Narator : DANIAL dan Silvi merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi
suatu hari ketika keluarganya Silvi jatuh miskin, DANIAL pun tak ingin lagi bersahabat dengan
Silvi. Saat DANIAL, Silvi, Chika, dan Sony sedang bersih-bersih kelas sebelum pulang, Silvi
meminta bantuan DANIAL, tapi DANIAL malah menghina Silvi.
Sony : Jangan begitu danial. Bukannya kau dan Silvi memang bersahabat dari kecil?
Masa karena sekarang Silvi dan keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi
bersahabat dengannya? Bukannya saat-saat seperti ini kau boleh tunjukkan ke dia, kalau
kau memang sahabatnya. Bukan malah meninggalkannya.
Chika : Betul kata Sony. Seharusnya kau sekarang menyokong dia,bukan menghina dia
seperti
itu. Kasihan Silvi.
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
DANIAL : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasihatiku?
Terserah aku mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasihati kamu. Tapi kita tidak mau persahabatan kamu dan
Silvi berakhir seperti ini.
DANIAL : Aargh, itu bukan urusan kalian.
Chika : Sampai hati dia berbuat begitu kepada Silvi. Bukankah selama ini dia yang selalu saja
membela Silvi ketika ada masalah?
Sony : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
DANIAL hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Sony : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : betul itu.
Silvi : Let’s Go !!!
Narator : Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan
Silvi. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat
sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Silvi di pinggir
jalan yang sedang mencari kardus-kardus.
Sony : Hey bukannya itu Silvi?
Chika: iya benar itu Silvi. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah tapi jalan-jalan.
Sony : iya benar.
(Sony pun langsung menarik denial yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan IPhone-
nya)
(Silvi pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur
aduk)
Sony : Sudah puas kau menyakiti dia? ingat Danial, suatu hari nanti kau juga akan merasa apa
yang
Silvi rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
DANIAL : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Keluargaku
memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak wang. Dan tidak akan habis untuk 5
generasi sekalipun . Hahahaha
Narator : Setelah 3 tahun berlalu, DANIAL, Chika, Silvi, dan Sony tidak bertemu Silvi. Ternyata
Silvi sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Silvi disekolahkan di sekolah yang sama dengan
Chika, Silvi, dan Sony. Suatu hari ketika Silvi masuk untuk pertama kali di sekolah yang baru itu,
Chika, Silvi, dan Sony sangat terkejut.
Silvi : Hey ! Lihat orang itu, sepertinya mukanya sudah tak asing lagi buatku.
Sony : Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.
Chika : Siapa yang kalian bicarakan?
Silvi &Sony : Itu !
Chika : HAAH???? ITU BUKANNYA SILVI??
Sony : Ohh, iya, iya itu Silvi !!
Silvi : Hey !! Silvi, kemarilah !!
Silvi : Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?
Chika : Iya
Silvi : Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Danial?
Silvi : Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.
Sony : Iya, sepertinya dia pindah rumah.
Chika : Sudahlah, ayuh kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?
Silvi : Emm, Iya
Silvi : Let’s Go !!!
Narator : Saat pulang sekolah, DANIAL mengemis di depan rumah Silvi. Dan ternyata Chika,
Silvi, dan Sony sedang berada di rumah Silvi. Lalu mereka berempat menghampiri DANIAL.
Narator : Semenjak hari itu, DANIAL, Silvi, Chika, Silvi, dan Sony bersahabat. DANIAL diangkat
menjadi anak orang tua angkat Silvi. Mereka berempat selalu bersama dan selalu tertawa bersama.