RUMUS Dosis Obat
RUMUS Dosis Obat
Banyak sekali hitung-hitungan yang kita lakukan, terkadang kita lupa akan
rumusnya. Nah untuk membantu rekan perawat khususnya yuk kita lihat beberapa
rumus yang sering dipergunakan. chek it dot..........................
1. Menghitung cairan
Factor tetesan
Makro 1 cc = 60 tetes
Mikro 1 cc = 15 tetes atau 1 cc = 20 tetes
Dewasa= RL 4 ml x BB x % LB
Anak = RL 2 ml x BB x % LB
8 jam First and 16 jam continued
:1650 ml
BB x (D+M+C) cc
Dehidrasi (D) Ringan =5o cc, Sedang =80 cc, Berat =100 cc
b. Dilling : Da = (n/20) x Dd
c. Cowling : Da = ((n+1)/24) x Dd
a. Clark : Da = (Ba/Bd) x Dd
b. Augsberger :
Da = ((1,5B + 10)/100) x Dd
1 Ponds = 2,2 kg
Rumus: M1 x V1 = M2 x V2
Ml = 199 ml
Rumus: 1:9
Contoh: Ceftriaxon 0,1cc dan aquades 0,9 cc dalam spuit 1cc disuntikkan
dengan
undulasi 0,5-1 cm dan tunggu selama 15 menit hasilnya positif bila undulasi
Ditahan selama 15 menit dan hasilnya positif bila dalam lingkaran 5cm terdapat
lebih
dari 10 bercak merah (ptechie).
Contoh: Terdapat cairan PPD dalam vial 4cc dengan kandungan obat 1 ml= 50
unit
Disuntikan IC dengan pembacaan hasil sesudah 24-72 jam. Untuk ATS diberikan
300
9. Perhitungan BB Ideal
Rumus: BB x 100%
TB – 100
Rumus (Bocca):
(170-100)-10%=70-7 Kg (70×10%)= 63 Kg
Mata (E):
3: Dengan perintah
Motorik (m):
6: Mengikuti perintah
5: Melokalisir nyeri
4: Menghindari nyeri
3: Fleksi abnormal
2: Ekstensi abnormal
Verbal (V):
5: Orientasi baik
2: Mengerang
6/6 : Bisa membaca dengan benar huruf pada Snelen Chart dan orang
3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dengan benar
1/300 : Hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak 1m, orang normal
300m.
Lateralisasi ke
- telinga sakit Memanjang Tuli konduktif
1+ : depresi 2mm
2+ : depresi 4mm
3+ : depresi 6mm
4+ : depresi 8mm
< 1 th : 50-100cc
1-5 th : 100-200cc
>5 th : 200-300cc
Dewasa: 400-500cc
1. Neonatus 6-8 Fr
3. 18 bulan 8-10 Fr
4. 24 bulan 10 Fr
6. 4-7 tahun 12 Fr
8. 10-12 tahun 14 Fr
9. Dewasa 12-16 Fr
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak lebel obat di pakai dalam soal-soal penghitungan dosis dengan maksud membentuk
perawat untuk terbiasa daengan keterangan penting yang terdapat pada label.Keterangan ini
Ada empat metode penghitungan dosis yang dijelaskan disini,dua metode umum dan dua
metode lain yang dipakai untuk penghitungan dosis obat secara individual berdasarkan berat badan
B. Rumusan Masalah
3. Penghitungan Cairan IV
C. Tujuan
Karena luasnya masalah yang berkaitan dengan penghitungan dosis,maka kami membatasi
BAB II PEMBAHASAN
Dyrenium adalan nama dagang, triamterene adalah nama generik dan dosisnya adalah 50mg/kapsul.
2. Rumus dasar
Rumus dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai dalam perhitungan dosis obat:
diketahui diinginkan
H : V :: D : X
Rerata
Ekstrim
X=
4. Berat badan
Metode berat badan adalah penghitungan memberikan hasil yang individual dalam dosis obat
dan terdiri dari tiga langkah:
c. Ikuti rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk mrnghitung dosis obat.
Obat oral tersedia dalam bentuk tablet, kapsul bubuk dan cair obat obatan oral diabrobsi
melalui gastrointestinal terutama pada usus halus. Tablet mempunyai bentuk kekekuatan yang
berbeda beda, kebanyakan tablet mempunyai alur, sehingga dapat mudah dibelah jika diperlukan
hanya setengah tablet. Kapsul adalah pembungkus gelatin yang berisi bubuk atau time
pellets. Bentuk cair dapat berupa suspense, sirup, eliksir atau tinktura, obat oral (tablet, kapsul,cair)
yang mengiritasi mukosa lambung harus diberikan dengan 5 – 8 oz cairan atau dimakan bersama
makanan.
Rerata
Ekstrim
x =
CONTOH:
a. Perintah : diltiazem (cardizem) 60 mg b.i.d.
Tersedia : diltiazem 30 mg/ tablet
H : V :: D : X
30 mg : 1 tab :: 60 mg : x tab
30x = 60
x = 2 tablet
CONTOH :
Berat klien adalah 143 lb. berapa berat klien dalam kilogram? Berapa milligram(mg) yang harus
diterima oleh klien?
Jawab:
143lb : 2,2 = 65 kg
2 mg X 65 = 130 mg cytoxan/hari
3. Penghitungan obat anak
Dua metode yang dianggap aman dalam pemberian obat untuk anak anak adalah metode
berdasarkan berat badan (kg) dan luas permukaan tubuh(m2).
JAWAB:
H : V :: D : X
125 mg : 5 mL :: 50 mg : x mL
12x =
250 x = 2 mL
1).
2).
b. Dosis anak anak per luas permukaan tubuh
CONTOH:
Berat : 90 lb ( 41 kg)
JAWAB:
25 mg X 1,3 m2 = 32,5 mg
75 mg X 1,3 m2 = 97,5 mg
Dosis dinilai aman, berada didalam parameter berdasarkan permukaan tubuh anak.
CONTOH:
Perintah : eritromisin ( E – mycin) 125 mg, PO, q.i.d.
Ada dua metode yang dipakai terap cairan intravena (IV) yang dipakai dalam pemberian cairan
yang mengandung air, dekstrosa, vitamin,elektrolit dan obat obatan. Kini terdapat semakin banyak
obat obat melalui rute intravena supaya dapat diabsorpsi langsung an bekerja cepat. Beberapa obat
yang diberikan dengan dorongan IV (bolus) banyak obat yang diberikan intravena mengiritasi vena,
sehingga obat obat ini diencerkan dalam cairan 50 – 100 mL. obat obat lain diberikan dalam jumlah
cairan yang besar dalam jangka waktu tertentu seperti dalam 4 – 8 jam. Ada dua metode yang
dipakai dalam pemberian cairan dan obat obat intravena: infus IV kontinu dan infus IV intermiten.
Pemberian IV konntinu dimaksudkan untuk mengganti kehilanggan cairan,menjaga keseimbangan
cairan dan merupakan sarana pemberian obat. Pemberian IV intermiten terutama ditujukan untuk
obat obat IV.
Perangkat makrodrip
Abbott 15
Cutter 20
McGaw 15
Travenol 10
Perangkat mikrodrip
Perangkat mindrip 60
Kadang kadang cairan intravena diberikan dengan laju yang rendah untuk menjaga supaya
vena tetap terbuka ( KVO = keep a vein open), dengan kata lain to keep open (TKO). Alasan
diberikannya pernitah KVO dapat berupa bahaya kecurigaan atau terjadinya keadaan darurat untuk
pemberian cairan dan obat obatan dan keperluan untuk membuka jalan dalam memberikan obat
obat IV pada waktu waktu tertentu untuk KVO, dapat dipergunakan perangkat mikrodrip ( 60 tetes/
mL) dan kantong IV 250 mL. KVO biasanya diatur sehingga dialirkan 10 mL/ jam.
1)
2)
CONTOH:
Perintah: 100 mL dekstrosa 5 % dalam air ( D5W) dengan kalium klorida (KCL) 20 mEq dalam 8 jam
tersedia 1000 mL dekstrosa 5 % dalam air.
Penghitungan obat: mempergunakan rumus dasar dan metode rasio dan proporsio
H : V :: D : x
40 mEq : 20 mL :: 20 mEq : x mL
40x =
400
x = 10 mL KCl
Penghitungan laju aliran IV akan dijelaskan dengan menggunakan tiga metode seperti yang
sudah diuraikan sebelumnya. Tetapi, sangat dianjurkan agar anda memilih salah satu metode untuk
menentukan laju aliran IV.
Metode I
1)
2)
3) 2,1 x 10 = 21 tetes
Metode II
Obat obat untuk infus IV diencerkan terlebih dahulu sebelum dilakukan infus. Masing
masing klinik sering kali mempunyai protokol tersendiri untuk pengenceran ini; ahli farmasi atau
keterangan obat juga dapat merupakan narasumber untuk pedoman pemberian infus. Pedoman dan
protokol ini membantu dan mencegah inkompatibilitas obat dan cairan. Jika menggunakan buretrol
harus menggunakan larutan IV sebanyak 15 – 30 mL untuk membilas obat keluar dari jalur IV setelah
pemberian selesai.
Jika ingin menghentikan infus cairan IV dan memulai terapi obat intermiten, maka dipasang
adapter pada keteter atau jarum IV dimana selang IV dilepaskan. Adapter mempunyai Port
(penutup) dimana jarum atau selang IV dapat ditusukan untuk meneruskan terapi obat. Penggunaan
adapter membantu mobilitas klien karena tidak lagi mempunyai jalur IV yang “membuntuti” dan
hemat biaya karena lebih sedikit menggunakan selang, larutan, dan perlengkapan IV.
Adapter mungkin hanya mempunyai selang yang pendek, yang disebut dengan kunci
heparing kateter dan jarum IV dengan adapter harus dihindarkan dari bekuan darah dengan
memberikan heparing dosis rendah setelah setiap kali obat diberikan. Dalam beberapa institusi ini
dikenal sebagai prosedur SASH. SASH adalah singkatan dari.
Ada dua jenis kendali aliran untuk pengatur elektris, yaitu pengatur volumetrik dan non
volumetrik. Pengatur volumetrik memberi volume cairan tertentu dengan laju tertentu, dalam
mililiter per jam. Pengatur non volumetrik dibuat untuk memberikan infuse dalam jumlah tetesan
tertentu dalam tetesan per menit. Untuk menentukan apakah mesin merupakan volumetrik atau
non volumetrik, periksa apakah display panel dikalibrasi dalam mL/ jam atau tetes/menit.
1) Kendali nyeri yang efektif tanpa disertai rasa yang mengantuk yang berlebih.
2) Pengurangan yang cukup banay dari jumlah narkotik yang dipakai.
3) Perasaan klien dalam hal lebih cepat mengendalikan rasa nyerinya.
Beberapa klien tidak boleh menggunakan PCA, termasuk mereka yang alergi terhadap
analgesik yang diresepkan; mereka yang telah mneggunakan sedatip atau alkohol dalam jangka
waktu lama; dan mereka yang dengan cedera kepala, penyakit pernapasan, riwayat penyalahgunaan
atau kecanduan narkotik, atau dengan gangguan psikiatrik mayor.
Ada beberapa pilihan alam pemberian PCA. Pompa deprogram untuk menberikan obat yang
diresepkan
CONTOH:
1) Perangkat sekunder : untuk mendapatkan beberapa tetes per menit dari obat obat IV pergunakan
silinder yang dikalibrasi (buretol), kantong ( add – A-line ) 50 – 250 mL, atau pengatur non volimerik
yang mana saja.
2) Pengatur volimetrik. Untuk mendapatkan millimeter per jam
Spuit 3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh ( 0,1 mL) dan minim. Jumlah cairan dalam spuit
ditentukan oleh pangkal karet hitam dari penghisap (bagian dalam dari penghidap). Yang paling
dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc dapat dipakai bergantian.
Spuit 5 mL dikalibrasi dalam petanda 0,2 mL. Spuit 5 mL biasanya dipakai jika cairan diperlukan lebih
dari 2,5 mL. Seringkali dipakai untuk merekontitusi obat berbentuk kering dengan air bakteriostatik
steril atau salin.
Spuit tuberkulin adalah tabung 1 mL yang ramping dengan petnada dalam sepersepuluh(0,1) dan
seperseratus (0,01) tabung ini juga ditandai dengan minim tabung ini dipakai juka jumlah cairan yang
akan dibrikan kurang dari 1 mL dan untuk anak anak seta dosis heparing.
Spuit insulin mempunyai kapasitas 1 ml tetapi insulin diukur dalam unit dan dosis insulin tidak boleh
dihtung dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan petanda 2-U, dan 100 U, setara dengan 1 mL.
d. Jarum
Ukuran jarum terdiri dari dua komponen, ukuran logam ( gauge = diameter lumen) dan panjang.
Semakin besar ukuran lubang, semakin kecil diameter lumen, dan semakin kecil ukuran lubang,
semakin besar diameter lumen. Nomor ukuran lubang jarum yang sering dipakai adalah antara 18
sampi 26. Panjang jaurm berpariasi dari 3/8 – 2 inci. Tabel memberikan daftar ukuran lubang dan
panjang jarum dalam pemakaian ijeksi subkutan dan interamuskular.
Ketika memilih panjang jarum untuk injeksi intramuskular, ukuran klien dan banyaknya
jaringan lemak harus dipertimbangkan. Seorang klien dengan jaringan lemak (subkutan) yang sedikit
munkin memerlukan jarum 1 inci. Bagi klien yang obc panjang jarum untuk injeksi intramuskular
berkisar antara 1,5 – 2 inci.
Spuit insulin dan cartidge yang telah diisi mempunyai jarum yang dipasang permanent,
sedangkan pada spuit lain, jarum dapat diganti dengan jarum yang diinginkan. Ukuran lubang dan
panjang jarum tertera pada kemasan spuit atau pada bagian atas spuit. Keterangan tertulis sebagai
ukuran lubang/panjang, contohnya 20 g/1 ½ .
e. Sudut injeksi
Untuk injeksi, jarum memasuki kulit dengan berbagai sudut. Injeksi intrdernal diberikan dengan
sudut 10o– 15o , ijeksi subkutan dengan sudut 45o – 90o., dan injeksi intramuskular dengan sudut 90o.
CONTOH:
Staphcilin adalah nama dagang, metisilin adalah nama generik. Obat ini dipakai dalam pemberian
IM dan IV. Instruksi pada label obat tetera demikian : “ untuk IM, tambahkan 6,8 ml air steril atau
natrium clorida (saline); 1 g = 2 ml. “ volume pelarut (larutan) dan obat bubuk setara dengan 12 ml.
3. Injeksi intradermal
injeksi intradermal biasa nya dipakai untuk uji kulit dalam mendiagnosis sebab alergi atau untuk
menentukan adanya mikroorganisme.pilihan spuit untuk uji intradermal adalah spuit tuberkulin
dengan lubang jarum berukuran 25
4. Injeksi subkutan
Obat-obat yang di injeksi kedalam jaringan subkutan (lemak) diabsorpsi perlahan-lahan karena
jaringan lemak mempunyai lebih sedikit pembuluh darah.jumlah larutan obat yang diberikan
subkutan umum nya sebanyak 0,5-1 mL dengan sudut 45,60, ataw 90.larutan obat yang dapat
mengiritasi jaringan lemak diberikan intramuskular karena dapat menyebabkan pengelupasan
jaringan subkutan.
CONTOH
Perintah: heparin 2500 U, SK
Tersedia:heparin 10.000 u/mL dalam vial dengan dosis multipel (10mL)
Rumus dasar: D/H x V = 2500 U/10000 U x 1 mL=25/100=0,25 mL
Metode rasio dan proporsi
H : V :: D : x
10.000 U: 1 mL :: 2500 U : x Ml
10,000x=2500
X=25/100 = 0,25 mL
Jawab heparin 2500 U = 0,25 mL.
Contoh:
Perintah:heparin 4000 U, SK
Tersedia:
Gambar.
Jawab :
Contoh soal:
Perintah:insulin lente 30 U , SK
6. Injeksi intramuskular
Obat mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak,sehingga obat-obatan
yang diberikan dengan injeksi intramuskular (IM) akan lebih cepat diabsorpsi daripada injeksi
subkutan.volume larutan untuk injeksi IM adalah 0,5-3,0 mL dengan rata-rata 1-2 mL.volume
larutan obat yang lebih dari pada 3 mL menyebabkan perpindahan jaringan otot yang berlebih
banyak dan kemungkinan terjadikerusakan jaringan.kadang-kadang 5 mL dari obat tertentu,seperti
magnesium sulfat,dapat disuntikkan ke dalam otot yang besar,seperti dorsogluteal.dosis yang lebih
besar dari pada 3 mL biasa nya dibagi dan diberikan pada dua tempat yang berbeda.
Ukuran lubang jarum untuk injeksi intramuskular cairan yang kental adalah 19 dan 20,dan untuk
jaringan yang encer adalah 20 dan 21.injeksi intramuskular diberikan dengan
sudut 90 derajat.panjang jarum tergantung dari banyaknya jaringan adiposa (lemak) dan jaringan
otot;rata-rata dari panjang jarum adalah 1,5 inci.
Contoh:
Perintah :gentamisin (Garamycin) 50mg ,IM
80X =100
X=100/80=1,25mL
Biasanya pabrik obat menentukan jumlah pelarut untuk mencampur bubuk obat untuk
mencapai 1-2 ml/dosis .Obat bubuk membutuhkan tempat ;oleh sebab itu volume larutan obat akan
bertambah . Sekali obat bubuk telah direkonstiusi, larutan obat yang tidak digunakan harus diberi
tanggal ,dan tuliskan inisial pada label obat .Larutan obat yang tidak digunakan dalam vial disimpan
dalam lemari es dan dapat dipakai dalam waktu 48 jam sampai 1 minggu tergantung dari
rekomendasi pabrik obat .Larutan obat yang tidak dipakai dalam ampul harus dibuang.
Contoh :
Selesaikan masalah ini dengan menggunakan keterangan pada label obat.
18 250.000
8 500.000
3 1.000.000
Tambahan 18 ml pelarut . Bubuk obat setara dengan 2 ml.Setiap 250.000 U setara dengan 1 ml
.Dalam menyelesaikan masalah ini,tambahkan 18ml dan 2ml (bubuk obat)=20ml.
1) Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
2) Pencampuran dua obat macam dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul,dan
3) Pencampuran dua macam obat dalam cartridge yang telah diisi dari sebuah vial.
Metode 1:pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
1. Ambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang pertama,dan suntikan
udara ke dalam udara kedalam vial yang pertama.jangan biarkan jarum mengalami kontak dengan
larutan.keluarkan jarum.
2. Ambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang kedua.tunggingkan
(balikkan ) vial kedua dan suntikan udara.ambil jumlah larutan yang diinginkan dari vial yang kedua.
3. Ganti jarum,kecuali jika anda akan menghabiskan seluruh isi dari vial yang pertama.
4. Balikkan vial yang pertama,dan ambil larutan dalam jumlah yang diingikan.
Metode 2: pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul.
1) Suntikan udara kedalam vial
2) Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam vial
3) Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam ampul.
Metode 3 :pencampuran dua macam obat dalam sebuah cartridge yang telah diisi dari sebuah vial
1) Periksa dosis obat dn jumlah lautan dalam cartridge yang telah diisi.jika dosis yang diinginkan telah
lebih sedikit , buang kelebihan lautan.
2) Masuakn udara kedalam cartridge sesuai dengan jumlah larutan yang akan diambil dari larutan yang
akan diambil dari vial.balikkan vial dan suntikan udara.
3) Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari vial.pastiakn bahwa jarum tetap erada dalam cairan
dan jangan ambil larutan lebih dari yang diperlukan.
CONTOH SOAL:
Perintah:prometazin (phenergan) 20 mg,IM,setiap 6 jam.
Tersedia:phenergan 25 mg/mL
Berapa mililiter dari setiap obat akan anda berikan dan bagaimana mencampur nya?
a. Dosis meperidin
a. D/H X V =25/50 X 1 =25/50=0,5ml
b. H : V :: D : X
50X= 25
X=1/2=0.5ml
b. Dosis atropin
Label menunjukkan 0,4mg=1ml
PROSEDUR. Campur ke dua obat dalam cartridge dengan satu obat dari sebuah vial dan obat yang
lain dalam cartridge yang telah diisi.
1) Periksa dosis dan volume obat dalam cerita cartridge yang telah diisi.
2) Buang 0,5 ml dan setiap kelebihan larutan obat (meperidin)dari cartridge (0,5 ml tetap berada
didalam cartridge ).
3) Ambil 1ml udara kedalam cartridge,dan suntikan udara ke dalam vial yang berisi atropin.
4) Ambil 1ml atropin dari vial ke dalam larutan meperidin di dalam cartridge.
A. Kesimpulan
Dua metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan rasio dan
proporsi.metode-metode ini akan di pakai dalam penghitungan dosis obat oral dan yang disuntikan.
B. Saran
Jika pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang penghitungan dosis oabt,
pembaca disarankan untuk membuka halaman daftar pustaka.