Perbedaan Interpolasi Nearest NeighBour
Perbedaan Interpolasi Nearest NeighBour
1
Interpolasi bilinier
Seperti contoh gambar 1 diatas, pada interpolasi bilinier, nilai keabuan dari
keempat titik yang saling bertetangga tadi memberi sumbangan terhadap nilai
keabuan hasil, dengan bobot masing-masing yang linier dengan jaraknya
terhadap koordinat yang dimaksud. Makin dekat titik tetangga tersebut, makin
besar bobotnya, dan sebaliknya makin jauh akan makin kecil bobotnya.
Keabuan output dihitung dengan penjumlahan berbobot dari keabuan input
titik-titik yang ikut menyumbang tersebut.
K0 w * Ki
dari contoh diatas, bobot ke arah horisontal untuk koordinat x = 3 dan x = 4
masing-masing adalah:
wx (3) 0.2 dan wx (4) 0.8
Perhatikan bahwa koordinat x = 3.8 lebih dekat ke x = 4 dibandingkan ke x = 3.
sementara bobot ke arah vertikal untuk koordinat y = 9 dan y = 10 masing-masing
adalah:
w y (9) 0.6 dan w y (10) 0.4
Perhatikan pula bahwa jumlah bobot untuk tiap arah adalah 1. Kombinasi antara
bobot horisontal dan vertikal memberikan bobot untuk tiap titik:
w(3,9) wx (3) * w y (9) 0.2 * 0.6 0.12
w(3,10) wx (3) * w y (10) 0.2 * 0.4 0.08
w(4,9) wx (4) * w y (9) 0.8 * 0.6 0.48
w(4,10) wx (4) * w y (10) 0.8 * 0.4 0.32
Terlihat bahwa titik yang paling dekat dengan koordinat titik asal hasil
transformasi balik memiliki bobot yang paling besar (0,48), sedangkan titik
terjauh memiliki bobot yang paling kecil (0,08). Total bobot untuk keempat titik
tersebut adalah 1.Setelah semua bobot pada keempat titik bertetangga tersebut
diperoleh, nilai keabuan hasil dihitung sesuai dengan persamaan.
K 0 w * Ki w(3,9) * K i (3,9) w(3,10) * K i (3,10)
w(4,9) * K i (4,9) w(4,10) * K i (4,10)
0.12 *100 0.08 *160 0.48 *120 0.32 * 200
146.4 146
2
Karena nilai keabuan merupakan bilangan bulat, apabila hasil penjumlahan
berbobot tersebut berupa bilangan pecah, maka harus dilakukan pembulatan ke
bilangan terdekat.
3
koordinat hasil perhitungan dari transformasi spasial. Untuk citra 2
dimensi, tetangga terdekat dipilih di antara 4 titik asal yang saling
berbatasan satu-sama lain. Kelebihan dari interpolasi tetangga terdekat
adalah kemudahan dan kecepatan eksekusinya. Tetangga terdekat paling
baik digunakan untuk data kategorikal seperti klasifikasi penggunaan
lahan atau klasifikasi lereng. Nilai-nilai yang masuk ke grid tetap persis
sama, 4 keluar sebagai 4 dan 87 keluar sebagai 87. Nilai sel output
ditentukan oleh pusat sel terdekat di grid input. Tetangga Terdekat dapat
digunakan pada data kontinu tetapi hasilnya bisa gumpal
Nilai keabuan hasil interpolasi bilinier dari keempat titik yang bertetangga
memberi sumbangan terhadap nilai keabuan hasil, dengan bobot masing-
masing yang linier dengan jaraknya terhadap koordinat yang dimaksud.
Makin dekat titik tetangga tersebut, makin besar bobotnya, dan sebaliknya
makin jauh akan makin kecil bobotnya. Metode Billinear juga
menggunakan antialias untuk menghindarkan penajaman pada sisi-sisi
objek atau gambar. Hal tersebut akan mengakibatkan gambar akan bersifat
soft atau sedikit blur. Bilinear Interpolation menggunakan rata-rata
tertimbang dari empat pusat sel terdekat. Semakin dekat pusat sel input ke
pusat sel output, semakin tinggi pengaruh nilainya pada nilai sel output.
Ini berarti bahwa nilai output dapat berbeda dari input terdekat, tetapi
selalu dalam rentang nilai yang sama sebagai input. Karena nilai bisa
berubah, Bilinear tidak direkomendasikan untuk data kategorikal.
Sebaliknya, harus digunakan untuk data kontinu seperti nilai kemiringan
elevasi dan baku
Cubic Konvolusi melihat pada 16 pusat sel terdekat output dan cocok
kurva mulus melalui titik-titik untuk mencari nilai. Tidak hanya mengubah
nilai-nilai input tetapi juga dapat menyebabkan nilai output berada di luar
rentang nilai masukan (membayangkan tenggelam atau puncak yang
terjadi pada permukaan). Metode ini juga tidak dianjurkan untuk data
kategori, tetapi pekerjaan yang sangat baik smoothing data kontinu.