Anda di halaman 1dari 17

FONDASI TELAPAK (FOOT PLATE)

1. Pendahuluan

Fondasi merupakan elemen bangunan yang berfungsi memindahkan beban


struktur ke dalam tanah, baik secara menyebar (kasus fondasi telapak) maupun
melalui beberapa titik-dukung (kasus fondasi tiang).

Fondasi telapak dipilih sebagai alternatif, apabila :

 Tanah-keras sebagai lapisan tanah pendukung terletak pada permukaan


tanah, atau pada kedalaman yang dangkal (kurang dari 3 meter).

 Kualitas lapisan tanah pendukung cukup baik.

Karena kekuatan tanah lebih rendah dibandingkan dengan kekuatan bahan


bangunan (misalnya beton), maka tanah memerlukan luas permukaan yang lebih
besar, untuk memikul beban P yang sama.

P
A min. =
σt
dengan :
P = beban aksial total yang harus didukung fondasi
Amin. = luas tanah (luas pelat fondasi) minimum yang diperlukan
σt = tekanan tanah yang diizinkan

Kolom

σbahan kolom

Pondasi

P −
Tanah σt = ≤σt
A fondasi

Gambar 1. Distribusi beban dari kolom ke tanah

1
Apabila pelat fondasi cukup kaku, maka tegangan tanah yang timbul (σ) dapat
dianggap merata. Sebaliknya, apabila tidak cukup kaku, maka tegangan tanah tidak
merata (terkonsentrasi di bawah kolom).

P P

L L
σ σ

Fondasi kaku (σ merata) Fondasi tidak kaku (σ tidak merata)

Gambar 2. Bentuk distribusi σ di bawah pondasi

2. Jenis Fondasi Telapak

Ditinjau dari segi perencanaan, fondasi telapak dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Fondasi telapak dengan tumpuan tunggal (bentuk bujur sangkar ataupun


persegi panjang)

Kolom tunggal

Pondasi telapak dengan beban sentris


berbentuk bujur sangkar atau persegi
panjang adalah bentuk fondasi yang
ekonomis.

2
b. Fondasi telapak dengan tumpuan menerus.
Tumpuan/dinding menerus

c. Fondasi telapak tumpuan kombinasi dengan balok pengikat

Bila fondasi berbatasan dengan tanah milik orang lain, dengan fondasi telapak
setempat akan terjadi eksentrisitas yang besar, maka perlu dipasang balok pengikat
untuk menetralisir eksentrisitas tersebut.

d. Fondasi pelat penuh (raft footing)

3
Bila keadaan tanah yang jelek, di samping beban struktur yang besar, dan jarak
beban terpusat berdekatan satu sama lain, maka fondasi menerus adalah jalan
pemecahannya. Bila luas fondasi menerus yang ada telah mencapai 80% luas
bangunan yang ada, maka fondasi menerus berkembang menjadi pondasi pelat
penuh.

3. Pondasi Telapak Tumpuan Tunggal

Pokok tinjauan dalam perencanaan :


 Bearing (kapasitas desak) di bawah kolom
 Dowel ke dalam fondasi
 Tegangan tanah yang terjadi di bawah fondasi
 Kuat geser
 Penulangan lentur

(1) Bearing bawah kolom


Penampang kolom,
luas A1

Penampang dibawah kolom,


luas A2

Material kolom

Garis penyebaran tegangan,


kemiringan 2 : 1

Material pelat fondasi,


misal beton, dengan fc’

Nilai kapasitas desak (bearing) nominal dari fondasi tersebut adalah :

A2
Pn = 0,85. fc ' . A1.
A1

A2
Dengan nilai harus ≤ 2
A1

4
(2) Dowel
 Luas tulangan minimum yang harus diteruskan ke dalam fondasi sebesar
0,01 x luas kolom.
 Jumlah tulangan minimum 4 buah

(3) Tegangan pada tanah dasar fondasi

Bila kekuatan dukung tanah dasar disajikan dengan nilai tegangan-izin tanah, maka
tegangan yang terjadi pada tanah dasar didasarkan pada beban tak berfaktor.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah σ terjadi ≤ σ t

Dengan σ t adalah tegangan tanah yang diizinkan (hasil analisis mekanika tanah).
Bila σ terjadi > σ t maka luas dasar fondasi harus diperbesar.

a. Beban berupa gaya aksial sentris (tanpa momen)

PD , PL

P
Tegangan yang terjadi pada tanah dasar : σ =
A
Dengan P adalah gaya normal total yang ditahan oleh fondasi.
P = PD + PL + berat fondasi + berat tanah di atas fondasi
A = luas pelat fondasi (untuk pelat persegi, A = B x L)

5
b. Beban berupa gaya aksial eksentris (gaya aksial + momen lentur)
PD , PL

MD , M L

σ2
σ1

Pada kasus beban eksentris, maka tegangan tanah yang timbul dipengaruhi adanya
momen :
P M
σ = ±
BL W
dengan :
W = tahanan inersia = I / y
I = momen inersia dari pelat fondasi
y = jarak dari sumbu netral pelat fondasi ke titik di mana tegangan akan dihitung

Untuk dasar fondasi berbentuk persegi dengan arah lenturan seperti pada gambar di
atas, maka :

BL3 L
I= dan y=
12 2
sehingga persamaan tegangan menjadi :
P 6M
Tegangan maksimum : σ1 = + , syarat ≤ σ t
BL BL2
P 6M
Tegangan minimum : σ2 = − , syarat ≥ 0
BL BL2

6
4. Tinjauan Kuat Geser

Tinjauan kuat geser dikaitkan dengan dimensi tebal pelat fondasi.


Syarat yang harus dipenuhi : φ .Vn ≥ Vu
dengan :
Vn = kuat geser nominal yang disediakan oleh struktur pelat fondasi.
∅ = faktor reduksi kekuatan untuk geser.
Vu = gaya geser berfaktor akibat beban-luar.

Cara 1 : Aksi Satu Arah

Diperlakukan seperti pada kasus balok, dengan penampang kritis terletak pada
jarak d dari muka kolom.

PU
PU dan MU merupakan
beban berfaktor
MU

Tulangan lentur

h d

qU (≠ tegangan tanah)

d
Luas A1

Penampang kritis
B

Gaya geser yang diperlukan (Vu) dihitung sebagai berikut :


VU = qU × A1 (dengan anggapan qu merata)

PU M U
dengan qU = +
B.L W

7
fc'
Gaya geser yang disumbangkan oleh bagian beton : Vc = .B.d
6
Syarat yang harus dipenuhi :
φ .Vn ≥ Vu
dengan Vn = Vc + Vs

(a) Bila fondasi direncanakan agar tanpa tulangan geser, maka Vn = Vc

sehingga persyaratan menjadi


φ .Vc ≥ Vu

fc' 6 V
φ. .B.d ≥ Vu ⇒ d≥ . u
6 fc'.B φ
(merupakan nilai d minimum agar fondasi tanpa tulangan geser)

(b) Bila dipakai tulangan geser, maka :


Vu
Vs , perlu = − Vc
φ
Vs , perlu
Av =
f y . sin α

dengan :
AV = luas tegangan geser (mm2)
fy = tegangan leleh tulangan yang disyaratkan (MPa)
α = sudut antara tulangan miring dengan sumbu mendatar

8
Cara 2 : Aksi Dua Arah

Pada peninjauan aksi dua arah, penampang kritis ditentukan pada jarak d/2 dari
muka kolom
PU
PU dan MU merupakan
beban berfaktor
MU
Dimensi kolom
mxn

Tulangan lentur

h d

qU (≠ tegangan tanah)

Luas A1

bidang kritis, dengan luas


B (m+d) x (n+d)

Dengan anggapan qu merata maka :


Vu = qu x luas daerah terarsir A1
qu dihitung seperti pada kasus aksi satu arah.
Kuat geser yang disediakan oleh beton dihitung sebagai berikut :
 2  f 'c
VC = 1 +  .bO .d
 β C  6

fc '
Tetapi tidak boleh melebihi nilai : VC ≤ bO .d
3
dengan
βC = perbandingan antara sisi kolom terpanjang dan sisi kolom terpendek
bO = keliling bidang kritis = 2.(m+d) + 2.(n+d)
Selanjutnya perencanaan kuat geser seperti pada kasus aksi satu arah.

9
5. Tinjauan Kuat Lentur

Penampang kritis untuk perencanaan lentur ditentukan pada sisi kolom (atau sisi
dinding untuk jenis fondasi tumpuan menerus)

PU
PU dan MU merupakan
beban berfaktor
MU
Tulangan lentur

h d

qU (≠ tegangan tanah)

Penampang kritis
B (pada sisi kolom)

MU,pelat

h d

qU

Penjelasan :
 Seperti pada tinjauan geser, akibat Pu dan Mu akan terjadi tekanan qu.
 Akibat qu maka pelat fondasi akan melentur, timbul Mu,pelat yang dapat didekati /
dihitung (seperti balok kantilever) sebagai berikut :

.(B × qu ).a 2
1
M u , pelat =
2
 Selanjutnya dilakukan hitungan tulangan lentur seperti pada kasus perencanaan
pelat.

10
Contoh aplikasi

Periksalah kemampuan pondasi telapak bujur sangkar pada gambar 6.9., menurut
metode kekuatan dari PBI 89. Beton untuk kolom dan pondasi mempunyai mutu f’c =
20 MPa, dan tulangan fy = 275 MPa. Tegangan tanah yang diijinkan adalah 2,5
kg/cm2. Beban aksial kolom adalah 136 ton akibat beban mati dan 62 ton akibat
beban hidup (tanah urug diabaikan).

3000

15D22

600
3000
15D22

15D22

600

15D22
3000
Gambar 9 Pondasi bujur sangkar

Penyelesaian :

1. Hitung tegangan tanah yang terjadi :

Beban kolom = 136 + 62 = 198,00 ton


Beban pondasi = 3 x 3 x 0,6 x 2,4 = 12,96 ton +
Berat total = 210,96 ton

210,96
Tegangan total = = 23,44 ton/m2
3× 3
= 2,344 kg/cm2 < 2,5 kg/cm2 Ok !

11
2. Htung kekuatan geser
Dua penampang kritis yang mungkin harus diperiksa
Dengan tebal pondasi h = 600 mm, penutup beton = 50 mm dan tulangan utama D
22 maka di dapat : d = 600 – 60 = 540 mm = 0,54 m

Permukaan beban untuk momen


660 540 1200

3000
1140

3000
a. Permukaan beban untuk aksi geser b. Permukaan beban untuk aksi geser
satu arah. dua arah

Gambar 10. Penampang kritis dari permukaan beban

Untuk aksi geser satu arah


1,2 × 136 + 1,6 × 62
σ net = = 29,155 ton / m 2
3× 3
Dengan permukaan yang dibebani seperti pada gambar 6.10a. maka gaya geser
berfaktor :
VU = σnet x luas efektif
= 29,155 x (0,66 x 3,0)
= 57,726 ton = 577,26 kN
Bila tidak digunakan tulangan geser menurut persamaan (6.9) :
1
Vn = VC = f ' c .bW .d
6
1
= 20 × 3000 × 540
6
= 1207 kN
Φ VC = 0,6 x 1207 = 724,2 kN > VU (= 577,726 kN) Ok!

12
Untuk aksi geser dua arah
Geser berfaktor menurut gambar 6.10b. adalah :
VU = σnet x luas efektif
= 29,155 x [(3x3)-(1,14 x 1,14)]
= 224,5 ton = 2245 kN
Bila tidak digunakan tulangan geser, kekuatan geser VC untuk βC = 1 ditentukan
menurut persamaan (6.15) :
1
VC = f ' c .bO .d
3
20 × (4 × 1140 ) × 540
1
=
3
= 3671 kN
Φ VC = 0,6 x 3671 = 2202 kN < VU (= 2245 kN)
Φ VC mendekati VU , maka dianggap memenuhi syarat.

3. Kekuatan momen lentur


Penampang kritis dan permukaan yang dibebani ditunjukkan pada gambar 6.10a.
Momen lentur berfaktor :
σ net × B × l 2 29,155 × 3 × 1,2 2
Mu = = = 62,97tonm = 6297.10 5 Nmm
2 2
5
Mu 6297.10
Rnperlu = = = 0,9 N / mm 2
φBd 2
0,8 × 3000 × 540 2
fy 275
m = = = 16,17
0,85 f ' c 0,85 × 20
1 2mRn  1  2 × 16,17 × 0,9 
ρ perlu = 1 − 1 − = 1 − 1 −  = 0,0034
m fy  16,17  275 
Untuk pondasi telapak, berlaku tulangan minimum (ρmin = 0,002), sehingga :
As perlu = ρ.B.d = 0,0034 x 3000 x 540 = 5508 mm2
As min perlu = ρmin.B.d = 0,002 x 3000 x 540 = 3240 mm2
As ada = 15 x ¼ π 222 = 5702 mm2

Jadi penggunaan tulangan 15D22 memenuhi persyaratan dari 5508 mm2

13
CONTOH PONDASI
Data Perencanaan

40

Tanah Urug

200

30
20

lantai kerja t= 7 cm
68 Pasir t= 5 cm

40

175

175
68

Gambar 1. Perencanaan Pondasi

Dari perhitungan SAP 2000 pada Frame diperoleh :


- Pu = 63040,34 kg
- Mu = 1144,88 kgm
Dimensi Pondasi :
Pu
tanah =
A

Pu 63040,34
A = =
σ tanah 21000
= 3,00 m2

B =L= A = 3
= 1,73 m ~ 1,75 m

14
Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 2,0 m ukuran 1,75 m × 1,75 m
- f ,c = 25 MPa
- fy = 400 MPa
- σtanah = 2,1 kg/cm2 = 21000 kg/m2
- γ tanah = 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3
- γ beton = 2,4 t/m3

d = h – p – ½ ∅tul.utama
= 300 – 50 – 8
= 242 mm

Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi


Perhitungan kapasitas dukung pondasi

 Pembebanan pondasi
Berat telapak pondasi = 1,75 × 1,75 × 0,30 × 2400 = 2205 kg
Berat kolom ponda = 0,4 × 0,4 × 1,5 × 2400 = 576 kg
Berat tanah = (1,752 x 1,7)- (0,402 x1,7) x 1700 = 8388,3 kg
Pu = 63040,3 kg
∑P = 74209,6 kg

e =
∑ Mu = 1144,88
∑ P 74209,6
= 0,015 kg < 1/6. B = 0,46

σ yang terjadi =
∑P + Mu
A 1
.b.L2
6
74209,6 1144,88
= +
1,75 × 1,75 1
× 1,75 × (1,75)
2

6
= 18757,75 kg/m2

= σ tanah yang terjadi < σ ijin tanah…...............Ok!

15
Perhitungan Tulangan Lentur

Mu = ½ . σ . t2 = ½ × (18757,75) × (0,68)2
= 4336,8 kgm = 4,3368 × 10 7 Nmm
4,3368 × 107
Mn = =5,4 × 10 7 Nmm
0,8
fy 400
m = = = 18,82
0,85.f' c 0,85 × 25

0,85.f' c  600 
ρb = β  
fy  600 + fy 
0,85 × 25  600 
= 0,85  
400  600 + 400 
= 0,027
ρ max = 0,75 . ρb
= 0,75 × 0,027
= 0,02
1,4 1,4
ρ min = = = 0,0035
fy 400

Mn 5,4 × 107
Rn = = = 0,53
b . d 2 1750 × (242)
2

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 − 
m  fy 

1  2 × 18,82 × 0,53 
= 1 − 1 − 
18,82  400 

ρ = 0,0013
ρ < ρ max
ρ < ρ min → dipakai tulangan tunggal
Digunakan ρ min = 0,0035
As perlu = ρ min . b . d
= 0,0035 × 1750 × 242
= 1482,25 mm2

16
Digunakan tul D 16 = ¼ . π . d2
= ¼ × 3,14 × (16)2
= 200,96 mm2
1482,25
Jumlah tulangan (n) = = 7,38 ≈ 8 buah
200,96
1000
Jarak tulangan = = 125 mm
8

dipakai tulangan D 16 - 125 mm


As yang timbul = 8 × 200,96 = 1607,68 > As………..ok!

Maka, digunakan tulangan D 16 - 125 mm

17

Anda mungkin juga menyukai