Anda di halaman 1dari 32

GOLONGAN OBAT IV

KEMOTERAPI PARASIT
 MEBENDAZOLE : merupakan antelmintik paling
luas spektrumnya. Berupa bubuk berwarna putih
kekuningan, tidak larut dalam air, tidak bersifat
higroskopis sehingga stabil dalam keadaan terbuka
dan enak rasanya.
 Efek antelmintik : sangat efektif untuk mengobati
infeksi cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang
dan trikuris trichiura, maka berguna untuk
mengobati infeksi campuran cacing cacing tersebut
 Dosis dewasa dan anak sama untuk askariasis,
trikuris dan cacing tambang 2x100mg selama 3 hari
 PIRANTEL PAMOAT : pirantel cukup efektif dan
kurang toksik untuk anfestasi cacing kremi, cacing
gelang dan cacing tambang, serta t. trichiura.
Pirantel dipasarkan sebagai garam pamoat yang
berbentuk kristal putih, tidak larut dalm air maupun
alkohol, ti dak berasa dan bersifat stabil
 Efek antelmintik : digunakan untuk memberantas
cacing gelang, cacing kremi dan cacing tambang
 Dosis yang dianjurkan 10 mg / kgBB, dosis tunggal
KEMOTERAPI ANTIKANKER
 KANKER adalah suatu penyakit sel dengan ciri
gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur
multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada
organisme multiseluler, sifat umumnya pertumbuhan
berlebih, invasif dan metastastik
 Anti kanker merupakan obat dengan indeks terapi
sempit, dapat menyebabkan toksik berat yang bisa
menyebabkan kematian secara langsung maupun
tidak langsung. Karena kanker umumnya bekerja
pada sel yang aktif, efek samping terutama pada
sistem hemopoetik dan gastrointestinal
 Kerja anti kanker pada proses didalam sel,
dengan menggangu salah satu proses sel
yangh esensial. Karena tidak ada perbedaan
kualitatif antara sel kanker dan sel normal
maka semua anti kanker bersifat mengganggu
sel normal, bersifat sitotoksik, bukan
kankerosid atau kankeriostatik. Sehinga
mekanisme kerja bisa berupa alkilator ( alkilasi
DNA), antimetabolit, alkaloid vinka, antibiotik
 sediaan : Klorambusil, siklofosfamid,
sitarabin,metotreksat, vinkristin dan
doksorubisin
IMUNOSUPRESAN
 Secara praktis penggunaan obat imunosupresan
berdasarkan waktu pemberian. Untuk itu respon
imun dibagi dalam dua fase, yang meliputi :
- Fase pertama ( fase induksi ) : fase pengolahan Ag
oleh makrofag, dan pengenalan Ag oleh limfosit
imunokompeten, serta fase proliferasi dan
diferensiasi sel B dan sel T.
- Fase kedua ( fase produksi ) : fase sintesis aktif Ab
dan limfokin
 Berdasarkan fase fase tersebut, imunosupresan
dibagi dalam tiga kelas :
1. Imunosupresan kelas I :diberikan sebelum fase
induksi, yaitu sebelum terjadi perangsangan oleh
Ag. Mekanisme kerjanya merusak limfosit
imunokompeten. Contoh : alkilator radiomimetik
dan kortikosteroid
2. Imunosupresan kelas II : diberikan pada fase
induksi. Mekanisme kerjanya menghambat proses
diferensiasi dan proliferasi sel imunokompeten.
Contoh : klorambusil, metotreksat
3. Imunosupresan kelas III : golongan obat ini
mempunyai efek imunosupresi bila diberikan
sebelum maupun sesudah adanya perangsangan
oleh Ag. Contoh : siklofosfamid dan prokarbazin
OBAT HEMATOLOGI
 Antianemia Hipokromik : jumlah Fe yang dibutuhkan
setiap hari dipengaruhi oleh berbagai faktor : umur,
jenis kelamin dan jumlah darah dalam badan ( Hb ).
Dalam keadaan normal kebutuhan asupan normal
bagi lakilaki 10 mg, dan wanita 12 mg perhari.
Apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan anemia
defisiensi besi ( anemia hipokromik ). Sumber alami
yang tinggi Fe ; hati, jantung, kuning telur, kerang
dan kacang kacangan. Sediaan obat : besi dan
garamnya ( fero dan fumarat, glukonat, suksinat, dll
). Riboflavin ( vitamin B2). Piridoksin ( vitamin B6).
Kobalt dan tembaga
 Antianemia Megaloblastik : pembentukan
eritrosit oleh sumsum tulang memerlukan
sianokobalamin dan asam folat. Kekurangan
salah satu atau keduanya dapat
menyebabkan anemia yang disertai dengan
dilepasnya sel eritrosit muda ke sirkulasi yang
disebut anemia megaloblastik/ anemia
pernisiosa. Untuk memperbaiki kondisi ini
digunakan : Sianokobalamin ( vitamin B12 )
dan asam folat. Sumber alami : makanan
hewani, sedang tumbuh tumbuhan tidak
mengandung vitamin B12
 Antikoagulan : digunakan untuk mencegah
pembekuan darah dengan jalan menghambat
pembentukan atau menghambat fungsi
beberapa faktor pembekuan darah.
Antikoagulan diperlukan untuk mencegah
terbentuk dan meluasnya trombus. Anti
koagulan dibagi menjadi 3 kelompok :
- Heparin : merupakan satu satunya
antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila
diperlukan efek cepat, untuk trombosis vena
dalam, emboli paru dan IMA
- Anti koagulan oral : dalam golongan ini
dikenal derivat 4-hidroksikumarin dan derivat
indan-1,3-dion. Berguna untuk pencegahan
dan pengobatan tromboemboli. Contoh
sediaan : warfarin dan dikumarol
- Anti koagulan pengikat ion kalsium : bahan
ini digunakan dalam darah untuk transfusi
misalnya Natrium sitrat, yang mengikat
kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat
 Antitrombosit : adalah obat yang dapat
menghambat agregasi trombosit sehingga
menyebabkan terhambatnya pembentukan
trombus yang terutama sering ditemukan
pada sistem arteri. Golongan obat ini : aspirin,
sulfinpirazon dan dipiridamol
 Antitrombolitik : berfungsi melarutkan trombus
yang sudah terbentuk, agar efektif trombolitik
harus diberikan sedini mungkin. Obat obat
yang termasuk trombolitik : streptotkinase dan
urokinase
OBAT YANG MEMPENGARUHI
AIR DAN ELEKTROLIT
 Diuretika : adalah bahan / obat yang dapat
memperbanyak produksi air seni dan titik
tangkapnya kerjanya pada ginjal
 Penggunaan kilinik diuretika pada umumnya :
- Mengurangi/menghilangkan edema,
misalnya : kelainan jantung. Hepar dan ginjal
- kelainan tanpa edema : glucoma ( tekanan
intra okular yang naik ), hiperkalemia
 Klasifikasi berdasarkan potensinya :
1. Potensi lemah : osmotik diuretik, xanthin derivat,
carbonik anhidrase inhibitor, acidifying diuretika,
aldosteron antagonis
2. Potensi sedang : thiazide
3. Potensi kuat : furosemid, ethacrynic acid
 Osmotik diuresis : bahan yang tidak dimetabolisme
dalam tubuh dan tidak direabsorbsi oleh tubulus
sehingga tekanan osmotik dalam tubulus
meningkat. Untuk memperthankan tekanan dalam
tubulus agar tetap isoosmotik maka air dihambat
untuk direabsorbsi kembali sehingga terjadi
diuresis. Contoh obat :manitol, urea, glucosa
 Aldosteron antagonis : merupakan potasium
sparing diuresis, diuretik yang hemat kalium.
Cara kerjanya kompetitif dengan aldosteron.
Jadi obat ini efektif untuk edema dengan
hiperaldosteronisme. Preparat : spironolakton
 Furosemid : mengadakan hambatan pada
transpor Na+ pada ginjal sehingga banyak
Na+ yang tidak direabsorbsi. Mula kerjanya
cepat. Kontra Indikasi : gagal jantung, gagal
ginjal dan uremia
VITAMIN DAN MINERAL
 Vitamin merupakan senyawa organik yang
diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
mempertahankan kesehatan dan sringkali
bekerja sebagai kofaktor untuk enzim
metabolisme
 Vitamin dibagi menjadi 2 golongan :
1. Vitamin larut lemak : vitamin A, D, E, dan K
2. Vitamin larut air : vitamin C dan B kompleks
 Vitamin larut air :
1. Vitamin C ( asam askorbat ): berperan
sebagai kofaktor dalam beberapa reaksi
biokimia dalam tubuh, dalam kondisi tertentu
sebagai antioksidan. Pada jaringan fungsi
utama vitamin C adalah sintesis kolagen
proteoglikan dan zat organik matriks
antarsel, misalnya : tulang, gigi dan endotel
kapiler. Pemberian vitamin C pada keadaan
normal tidak menunjukan efek
farmakodinamik, tetapi pada keadaan
defisiensi akan menghilangkan gejala
penyakit dengan cepat.
2. Vitamin B kompleks :
- Tiamin ( vitamin B1 ) : merupakan kompleks
molekul organik yang mengandung satu inti
tiazol dan pirimidin. Vitamin ini ditemukan
pada bekatul beras, ragi, sayur mayur,
kacang kacangan, susu, kuning telur dan hati.
Berfungsi unruk menyembuhkan defisiensi
tiamin berat : penyaki beri beri, Preparat :
Thiamin HCl bentuk oral maupun injeksi
- Riboflavin ( vitamin B2 ) : pertama kali
ditemukan berupa zat berwarna kuning yang
dinamakan laktokrom terdapat pada susu.
- lanjutan ( vit B2 ) : ternyata zat yang sama
ditemukan juga pada daging, hati, ragi, telur dan
berbagai sayur, dan selanjutnya disebut flavin.
Karena ada ribosa pada rumus kimianya disebut
riboflavin. Defisiensi riboflavin ditamdai dengan
gejala sakit tenggorokan, radang sudut mulut,
glositis, lidah berwarna merah dan licin, pada mata
fotofobi, lakrimasi, gatal dan panas. Pada kondisi ini
riboflavin diberikan peroral ataupun parenteral
- Asam nikotinat (niasin ) : dikenal sebagai faktor
Pellagra Preventif, dapat mencegah dan mengobati
penyakit pellagra. Kelainan ini terjadi pada kulit,
saluran cerna dan SSP, dimana kulit mengalami
eruosi, eritema bengkak dn merah. Sediaan dalam
bentuk tablet niasin 25-750 ma, dan injeksi 50-100
mg/ml
 Piridoksin ( vitaamin B6 ) : sumbernya berupa
ragi, biji bijian ( gsndum, jagung, dll ), dan hati.
Defisiensi nya menyebabkan kelainan kulit :
dermatitis seborhoik, kelainan SSP : kejang,
dan gangguan eritropoetik : anemia hipokrom
mikrositer. Sediaan : tablet piridoksin 10-100
mg, larutan steril piridoksin HCl 100mg/ml
 Vitamin larut lemak :
1. Vitamin A :
Sumber : mentega, hati dan daging.
Defisiensi : xeroftalmia dan keratomalasia.
Meningkatkan kepekaan jaring epitel
terhadap karsinogenesis, dan meningkatkan
insidens infeksi saluran napas dan batu
saluran kemih. Tapi hiperavitaminosis bisa
menibulkan kerusakan pada hati sehingga
terjadi ikterus. Kebutuhan normal perhari kita
pada wanita 500 iu,dan pria 600 iu. Sediaan
berupa oral maupun suntikan
2. Vitamin D : merupakan senyawa yang larut lemak,
berguna mencegah dan mengobati RAKITIS yaitu
penyakit yang banyak terdapat pada anak, terutama
pada daerah kurang sinar matahari. Provitaminnya
terutama didapatkan pada jaringan hewan, ragi dan
jamurserta sinar matahari. Sediaan : berupa minyak
ikan atau sediaan campuran kalsium dan vitamin D.
3. Vitamin E : sumber vitamin E pada telur, susu,
daging, buah buahan, kacang kacangan dan sayur
sayuran. Terdapat 8 jenis tokoferol alam yang
mempunyai aktifitas vitamin E. alfa tokoferol
merupakan bentuk paling penting karen 90% dari
tokoferol yang berasal dari hewan dengan aktifitas
biolofgik yang paling besar. Tokoferol bersifat
antioksidan dan akan rusak bila terkena udara dan
sinar ultraviolet
 Lanjutan Vit E : vitamin E terdapat banyak
pada makanan, maka defisiensi biasanya
disebabkan gangguan absorbsi EX : obstruksi
biliaris, steatore dan penyakit pankreas. Pada
hewan defisiensi vit E menyebabkan
gangguan reproduksi : sterilitas, gangguan
fetus, mupun enemia. Sediaan : bentuk tablet,
kapsul maupun suntikan.
4. Vitamin K : dikenal 2 jenis vitamin K alam :
Vitamin K1( filokuinon = fitonadion ) dan
vitamin K2 ( menakuinon ). Serta 1 jenis
vitamin K sintetik yang dikenal sebagai vitamin
K3 ( menadion ). Sumber vitamin K1 :
kloroplas sayuran hijau dan buah buahan,
vitamin K2 disintesis oleh bakteri usus
 Lanjutan vitamin K : pada orang normal
vitamin K tidak punya aktifitas
farmakodinamik, tetapi pada penderita
defisiensi vitamin K berguna meningkatkan
biosintesisbebrapa faktor pembekuan darah
yaitu protrombin, faktor VII, faktor IX dan
faktor X yang berlangsung di hati. Mekanisme
kerja vitamin K ini masih belum diketahui
dengan jelas. Defisiensi vitamin K
menyebabkan hipoprotrombinemia dan
menurunnya kadar beberapa faktor
pembekuan darah, sehingga waktu
pembekuan darah mamnjang dan terjadi
perdarahan spontan. Sediaan vitamin K
berupa tablet maupun injeksi
PERANAN MINERAL DALAM TUBUH

 Macam macam mineral yang dibutuhkan tubuh :


- Mineral utama :
principle elements, macro nutrien :
Ca, Na, Mg, K, P, S, Cl ( 60 – 80 %
senyawa inorganik tubuh.
- Trace elements :
a. Essential te : Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co, Se,
Cr, F
B. Possibly E te : Ni, Sr, Va, Si
c. Non essential te : Al, B, Ge, Cd, As, Pb, Hg
Calcium

 Mineral terbanyak, pada tulang dan gigi (


99% )
 Deposit mineral dalam tulang dinamis ± 700
mg Ca keluar masuk tulang tiap hari.
 Kebutuhan : dewasa 800 mg /hari, pada
pregnancy dan laktasi meningkat
FOSFOR ( P )
 P terdapat pada seluruh sel tubuh : 80 %
bergabung dengan Ca pada tulang dan gigi,
10 % kombinasi dengan protein, lipid dan
karbohidrat, 10 % tersebar dalam berbagai
senyawa kimia
 Fungsi :
1. pembentukan tulang dan gigi
2. Pembentukan ATP
3. Pembentukan fosofolipid
4. Bagian DNA dan RNA
5. Coenzym
MAGNESIUM ( Mg )
 70 % Mg tubuh berupa kompleks dengan Ca dan P pada tulang
 Sisanya terdapat dalam jaringan lunak dan cairan tubuh
 Mg merupakan Kation Utama pada jaringan lunak
 Darah mengandung Mg lebih besar daripada serum
 Dalam otot dan jaringan Mg ++ intrase merupakan aktivator
enzym yang mentransfer gugusan fosfat
 Kebutuhan : me4ningkat pada masa pertumbuhan
Natrium ( Na )
 Merupakan kation terbanyak pada cairan
ekstrasel
 Fungsi :
- Mengatur keseimbangan asam basa
- Mempertahankan Tekanan Osmose → retensi
cairan
- mempertahankan kepekaan otot dan
permeabilitas sel
 Kebutuhan : dewasa normal : 5 – 15 g /hari,
dewasa dengan hipertensi : 1 – 5 g/ hari
Kalium ( K )
 Fungsi : K merupakan kation utama pada cairan
intrasel, tetapi juga penting pada cairan ekstrasel →
mempengaruhi aktivitas otot ( jantung )
 K intrasel mempengaruhi :
- Keseimbangan asam basa
- Tekanan osmose
- Retensi cairan
- Fungsi metabolisme: sintesa protein dan membantu
beberapa enzym glikolisis
Kebutuhan dan Sumber

 Dalam makanan : ± 4 gram / hari ( jarang


terjadi defisiensi )
 Sumber : tersebar luas pada berbagai
makanan
 K penting untuk orang penyakit jantung
CHLORINE ( Cl )
 Fungsi : sebgai komponen dari NaCl
Cl penting dalam : keseimbangan asam basa
dan keseimbangan air, serta pengaturan P
osmose.
Cl penting untuk produksi HCl ( lambung )
 Kebutuhan dan metabolisme :
- Dalam diet Cl terdapat sebagai NaCl
- Bila Na diet cukup, Cl juga cukup
- Kelainan metabolisme Na biasanya diikuti
kelainan metabolisme Cl

Anda mungkin juga menyukai