Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

4.1 Daun Mint (Mentha Piperita)

Daun Mint (Mentha Piperita)

a. Klasifikasi
Mentha piperita (Lamiaceae), tanaman peppermint (mint) adalah herbal aromatik
yang dibudidayakan di sebagian besar dunia, secara tradisional telah digunakan sebagai
obat di masyarakat . Adapun klasifikasi tanaman peppermint adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Lamiales
Family : Lamiaceae/Labiatae
Genus : Mentha L.
Spesies : Mentha piperita L.
(Anonim, 2016)
b. Morfologi tanaman
Daun mint merupakan herbal berakar rizoma serta berbatang halus yang tumbuh
mencapai tinggi antara 30-90 cm. Daunnya memiliki panjang antara 4 -9 cm dan lebar
antara 1,5-4 cm, berwarna hijau gelap dengan pembuluh daun kemerah -merahan,
ujungnya tajam dan tepi kasar seperti gigi. Daun dan batangnya teraba bulu yang kecil-
kecil. Bunga daun mint bewarna ungu dengan panjang 6-8 mm, bermahkota empat
lobus berdiameter sekitar 5 mm. Di sekitar batang terdapat duri tebal tapi tumpul
tersusun melingkar. Bunga muncul pada pertengahan akhir musim panas (USDA, 2009)

c. Manfaat Tanaman
Daun mint (Mentha piperita L.) banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi,
rokok, makanan antara lain untuk pembuatan pasta gigi, minyak angin, balsam,
kembang gula dan lain-lain (Hadipoentyanti, 2012). Berdasarkan penggunaannya
sebagai bumbu, mint (Mentha piperita L.) dapat digunakan untuk bumbu daging, ikan,
saus, sup, masakan rebus, cuka, minuman teh, tembakau, dan minuman anggur. Ujung
daun yang segar dari seluruh jenis mint juga digunakan dalam minum-minuman, buah,
saus apel, es krim, jeli, salad, dan sayur. Sedangkan, dalam dunia kedokteran,
kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap yaitu menthol digunakan
untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi, mouthwashes, pasta gigi, dsb. Daun mint
(Mentha piperita L.) digunakan oleh para herbalis sebagai antiseptik, antipruritik, dan
obat karminatif. Sedangkan ekstrak tanamannya memiliki kandungan radioprotektif,
antioksidan, antikarsinogenik, antialergik, antispasmodik. Selain itu, aroma dari
peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan peppermint tea
juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi pada mukosa oral
dan tenggorokan (Datta, 2011).

d. Kandungan Tanaman
Kandungan Daun Mint Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha
piperita L.) adalah menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol
tertinggi (73,7-85,8%) (Hadipoentyanti, 2012; Padalia et al, 2013). Selain itu,
kandungan monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene, flavonoid,
karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukandari minyak daun mint
(Mentha piperita L.)
Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic
(antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Minyak Mentha
piperita L. mempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau tajam dan
menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan. Minyak ini diperoleh
dengan cara menyuling ternanya (batang dan daun), sehingga minyak yang sudah
diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO) (Hadipoentyanti, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Natural Resources Conservation Service.
http://plants.usda.gov/. Diakses pada Senin, 1 Agustus 2016.
Hadipoentyanti, E. 2012. Pedoman Teknis Mengenal Tanaman Mentha
(Mentha arvensis L.) Dan Budidayanya. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Bogor.
Hatta, G.2011. Tujuan Kegunaan, Pengguna dan Fungsi Rekam Medis
Kesehatan, dalam Hatta, G, editor. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta
: Penerbit Universitas Indonesia.
USDA. 2009. Coriander seeds nutrition facts (USDA national nutrient data).
www.nutrition-and-you.com. [3 Februari 2011].

Anda mungkin juga menyukai