NIM : 142011101061
RESUME JURNAL
Pendahuluan Derajat eksoftalmos merupakan tanda penting pada Thyroid Eye Disease
(TED). Jadi, mengukur eksoftalmos sangat penting untuk mengevaluasi
tingkat keparahan penyakit dan efek dari pengobatan yang telah diberikan.
Oleh karena itu, metode untuk mengukur derajat eksoftalmos secara akurat
penting bagi dokter spesialis mata.
Beberapa metode telah diusulkan untuk mengukur posisi aksial dari bola
mata termasuk eksoftalmometri, computed tomography (CT), dan 3D
imaging optikal.
Kemajuan terbaru dalam teknik pencitraan dewasa ini memungkinkan
adanya generasi rekonstruksi 3D dari gambar CT. Dibandingkan dengan
gambar dua dimensi (2D), gambar 3D memberikan lebih banyak pandangan
komprehensif dari orbit dan meningkatkan orientasi serta identifikasi lokasi
dalam gambar.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur derajat eksoftalmos pada pasien
dengan Thyroid Eye Disease (TED) dengan menggunakan teknik CT 2D
dan 3D. Perbedaan antara keduanya dibahas dan faktor – faktor yang
kemungkinan mempengaruhi akurasi dan realibilitas CT dibahas.
Tujuan Membandingkan pengukuran eksoftalmos menggunakan metode Computed
Tomography (CT) dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D).
Metode Penelitian ini mengevaluasi 50 pasien berturut-turut (100 mata) yang
Penelitian didiagnosis dengan TED di Rumah Sakit Mata dan THT Universitas Fudan,
Shanghai, China dari Desember 2012 hingga Agustus 2016. Catatan klinis
termasuk jenis kelamin, usia, durasi penyakit, ketajaman visual, tes refleksi
kornea, dan skor aktivitas klinis (CAS) dikumpulkan. Terdapat 26 wanita
dan 24 laki-laki terdaftar dalam penelitian, dan usia rata-rata dari pasien
adalah 47 tahun (rentang 21 tahun hingga 68 tahun). Semua pasien ada di
dalam fase tidak aktif, dan nilai CAS adalah <4/7. Kriteria ekslusi meliputi
fraktur orbital atau zigomatik. Penelitian ini berpegang pada prinsip
Deklarasi Helsinki dan telah disetujui oleh Komite Etik Universitas Fudan.
Informed consent diperoleh dari semua pasien.