Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROSES PENCEGAHAN KOROSI

“ PERHITUNGAN LAJU KOROSI”

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Disusun Oleh :

NOVA MARDIANA

ANNIZA YULIANTI

RIZKY ABED NEGO

SEPTIAN PRATAMA

MUHAMMAD IBNU

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, benda-benda logam yang ada di


lingkungan sekitar, misalnya pagar halaman, pisau, paku, kawat, kerangka
gedung bertingkat, kapal, dan berbagai jenis kendaraan, akan mengalami
kecenderungan kerusakan atau penurunan mutu. Proses perusakan pada
permukaan logam yang disebabkan oleh reaksi kimia dengan lingkungannya
disebut oleh korosi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut
penggunaan suatu material secara tepat. Untuk dapat menggunakan
material dengan tepat maka harus dikenali dengan baik sifat –sifat material
yang mungkin akan dipilih untuk dipergunakan. Sifat –sifat ini tentunya
sangat banyak macamnya, karena sifat ini dapat ditinjau dari berbagai segi/
bidang keilmuan.Salah satu sifat penting yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan material adalah sifat tahan korosi. Korosi merupakan
merupakan masalah yang sangat serius dalam dunia material, karena dapat
mengakibatkan kerugian–kerugian seperti; bisa menimbulkan kebocoran,
mengakibatkan berkurangnya kekuatan/ketangguhan, robohnya suatu
konstruksi, meledaknya suatu pipa/bejana bertekanan dan mungkin juga akan
membuat pencemaran pada suatu produk. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
diperlukan suatu cara bagaimana menentukan nilai laju korosi suatu material.
Sehingga dari nilai laju korosi yang diperoleh kita dapat mengetahui apakah
suatu material tersebut mempunyai daya tahan yang unggul terhadap korosi
(resistan terhadap korosi)
BAB II
TEORI

2.1 Laju Korosi


Laju korosi adalah peristiwa merambatnya proses korosi yang terjadi
pada suatu material. Pada beberapa pengujian korosi sebagian besar yang
dilakukan adalah laju korosi. Hal ini disebabkan laju korosi berkaitan erat
dengan nilai ekonomis dan teknis material. Laju korosi merupakan parameter
yang digunakan untuk mengukur ketahanan terhadap korosi pada material
sehingga nantinya dapat diperkirakan kapan material tersebut dinyatakan layak
dan kapan tidak layak. Satuan yang digunakan adalah mpy (mils per year).
Ketahanan terhadap korosi umumnya nilai laju korosi antara 1 – 200 mpy.
Dapat dilihat pada tabel di bawah yang menggolongkan tingkat ketahanan
material berdasarkan laju korosinya. Menghitung laju korosi pada umumnya
menggunakan dua cara yaitu: metode kehilangan berat dan metode
elektrokimia.
1. Metode Kehilangan Berat (Weigh loss)
Metode kehilangan berat adalah perhitungan laju korosi dengan
mengukur kekurangan berat akibat korosi yang terjadi. Metode ini
menggunakan jangka waktu penelitian hingga mendapatkan jumlah
kehilangan akibat korosi yang terjadi. Untuk mendapatkan jumlah
kehilangan berat akibat korosi digunakan rumus berdasar pada

dengan
CR (mpy) = corrosion rate (mils per year)
W = berat yang hilang (mg)
D = massa jenis spesimen (g/cm3)
A = surface area (in2)
T = waktu yang diperlukan (hour)
K= konstanta faktor
Metode ini adalah mengukur kembali berat awal dari benda uji
(objek yang ingin diketahui laju korosi yang terjadi padanya), kekurangan
berat dari pada berat awal merupakan nilai kehilangan berat. Kekurangan
berat dikembalikan kedalam rumus untuk mendapatkan laju kehilangan
beratnya. Metode ini bila dijalankan dengan waktu yang lama dan
suistinable dapat dijadikan acuan terhadap kondisi tempat objek diletakkan
(dapat diketahui seberapa korosif daerah tersebut) juga dapat dijadikan
referensi untuk treatment yang harus diterapkan pada daerah dan kondisi
tempat objek tersebut.
Perhitungan kehilangan berat dilakukan dengan menggunakan
selisih antara berat awal dan berat akhir seperti pada rumus

Dw = Wo – Wa

Dimana,
Dw = Selisih berat (g)
Wo = Berat sebelum uji (g)
Wa = Berat setelah uji

2. Metode Elektrokimia
Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan
mengukur beda potensial objek hingga didapat laju korosi yang terjadi,
metode ini mengukur laju korosi pada saat diukur saja dimana
memperkirakan laju tersebut dengan waktu yang panjang (memperkirakan
walaupun hasil yang terjadi antara satu waktu dengan waktu lainnya
berbeda). Kelemahan metode ini adalah tidak dapat menggambarkan secara
pasti laju korosi yang terjadi secara akurat karena hanya dapat mengukur
laju korosi hanya pada waktu tertentu saja, hingga secara umur pemakaian
maupun kondisi untuk dapat ditreatmen tidak dapat diketahui. Kelebihan
metode ini adalah kita langsung dapat mengetahui laju korosi pada saat di
ukur, hingga waktu pengukuran tidak memakan waktu yang lama.
Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari pada
Hukum Faraday yaitu menggunakan rumus
dimana:
Laju korosi dengan satuan mm/year atau mmpy
a = berat atom logam yang terkorosi (gram / mol)
i = ikorr = kerapatan arus (μA / cm2)
k = konstanta (0.129 untuk satuan mpy dan 0.00327 untuk satuan mmpy)
n = jumlah elektron yang dilepas pada logam terkorosi
D = massa jenis logam terkorosi (gram / cm3)
Konversi:
1 mpy = 0.0254 mm/yr = 25.4 m/yr = 2.90 nm/yr = 0.805 pm/SG

Metode ini menggunakan pembanding dengan meletakkan salah satu


material dengan sifat korosif yang sangat baik dengan bahan yang akan diuji
hingga beda potensial yang terjadi dapat diperhatikan dengan adanya
pembanding tersebut. Berikut merupakan gambar metode yang dilakukan
untuk mendapatkan hasil pada penelitian laju korosi dengan metode
elektrokimia yang diuraikan diatas.
Ada beberapa satuan yang biasa dipakai dalam menghitung laju korosi.
Maka untuk memudahkan pembaca, tabel dibawah ini adalah tabel
pengkonversian satuan laju korosi :

Keterangan :
n = number of electrons freed by the corrosion reaction
M = atomic mass
d = density

2.2 Aplikasi Perhitungan Laju Korosi

Contoh perhitungan laju korosi dengan metode weight loss

1. Spesimen baja karbon rendah dengan ukuran 0,2 x 0,1 x 0,03 m dipaparkan
pada lingkungan industri kimia. Dalam waktu 1 minggu, setelah dilakukan
produk korosinya dihilangan ternyata berat spesimen berkurang sebanyak
0,006 kg. Hitunglah laju korosi dari spesimen tersebut.

Penyelesaian
d1 :
dimensi spesimen baja karbon rendah : 0,2 x 0,1 x 0,03 m
eksposur time : 1 minggu = 168 jam
weight loss : 0,0006 kg = 0,6 gr
densitas baja karbon : 7,86 gr/cm3

Dilihat dari dimensinya, bentuk spesimen adalah balok, maka untuk surface
areanya adalah :

𝐴 = 2 𝑥 (𝑝 𝑥 𝑙 + 𝑝 𝑥 𝑡 + 𝑙 𝑥 𝑡)
𝐴 = 2 𝑥 (0,2 𝑥 0,1 + 0,2 𝑥 0,03 + 0,1 𝑥 0,03)
𝐴 = 0,058 𝑚2 = 580 𝑐𝑚2

Maka,

𝑚𝑚 534 𝑊
𝐶𝑅 ( )=
𝑦 𝐷𝐴𝑇
𝑚𝑚 534 𝑥 0,6 𝑔𝑟
𝐶𝑅 ( )= 𝑔𝑟 = 4,281 𝑥 10−4
𝑦 2
7,68 3 𝑥 580 𝑐𝑚 𝑥 168 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑚
Contoh perhitungan laju korosi dengan metode elektrokimia (taffel)

1. Sepotong baja yang berada dalam larutan HCl (air-free) mengalami korosi
dengan densitas arus 1 µA/cm2. Hitung laju korosi dalam mpy untuk baja
tersebut ?

Penyelesaian
d1 :
Sepotong baja berada dalam larutan HCl (air-free)
Densitas arus, i = 1 µA/cm2
Massa atom Fe, a = 55,847
Masaa jenis Fe, D = 7,86 g/cm3

Reaksi kimia yang terjadi :


Fe + 2HCl FeCl + Hz
Fe Fe2+ + 2e- (oksidasi baja), maka n = 2

Jadi,
55,847 𝑋 1µA/cm2
CR(mpy) = 0,129 2 𝑋 7,86 g/cm3 = 0,548 mpy
DAFTAR RUJUKAN

https://media.neliti.com/media/publications/134004-ID-analisa-pengaruh-luasan-
scratch-permukaa.pdf

http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/laju-korosi.html

https://www.academia.edu/16804414/bab_2_Arus_Densitas

https://id.scribd.com/document/376358183/Rumus-Laju-Korosi

http://irianpoo.blogspot.com/2010/01/laju-korosi.html

https://dokumen.tips/documents/perhitungan-laju-korosi.html

Anda mungkin juga menyukai