Anda di halaman 1dari 3

SKRIP DRAMA

TAJUK: Kejujuran Teman

Narator : DANIAL dan Silvi merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi
suatu hari ketika keluarganya Silvi jatuh miskin, DANIAL pun tak ingin lagi bersahabat dengan
Silvi. Saat DANIAL, Silvi, Chika, dan Sony sedang bersih-bersih kelas sebelum pulang, Silvi
meminta bantuan DANIAL, tapi DANIAL malah menghina Silvi.

Silvi : NAIL, bolehkah kau menolongku untuk mengalihkan meja ini?


DANIAL : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Silvi : Ada apa denganmu, nail? Bukankah kita sahabat? Apa kau sudah lupa ?
DANIAL : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang miskin. Aku hanya
mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Sony : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Silvi : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan danial?
DANIAL : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke aku. Tapi sayang, aku
tak ingin membantu orang seperti dia, Mana dia mengaku jadi sahabat aku lagi?
Eww.

(Silvi pun pergi karena mendengar perkataan DANIAL seperti itu)

Sony : Jangan begitu danial. Bukannya kau dan Silvi memang bersahabat dari kecil?
Masa karena sekarang Silvi dan keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi
bersahabat dengannya? Bukannya saat-saat seperti ini kau boleh tunjukkan ke dia, kalau
kau memang sahabatnya. Bukan malah meninggalkannya.
Chika : Betul kata Sony. Seharusnya kau sekarang menyokong dia,bukan menghina dia
seperti
itu. Kasihan Silvi.
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
DANIAL : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasihatiku?
Terserah aku mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasihati kamu. Tapi kita tidak mau persahabatan kamu dan
Silvi berakhir seperti ini.
DANIAL : Aargh, itu bukan urusan kalian.

(Danial pun langsung pulang)

Chika : Sampai hati dia berbuat begitu kepada Silvi. Bukankah selama ini dia yang selalu saja
membela Silvi ketika ada masalah?
Sony : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
DANIAL hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Sony : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : betul itu.
Silvi : Let’s Go !!!

Narator : Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan
Silvi. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat
sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Silvi di pinggir
jalan yang sedang mencari kardus-kardus.
Sony : Hey bukannya itu Silvi?
Chika: iya benar itu Silvi. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah tapi jalan-jalan.
Sony : iya benar.

(Sony pun langsung menarik denial yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan IPhone-
nya)

Sony : Lihat itu? Apa yang sahabatmu lakukan


DANIAL : haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.
Silvi : Apa’an sih. Ayuh kita kesana.
Sony : Silvi, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk sekolah selama 2 minggu ini?
Silvi : (dengan terkejut) aku? Ya, seperti yang kamu semua lihat.
DANIAL : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah. Seperti kalian tidak tahu
saja pekerjaan orang miskin.
Chika : Sudahlah DANIAL, meski begitu Silvi itu sahabatmu.
Sony : Kenapa kau tidak masuk sekolah Silvi?
Silvi : Begini, orang tuaku tidak punya wang untuk membiayai aku dan adikku untuk sekolah.
Sedangkan adikku masih mahu sekolah, jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku
yang sekolah dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
Silvi : Mulia sekali hati mu, Son.
DANIAL : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini mudah sekali dibodohi sama
dia.
Silvi : sampai hati sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang sudah miskin, tapi
aku
masih punya perasaan. Kalau kamu tidak mau bersahabat lagi dengan ku, ya sudah, itu
tidak
jadi masalah buat ku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu lagi, aku tidak
pernah menyesal berkenalan dengan mu. Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku.
Terima kasih Danial.

(Silvi pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur
aduk)

Sony : Sudah puas kau menyakiti dia? ingat Danial, suatu hari nanti kau juga akan merasa apa
yang
Silvi rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
DANIAL : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Keluargaku
memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak wang. Dan tidak akan habis untuk 5
generasi sekalipun . Hahahaha

(sambil tertawa DANIAL pun jalan meninggalkan mereka bertiga)

Silvi : Sombong sekali anak itu. Semoga hidupnya baik-baik saja.


Sony : ya semoga saja. kadang- kadang kita harus menyedari bahwa ada orang tertentu yang boleh
tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan kita
Chika: ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita boleh bertemu lagi dengan Silvi.

(mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah)

Narator : Setelah 3 tahun berlalu, DANIAL, Chika, Silvi, dan Sony tidak bertemu Silvi. Ternyata
Silvi sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Silvi disekolahkan di sekolah yang sama dengan
Chika, Silvi, dan Sony. Suatu hari ketika Silvi masuk untuk pertama kali di sekolah yang baru itu,
Chika, Silvi, dan Sony sangat terkejut.
Silvi : Hey ! Lihat orang itu, sepertinya mukanya sudah tak asing lagi buatku.
Sony : Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.
Chika : Siapa yang kalian bicarakan?
Silvi &Sony : Itu !
Chika : HAAH???? ITU BUKANNYA SILVI??
Sony : Ohh, iya, iya itu Silvi !!
Silvi : Hey !! Silvi, kemarilah !!
Silvi : Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?
Chika : Iya
Silvi : Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Danial?
Silvi : Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.
Sony : Iya, sepertinya dia pindah rumah.
Chika : Sudahlah, ayuh kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?
Silvi : Emm, Iya
Silvi : Let’s Go !!!

Narator : Saat pulang sekolah, DANIAL mengemis di depan rumah Silvi. Dan ternyata Chika,
Silvi, dan Sony sedang berada di rumah Silvi. Lalu mereka berempat menghampiri DANIAL.

Chika : danail, sedang apa kau?


DANIAL : Lohh, kalian? Aku..., aku... aku sedang bekerja untuk menyara hidupku.
Silvi : Kemana orang tuamu?? Kenapa pula kamu bekerja?
DANIAL : Orang tuaku meninggal 2 tahun lalu sebabkan kemalangan, dan usaha mereka tidak ada
yang meneruskannya. Jadi semua harta orang tuaku sudah habis, dan aku hanya hidup
sendirian sekarang.
Sony : Oh begitu, danial. Aku jadi teringat kata-kata yang aku ucapkan dulu. Maafkan aku,
danial.
DANIAL : Seharusnya aku yang meminta maaf. Dulu aku terlalu sombong kepadamu, Son.
Sekarang
aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu Tuhan memang adil. Aku menyesal,
Son.
Maafkan aku.
Silvi : Sudahlah, danial. Lupakan saja, aku sudah melupakan semuanya yang kau katakan
dulu.
Sekarang kita ber-empat bersahabatkan?
Chika : Iya. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, iya kan?
Silvi,Silvi,Sony : Setuju !
DANIAL : emm, apa kalian benar-benar memaafkan aku?
Silvi : Tentu saja, danial. Aku yakin sekarang kau sudah berubah.
DANIAL : Baiklah, terima kasih teman-teman. Ternyata persahabatan itu segala-galanya.
Chika : Bagaimana kalau kita membantumu mengemis, danial?
Silvi : Idea bagus itu!
Sony : Aku setuju, pasti sangat menyenangkan.
Silvi : Ayo! Mengemis dimana danial?
DANIAL : di parkson saja, disana kan ramai?
Silvi : Let’s Go!!!!!!

Narator : Semenjak hari itu, DANIAL, Silvi, Chika, Silvi, dan Sony bersahabat. DANIAL diangkat
menjadi anak orang tua angkat Silvi. Mereka berempat selalu bersama dan selalu tertawa bersama.

Anda mungkin juga menyukai