Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR KEPERAWATAN

KOMUNITAS & KELUARGA I

ASUHAN
KEPERAWATAN
KOMUNITAS :
DIAGNOSIS DAN
RENCANA
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Nuurhidayat Jafar, S.Kep.,
Ns., M.Kep

PSIK FK UNHAS

1
Bahan Ajar Keperawatan Komunitas & Keluarga I

Asuhan Keperawatan Komunitas : Diagnosis dan Rencana Keperawatan Komunitas


Oleh : Nuurhidayat Jafar, S.Kep., Ns., M.Kep

GARIS BESAR BAHAN AJAR


Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas & Keluarga I
Kode Mata Kuliah / SKS : 368C214/ 4 SKS
Semester : V (Lima)
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Mata Kuliah Prasyarat : KDK I, KDK II
Dosen Penanggung Jawab : Kusrini Kadar, S.Kp.MN. Ph.D.
Tim Dosen : 1. Nuurhidayat Jafar, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Silvia Malasari, S.Kep. Ns.MN.
3. Waode Nurisnah, S.Kep.Ns.,M.Kes.
4. Arnis Puspita, S.Kep.Ns.,M.Kes.

Sasaran Belajar : Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu


memberikan asuhan keperawatan pada daerah
binaan, keluarga binaan, dan lansia binaan

Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini disajikan dalam 2 semester yaitu
Keperawatan Komunitas I dan Keperawatan
Komunitas II. Keperawatan komunitas I lebih
banyak membahas tentang konsep dan teori baik
keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, dan
keperawatan gerontik. Setelah memahami teori
mengenai keperawatan komunitas dan keluarga
maka pada Keperawatan Komunitas II lebih banyak
membahas aplikasi konsep dan teori ke dalam
asuhan keperawatan baik pada asuhan keperawatan
komunitas (daerah binaan), asuhan keperawatan
keluarga (keluarga binaan), serta asuhan
keperawatan gerontik.

A. PENDAHULAN
1. Cakupan/Garis Besar Materi
Garis besar materi ini mencakup asuhan keperawatan komunitas meliputi
perumusan diagnosis keperawatan komunitas, rencana keperawatan komunitas,
implementasi keperawatan komunitas. Sasaran pembelajaran adalah mahasiswa

2
semester 5 dapat memahami dan merumuskan diagnosis keperawatan komunitas
s/d melakukan Rencana Keperawatan.
Manfaat pokok bahasan diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai acuan
aplikasi klinis pada jenjang profesi, utamanya keperawatan komunitas, keluarga,
gerontik. Pembahasan awal adalah memahami konsep merumuskan diagnosis
keperawatan komunitas berdasarkan NANDA (domain dan kelas) serta membuat
perencanaan keperawatan komunitas berdasar NOC dan NIC.

2. Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa dapat :
a. Mahasiswa dapat memahami perumusan diagnosis keperawatan komunitas
berdasar NANDA
b. Mahasiswa memahami perencanaan komunitas berdasar NOC dan NIC
c. Mahasiswa memahami konsep aplikasi program komunitas
d. Mahasiswa mampu memahami konsep evaluasi keperawatan komunitas

3. Perilaku Awal
Mahasiswa telah lulus dalam mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan I dan
Konsep Dasar Keperawatan II

4. Manfaat Pokok Bahasan


Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas khususnya
perumusan diagnosis komunitas s/d evaluasi komunitas.

5. Urutan Pembahasan
a. Diagnosis keperawatan komunitas
b. Perencanaan keperawatan komunitas
c. Implementasi keperawatan komunitas

6. Petunjuk Belajar
Sebelum perkuliahan, mahasiswa wajib membaca buku
a. Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. (2000). Community as partner.
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
b. Stanhope, M & Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process
and practice for promoting health. St. Louois: Mosby Year Book.

3
B. PENYAJIAN
1. Uraian Materi Bahasan
a. Diagnosis Keperawatan Komunitas
Kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yg dimiliki. Tujuan : menetapkan kebutuhan
komunitas, menetapkan kekuatan, mengidentifikasi pola respon komunitas,
mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
 Label Diagnosis Keperawatan
 Aktual
 Risiko
 Wellness (Sejahtera)
 Formulasi penulisan Diagnosis keperawatan komunitas
 NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)
o 13 domain
o 47 kelas
o 235 diagnosis
 ICNP (International Classifications for Nursing Practice)
Penulisan diagnosis keperawatan yang disepakati oleh Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) menggunakan single diagnosis.
 Cara menentukan diagnosis keperawatan komunitas
 Identifikasi data komunitas
 Masukkan domain
 Masukkan kelas
 Lihat definisi
 Lihat batasan karakteristik
 Tentukan diagnosis
 Label diagnosis keperawatan menurut NANDA (2015-2017)
 Diagnosis berfokus masalah
Diagnosis berfokus masalah selama ini dikenal dengan label aktual. Adalah
clinical judgement yang menggambarkan respon yang tidak diinginkan
terhadap kondisi kesehatan kelompok/komunitas.
Contoh diagnosis aktual komunitas adalah :
 Ketidakefektifan manajemen kesehatan
 Defisiensi kesehatan komunitas
 Diagnosis risiko
Adalah clinical judgement yang menggambarkan kerentanan kelompok atau
komunitas yang memungkinkan berkembangnya respon yang tidak
diinginkan terhadap kondisi kesehatan. Setiap label dari diagnosis risiko
diawali dengan label risiko.
Contoh diagnosis risiko komunitas adalah :

4
 Risiko penyimpangan perilaku kesehatan
 Risiko kontaminasi

 Diagnosis promosi kesehatan
Adalah clinical judgement yang menggambarkan motivasi dan keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan
diawali dengan frase kesiapan meningkatkan.
Contoh diagnosis promosi kesehatan diantaranya :
 Kesiapan meningkatkan komunikasi
 Kesiapan meningkatkan koping komunitas
 Diagnosis sindrom

b. Perencanaan Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek yaitu:
primer, sekunder, dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerja sama
dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi yang akhirnya untuk
menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian
komunitas yang dirancang untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman
(1968), ada tiga model pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu
pendekatan perencanaan sosial (sosial planning), pendekatan pengembangan
masyarakat (locality development) dan pendekatan social action, namun
yang dominan adalah dengan pendekatan locality development yang berarti
mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana
yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development) dirancang
untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat
dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan memotivasi mereka untuk
partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas berfokus pada tiga
tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985):

a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum sakit.
Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.

5
b) Pencegahan Sekunder
Menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan.

c) Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi
(irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat proses
penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal. Dengan
melibatkan Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes) dan evaluasi Aktivitas
kegiatan program

Langkah-langkah dalam perencanaan yaitu : menentukan prioritas,


menentukan kriteria hasil yang harus ditujukan untuk komunitas,
menentukan rencana tindakan dengan desain spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil, dokumentasi dengan
menuliskan rencana tindakan dalam suatu bentuk dokumentasi. Hal ini
merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan
data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan komunitas.
Dalam lingkup praktek keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya-
upaya, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitasi), dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, dan kelompok masyarakat, lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialitatif).

a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai topik yang terkait kesehatan masyarakat (peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, kesehatan lingkungan, olahraga
secara teratur, rekreasi, dan pendidikan seks).

b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
melalui kegiatan-kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas,
maupun kunjungan rumah.

6
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui Posyandu, Puskesmas, ataupun
di rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.

c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, keluarga yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin,
dan nifas.
4) Perawatan buah dada. Perawatan tali pusat bayi baru lahir. Untuk
pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan dokter, perawat
hanya memberikan dan mengawasi penggunaan obat, tetapi tidak
menentukan terapi pasien.

d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misal kusta, TB, cacat fisik,
dan lainnya, yang dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan.
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TB (latihan napas dan batuk efektif), penderita
stroke melalui fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat.

e. Resosialitatif
Resosialitatif merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk
mempersiapkan individu, keluarga, atau kelompok khusus untuk kembali ke
dalam pergaulan masyarakat. Disamping itu adalah bagaimana meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok-kelompok yang
memiliki masalah tersebut. Tentunya perlu memberikan pengertian dengan
batasan-batasan yang jelas dan dimengerti.

7
Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Studi dokumentasi : 0018 Perilaku Preventif primer Preventif primer
 47 % balita kurang gizi kesehatan 1626 Membuat target 5510 Pendidikan
 D/S : < 70 % cenderung 04 pencapaian berat kesehatan
beresiko badan 5604 Teaching group
Hasil angket :
 40 % ibu balita kurang Preventif sekunder Preventif sekunder
pengetahuan 2606 Skrining kesehatan 6520 Skrining kesehatan
 30 % balita memiliki 29 sesuai umur 6610 Identifikasi risiko
kebiasaan jajan yg tidak
sehat
 10 % data kunjungan
balita ke puskesmas
mengalami diare

1
2. Pembahasan
Perumusan diagnosis keperawatan komunitas harus bersumber kepada referensi
yang jelas dan tidak dibuat-buat begitu saja. Referensi yang disepakati yaitu
menggunakan NANDA 2015-2017. Format penulisan diagnosis keperawatan
komunitas dengan menuliskan domain dan kelas. Sedangkan perencanaan
komunitas berbeda dengan Plan of Action (POA). Perencanaan keperawatan
komunitas menggunakan NOC dan NIC. POA tetap dibuat untuk pembuatan
program dengan bahasa yang aplikatif agar dapat dipahami oleh masyarakat.

3. Penelitian
Diagnosis dan Rencana keperawatan komunitas dapat dipelajari lebih dalam
pedoman penyelenggaraan keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas
tahun 2006 serta Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

4. Penerapan
Hasil pengkajian keperawatan pada daerah binaan didapatkan vektor lalat yang
banyak di sekitar rumah (45 %), rumah yang tidak mempunyai jamban (35 %),
kondisi jamban keluarga tidak terpelihara (23 %), halaman tidak bersih (73 %),
jarak sumber air dengan septic tank <10 meter (56 %), penampungan air minum
terbuka sebanyak 77 %. Apakah masalah keperawatan komunitas yang utama ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka seorang perawat komunitas harus


mengetahui konsep perumusan diagnosis keperawatan dan harus memiliki buku
NANDA. Langkah yang pertama adalah menentukan domain yang sesuai data
dan selanjutnya memilih kelas yang cocok. Dari kelas yang terpilih, lalu
kemudian menetapkan diagnosis komunitas yang sesuai.

5. Latihan
Data pengkajian keperawatan daerah binaan yaitu balita yang tidak mempunyai
KMS sekitar (23 %), tidak semua balita mendapatkan imunisasi dasar (16 %),
ibu tidak menyusui anaknya (10 %), tidak sering membersihkan puting susunya
sebelum dan setelah menyusui (25%).

Instruksi :
a) Bacalah dan diskusikan kasus diatas dalam kelompok!
b) Rumuskan diagnosis keperawatan komunitasnya
c) Buatlah perencanaan keperawatan komunitas
d) Buatlah role play dan susunlah POA
6. Tugas mandiri
Carilah contoh diagnosis keperawatan komunitas yang menurut anda tidak
sesuai dengan NANDA. Pencarian dapat dari internet ataupun contoh laporan
yang telah ada.

C. PENUTUP

1. Rangkuman
Diagnosis komunitas bersumber dari NANDA atau ICNP. Rencana keperawatan
bersumber dari NOC dan NIC.

2. Tes Formatif

1. Data pengkajian keperawatan pada daerah binaan yaitu 3% (3KK) lansia


mengatasi penyakitnya sendiri, 11% (10KK) lansia menghabiskan waktu untuk
mengasuh cucu, bentuk bantuan yang dibutuhkan lansia (15,96% penyuluhan
kesehatan), (24,47% pelayanan kesehatan), (9,57% kelompok lansia), (9,57%
penyediaan dana sehat). Apakah tujuan keperawatan yang utama ?
a. Meningkatkan peran serta lansia melalui kader kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia
c. Meningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lansia
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana
kesehatan untuk lansia
e. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang kondisi kesehatan yg
menyertai proses penuaan

2. Perawat A berkunjung ke posyandu lansia dan mendapati anak laki-laki berusia


4 tahun dengan status gizi di bawah garis merah pada KMS. Klien sudah 3 bulan
tidak berkunjung ke posyandu. Apakah pernyataan perawat yang tepat kepada
keluarga ?
a. Porsi makanan anak ibu perlu ditambah
b. Anak ibu perlu mendapatkan tambahan vitamin
c. Anak ibu akan segera kami rujuk ke puskesmas
d. Anak ibu harus diberikan susu penambah berat badan
e. Ibu harus membawa anaknya rutin ke posyandu balita

3. Hasil penimbangan posyandu balita ditemukan sebanyak 10 bayi/balita dengan


grafik KMS pada warna kuning dengan KBM yaitu N = 4 orang, T = 6 orang,
seluruhnya bayi/balita dengan BB tidak naik dalam 2 bulan terakhir dan
kunjungan ke posyandu tidak rutin. Apakah peran kader kesehatan yang perlu
disampaikan perawat ?
a. Melakukan kunjungan rumah pada 10 bayi/balita tersebut
b. Melakukan rujukan bayi/balita dengan KBM yaitu T = 6 orang
c. Melakukan rujukan bayi/balita dengan KBM yaitu N = 4 orang
d. Melakukan kunjungan rumah bayi/balita dengan KBM yaitu T = 6 orang
e. Melakukan kunjungan rumah bayi/balita dengan KBM yaitu N = 4 orang

4. Hasil pencatatan KMS An. A (7 bulan) menunjukkan BB bulan sebelumnya 5


Kg, BB bulan penimbangan 5,5 Kg. kenaikan berat minimal yaitu T dan grafik
pada KMS berada di bawah garis merah. Apa upaya yang tepat dilaksanakan
perawat di posyandu ?
a. Memberikan taburia
b. Melakukan rujukan ke puskesmas
c. Memberikan konseling tentang gizi seimbang
d. Memberikan instruksi periksa ke pustu terdekat
e. Memberikan makanan tambahan bubur kacang ijo

3. Umpan Balik
Mahasiswa masih perlu banyak latihan merumuskan diagnosis komunitas dan
membuat perencanaan

DAFTAR PUSTAKA

a. Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. (2000). Community as partner. Philadelphia:
J.B. Lippincott Company.

b. Stanhope, M & Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and


practice for promoting health. St. Louois: Mosby Year Book.

c. Kaakonen, J.R., Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015).
Family Health Care Nursing: Theory, Practice & Research. Philadelphia: F.A.
Davis Company.

d. Pender, N.J. (1987). Health promotion in nursing practice. (2nd Ed.). Norwalk:
Appleton & Lange.

e. Friedman MF (1998), Family Nursing, Research Theory and Practice 4 th Edition,


Appleton & Large USA

Anda mungkin juga menyukai