Anda di halaman 1dari 2

Ersta Bunga Laksita

18/430889/SA/19504

REVIEW FILM “Dongju: The Portrait of a Poet”

Film Dongju yang disutradarai oleh Lee Joon-ik ini menunjukkan sisi lain dari sejarah
Korea dalam film. Film ini menunjukkan bagian gelap dari sejarah negara Korea Selatan pada
era pemerintahan kolonial Jepang. Film ini menceritakan tentang kisah perjalanan dua tokoh
utamanya yaitu Yun Dong-Ju yang diperankan oleh Kang Ha-Neul dan Song Mong-Gyu yang
diperankan oleh Park Jung-Min.

Film Dongju: Portrait of a Poet ini memiliki alur campuran. Berawal ketika Dongju
sedang diintrogasi oleh polisi Jepang yang kemudian menceritakan kisah masa lalunya sebelum
masuk menjadi tahanan Jepang. Selain itu, film ini disajikan dalam efek sinematik hitam dan
putih yang menyimbolkan cerita dari masa lalu.

Melihat judul filmnya, mudah untuk berasumsi bahwa kisah Dong-ju adalah fokus
utama dalam film ini. Namun dalam film ini, cerita tentang kisah Mong-gyu sama banyaknya.
Kedua sahabat ini sangat tertarik pada bidang kesusastraan. Walaupun Mong-Gyu menang
dalam lomba menulis puisi, namun minat Mong-Gyu bukanlah menulis puisi, melainkan
menulis essay. Sedangkan Dongju sangat senang menulis puisi. Dong-ju dan Mong-gyu meiliki
sifat yang sangat bebeda. Dong-ju adalah tipe pendiam dan rajin belajar, ia terus-menerus
menulis puisinya walaupun tidak diterbitkan. Sedangkan Mong-gyu, yang tadinya sangat
senang dalam menulis esai sastra, lama kelamaan melihat sastra sebagai hal yang tidak berguna
untuk merebut kembali kemerdekaan Korea. Mong-gyu mulai menemukan cara untuk
melemahkan kekuasaan Jepang dengan berbagai tindakan dan rencana pemberontakannya.
Namun Mong-Gyu lebih sering merahasikannya dari Dongju karena ia khawatir akan
keselamatan sahabatnya. Dalam film ini pun Dongju lebih banyak diceritakan ketika ia sedang
menulis puisi. Oleh karena itu perjuangan kemerdekaan Korea pada massa itu menjadi
menonjol dalam film melalui adegan-adegan seperti penolakan Dong-ju terhadap nama Jepang
dan infiltrasi Mong-gyu terhadap militer Jepang.

Ketika mendengar puisi Dongju, membuat saya juga jadi ingin menulis puisi. Puisi-
puisi yang diciptakan Dongju sangatlah estetik. Selain itu, setelah melihat adegan pejuangan
yang dilakukan oleh Mong-Gyu, saya menjadi lebih sadar lagi bahwa kebebasan berpendapat
itu sangat penting dan patut untuk diperjuangkan.

Anda mungkin juga menyukai