Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pada dasarnya, Kristen berarti pengikut Kristus atau orang-orang yang percaya dan
mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Sebagai
pengikut Kristus, orang Kristen memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada semua
bangsa supaya semakin banyak orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat mereka. Dilihat dari segi jumlah, orang Kristen telah
mengalami perkembangan yang pesat dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan
jumlah tersebut, maka pemahaman orang Kristen terhadap kekristenan juga telah
mengalami perkembangan dari masa ke masa yang dibuktikan dengan munculnya berbagai
ragam theologia yang dianut oleh orang Kristen. Namun, munculnya berbagai ragam
theologia tersebut juga telah menjadi persoalan yang serius bagi pengajaran yang
sebenarnya tentang kekristenan karena sering kali theologia yang dihasilkan menyimpang
dari kebenaran firman Tuhan (ajaran yang alkitabiah). Penyimpangan dari ajaran yang
alkitabiah ini disebut bidat. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas
salah satu bidat yang sedang berkembang sekarang ini, yaitu Mormonisme. Penulis akan
membahas tentang sejarah berdirinya, pokok pengajarannya dan dampaknya bagi
kekristenan. Penulis juga memberikan tinjauan alkitabiah terhadap mormonisme tersebut.
Melalui makalah ini, penulis berharap kiranya pembaca dapat memiliki pemahaman
tentang mormonisme dan dapat mengambil sikap dan tindakan yang tepat dalam
menghadapi pengajaran dan penganut mormonisme.

1
BAB II

Sejarah Munculnya Mormonisme

Mormonisme juga menyebut diri sebagai The Church of Jesus Christ of Latter-Day
Saints (Gereja Orang-orang Kudus dari Yesus Kristus pada Akhir Zaman) atau dikenal
dengan gereja Mormon. Nama Mormon yang diberikan kepada kelompok ini berkaitan
dengan Kitab Suci mereka yang kedua di samping Alkitab, yaitu Kitab Mormon (The Book
of Mormon). Dalam bab ini penulis akan membahas secara singkat tentang sejarah
munculnya gereja Mormon.

A. Pendiri Gereja Mormon


Pendiri gereja Mormon adalah Joseph Smith (1805-1844). Ia lahir pada tanggal 23
Desember 1085 di Sharon, Vermont. Ia adalah anak ke empat dari sepuluh bersaudara.
Nama ayahnya adalah Joseph dan ibunya adalah Lucy Mack Smith. Pada tahun 1817,
keluarganya pindah ke Palmyra, New York.1 Sebagian besar anggota keluarga Smith
bergabung di gereja Presbiterian, kecuali Joseph. Hal ini disebabkan oleh kebingungannya
dalam menentukan denominasi gereja yang paling benar.

B. Latar Belakang Munculnya Gereja Mormonisme


Gereja Mormon secara resmi berdiri pada tanggal 6 April 1830 di New
York.2Berdirinya gereja ini dilatarbelakangi oleh suasana dan iklim keagamaan di wilayah
timur laut AS pada awal abad ke-19. Kebangunan rohani yang besar gelombang pertama
dimulai dari 1740-an dan disusul dengan kebangunan rohani kecil-kecilan. Namun, pada
tahun 1800 kebangunan rohani telah padam sehingga mengakibatkan semangat dan
kehidupan rohani sangat merosot atau berada di titik terendah di sepanjang sejarah bangsa
itu. Sebagai respons terhadap keadaan pada waktu itu, sejak 1820-an berlangsunglah
Kebangunan rohani yang besar gelombang kedua, dengan tokoh-tokohnya, antara lain
Charles G. Finney dan Alexander Campbell. Akibatnya, semangat kerohanian dan

1
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, (Jakarta, BPK Gunung Mulia,
1995)
2
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan, (Batu: Departemen
Literatur, PPII, 2010),

2
penginjilan ke dalam dan ke luar negeri kembali berkobar di negara tersebut. Namun,
masing-masing penginjil atau denominasi menyebut ajarannya sebagai yang paling
alkitabiah dan paling benar.3Dampaknya adalah orang-orang yang diinjili, termasuk Joseph
Smith menjadi bingung dalam memilih ajaran mana yang paling alkitabiah dan paling
benar dan harus diikuti.Keadaan ini membuat Joseph Smith termotivasi untuk menyelidiki
ajaran yang paling benar dan alkitabiah. Pada tahun 1820, ketika ia berdoa di bawah pohon
dekat rumahnya di Palmyra, New York untuk memohon hikmat dari Tuhan, ia menerima
penglihatan pertama. Tiba-tiba, dua “Pribadi” menampakkan diri kepadanya. Salah satu
dari antara mereka menunjuk kepada yang lain dan berkata: “Inilah Anak-Ku yang
Kukasihi, dengarkanlah Dia!”4Menurutnya, Allah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus
menyatakan diri kepadanya. Allah melarangnya untuk bergabung dengan gereja manapun
sebab sesungguhnya semua perhimpunan agama itu keliru. Tiga tahun kemudian, yaitu
pada tahun 1823, ia kembali menerima penglihatan. Ia dikunjungi oleh Malaikat Moroni.
Malaikat Moroni memberikan kepadanya catatan sejarah kuno yang tertulis dalam
lempengan-lempengan emas yang disembunyikan oleh Malaikat Moroni di bawah bukit
Kumorah sampai waktu yang dijanjikan untuk diberitahukan kepada nabi orang-orang
kudus zaman akhir (the prophet of the Latter-day Church). Malaikat Maroni melarangnya
supaya tidak mengambil lempengan-lempengan yang berharga tersebut selama empat
tahun lagi. Selama selang waktu tersebut, ia harus mengunjugi kembali bukit Kumorah
setiap tahun.5Smith diperintahkan untuk memperkenalkan sejarah ini kepada dunia dengan
menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Menurutnya, ia ditolong oleh Roh Allah dan
memberikan kepadanya Urim dan Tumim sebagai “kaca matanya” untuk
menyingkapkannya.6Akhirnya, pada tahun 1830, penyataan baru dalam bentuk buku yang
diberi judul “Kitab Mormon” diterbitkan di Palmyra. Sedangkan keberadaan lempengan-
lempengan tersebut disahkan oleh tiga saksi yang kemungkinan di bawah pengaruh nabi
(Joseph Smith). Kemudian, pada tanggal 6 April 1830, ia mendirikan gerejanya melalui
persekutuan enam orang di Fayette, New York. Gereja tersebut dikenal dengan Gereja Mo

3
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran…, h.344
4
Anthony A. Hoekema, The four Major Cults, (Devon: The Paternoster Press, LTD, 1963)
5
John H. Gerstner, The Theology of the Mayor Sects (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House,
1985)
6
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia…, h.444
3
BAB III
PENGAJARAN (DOKTRIN) MORMONISME

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang Pengajaran (Doktrin) Mormonisme,
yaitu Sumber Pengajaran (doktrin) dan Pokok-pokok Pengajaran (doktrin) tentang Allah,
Yesus Kristus, Roh Kudus, Manusia, Keselamatan dan Akhir Zaman

A. Sumber Pengajaran (Doktrin)


Para penganut Mormonisme percaya bahwa ada empat sumber firman yang
diinspirasikan Allah. Pertama, Alkitab, “sejauh diterjemahkan dengan tepat” sebagaimana
yang dinyatakan dalam pengakuan iman para penganut mormonisme: “We believe the
Bible to be the Word of God in so far as it is translated correctly…”7Joseph Smith dan
pengikutnya percaya bahwa terdapat banyak kesalahan penerjemahan kalimat dan kata
Alkitab atau sengaja diubah dari teks aslinya.8Ayat-ayat mana yang diterjemahkan dengan
tidak tepat tidak selalu jelas. Kedua, Kitab Mormon yang “diterjemahkan” oleh Joseph
Smith dan diterbitkan pada tahun 1830. Pengakuan iman penganut Mormonisme
menyatakan bahwa: “We also believe the Book of Mormon to be the Word of God.” Joseph
Smith mengklaim kitab ini sebagai “kitab yang paling benar” di dunia (the most correct of
any book on earth) sebab diterjemahkan dengan kuasa Allah. Dengan mengikuti aturan-
aturannya orang dapat menjadi lebih dekat kepada Allah dibanding dengan “mengikuti
kitab-kitab lain.” Ketiga, Doktrin dan Perjanjian(The Doctrine and Covenants), yaitu
sebuah catatan tentang 136 penyataan tentang doktrin Mormonisme seperti baptisan
kepada orang mati dan celestial marriage.9Doktrin dan Perjanjian(The Doctrine and
Covenants) dianggap oleh penganut Mormonisme sebagai kitab suci dan mengandung
kumpulan wahyu modern yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang telah
dipulihkan. Keempat, Mutiara Yang Berharga (The Pearl of the Great Price), yaitu salah
satu dari Kitab Suci Mormon yang berisi rangkaian pernyataan-pernyataan yang ditulis
oleh Joseph Smith yang berjudul The Articles of Faith. Buku ini terdiri dari tiga belas

7
Josh McDowell, Don Stewart, Handbook of Today’s Religions: Understanding The Cults, (San
Bernardino: Here’s Life Publishers, 1996)
8
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia…, h.445
9
Josh McDowell, Don Stewart, Handbook …,p.88
4
pokok utama kepercayaan kaum Mormonisme. Para penganut Mormonisme menganggap
buku “Mutiara Yang Berharga” (The Pearl of the Great Price) sebagai “klarifikasi” doktrin
dan pengajaran-pengajaran yang telah hilang dari Alkitab dan juga tambahan informasi
mengenai penciptaan bumi.

B. Pokok-pokok Pengajaran (Doktrin)


1. Allah, Yesus dan Roh Kudus
Menurut gereja Mormon, Allah disebut Bapa, Yesus disebut Anak pertama dari
Bapa di surga, Roh Kudus adalah Roh penolong manusia di bumi. Bapa, Anak dan Roh
Kudus bukan tiga Pribadi yang esa dalam keberadaannya (three persons in one Beings),
melainkan tiga keberadaan yang terpisah (the three seperate Beings) 10Mereka juga
percaya bahwa Bapa dan Anak memiliki tubuh dari daging dan tulang persis sama
dengan yang dimiliki manusia, tetapi Roh Kudus tidak memiliki tubuh dari daging dan
tulang melainkan merupakan pribadi Roh. Allah tidak selamanya merupakan makhluk
yang tertinggi dalam alam semesta ini, namun Dia mencapai status itu melalui hidup
yang benar dan usaha yang berlangsung secara terus menerus. Inkarnasi Yesus adalah
hasil hubungan fisik antara Allah Bapa dan Maria.
2. Manusia
Para penganut Mormonisme mengajarkan bahwa semua manusia tinggal bersama
Allah dan Anak-Nya, Yesus Kristus, di dalam pra kehidupan sebelum mereka masuk ke
dalam dunia. Manusia adalah roh yang sudah ada dari kekal yang kemudian mengambil
tubuhnya pada saat kelahiran di dunia ini. Manusia tidak diciptakan atau dibuat.
Sebagaimana Allah pada mulanya, demikian pula manusia bahwa manusia bisa menjadi
Allah.
3. Keselamatan
Para penganut Mormonisme mengakui bahwa kematian Yesus tidak dapat
menyelamatkan orang lain, kecuali Adam. Keselamatan yang sesungguhnya diperoleh
melalui ketaatan dan peraturan-peraturan, sakramen-sakramen dari Mormon dan

10
Anthony A. Hoekema, The four…, p.34

5
perbuatan baik. Salah satu sakramen yang dilaksanakan adalah baptisan.11 Baptisan
untuk orang mati juga diajarkan dan dilakukan oleh orang-orang Mormon. Mereka yang
masih hidup dibaptiskan untuk mewakili leluhur mereka yang telah meninggal yang
tidak memeluk kepercayaan Mormon. Gereja ini mengajarkan bahwa keselamatan akan
disediakan bagi orang-orang yang sudah mati. Mereka yang belum mendapat
kesempatan untuk mendengar khotbah orang-orang Mormon pada waktu mereka masih
hidup di dunia, akan diberi kesempatan untuk bertobat setelah kematian.
4. Akhir Zaman
Setelah kehidupan di dunia ini, roh manusia akan meninggalkan tubuh yang fana
dan pergi ke suatu tempat tinggal di mana dia menunggu kebangkitan. Tempat tinggal
yang disebut menjadi tempat yang indah dan damai bagi orang benar dan sebuah
penjara roh untuk orang yang meninggal dalam dosa mereka, sejauh mereka tidak
bertobat dalam kehidupan yang fana. Karena pembaptisan dengan air dan Roh Kudus
merupakan asas yang utama untuk keselamatan manusia, juga harusnya ada sebuah cara
untuk orang yang tidak memiliki kesempatan untuk dibaptiskan dalam kehidupan yang
fana. Untuk tujuan ini, para anggota Gereja menyelidiki para leluhur mereka dan
membawa nama mereka ke bait suci, di mana mereka dapat dibaptiskan untuk leluhur
mereka secara perwakilan (lihat 1 Kor 15:29). Dalam kebangkitan setiap orang, baik
orang yang baik maupun orang yang jahat akan menerima tubuh yang sempurna yang
tidak dapat meninggal dan sakit lagi. Dalam saat itu setiap orang akan berdiri di
hadapan Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk diadili untuk setiap tindakan dan
keinginan hatinya sewaktu dia masih tinggal dalam tubuh yang fana. Dalam
penghakiman itu orang akan memasuki tingkat-tingkat kemuliaan berbeda yang selaras
dengan kebenaran kehidupan mereka.
.

11
Stevri L. Lumintang, Keunikan Teologia.., h.445-446

6
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemahaman tentang Mormonisme yang telah penulis uraikan dalam bab-
bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa Mormonisme adalah suatu aliran
atau pengajaran (doktrin) yang menyimpang dari kebenaran Firman Allah. Penyimpangan
tersebuat dibuktikan melalui tinjauan Alkitab terhadap sumber penagjaran (doktrin) dan
pokok-pokok pengajaran Mormonisme. Para penganut Mormonisme juga mengakui ada
keselamatan bagi orang mati, yang mana dalam ajaran yang dianut oleh orang-orang
Mormon melalui babtisan orang mati, maka orang sudah mati bias diselamatkan.

B. Saran

Kepada para penganut ajaran ini harusalah kembali pada doktrin atau pengajran yang
benar, back to the true doctrine, dan memegang prinsip Sola Scriptura (hanya Alkitab
saja), Sola Gratia (hanya anugrah saja), Sola Fide (hanay iman saja), dan Sola
Christo(hanya Kristus saja) seperti yang pernah disampaiakan oleh para Reformasi seperti
Marthin Luther, Yohanes Calvin dan Zwingly.

7
8

Anda mungkin juga menyukai