Anda di halaman 1dari 59

Nama kelompok:

M. Andi Ajiz
Edi S.
Ika Hariyati
Maharani Saputri
Ria Fatmala
Defri
Lucky rizal
Nadia Ayuni
Mega Desta S.R

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


Stikes Bahrul Ulum Jombang
2014
M1 - MEN
Struktur MAKP ruang tulip
STRUKTUR ORGANISASI RUANG TULIP
Tenaga medis di ruang tulip 2
 Perawat ruang Tulip 2 bagian barat .
Kebutuhan tenaga keperawatan
• Kebutuhan tenaga keperawatan secara
keseluruhan di Ruang Tulip II RSUD Sidoarjo
tanggal 05-06 Januari 2015

Rata-rata jumlah pasien tanggal 05-06 Januari


2015 adalah 19 pasien:
Pasien total : 4 pasien
Parsial : 10 pasien
Minimal : 5 pasien
• Jumlah jam keperawatan langsung
• Ketergantungan minimal: 5 orang x 1 jam= 5jam
• Ketergantungan partial: 10 orang x 3 jam=
30jam
• Ketergantungan total : 4orang x 6 jam= 24 jam
• Jumlah jam : 5 + 30 +24 = 59 jam
 Tingkatketergantungan dan tenaga
keperawatan
Jenis Pagi Sore Malam
Minimal 0.17x5 = 0.85 0.14x5 = 0,7 0.07x5 = 0.35
Partial 0.27x10 = 2.7 0.15x10 = 1.5 0.10x10 = 1
Total 0.36x4= 1,44 0.30x4= 1.2 0.20x4 = 0,8
Jumlah 4.99 3.4 2.12
Kesimpulan 5 3 2

Total Tenaga Perawat


 Pagi : 5 perawat
 Sore : 3 perawat
 Malam : 2 perawat
 Jumlah slrh : 10 perawat
 Tingkat
Ketergantngan Pasien dan
Kebutuhan Perawat
keuangan
 Sebagian besar pembiayaan ruangan
berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari BLUD kabupaten
Sidoarjo. Sedangkan pembiayaan
pasien sebagian besar dari BPJS, KSO
(perjanjian kerjasama) dan biaya sendiri
(umum). Biaya perawatan yang berlaku
saat ini sesuai dengan kelas perawatan.
Di ruang Tulip hanya ada kelas 1 dan
terdapat ruang HCU yang non kelas
 Keterangan: BIAYA YANG TIDAK
TERMASUK TARIF DI ATAS :

 Biaya penunjang (lab, radiologi, dan


farmasi)
 Biaya tindakan operatif dan non operatif
 Biaya sewa alat
• Ruang • Toilet
administrasi • Wastafel
• Ruang Perawat • Gudang dan
• Nurse Station Spull Hock
• Ruang Tindakan • Untuk ruang bagi
• Ruang Observasi mahasiswa tidak
• Sentral gas ada
• Ruang Gizi • ruangan untuk
M4 – METHODE
 Dari hasil kuisioner atau angket
tentang model asuhan keperawatan
yang digunakan saat ini didapatkan
bahwa model asuhan keperawatan
yang digunakan adalah model
keperawatan TIM dan model yang
digunakan sudah sesuai dengan visi
dan misi ruangan. Sebagian besar
 Sebagian besar perawat mengatakan koordinasi
penerimaan pasien baru dari IGD dan poli klinik ke
ruang tulip II berjalan dengan baik. Komunikasi antar
ruangan baik. Biasanya bila tidak ada halangan
perawat IGD atau poli yang langsung mengirim pasien
keruangan tulip II. Untuk konfirmasi pendahuluannya
biasanya lewat telepon. Semua perawat tulip II
mengatakan mengerti akan prosedur dan alur
penerimaan pasien baru di ruang tulip II.
2. Timbang Trima

Timbang trima dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu


pada pergantian shift malam ke pagi (07.00 WIB), pagi
ke sore (14.00), dan sore ke malam (21.00 WIB).
Pelaporan timbang trima dicatat dalam buku khusus
yang akan ditandatangani oleh perawat yang
melaporkan, perawat yang menerima laporan dan
kepala ruang. Saat pelaksaan timbang terima sudah di
laksanakan dengan baik oleh perawat ruangan setiap
pergantian shift. Semua perawat berkumpul untuk
melakukan timbang trima di nurse station, kemudian
berkeliling ke kamar pasien untuk mengetahui keadaan
pasien secara langsung.
 Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam
mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan disamping klien, membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh perawat primer, kepala
ruangan, perawat associate serta melibatkan seluruh
anggota tim. Pada Ruang Tulip II Barat, perawat jaga
sudah melakukan ronde keperawatan , namun hanya
di lakukan oleh perawat associate saat timbang terima
pergantian shift.
4. Discharge Planning
 Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu
dokumentasi untuk menyelesaikan masalah, tujuan, dan
intervensi pasien yang akan pulang dan asuhan keperawatan
saat pasien di rumah. Dalam hal ini perawat ruangan sudah
melakukannya dengan baik. Dengan mengecek kartu kontrol
sebelum pasien pulang dan mengecek administrasi pasien,
namun perawat ruangan kurang memberikan pasien helath
education saat di rumah.
 Semua perawat mengerti tentang sentralisasi
obat dan berwenang mengurusi sentralisasi
obat. Pembagian obat ke pasien untuk obat
oral dilakukan oleh perawat ruangan dibantu
oleh tenaga farmasi. Sentralisasi obat sudah
terlaksana secara optimal. Hambatan yang
dialami adalah banyak tugas yang harus
dilaksanakan oleh perawat karena
keterbatasan jumlah perawat ruangan.
 Supervisi keperawatan adalah salah satu
fungsi pokok manajer berupa proses
pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan
tugas –tugasnya untuk pencapaian tujuan.
 Pemenuhan dan peningkatan pelayanan
pada klien dan keluarga yang berfokus
pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
7. DOKUMENTASI

 Berdasarkan dari hasil analisis SWOT untuk


kelompok kami memilih masalah yang akan
diatasi yaitu dengan melengkapi segala
pendokumentasian dalam status pasien dan
dalam pendokumentasian didapatkan data
yang valid dan dapat digunakan sebagai bukti
dalam segala tindakan yang telah dilakukan
kepada pasien.
M5 – PEMASARAN TERMASUK MUTU
BOR PASIEN
 Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan pada hari Senin, 05-06 Januari
2015 didapatkan gambaran kapasitas
tempat tidur Ruang Tulip lantai 2 Barat
adalah 23 tempat tidur. Berdasarkan
jumlah pasien yang ada di Ruang Tulip 2
barat dan tersedianya tempat tidur
didapatkan jumlah BOR pasien perhari.

Tabel 1.15 BOR (Bed N 05-12-2014 06-12-2014


Occupancy Rate) tanggal o
05-06 Januari 2015 Tulip II
RSUD Sidoarjo 1 18/23 x100%= 78% 19/23 x100%= 83%
KEAMANAN PASIEN

 Kejadian Flebitis (tidak ada)


 Kejadian decubitus selama pengkajian tanggla
05-06 Januari 2015 Di Ruang Tulip lantai 2
barat (tidak ada)
 Kejadian pasien jatuh (tidak ada)

 Tidak tepat dalam pemberian obat (tidak ada)


DIAGRAM LAYANG
› Identifikasi Masalah

M1 (Man)
Belum adanya lulusan S2 keperawatan spsialis di ruang tulip 2
70% perawat masih berlatar pendidikan D3 keperawatan

M2 (Money)
Kebutuhan keuangan Rumah Sakit sudah dapat dari BLUD Kab.Sidoarjo.
Dari KSO atau kerjasama serta Biaya dari pasien Umum sendiri.

M3 (Material)
Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi saran dan prasana.
Adanya ruang pantry yang tidak pernah digunakan
Adanya ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang di perlukan
M4 (Method)
MAKP
Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.

Timbang Terima
100% timbang terima dilakukan dengan menggunakan buku bukan status pasien
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional

Ronde Keperawatan
Tidak ada masalah dalam pelaksaanaan ronde keperawatan

Sentralisasi Obat
pada sentralisasi obat tidak ada masalah. Karena pasien dan perawat sudah mengerti bahwa
semua obat di sentralkan di ruang perawatan agar pasien mendapatkan obat dan terapi
sesuai dengan jadwal dan tanpa kesalahan.
Supervisi
1. Supervisi di lakukan 3 kali dalam 1 minggu tetapi tidak
terstruktur
2. Adanya tuntutan pelayanan keperawatan yang
professional, menyebabkan perlunya supervisi yang
lebih baik

Discharge Planning
Meningkatnya rasa keinginan tahuan pasien tentang
penyakitnya

Pendokumentasian
1. Tuntutan rumah sakit untuk format kelengkapan Rekam
Medik
2. Banyaknya tuntutan dari masyarakat yang lebih tinggi
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang
memuaskan
Dari pengkajian yang kami lakukan , masalah
yang kami temukan adalah Discharge Planing

Discharge Planing
 Meningkatkan kemandirian dalam melakukan
perawatan di rumah
 Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan
pada pasien
 Membantu pasien memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam memperbaiki
serta mempertahankan status kesehatan pasien
PERENCANAAN
Terima kasih atas
perhatiannya . . ! ! 

Sekian

Anda mungkin juga menyukai