan yang lainnya
• Tanah dasar pondasi cukup baik sehingga daya dukung
tanahnya cukup besar walaupun bEban – beban yang
bekerja cukup besar tetapi luasan pondasi pada masing –
masing kolom tidak terlalu besar.
• Kolom –kolom tepi bebas / tidak dibatasi oleh lahan milik
orang lain.
Secara umum karena luas pondasi secara keseluruhan kecil
dibandingkan dengan bentuk – bentuk yang lain (combined
footing dan MAT Footing); maka menjadi lebih murah.
Pondasi
1 2 3 Telapak
Tunggal

4 5 6

Sloof
7 8 9

= kolom bangunan 1 sampai 9 memakai pondasi plat


tunggal (individual footing) diperkuat oleh balok –
balok sloof untuk menahan gaya horisontal dan
momen pada dasar kolom (bila ada)
B. Bila bentuk individual footing tidak memungkinkan, maka pilihlah
combined footing (kaki gabungan); misal lahan terbatas pada arah kolom,
bangunan yang paling pinggir, maka untuk menghindari excentrisitas maka
dibuatlah gabungan dengan kolom disebelahnya yang menuju kedalam.

Tanah
bebas

Tanah
terbatas
Tanah
bebas

Combined footing Individual footing


C. Bila bentuk combined footing tidak memungkinkan; maka baru
memilih Pondasi Plat Penuh = Mat Footing. Pondasi ini pada
umumnya dibuat plat pada seluruh luas dibawah bangunan.
Alasan pemilihan Mat Footing adalah :
1. Daya dukung tanah dibawah dasar pondasi tidak terlalu besar;
untuk beban kolom yang besar, bila dipilih individual footing
akan didapat luas total individual footing akan melebihi dari ½
luas dasar bangunan maka lebih baik dibuat sekaligus menjadi
satu plat penuh.
2. Tanah dibawah rencana bangunan tidak homogen; ada
bagian/tempat yang cukup baik dan ada sebagian yang sangat
jelek, maka bila digunakan Individual Footing akibatnya dapat
terjadi penurunan yang tidak sama atau tidak seragam maka
akan timbul kemiringan bangunan dan disertai retak-retak pada
bagian yang lemah seperti tembok, kaca dsb.
3. Tanah dasar yang daya dukung tanahnya kecil adalah tanah
yang bersifat compressible, sehingga akan menimbulkan
penurunan yang cukup besar bila mendapat tambahan tekanan
efektif. Untuk memperkecil besarnya penurunan tadi maka
dibuatlah Pondasi Plat Penuh yang diletakkan pada bagian
tanah yang agak dalam dari muka tanah yang berfungsi pula
sebagai berikut :
 Untuk mengurangi besarnya tambahan tekanan efektif yang
bekerja pada lapisan tanah sehingga penurunan tanah dapat
diperkecil.
 Dengan adanya kedalaman pondasi yang cukup, maka dapat
pula ruangan tersebut difungsikan sebagai Basement untuk
ruangan parkir pada lantai dasar gedung.
 Mengatasi masalah muka air tanah yang cukup tinggi yang
sering dijumpai pada tanah lempung lunak atau tanah yang
compressible.
Muka tanah
Muka air tanah
Df

Ruang Bawah Tanah


(basement) utk parkir,ME
Tanah asli dikeluarkan Plat Pondasi Penuh
dapat dibuat kedap air
Bila Plat Pondasi Penuh dibuat cukup dalam, sehingga tanah yang
dikeluarkan cukup besar; maka akan sangat mengurangi beban
yang diterima oleh tanah sehingga tambahan tekanan efektifnya
kecil.
Berat gedung + beban berguna = V, dan berat tanah yang
dikeluarkan = G; maka tambahan beban yang diterima oleh tanah
adalah V’ = V-G
Bila V’= V–G = 0, seolah-olah gedung tidak membebani lapisan
tanah; pondasi plat yang direncanakan ini disebut Floating
Fondation (Pondasi Mengapung)
DENAH PONDASI PLAT PENUH
Y
Luas Total Pondasi, A = B x L

B X
O

Tekanan Tanah Yang terjadi dibawah dasar pondasi :


1. Bila beban total (Resultante) gaya-gaya vertikal yg. Bekerja pada pondasi
melalui pusat beratnya O,
R
M
maka :
σt  ; O 0
A
2. Bila Resultante tidak melalui O atau bila ada momen pada
masing-masing kolomnya atau akibat ada beban gempa (H)
maka :

M O 0
R M y .X M x .Y
σ (x, y)     (q)
A Iy Ix
R M y .X max. M x .Ymax.
σ ext.     (q)
A Iy Ix
R My Mx
σ max.     (q)  σ t
A Wy Wx
R My M
σ min.     (q)  0
A Wy Wx
PERENCANAAN KEKUATAN PLAT PONDASINYA
Bila luas pondasinya sudah cukup besar untuk menyalurkan beban pada tanah
dibawahnya ; sehingga σ t  σt ; maka rencana selanjutnya
adalah Perencanaan Tebal & Pembesian
1. Plat Pondasi Penuh dapat dibuat tebal yang sama seluruhnya tanpa
penebalan pada pangkal kolom atau tanpa adanya balok rib. Hal ini dipilih bila
Gaya Lintang, Momen, dan Geser Pons yang bekerja pada plat sebagai akibat
dari Reaksi Tekanan Tanah (menimbulkan M dan D) dan beban kolomnya (D
pons) tidak terlalu besar

muka tanah

PLAT PONDASI PENUH


Tanpa penebalan pangkal kolom
Tanpa balok rib
2. PLAT PONDASI PENUH dengan PERKUATAN BALOK RIB; untuk
mengurangi ketebalan plat dalam menahan Momen dan Gaya
Lintang akibat Reaksi Tekanan Tanah
M

P
kolom

Balok rib

Plat pondasi Plat pondasi


Balok rib
Melintang dan memanjang tegak lurus berpotongan

Balok Rib dibawah plat pondasi Bentuk Celluler (Box)

Balok rib Plat pondasi Lubang


3. Plat Pondasi Penuh dengan Perkuatan/Penebalan di Pangkal
Kolom untuk mengimbangi Geser Pons akibat beban terpusat
kolom yang cukup besar

P
P

perkuatan

d d

Bidang geser kecil Bidang geser kecil


d plat besar d plat kecil
boros ekonomis
CONTOH PERHITUNGAN :
a) Kolom 1,2,3, dan 4
A
Y
B
0.75
P1 = 170 ton; P2 = 265 ton
1 2
60/60 60/60 P3 = 290 ton; P4 = 510 ton
4,475
b) Muatan dinding
7.00

by=8,95
O Myo
X Q = 1.5 t/m’
3 Mxo
4 4,475 c) Tebal Pondasi, d = 0.60 m
80/80 80/80
1.20
D C
Y
bx=7,30 1.00
0.30 t
3,65 3,65
γ bt  2.5 3
m

HITUNG  ext dan DIMANA TERJADINYA Momen max?.


BENTUK PONDASI PLAT SEGI 4 PANJANG, MAKA Sb. X & Sb. Y. YG.
MELALUI O, ADA DITENGAH MASING-MASING SISINYA.
L = 7.30 M B = 8.95 M
Wy = 1/6 x 8.95 x 7.302 = 79.491 m3.
Wx = 1/6 x 7.30 x 8.952 = 97.458 m3
R = 170 + 265 + 290 + 510 +1.5 X (8.95 + 7 – 1.7) = 1,256 ton
q = 0.6 x 2.5 = 1.5 t/m2

M yo
 170 x 3.35  290 x 3.25  (265  510) x2.65
 7.15 x 1.5 x 3.5   579.81tm
M xo
 ( 290  510) x 3.275  (170  265) x 3.725
- 0.8 x1.5 x 4.075 6.30 x 1.5 x 0.275
 0.15 x1.5 x 4.10  7.30 x 1.5 x 4.325 - 952.29tm
RESUME :
R = 1256 TON
q = 1.5 T/M2 Myo

M yo   579.81 TM
Mxo
M xo  - 952.29 TM

 max. terjadi dititik C ;


1256 579 .81 952 .29
 max.     1.5  37 .789 t/m2   tn
8.95 x 7.30 79 .491 97 .458
 min terjadi dititik A
1256 579 .81 952.29
 min  - -  1.5  3.659 t/m2  0  tidak
8.95 x 7.30 79 .491 97.458
ter jadi tarik pada seluruh dasar luas pondasi

Anda mungkin juga menyukai