Anda di halaman 1dari 4

Drama persahabatan dibawah ini bias memberikan teladan bagi kita semua

bahwa persahabatan yang sejati itu seharusnya tidak melihat kondisi dan status
ekonomi seseorang.

Sahabat Karib yang Berubah


Para Aktor Pemeran:

1. Yusuf

2. Bilal

3. Rio

4. Teguh

5. Danang

Narator :Yusuf dan Bilal merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat
sejak kecil, tapi suatu hari ketika keluarga Bilal jatuh miskin,
Yusuf pun tak ingin lagi bersahabat dengan Bilal.

Suatu siang ketika Bilal, Yusuf, Rio, Danang dan Teguh


sedang berada di kelas untuk bersih-bersih sebelum pulang
sekolah, Bilal dengan berat hati bercakap dengan Yusuf untuk
membantunya.Karena menurutnya Yusuf lah yang bisa
menolongnya dan Yusuf merupakan sahabatnya, tapi yang terjadi
kemudian malahan Yusuf balik menghina Bilal.

Bilal : "Yusuf, bisakah kau menolongku sedikit saja?"

Yusuf :"Apa?Menolongmu? Kau piker kau itu siapa, mengapa aku harus
menolongmu?"
Bilal :"Kenapa denganmu Suf? Bukankah kita sahabat?Apakah kau
sudah lupa dengan itu?"
Yusuf : "Sahabat? Maaf yaa ku tidak punya sahabat seperti mu yang
miskin. Akuhanya mau bersahabat dengan orang yang kaya."
Rio : "Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang memiliki
masalah...”.
Bilal : "Tidak ada apa-apa kok. Kita berdua baik-baik saja.Ya kan
Suf..?"
Yusuf "Baik-baik saja? Giniya Yo, tadi simiskin ini memint a batuan
ke aku.Tapi sayangnya aku tak ingin membantu orang seperti
dia. Mana dia ngaku-ngaku sahabat aku lagi?O gahahhh.."
...(Bilal pun pergi karena mendengar perkataan Yusuf menyakiti hatinya)...
Rio : "Jangan begitu Suf. Bukannya kau dan Bilal memang bersahabat
dari kecil? Masa karena sekarang Bilal dan keluarganya jatuh
miskin, kau tidak mau lagi bersahabat dengannya. Bukannya saat-
saat seperti ini kau bias tunjukkan kedia, kalau kau memang
sahabatnya.Bukan malah meninggalkannya."

Teguh : "Betulitu kata Rio. Seharusnya kau sekarang mensuport dia,


bukan malah menghina dia seperti itu.Kasian si Bilal.."

Danang : "Betul itu. Sahabat seperti apa sih kau ini?"

Yusuf : "Kalian piker siapa kalian berani-berani menasehatiku? Sok baik!


Terserahaku dong mau berbuat apa. Urus saja diri kalian masing-
masing."

Teguh :"Bukan maksud kita menasehati kamu atau sok baik. Tapi kita
tidak mau persahabatan kamu dan Bilal berakhir seperti ini."

Yusuf : "Halah itu bukan urusanku dan juga kalian." (Yusuf pun langsung
pulang)

Danang : "Setan apa yang merasuki anak itu? Bisa-bisanya dia berbuat
begitu kepada Bilal. Bukankah selama ini dia yang selalu saja
membela-bela Bilal ketika ada masalah?"

Rio : "Ya itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita
tahu, Yusuf hanya mau berteman dengan orang yang Kaya"

Teguh : "Pantas saja..."

Danang : "Panta sapanya?"

Teguh : "Sudahlah jangan dibahas lagi, mending kita pulang saja."

Rio : "Betulitu."

Narator : Ke esokan harinya mereka kembali masuk kesekolah seperti


biasa, tetapi tidak dengan Bilal. Hal ini pun terjadi selama 2
minggu berturut-turut . Pada akhirnya ketika mereka berempat
sedang dalam perjalanan kesekolah, dengan tidak sengaja mereka
bertemu dengan Bilal dipinggir jalan yang sedang mencari barang
bekas.

Rio : "Hey bukannya itu Bilal?"

Teguh : "Ia benar itu Bilal. Sedang ngapain dia?Bukannya masuk sekolah
malah keluyuran seperti itu."

Rio : "Ia benar." (Rio pun langsung menarik Yusuf yang jalan di
belakangnya dan sedang asyik dengan Iphone-nya) "Liatitu? Apa
yang sahabatmu lakukan?"

Yusuf : "Haha… Pasti sedang mengais-ngais sampah.Namanya juga


orang miskin."

Danang : "Apaan sih. Ayo kita samperin saja dia."

Rio : "Bilal, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk2
minggu ini?"

Bilal : (dengankaget) "A..aku? Yaseperti yang kalian liat."

Yusuf : "Aku bilang juga apa. Pasti dia sedang mengais-ngais


sampah.Seperti tidak tahu saja kalian kerjaan orang miskin."

Teguh : "Sudahlah Suf, begitu-begitu Bilal itu sahabatmu."

Rio : "Apa-apaansih. Kenapa kau tidak masuk sekolah lagi Bilal?"

Bilal : "Begini..., orang tua kutidak punya uang untuk membiayai aku
dan adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah,
jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah
danaku membantu orang tuaku untuk menyambung hidup."

Danang : "Mulia betul hati musobat."

Yusuf : "Haha... Mulia apanya?Dia Cuma mau cari muka tahu? Kalian ini
gampang sekali dibodohi sama dia."

Bilal :"Tega sekali kau berkata begitu padaku. Aku memang sekarang
sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak
mau bersahabat lagi denganku ya sudah itu tidak jadi masalah
buatku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu.Satu lagi,
aku tidak pernah menyesal pernah berkenalan denganmu.Tapi itu
merupakan pembelajaran bagiku.Terima kasih Yusuf." (Bilal pun
lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan
perasaan yang bercampur aduk)

Rio :"Sudah puas kau menyakiti dia? Ingat Suf, suatu hari nanti kau
juga akan merasa apa yang Bilal rasa kan sekarang." Danang dan
Teguh : "Betulitu."

Yusuf :"Haha... Itu tidak mungkin. Keluarga kutidak mungkin jatuhmi


skin seperti dia. Toh keluargaku memiliki banyak usaha yang
menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi.
Haha..." (sambil tertawa Yusuf pun jalan meninggalkan mereka
bertiga)

Danang : "Sombong sekali itu anak. Semoga hidupnya baik-baik saja."

Rio : "Ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa
ada orang tertentu yang bias tinggal dihati kita, namun tidak dalam
kehidupan kita?"

Teguh : "Ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bias bertemu lagi
dengan Bilal."

……….(mereka bertiga akhirnya melanjutkan perjalan kesekolah)……….

Narator : Hari itu merupakan hari terakhir mereka bertemu Bilal. Dan
ketika semuanya telah terjadi, Yusuf pun merasakan apa yang dulu
Bilal rasakan. Keluarganya bangkrut karena ditipu oleh orang lain.
Tapi sayangnya Yusuf tidak terima dengan hidupnya yang miskin,
dan ia beranggapan bahwa semua ini salah Bilal.

_ TAMAT _

Anda mungkin juga menyukai