Anda di halaman 1dari 20

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU UNTUK PERANCANGAN

CASING PRODUK INFORMATION TECHNOLOGY DENGAN


PENDEKATAN KONSEP RETRO
Moch. Bambang Gilang Ramadhan

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP - ITS


Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./ Fax +6231 5931147

ABSTRAK
Penggunaan material kayu sebagai alternatif material ramah lingkungan pada produk-
produk industri pada saat ini mendukung berbagai program anti pemanasan global.
Berbagai macam cara dilakukan dalam mengolah kayu menjadi berbagai produk estetis
dan fungsional yang bernilai jual. Permasalahannya, kebanyakan industri kayu memiliki
kelemahan di bidang efisiensi bahan yang menyebabkan limbah merupakan hasil
sampingan pokok dari industri yang mereka jalankan. Solusi umum yang mereka gunakan
adalah menimbun dan membuang limbah-limbah tersebut. Namun ke depannya, masalah
sampah tersebut pun akan berkembang dan membuat para produsen industri kayu harus
berpikir mencari cara lain untuk melarikan limbah-limbah mereka. Penelitian ini menitik
beratkan pada penerapan hasil pemanfaatan limbah kayu industri untuk perancangan
casing produk IT (Information Technology).
Berdasarkan fakta bahwa tren dan fashion hampir selalu mengalami pengulangan, penulis
mengangkat tema retro pada proyek ini dengan tujuan menanamkan teknologi mutakhir
pada produk-produk nostalgia. Retro bisa diartikan sebagai desain yang mencerminkan
karakter dan gaya hidup sesudah perang dunia ke dua, yaitu sekitar tahun 1940 hingga
1980. Desain retro dianggap dapat menampilkan karakter sentimentil yang seolah-olah
membawa pelihatnya bernostalgia ke masa lalu. Sehingga dalam penerapannya, karakter
retro lebih cenderung dipakai untuk menonjolkan kesan kuno, idealis, nostalgia, dan
berbeda.

ABSTRACT
The use of wood materials as an alternative environmental-friendly materials in industrial
products currently supporting various anti-global warming programs. Various kinds of ways
done in processing the wood into various aesthetic and functional product that is worth
selling. The problem is, most of the timber industry has a weakness in the field of efficiency
of waste materials causing a principal byproduct of the industry that they run. The general
solution they use is to accumulate and dispose of these wastes. But in the future, the waste
problem will also develop and make the timber industry producers should think of other
ways to run their wastes. This study focuses on the application of industrial wood waste
utilization for the casing design of the IT (Information Technology) products.
Based on the fact that trends and fashion are almost always experienced recurrence, the
authors raised the retro theme in this project with the aim of instilling the latest technology
in products of nostalgia. Retro design can be interpreted as reflecting the character and
lifestyle of the second postwar world, which is about 1940 to 1980. Retro design is
considered to display the sentimental character that seems to bring people nostalgia to the
past. Thus, in its application, retro characters are more likely to be used to accentuate the
impression of old-fashioned, idealistic, nostalgic, and different.
KEYWORDS
Limbah Kayu, Casing Produk IT, Retro

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan material kayu sebagai alternatif material ramah lingkungan pada produk-
produk pada saat ini mendukung berbagai program anti pemanasan global. Berbagai
macam cara dilakukan dalam mengolah kayu menjadi berbagai produk estetis dan
fungsional yang bernilai jual tinggi. Faktanya, kebanyakan industri kayu memiliki
kelemahan di bidang efisiensi bahan yang menyebabkan limbah merupakan hasil
sampingan pokok dari industri yang mereka jalankan. Menurut data dari produsen industri
1
kayu tradisional , limbah yang dihasilkan dari industri kayu dapat mencapai 25% dari
volume bahan kayu. Sebagai contoh mudah, jika sebuah industri kayu mengolah sekitar
100 m3 bahan kayu per harinya, maka akan dihasilkan limbah kayu sebanyak 25 m3. Jadi
dalam satu bulan (25 hari kerja), industri tersebut dapat menghasilkan 625 m3 limbah
kayu. Permasalahan timbul saat produsen harus melarikan limbah-limbah tersebut. Solusi
umum yang digunakan adalah membuang mereka. Namun ke depannya, masalah
sampah tersebut pun akan berkembang dan membuat para produsen harus berpikir
mencari cara lain untuk melarikan limbah-limbah mereka. Hal tersebut merupakan
permasalahan yang akan dijawab penulis dalam penelitian ini.

Limbah utama dari industri kayu dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya kulit
kayu, potongan-potongan kecil dan serpihan-serpihan kayu hasil penggergajian dan
pemotongan, serta serbuk kayu dan debu. Limbah tersebut sangat sulit dikurangi. Saat
ini, kebanyakan produsen hanya dapat memanfaatkan limbah mereka seoptimal mungkin
menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis, seperti kulit kayu untuk bahan
kerajinan, potongan kayu untuk dijadikan arang, serbuk kayu yang diolah menjadi briket,
dan lain sebagainya.

Gambar 1 : Limbah potensial dari industri kayu

1
http://klipingut.wordpress.com/2008/01/05/693
Limbah kayu industri yang kemudian menjadi bahan baku material alternatif baru untuk
2
produk-produk industri diolah melalui berbagai macam metode . Berbagai macam jenis
limbah yang dihasilkan oleh industri kayu memiliki cara masing-masing di dalam
pengolahannya. Metode yang digunakan untuk mengolah limbah kayu berupa kulit kayu
dan serbuk bekas penggergajian kayu berbeda dengan metode yang digunakan untuk
mengolah potongan-potongan kayu yang tidak terpakai. Jenis limbah kayu yang akan
dipakai dalam perwujudan hasil akhir proyek penelitian ini dan metode yang akan
digunakan dalam pengolahannya selanjutnya akan dijelaskan dalam bagian pembahasan.

Produk IT (Information Technology) sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat


dunia global saat ini. Berbagai macam di antaranya, televisi, radio, komputer, ponsel, dan
lain sebagainya, merupakan perangkat-perangkat penunjang aktifitas sehari-hari.
Persaingan antar produsen pun semakin membuat masing-masing dari mereka berinovasi
tanpa henti untuk memberikan produk terbaik bagi konsumen. Salah satu metode untuk
menarik perhatian pasar yang digunakan adalah dengan memberikan tampilan fisik dan
visual semenarik mungkin. Dalam hal ini, produsen-produsen produk IT seringkali
bermain pada pembungkus teknologi mereka atau lebih dikenal dengan istilah casing.
Seringkali tampilan casing sebuah produk menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Hal ini terkait dengan tren dan fesyen yang sedang up-to-date di masanya.

Gambar 2 : Produk-produk IT (Information Technology)

Beberapa produsen produk IT terkemuka telah berinovasi dengan material casing yang
mereka gunakan pada produk-produk mereka, termasuk dengan menggunakan material
ramah lingkungan seperti kayu. Apple Inc., yang menggandeng perusahaan casing
terkemuka, Gresso, akan segera meluncurkan produk iPhone 4 Gresso yang dibalut
casing kayu hitam Afrika. Fujitsu telah meluncurkan laptop kayu hasil kerjasamanya
dengan produsen furnitur Jepang, Monacca. DoCoMo telah melaunching The Touch
Wood yang merupakan ponsel unik yang memakai bahan casing dari kayu dengan nama
yang sama. Dan masih banyak lagi produsen produk IT yang gencar menarik perhatian
dunia dengan usaha mereka memproduksi produk-produk dengan material alam kayu.
Namun demikian, metode penggunaan kayu yang mereka pilih merupakan cara
mendasar, yaitu menggunakan material kayu yang masih asli dan segar, bukan limbah
kayu maupun olahan limbah kayu. Meski demikian, tepatnya positioning pasar yang
mereka lakukan membuat produk mereka laku, sehingga merupakan fakta bahwa
material alam yang ramah lingkungan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen produk IT.

2
http://www.tentangkayu.com/2007/12/limbah-dari-industri-kayu.html
Gambar 3 : Pengembangan desain casing kayu oleh para produsen produk IT terkemuka

Ada beberapa karakter tampilan desain yang cukup diminati akhir-akhir ini, diantaranya
3
minimalis, grunge, modern, elegan, klasik, pop, dan retro . Retro dapat diartikan sebagai
"old fashioned" atau gaya lama - tetapi berbeda dengan klasik. Retro bisa diartikan
sebagai desain yang mencerminkan karakter dan gaya hidup sesudah perang dunia ke
dua, yaitu sekitar tahun 1940 hingga 1980. Lukisan poster, gambar-gambar kartun klasik,
mobil Cadillac kuno, sepeda kumbang, hingga warna-warna lusuh menjadi ciri khas dari
karakter retro. Desain retro dianggap dapat menampilkan karakter sentimentil yang
seolah-olah membawa pelihatnya bernostalgia ke masa lalu. Sehingga dalam
penerapannya, karakter retro lebih cenderung dipakai untuk menonjolkan kesan kuno,
idealis, nostalgia, dan berbeda.

Karakter retro lebih akrab dipakai dalam desain grafis dari pada desain produk. Tetapi
kenyataan membuktikan bahwa beberapa desainer produk sudah mencoba menerapkan
retro dalam karya-karya mereka. Dan hasilnya pun menjadi cukup unik dan banyak
diminati, bahkan menjadi trendsetter tersendiri bagi para pesaingnya.

Gambar 4 : Contoh penerapan tema retro pada produk-produk modern

3
http://www.gravisware.com/tutorial/113-retro-style.html
Tujuan
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah :

a. Menentukan metode pemanfaatan dan pengolahan limbah kayu industri yang optimal
untuk perancangan produk-produk fungsional yang bernilai jual.
b. Merancang bentuk dan tampilan casing produk IT (Information Technology) yang
efisien dan menarik dengan menggunakan hasil olahan limbah kayu industri.
c. Menerapkan tema retro pada tampilan casing produk IT dengan menitik beratkan pada
tampilan material yang digunakan (hasil olahan limbah kayu industri).

MASALAH
Terdapan 2 masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian ini, diantaranya adalah :

a. Bagaimana metode pemanfaatan dan pengolahan limbah kayu industri untuk


perancangan casing produk IT (Information Technologi)?
b. Bagaimana tampilan casing produk IT bertema retro yang dapat dirancang dengan
menggunakan hasil olahan limbah kayu industri?

STUDI LAPANGAN & REFERENSI


Secara garis besar, data-data yang digunakan untuk proyek penelitian ini diambil dari
beberapa sumber, diantaranya adalah :

a. Hasil observasi lapangan penulis di lokasi pusat penampungan limbah kayu industri di
wilayah Gresik, Jawa Timur.
b. Referensi dari berbagai macam situs web, jurnal, blog, dan buku-buku.

Definisi dan Penjabaran


Berdasarkan breakdown dari masing-masing keywords yang ada pada judul penelitian
‘PEMANFAATAN LIMBAH KAYU UNTUK PERANCANGAN CASING PRODUK
INFORMATION TECHNOLOGY DENGAN PENDEKATAN KONSEP RETRO’, yaitu
limbah kayu, casing produk IT, dan retro, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa
pengertian proyek penelitian ini adalah proyek pemanfaatan dan pengolahan limbah kayu
industri menjadi alternatif material yang potensial yang digunakan untuk perancangan
tampilan casing produk IT dengan mengangkat retro sebagai konsep dari keseluruhan
hasil akhirnya.

Dalam bab ini, secara deskriptif juga telah dijabarkan definisi dan penjelasan mengenai
faktor-faktor utama dan pendukung pada proyek penelitian ini, diantaranya adalah :

a. Limbah kayu industri, yang meliputi jenis-jenis limbah utama dari industri kayu dan
potensi pemanfaatannya.
b. Metode pengolahan material kayu menggunakan mesin CNC.
c. Jenis-jenis kayu, lengkap dengan karakteristiknya masing-masing.
d. Penjelasan mengenai karakteristik kayu, lengkap dengan keterangan penilaiannya.
e. Konsep retro, yang merupakan konsep yang diangkat dalam penelitian ini.
Dasar Pertimbangan Desain
Dasar-dasar yang dijadikan pertimbangan desain dalam perancangan casing produk IT
dengan material limbah kayu industri dan pendekatan konsep retro ini antara lain :

a. Branding
b. Usability
c. Sustainability
d. Future Scenarios
e. Engineering

Produk Acuan
Dalam proyek penelitin ini, penulis mengacu pada lima produk eksisting berdasarkan
kriteria masing-masing. Produk acuan berguna untuk memberikan gambaran dan sedikit
batasan dalam merancang produk utama yang menjadi tujuan pada proyek ini. Ke-lima
produk tersebut antara lain :

a. NTT DoCoMo Touch Wood dan Fujitsu Wood Shell, yang merupakan acuan produk
dengan pemanfaatan material kayu untuk tampilan casingnya.
b. Radio Magno dan LG CRT Classic TV, yang merupakan acuan produk dengan tema
retro.

METODE PENDEKATAN
Judul penelitian ‘PEMANFAATAN LIMBAH KAYU UNTUK PERANCANGAN CASING
PRODUK INFORMATION TECHNOLOGY DENGAN PENDEKATAN KONSEP RETRO’
ini didasarkan pada pengangkatan beberapa isu, antara lain :

a. Isu lingkungan, yaitu bagaimana memanfaatkan sumber daya alam menjadi material
yang potensial menghasilkan sebuah produk yang menarik. Lebih dalam dari itu,
material alam yang digunakan merupakan limbah yang sejauh ini hanya dimanfaatkan
dengan metode dan hasil yang minim, dan kebanyakan hanya dibiarkan atau bahkan
dibuang begitu saja. Material alam untuk penelitian ini merupakan kayu limbah hasil
industri.
b. Isu teknologi, dengan menitik beratkan pada tampilan fisik perangkat pendukung
teknologi itu sendiri, atau yang lebih umum dikenal sebagai produk IT (Information
Technology). Segi tampilan pada sebuah produk IT memiliki berbagai macam faktor
penyusun, di antaranya adalah faktor desain tampilan, user interface, material, dan ciri
khas.
c. Isu tren dan fesyen, yang merupakan kiblat para desainer untuk menentukan berbagai
aspek dari produk-produk yang akan mereka hasilkan. Dari berbagai konsep yang ada,
penulis mengangkat konsep retro pada penelitian ini. Pemilihan konsep tersebut
didasarkan pada fakta bahwa semakin lama, pengulangan tren dan fesyen tidak lagi
bersifat samar. Para diktator dunia fesyen sekarang ini dengan terang-terangan
mengembalikan gaya dan tampilan produk ke arah gaya dan tampilan produk pada
masa lalu dengan sentuhan teknologi mutakhir di dalamnya.
Isu-isu yang diangkat menghasilkan rumusan-rumusan masalah serta tujuan dan manfaat
yang menjadi akar penelitian ini. Permasalahan-permasalahan yang dirumuskan akan
dipecahkan melalui metode-metode penelitian, antara lain :

a. Metode eksperimentatif, digunakan untuk menentukan kelayakan material limbah kayu


industri menjadi material baru yang potensial untuk perancangan produk massal, dan
b. Metode kualitatif, digunakan untuk mendeskripsikan bahasa tren dan fesyen pada
masa ini ke dalam tampilan sebuah produk. Pada bagian ini, nantinya akan dilakukan
mapping produk IT pada masa ini untuk menentukan karakter estetika yang akan
diterapkan dengan basis konsep retro. Metode ini juga digunakan untuk menentukan
metode pengolahan material kayu menjadi casing produk IT melalui wawancara
langsung dengan pakar di bidang kayu dan pengolahan kayu, serta pengunduhan data
dan keterangan dari berbagai macam referensi dan literatur.

Proses selanjutnya adalah tahapan studi dan analisa. Tahapan ini akan menjawab
permasalahan-permasalahan yang diangkat melalui metode-metode yang telah
direncanakan dengan menganalisa berbagai macam studi yang diterapkan, dan
diharapkan dapat merepresentasikan tujuan awal dari penelitian ini. Tahapan studi dan
analisa ini nantinya akan menghasilkan beberapa kriteria desain, diantaranya adalah :

a. Material dan proses threatment


b. Sistem dan teknologi
c. Estetika
d. Struktur dan konstruksi
e. Platform desain

dan nantinya, kriteria-kriteria desain tersebut akan menghasilkan sebuah konsep desain
yang merupakan dasar perancangan dari hasil penelitian ini.

Proses akhir dari penelitian ini adalah implementasi konsep desain menjadi sebuah
desain final berdasarkan berbagai pertimbangan yang didapat dari pemaparan alternatif-
alternatif yang dipilih dengan berbagai macam pembobotan. Desain final tersebut akan
diterjemahkan ke dalam bahasa teknis melalui gambar kerja berskala riil dan
diterjemahkan ke dalam bahasa 3 dimensi melalui proses gambar teknik, 3D modeling,
gambar presentasi, dan prototyping.

PEMBAHASAN
Ini merupakan bagian dari penelitian untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam tahapan ini sudah dapat dilakukan
pemasukan ide dan inovasi yang disesuaikan dengan tema yang diangkat. Tahapan ini
meliputi analisa-analisa produk, antara lain :

Studi dan Analisa Material


Analisa ini bertujuan untuk menentukan jenis limbah kayu yang akan digunakan pada
proyek penelitian dan perancangan ini. Di dalamnya meliputi studi dan analisa mengenai
jenis-jenis limbah kayu industri yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kayu, warna kayu,
tekstur kayu, dimensi limbah, dan lain sebagainya.
Hasil yang diharapkan dari analisa ini adalah penetapan jenis limbah kayu yang memiliki
karakteristik kuat, awet, mudah diolah, serta memiliki tampilan tekstur yang menarik untuk
dijadikan rancangan tampilan casing produk IT. Sedangkan dalam hal dimensi, penetapan
jenis limbah kayu yang diharapkan adalah limbah kayu yang memiliki dimensi mendekati
dimensi casing produk IT yang akan dirancang, dengan alasan efisiensi material.

Studi dan analisa ini juga bertujuan untuk menentukan kelayakan material limbah kayu
dan metode pengolahannya hingga dapat dijadikan material dalam perancangan casing
produk IT. Di dalamnya akan dilakukan eksperimen-eksperimen dan studi referensi
mengenai kualitas kelayakan limbah kayu yang telah ditentukan sebelumnya. Pada
pembahasan ini, akan ditentukan pula metode finishing material limbah kayu yang sesuai.

Penetapan kelayakan material limbah kayu mengarah pada kualitas material kayu untuk
perancangan sebuah tampilan casing produk IT. Metode pengolahan material limbah
kayu yang diharapkan adalah metode dengan pertimbangan efisiensi dalam hal waktu,
tenaga, dan biaya. Sedangkan untuk finishing material limbah kayu, metode yang
diharapkan adalah metode finishing yang dapat memaksimalkan tampilan akhir dari
produk yang dirancang dengan pendekatan estetika dan isu lingkungan.

Studi dan analisa material pada proyek penelitian dan perancangan tampilan casing
produk IT ini dilakukan dengan beberapa metode eksperimen (selengkapnya dapat dilihat
pada Laporan Tugas Akhir penulis dengan judul ‘DESAIN CASING PRODUK
INFORMATION TECHNOLOGY BERBAHAN LIMBAH KAYU DENGAN KONSEP
RETRO’), dan menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain :

a. Dimensi limbah kayu yang akan diolah, yaitu potongan kayu dengan alasan efisiensi
material. Jenis dimensi limbah kayu terpilih tersebut akan melalui proses standarisasi
dimensi dan corak/ tekstur material sebelum masuk ke dalam proses produksi.
b. Jenis limbah kayu yang akan digunakan, yaitu kayu jati dan kayu pinus.

Kayu Jati Kayu Pinus

Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan terhadap karakteristik dari masing-masing jenis


limbah kayu yang tersedia, dapat diambil kesimpulan bahwa limbah kayu jati dan kayu
pinus memiliki karakter yang pas untuk digunakan sebagai material penyusun sebuah
produk dengan skala dimensi kecil. Keduanya memiliki karakter tekstur corak yang
khas. Keduanya juga memiliki tingkat kekerasan (wood density) yang cukup, yaitu
tidak terlalu rendah, sehingga mudah dibentuk dengan detail dan presisi, serta tidak
terlalu tinggi, sehingga tidak terlalu berat. Kombinasi keduanya dapat menciptakan
karakter tampilan produk yang unik. Perbedaan intensitas warna yang cukup kontras
juga dapat membentuk karakter tema retro tahun ’80an dengan sesuai.

c. Proses pengolahan material (dari material limbah kayu yang telah mengalami proses
standarisasi dimensi dan corak/ tekstur menjadi rancangan tampilan casing produk IT
(Information Technology)), yaitu menggunakan teknologi mesin CNC (Computer
Numerical Controlled) dengan pertimbangan efisiensi tenaga, waktu, dan biaya, serta
pertimbangan kepresisian hasil produksi.
d. Material finishing yang akan digunakan, yaitu Propan Polyurethane Wood Finish Clear
Dof, yang merupakan material finishing kayu dengan campuran bahan thinner khusus
yang aman serta memenuhi prosedur standar mengenai aturan produk untuk ekspor
mancanegara. Laminasi dengan material polyurethane clear dof ini akan menghasilkan
tampilan laminasi material kayu yang sangat baik dan merata, tahan terhadap air,
bahan kimia rumah tangga, goresan, dan benturan.
e. Ketebalan minimal material kayu yang akan digunakan untuk membentuk struktur dan
konstruksi casing adalah 3 mm dengan konstruksi. Ketentuan tersebut didapat dari
hasil uji coba material kayu terhadap benturan (jatuh dan banting) dan tekanan (duduk
dan injak).

Studi dan Analisa Sistem Casing Produk IT (dengan Material Limbah Kayu Industri)
Analisa ini bertujuan untuk menentukan sistem casing produk IT (information technology)
yang akan digunakan dan langsung mengacu pada sebuah studi kasus, yaitu pocket
radio.

Dalam pembahasannya nanti akan dijabarkan mengenai konfigurasi bagian dalam


perangkat IT tersebut (dengan metode asumsi menggunakan perangkat lain yang serupa)
sehingga dapat diketahui bagaimana tata letak permesinan dan segala macam atribut
dalaman sebuah perangkat IT. Nantinya, pembahasan ini juga akan menentukan
bagaimana sebuah casing (dalam hal ini dari material limbah kayu industri) dapat menjadi
sarana pelindung dan mengakomodasi bagian dalam dari sebuah perangkat IT dengan
baik dan efisien. Proses dan hasil analisa sistem casing produk IT ini juga akan
didasarkan pada dimensi produk acuan studi kasus yang diangkat, yaitu produk Pure
Pocket DAB 1500 yang akan digunakan sebagai sarana metode asumsi dalam hal
dimensi bagian dalam sebuah produk pocket radio.

Pembahasan mengenai sistem casing pocket radio meliputi beberapa hal, di antaranya
adalah konfigurasi peletakan komponen dalaman radio, struktur dan konstruksi casing,
serta sistem sambungan dan kuncian pada casing itu sendiri. Penjelasan mengenai
masing-masing hal tersebut akan diuraikan dalam pembahasan berikut.

Konfigurasi Peletakan Komponen Dalaman Radio


Pembahasan mengenai konfigurasi peletakan komponen dalaman radio ini didasarkan
pada penggunaan metode asumsi, yaitu mengasumsikan bagaimana konfigurasi
peletakan komponen-komponen pada bagian permesinan sebuah DAB pocket radio
dengan menganalisa peletakan komponen pada perangkat lain yang sejenis. Hal ini
dilakukan karena produk DAB pocket radio merupakan produk masa depan di Indonesia.
Sistem penerimaan sinyal DAB (Digital Audio Broadcasting) di Indonesia sedang
dikembangkan dan akan mulai diluncurkan pada kisaran tahun 2011 – 2012 nanti.

DAB pocket radio memiliki komponen permesinan antara lain :

a. Display
b. Tombol
c. Plat PCB mesin utama
d. Plat PCB tombol
e. Antenna
f. Kabel-kabel

Perangkat yang digunakan sebagai media asumsi dalam pembahasan ini adalah produk
SS-60 AM/ FM Pocket Radio, yaitu sebuah perangkat radio berskala pocket dengan
receiver sinyal radio AM/FM. Berikut tampilan perangkatnya :

Gambar 5 : SS-60 AM/ FM Pocket Radio, produk asumsi untuk acuan konfigurasi

Perangkat ini menggunakan casing dari material plastik. Sistem peletakan komponennya
menggunakan sekrup kecil dan mounting perekat. Berikut konfigurasi dan sistem
peletakan komponennya :
sekrup

Gambar 6 : Komponen utama berupa plat PCB diletakkan dengan sistem sekrup

mounting perekat

peletakan kabel
Gambar 7 : Komponen speaker-active dan antenna dipasang dengan mounting perekat (nantinya
untuk produk DAB pocket radio, mounting perekat digunakan sebagai sistem peletakan display),
sedangkan kabel dililit sedemikian rupa hingga terpasang rapi.

Dari analisa peletakan komponen dalaman produk SS-60 AM/ FM Pocket Radio, dapat
ditentukan sistem-sistem peletakan permesinan pada DAB pocket radio yang akan
dirancang, yaitu sistem sekrup dan mounting perekat. Nantinya, sistem sekrup digunakan
untuk pemasangan mesin utama radio, yaitu plat PCB, plat PCB untuk tombol, dan
antena, sedangkan sistem mounting perekat digunakan untuk pemasangan display,
tombol, dan jack input/ output. Lebih lanjut akan dijelaskan dalam proses assembling
pada pembahasan studi dan analisa proses produksi.
Struktur dan Konstruksi Casing Pocket Radio
Material limbah kayu untuk perancangan tampilan casing DAB pocket radio pada proyek
ini memiliki tantangan tersendiri dalam hal struktur dan konstruksi. Tidak seperti material
plastik maupun aluminium yang pada umumnya digunakan sebagai material casing
produk IT yang dibentuk dengan sistem cetakan dan memiliki kekuatan struktur dari
olahan bentuk cetakannya tersebut, material kayu membutuhkan kekuatan dari material
itu sendiri untuk membangun struktur dan konstruksi yang ia bangun. Oleh karena itu,
diperlukan pengolahan bentuk dan susunan material yang mampu membuat material
alam ini menjadi sebuah struktur dan konstruksi sebuah casing produk IT yang kokoh.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kekokohan struktur dan konstruksi casing produk IT
(DAB pocket radio) dengan material limbah kayu industri ini, antara lain akan diuraikan
pada pembahasan berikut.
1. Ketebalan material (telah diuraikan dalam pembahasan studi dan analisa material)
2. Penyusunan konstruksi material

Sistem Sambungan dan Kuncian Pocket Radio


Sistem sambungan dan kuncian pada casing DAB pocket radio dirancang dengan
pertimbangan faktor material (limbah kayu) dan kekuatan. Berikut beberapa analisa
sistem sambungan dan kuncian DAB pocket radio dalam bentuk sketsa 3 dimensi.

Gambar 8 : Contoh rancangan sistem sambungan casing DAB pocket radio

Studi dan Analisa Tema dan Estetika (Karakteristik Estetika Desain dengan Pendekatan Tema
Retro Tahun ‘80an)
Analisa ini bertujuan untuk menguraikan tema yang diangkat dalam penelitian ini (retro)
sehingga dapat ditemukan karakter estetika yang nantinya akan diimplementasikan pada
produk yang akan dirancang (casing produk IT). Penentuan karakter akan dilakukan
dengan menguraikan bentukan-bentukan dan warna yang menjadi cirri khas tema retro
yang bersangkutan.
Ada beberapa karakter tampilan desain yang cukup diminati akhir-akhir ini, diantaranya
4
minimalis, grunge, modern, elegan, klasik, pop, dan retro . Retro dapat diartikan sebagai
"old fashioned" atau gaya lama - tetapi berbeda dengan klasik. Retro bisa diartikan
sebagai desain yang mencerminkan karakter dan gaya hidup sesudah perang dunia ke
dua, yaitu sekitar tahun 1940 hingga 1980. Mengapa retro? Pertanyaan tersebut
merupakan salah satu pondasi utama proyek penelitian ini karena secara garis besar,
retro merupakan tema yang akan diterapkan pada hasil akhirnya. Bagi sebagian orang,
masa lalu menarik untuk dikenang dan ditampilkan kembali. Retro, atau dapat diartikan
sebagai fenomena mengulang tren yang lalu menjadi bagian dari aplikasi desain. Dalam
hal ini, retro yang merupakan produk masa lalu diasimilasikan dengan kebaruan yang
merupakan produk kontemporer, tidak hanya mengusung semangat eklektik, revival,
historisisme, rekonstruksi, dan duplikasi namun juga menciptakan sinergi unik untuk
menarik perhatian. Pemilihan tema retro ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa
secara global, gaya hidup masyarakat dunia dipengaruhi oleh tren dan gaya fesyen.
Sedangkan tren dan gaya fesyen sendiri memiliki para diktator yang mempengaruhinya.
Dari fakta yang ada, dapat dirasakan bahwa dunia fesyen hampir selalu mengalami
5
pengulangan. Siklus pengulangan tren fesyen terjadi dalam kurun waktu 30 tahunan .
Tren fesyen tahun ’70an akan kembali melejit di tahun 2000 dan akan kembali terulang di
tahun 2030. Begitu pula seterusnya. Begitulah cara para diktator dunia fesyen mengatur
alur tren. Mereka adalah para editor majalah fesyen, para desainer brand-brand ternama,
bahkan para artis dan aktor yang sempurna. Berdasarkan siklus tersebut, penulis
menentukan tema retro tahun ‘80an (30 tahun sebelum tahun 2010) pada penelitian ini.
Tema tersebut nantinya akan diuraikan dari segi tampilan fisik berupa bentuk dan warna,
untuk kemudian dianalisa untuk menentukan karakter estetika yang menjadi khas tema
tersebut.

Gambar 9 : Image board fashion style a la tahun ‘80an

4
http://www.gravisware.com/tutorial/113-retro-style.html
5
http://groups.yahoo.com/group/landscape_40/message/470?var=1
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan terhadap produk-produk retro tahun ‘80an dengan
constraint-constraint yang ada, dapat diketahui secara garis besar bagaimana karakter
bentuk dan warna produk retro yang beredar dan popular pada saat itu. Pada
penerapannya, banyak bidang-bidang geometri secara utuh diaplikasikan. Seperti
bentukan lingkaran penuh dan persegi panjang. Tarikan-tarikan garisnya pun banyak
yang bergaya art deco, yaitu gaya tarikan garis lurus secara utuh, dan ada pula tarikan-
tarikan garis lengkung seperti setengah lingkaran dan elips. Untuk produk elektronik,
tarikan garis lurus dan bentukan geometri kotak lebih banyak dipakai, seperti terlihat pada
gaya radio tua, perangkat komputer pada awal kemunculannya, kaset-kaset tape
recorder, dan sebagainya.

Untuk warna, berdasarkan pemetaan yang dilakukan terhadap penerapan warna pada
produk retro tahun ‘80an, dapat diketahui bahwa karakter tema retro mengadopsi
tampilan warna-warna menyala dengan perpaduan yang kontras. Kombinasi warna biru,
kuning, merah, dan hijau yang dikomposisikan menjadi perpaduan warna kontras yang
menarik. Begitu pula komposisi warna pada mix and match fashion item. Warna-warna
menyala dipadu padankan menjadi komposisi yang ramai dan eye catching.

Analisa Proses Produksi


Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan produk hasil proyek penelitian dan
perancangan ini (casing produk IT) dalam hal produksi. Proses produksi yang akan
dijelaskan dalam pembahasan ini dimulai dari pemilihan material, pengolahan material,
hingga material tersebut menjadi sebuah bentukan produk riil yang diinginkan (rancangan
tampilan casing produk IT). Hasil dari analisa ini nantinya akan mengarah pada
penentuan estimasi harga produk berdasarkan biaya produksi.

Proses produksi rancangan tampilan casing DAB pocket radio pada proyek penelitian dan
perancangan ini dibagi mencadi beberapa tahapan, antara lain :
a. Tahap desain final
b. Tahap material
c. Tahap pengolahan material
d. Tahap finishing material
e. Tahap assembling
f. Tahap trial and error
g. Tahap packaging

Proses produksi diawali dengan tahap desain final. Dalam tahapan ini, desain terpilih
telah divisualisasikan ke dalam bahasa gambar kerja sebagai pedoman dan ke dalam
bahasa 3D modeling sebagai bahan pengolahan material menggunakan perangkat mesin
CNC (Computer Numerical Controlled).

Setelah desain final siap diproses, tahapan selanjutnya adalah pemilihan material. Dalam
tahapan ini, dilakukan pemilihan material limbah kayu jati dan pinus (jenis kayu terpilih
berdasarkan studi dan analisa material) berdasarkan dimensi, corak, tekstur, dan warna.
Pemilihan material berdasarkan dimensi (seperti telah dijelaskan sebelumnya dalam studi
dan analisa material) bertujuan agar penggunaan material lebih efisien dengan memilih
material yang dimensinya mendekati dimensi produk yang akan diproduksi. Sedangkan
pemilihan material berdasarkan corak, tekstur, dan warna berhubungan dengan segi
estetika dari hasil produksi nantinya. Pemilihan ini memastikan agar kombinasi material
yang akan digunakan untuk memproduksi satu buah prototip memiliki corak, tekstur, dan
warna dengan komposisi yang seimbang, sehingga hasil produksi nantinya akan memiliki
karakter estetika yang baik. Proses terakhir dari tahapan ini adalah standarisasi dimensi
material, yaitu menyamakan dimensi dari limbah-limbah kayu terpilih hingga siap
diproses. Tujuan dari proses ini adalah untuk memudahkan proses produksi pada
tahapan selanjutnya.

Setelah desain final dan material penyusun siap diproses, tahapan selanjutnya adalah
memproses bahan-bahan tersebut. Proses dilakukan dengan menginput file 3D modeling
ke dalam komputer yang terintegrasi dengan mesin CNC dan menempatkan material
limbah kayu yang telah disiapkan ke dalam mesin CNC. Tahapan ini menghasilkan
bentukan rancangan tampilan casing berupa prototip mentah. Dari hasil olahan tersebut,
kemudian dilakukan uji kekuatan untuk menentukan apakan proses produksi dapat
dilanjutkan atau tidak. Faktor kegagalan pada tahapan ini terletak pada kualitas material
yang diproses. Jika hasil uji kekuatan dirasa gagal, maka proses kembali pada tahapan
pemilihan material. Namun jika dirasa berhasil, maka proses produksi dilanjutkan pada
tahapan detailing dan finishing material.

Finishing material dilakukan dengan metode spraying (semprot) menggunakan mesin


kompresor. Hal ini bertujuan agar hasil finishing lebih merata dan presisi. Finishing
material pada proyek ini (sesuai dengan hasil pemilihan pada studi dan analisa
pengolahan material limbah kayu industri) menggunakan bahan varnish/ pelitur dengan
campuran air (water-base).

Tahapan selanjutnya (setelah rancangan tampilan casing dengan material limbah kayu
telah selesai diproses dan difinishing) adalah proses assembling (perangkaian) mesin
radio dengan casing tersebut hingga dihasilkan sebuah perangkat yang siap digunakan.
Kemudian perangkat jadi tersebut diuji coba melalui proses trial and error untuk uji coba
sistem hingga siap dikemas dengan packaging yang terintegrasi dan dipasarkan.

HASIL
Berdasarkan hasil studi dan analisa yang telah dilakukan di dalam bab pembahasan
sebelumnya, akan didapatkan gambaran awal desain sebagai output dari proyek
penelitian dan perancangan ini. Gambaran desain tersebut divisualisasikan dengan
sketsa-sketsa awal yang bertujuan sebagai media brainstorming ide bentuk yang akan
dikembangkan. Kemudian, dari hasil brainstorming ide bentuk yang dihasilkan, dilakukan
pemilihan acak oleh penulis untuk memilih alternatif-alternatif desain yang nantinya akan
dipilih salah satunya sebagai desain final yang akan dikembangkan.

Analisa Pemilihan Alternatif


Analisa ini bertujuan untuk menentukan desain yang akan dikembangkan berdasarkan
alternatif-alternatif desain yang telah dibuat. Dalam analisa ini, akan dilakukan penilaian
terhadap alternatif-alternatif desain (hasil dari seleksi sketsa awal) berdasarkan beberapa
kriteria/ parameter pengembangan desain dan konsep desain yang telah dirangkum
menjadi poin-poin kriteria, antara lain :

a. Kesesuaian estetika desain dengan konsep (retro) yang disesuaikan dengan tren
produk Information Technology saat ini
b. Kenyamanan pengguna dalam penggunaan produk (ergonomi dan user interface)
c. Kemudahan sistem assembling produk
d. Kemudahan aplikasi teknologi pengolahan material (kayu) terhadap bentukan desain
(kemudahan proses produksi)

Alternatif-alternatif desain yang dihasilkan kemudian dinilai dengan tabel pemilihan


alternatif. Skala penilaian berada pada rentang nilai 1 (nilai terrendah) sampai 4 (nilai
tertinggi), dimana tiap nilai angka pada tiap kriteria/ parameter memiliki definisi tersendiri.
Pembobotan yang dilakukan tetap dengan prioritas terbesar pada kesesuaian estetika
desain dengan konsep (retro) dan diikuti berurutan oleh kriteria/ parameter penilaian yang
lain. Definisi tiap-tiap nilai angka pada tiap kriteria/ parameter dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1 : Definisi tiap-tiap nilai angka pada tiap kriteria/ parameter


KRITERIA/ DEFINISI TIAP NILAI ANGKA
PARAMETER
1 2 3 4
Kesesuaian Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk
estetika desain dinamis dan terlalu memiliki geometris geometris
dengan konsep memiliki ciri khas produk namun memiliki dengan
(retro) yang banyak tarikan- modern komposisi komposisi
disesuaikan tarikan garis bentuk yang bentuk yang
dengan tren tambahan yang datar-datar saja menggabungkan
produk mempertajam (monoton) bentukan-
Information karakter produk bentukan yang
Technology kontras namun
saat ini tetap
menghasilkan
sebuah
kesatuan bentuk
yang baik dan
memiliki ciri
khas khusus
produk retro

Kenyamanan Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk


pengguna yang terlalu memiliki tarikan memiliki tarikan memiliki tarikan
dalam unik sehingga garis tajam garis yang garis yang
penggunaan tidak nyaman sehingga sederhana sederhana
produk dipegang dan kurang nyaman sehingga sehingga
digenggam dipegang nyaman nyaman
dipegang, dipegang,
namun terutama
diperuntukkan dengan 2
untuk satu tangan (agar
tangan saja lebih stabil)
Kemudahan Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk
sistem terlalu unik unik sehingga memiliki tarikan memiliki tarikan
assembling sehingga akan garis yang garis yang
produk menjadi rumit memperrumit sederhana sederhana
untuk proses namun memiliki dengan atribut-
merangkainya perangkaian atribut dengan atribut yang
bentuk-bentuk sederhana pula
yang unik

Kemudahan Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk Bentuk produk


aplikasi terlalu unik unik sehingga memiliki tarikan memiliki tarikan
teknologi sehingga akan garis yang garis yang
pengolahan menjadi rumit memperrumit sederhana sederhana
material (kayu) untuk proses namun memiliki dengan atribut-
terhadap membentuk pembentukan atribut dengan atribut yang
bentukan gambar geometri awal bentuk-bentuk sederhana pula
desain geometri dan yang unik
(kemudahan gambar
proses geometri siap
produksi) proses

Nantinya, berdasarkan tabel pemilihan alternatif yang telah disusun oleh penulis, dapat
ditarik kesimpulan mana alternatif bentuk yang memiliki nilai tertinggi dalam pemilihan.
Hal ini berdasarkan penilaian yang didasarkan pada definisi tiap nilai angka yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa alternatif bentuk tersebut memiliki definisi : produk dengan
bentuk geometris yang memiliki komposisi bentuk yang menggabungkan bentukan-
bentukan yang kontras namun tetap menghasilkan sebuah kesatuan bentuk yang baik
dan memiliki ciri khas produk retro, memiliki tarikan garis yang sederhana sehingga
nyaman dipegang, terutama dengan 2 tangan (agar lebih stabil), dan memiliki tarikan
garis yang sederhana dengan atribut-atribut yang sederhana pula sehingga mudah
diproduksi dan dirangkai. Dengan demikian, untuk proses selanjutnya, terpilihlah alternatif
bentuk tersebut sebagai desain yang akan dikembangkan pada proyek ini.

Aplikasi Grafis Pada Produk


Penelitian ini mengusung konsep retro tahun ‘80an. Dari batasan tersebut, maka penulis
mengarahkan desain hasil dari penelitian ini ke arah produk yang memiliki kesan retro
tahun ‘80an. Misal untuk produk pocket radio. Radio identik dengan musik. Dari fakta
tersebut, dipilihlah ikon-ikon musik pada era tahun ‘80an (sesuai konsep yang diangkat,
retro tahun ‘80an) sebagai konsep grafis yang akan diaplikasikan pada produk casing
pocket radio dari bahan kayu pada penelitian ini. Ikon yang akan dipilih dibedakan
menjadi 2 jenis berdasarkan jenis kelamin sebagai pembeda antara seri pengguna pria
dan wanita. Selain itu, serial juga akan dibedakan berdasarkan warna produk : dominan
gelap (kayu jati) untuk pengguna pria dan dominan terang (kayu pinus) untuk pengguna
wanita. Michael jackson dan Madonna terpilih karena mereka merupakan ikon pop terbaik
6
versi pria dan wanita pada tahun ‘80an .
Selanjutnya, serial akan berlanjut ke arah ikon-ikon musik pada tahun ‘80an sesuai
dengan genre seperti jazz, rock, country, dll dengan tujuan agar calon pengguna dapat
menentukan sendiri serial produk yang sesuai dengan jenis kelamin dan genre musik
yang mereka gandrungi.

Gambar 10 : Figur Michael Jackson dan Madonna sebagai ikon pop tahun ‘80an sebagai contoh
grafis yang akan diaplikasikan pada produk casing pocket radio dari bahan kayu

KESIMPULAN & SARAN


Kesimpulan
Sejauh proses yang telah ditempuh oleh penulis dalam menyelesaikan proyek penelitian
dan perancangan ini melalui berbagai macam studi, analisa, dan uji coba, dapat
disimpulkan beberapa hal yang telah dicapai, diantaranya adalah :

1. Ketentuan jenis limbah kayu yang digunakan (kayu jati dan kayu pinus) serta dimensi
limbah kayu yang akan diolah (potongan kayu dengan dimensi panjang/ lebar antara
10 – 40 cm).
2. Proses pengolahan material limbah kayu (teknologi mesin CNC (Computer Numerical
Controlled)).
3. Material finishing yang akan digunakan (Propan Polyurethane Wood Finish Clear Dof).
4. Ketebalan minimal material kayu yang akan digunakan (3 mm dengan konstruksi).
5. Ciri khas produk retro (memiliki tampilan warna-warna yang kontras dan mencolok).

6
http://bestuffs.com
Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan jurnal penelitian ini.
Untuk itu di sini penulis akan menyertakan poin-poin bagian yang dirasa kurang sebagai
saran untuk dapat memenuhi segala aspek yang dibutuhkan untuk kesempurnaan proyek
penelitian dan perancangan dengan judul ‘PEMANFAATAN LIMBAH KAYU UNTUK
PERANCANGAN CASING PRODUK INFORMATION TECHNOLOGY DENGAN
PENDEKATAN KONSEP RETRO’ ini. Kelengkapan bagian-bagian yang kurang tersebut
akan disertakan sebagai kelanjutan dari proyek ini pada kesempatan berikutnya.

Hal-hal yang dirasa kurang tersebut antara lain :

1. Metode standarisasi corak, tekstur, dan warna material kayu (limbah kayu)
berdasarkan faktor-faktor teknis dan non-teknis yang diberlakukan pada material
tersebut.
2. Tindakan antisipasi terhadap ketersediaan limbah kayu industri sebagai material yang
digunakan pada proyek ini, dengan kemungkinan besarnya permintaan pasar terhadap
produk IT dengan casing dari material kayu yang dihasilkan oleh proyek ini.
3. Peninjauan terhadap jenis kayu lain selain jenis kayu terpilih (jati dan pinus) yang
potensial sebagai material substitusi dengan pertimbangan ketersediaan, kualitas, dan
kemudahan dalam penanaman kembali serta jangka waktu tumbuhnya.
4. Peninjauan terhadap metode lain selain metode terpilih (penggunaan teknologi mesin
CNC) untuk pengolahan material kayu menjadi sebuah rancangan tampilan casing
produk IT.
5. Eksperimen terhadap berbagai jenis sistem casing dan sistem assembling komponen
produk IT pada casing dengan menggunakan batasan-batasan material dan metode
pengolahan terpilih.
6. Penerjemahan tema retro ke dalam karakteristik estetika (bentuk dan warna) produk
yang dirancang dengan batasan penggunaan material kayu.
7. Analisa mengenai bentuk dan sistem packaging bertema yang terintegrasi dengan
produk hasil proyek ini.
8. Analisa lebih dalam lagi mengenai proses produksi yang akan diterapkan dengan
batasan material, metode pengolahan material, metode finishing material, metode
assembling komponen, hingga metode pengemasan produk, hingga dapat
diestimasikan ke arah biaya produksi yang akan menentukan harga jual produk hasil
proyek ini.

DAFTAR RUJUKAN/ PUSTAKA


Buku
Sudarmaji (1993).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995) : 839

Laporan/ Studi
Ramadhan, Gilang (2010). Hasil Studi Lapangan. Pusat Penampungan Limbah Kayu
Industri Gresik. Jawa Timur
Aldila (2010). Laporan Tugas Akhir. Desain Mainan Figur dengan Pemanfaatan
Limbah Kayu. Program Studi Desain Produk, Jurusan Desain Produk Industri
ITS. Surabaya.
Conference Proceedings
Kastaman, Roni (2003). Makalah. Diklat Manajerial Kewirausahaan bagi Pengelola
UKM se-Jawa Barat.
Bingham, Neil & Andrew Weaving. Makalah. Modern Retro (Indonesian Version by
Ariavita P.)

Website
klipingut.wordpress.com
www.tentangkayu.com
www.gravisware.com
www.kpi.go.id
www.wikipedia.com
www.sari-jati.com
library.usu.ac.id
digilib.art.itb.ac.id
www.semangatbelajar.com
www.fashiontrendsetter.com
www.google.com
books.google.co.id
groups.yahoo.com
kriyamedia.blogspot.com
www.dgi-indonesia.com

Anda mungkin juga menyukai