Pengaruh Temperatur Terhadap Terjadinya PDF
Pengaruh Temperatur Terhadap Terjadinya PDF
Jenny Delly
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo, Kendari
Abstrak
Kavitasi merupakan fenomena perubahan phase uap dari zat cair pada fluida yang mengalir. Perubahan tersebut dapat
diakibatkan turunnya tekanan maupun naiknya temperatur. Kavitasi dapat terjadi di suction pompa, sudu pompa
maupun di pipa. Indikasi kavitasi adalah timbulnya gelembung-gelembung uap, suara bising maupun vibrasi. Efek
kavitasi pada pompa adalah turunnya unjuk kerja (performance). Akibat lanjutan kavitasi pada casing dan sudu
menimbulkan lubang-lubang (pitting) pada dinding casing maupun permukaan sudu. Pada penelitian ini divariasikan
temperature fluida yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya kavitasi pada sudu pompa sentrifugal. Untuk
mengetahui terjadinya kavitasi parameter yang digunakan untuk mengamati adalah angka Thoma (p), visualisai dengan
Gambar yang terdeteksi. Semakin tinggi temperatur, maka semakin besar kemungkinan terjadinya kavitasi pada sudu.
Hal ini juga terjadi dengan semakin turunnya tekanan hisap. Intensitas kavitasi dapat dilihat dengan perubahan
distribusi tekanan arah radial, angka kavitasi (p ), visualisasi dengan Gambar.
Abstract
Cavitation is a phenomenon of the change to vapor phase from liquid in liquid flow. The change can be resulted from
the reduced pressure and also raised temperature. Cavitation can be happened in pump suction, pump impeller and also
in pipe. Cavitation indications include the formation of vapor bubbles, noise and vibration. Cavitation effects on pumps
are decreasing of work performance, casing and impeller pump pitting. The research was performed using a centrifugal
pump with following variations : suction pressure, temperature, capacity and impeller rotation. These variations are
conjectimed having effects on cavitations in a centrifugal pump impeller. Methods used to indicate cavitations are
Tahoma number (σp), visualization with picture..
1. PENDAHULUAN
21
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
Pada Gambar 1 adalah contoh penggunaan pompa cavitasi (Soyama, 1992). Kerusakan ini bisa terjadi
sentrifugal dalam bidang penanggulangan banjir yang pada sudu (blade) maupun pada casing. Pada Gambar 3
sering terjadi di Surabaya. adalah salah satu contoh kerusakan sudu yang
Untuk memperbaiki unjuk kerja tersebut, maka disebabkan oleh terjadinya kavitasi. Disamping terjadi
dibutuhkan penelitian dan kajian yang mendalam untuk kerusakan mekanis, pompa sentrifugal juga akan
mendapatkan karakteristik pompa sentrifugal yang mengalami penurunan head, kapasitas maupun
diinginkan. Penelitian ini dikhususkan untuk efisiensinya apabila cavitasi terjadi pada sudu.
mempelajari variasi tekanan sepanjang arah radial pada Walaupun telah banyak penelitian yang berkaitan
impeller akibat adanya kavitasi. Karena dalam dengan timbulnya dan proses terjadinya kavitasi, tetapi
prakteknya kavitasi merupakan masalah utama yang penelitian yang secara khusus membahas kavitasi pada
terjadi pada pompa sentrifugal yang mengakibatkan sudu pompa sentrifugal belum banyak dilakukan.
turunnya unjuk kerja pompa tersebut. Beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian
Gelembung-gelembung uap dapat terjadi pada zat kavitasi pada sudu antara lain Gultom (2001), Taufik
cair yang sedang mengalir, baik didalam pompa maupun (2003). Friedrichs dan Kosyna (2002), Bakir dkk
di dalam pipa. Pada pompa sentrifugal penurunan (2003), mendapatkan hubungan angka kavitasi (σ)
tekanan sampai tekanan terendah terjadi pada sisi hisap. dengan koefisien head (ψ) pada pompa sentrifugal
Bila penurunan tekanan ini sampai dibawah tekanan uap
jenuhnya maka akan menyebabkan terbentuknya Angka kavitasi Thoma (P) di temukan oleh Thoma
gelembung-gelembung uap, lalu berkembang dan pada tahun 1931 (Taufiq 2003), yang pada mulanya
bergerak mengikuti aliran zat cair sampai ke daerah digunakan untuk mengetahui proses kavitasi yang
tekanan yang lebih tinggi, selanjutnya gelembung uap terjadi pada turbin. Besaran ini menunjukkan
tersebut akan pecah akibat tekanan sekelilingnya. Proses perbandingan antara beda tekanan suction dan tekanan
inilah yang disebut kavitasi. uap jenuh pada temperatur cairan terhadap kuadrat
kecepatan cairan tersebut. Angka kavitasi (p) ini
diekspresikan sebagai:
p s pvp (1)
p
1
v
2
dimana :
p : Angka kavitasi Thoma
ps : Tekanan pada saction (N/m2)
pvp : Tekanan uap jenuh pada temperatur cairan
tersebut (N/m2)
: Massa jenis cairan (kg/m3)
v∞ : Kecepatan Freestream
22
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
2g 2g
R
(5)
R
1 2
ps p v
+ x a s Z s H ls
2g
Gambar 3. Aliran sepanjang dan tegak lurus stream (6)
line. 2
vs
H s Ha H z H ls
1 p V 2g
V (7)
s s
Dimana Hs : tekanan statik yang dibaca pada
(3)
pressure gage dan sisa energi dalam bentuk head
1 p V 2 kecepatan.
Total Head pada sisi hisap adalah:
n R
(4) v hisap
2
H hisap H s
Dari persamaan 3 dan 4 menunjukkan terjadinya 2g
peningkatan tekanan fluida dari R1 menuju R2. Fluida (8)
yang masuk ke dalam pompa dengan arah axial dimana: v s vhisap
dibelokkan secara tegak lurus mengikuti lengkung sudu. Jika persamaan (7) digabung dengan persamaan (8)
Hal ini mengakibatkan efek percepatan fluida kearah akan dihasilkan:
gaya putar dengan putaran sudu dan terkumpul di Hhisap= Ha –Hz - Hls (9)
volute/diffuser yang kemudian fluida meninggalkan
Hhisap – Hvp = Ha Hz – Hvp – Hls (10)
pompa. Daerah discharge dari pompa mengumpulkan
Jadi,Hsv = Ha Hz – Hvp – Hls (11)
fluida yang akan meninggalkan impeller.
dimana :
Fenomena kavitasi berkaitan dengan tinggi tekanan Hsv : net positive suction head
hisap (suction head) pompa. Tinggi tekanan hisap (Hsv)
merupakan tinggi tekan total ekuivalen pada sumbu Ha : tinggi tekan akibat tekanan absolut pada
pompa yang telah dikurangi dengan tekanan uap permukaan cairan dimana pompa melakukan
jenuhnya. Tinggi tekan total ekuivalen didasarkan pada penghisapan. Hal ini merupakan tekanan atmosfer
tekanan statis yang ada di suction dan kecepatan aliran bila tangki tersebut terbuka, atau merupakan
pada daerah tersebut. Tekanan statis dapat dibaca tekanan absolut bila pompa mengisap dari tanki
yang tertutup.
23
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
Hz :ketinggian yang di ukur dari sumbu impeler baik Vibrasi diukur dengan memakai tranduser yang
diatas pompa maupun dibawah pompa. dihubungkan dengan data logger untuk dianalisa.
Hvp : head yang diakibatkan oleh tekanan uap cairan Gambar 5 adalah sketsa untuk menghitung head pompa.
pada temperatur cairan.
Hls : head yang hilang akibat gesekan, akibat gesekan
antara permukaan cairan sampai masuk pada flens Bak Penampungan
hisap pompa.
Flow Meter
NPSHR. NPSHA didasarkan pada kondisi-kondisi cairan
yang akan dipompa, lokasi pompa dan sebagainya.
Valve 2
Sedang NPSHR diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan. NPSHA harus sama atau lebih besar dari
NPSHR untuk menghindari adanya kavitasi.
Valve 1
Pompa
Vakum
Preser gage 3
P1
Preser gage 1
P2
2. Metode Penelitian Preser gage 2
P3
P4
P5
P6
Level Air
Tangki Hisap P7
Metode penelitian merupakan penjelasan mengenai P8
P9
langkah-langkah pengujian, peralatan yang digunakan P10
P11
Termo P12
dan prosedur penelitian yang meliputi: Meter Pompa sentrifugal P13
P14
Instalasi penelitian
Persiapan alar ukur
Heater
Prosedur penelitian
24
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
19
intensitas, hal ini dapat dilihat pada Gambar 9 dan
18 Gambar 10. Pada temperatur rendah intensitas kavitasi
17 tekanan hisap 0 cmHg lebih kecil disebabkan viskositas lebih besar. Viskositas
16
tekanan hisap -5 cmHg rendah juga mendorong tegangan permukaan menjadi
tekanan hisap -10 cmHg
15
lebih kecil yang menyebabkan fluida semakin mudah
tekanan hisap -15 cmHg
pecah dan mendorong terjadinya intensitas kavitasi yang
14
25 30 35 40 45 50 55 60 65
lebih besar.
tem peratur oC
25
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
gelembung lebih kecil yang disebabkan turunnya drastis, dan berarti pompa tidak mampu lagi menaikkan
viskositas fluida. tekanan dan mengalirkan fluida.
Sangat sulit menentukan energi yang dikeluarkan Dari Gambar 10 angka kavitasi yang didapat pada
akibat kekentalan didalam fluida yang mempunyai penelitian ini nilainya lebih besar dibandingkan dari
tegangan permukaan, sebab kekuatan kekentalan adalah hasil penelitian yang dilakukan Friedrichs dan Kosyna
tidak hanya merupakan fungsi dari kekentalan itu saja (2002). Hal ini disebabkan oleh perbedaan alat ukur
tapi juga fungsi dari kecepatan alirannya. Kehilangan yang digunakan dan karakteristik pomapa yang
energi sangat tergantung pada kecepatan pertumbuhan digunakan. Pada penelitian ini alat ukur tekanan tidak
gelembung, mengempisnya gelembung, dan kekentalan mampu membaca tekanan fasa campuran air dan
spesifik fluidanya. Seperti hasil penelitian Keller gelembung uap yang menyebabkan tekanan tidak bisa
(1992), bahwa kenaikan kekentalan menaikkan terbaca sewaktu terjadi kavitasi. Disamping itu alat ukur
susceptibility cavitation (Seff) yang mengakibatkan kapasitas juga menjadi kendala utama, karena alat ukur
angka kavitasi semakin besar yang menyebabkan dalam penelitian ini hanya mampu membaca kecepatan
intensitas kavitasi semakin besar. Sehingga walaupun fluida yang lebih besar dari kecepatan 0,25 m/s.
kenaikan temperatur tidak dominan menaikkan Walaupun demikian trend kurva hasil penelitian ini
distribusi tekanan sudu arah radial, akan tetapi kenaikan selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
temperatur justru meningkatkan intensitas kavitasi Medvitz dkk (2002) dan Friedrichs dan Kosyna (2002).
seperti yang terjadi pada Gambar 8 dan Gambar 9.
0,7
gelembung uap yang nampak bervarna putih, dan
0,6 terbentuk mulai dari sisi hisap. Gelembung uap
h e a d k o e f is i e n ( ψ )
0,2
tekanan diturunkan dari -20 cmHg menjadi -25
0,1
cmHg dan temperatur dinaikkan dari 30oC menjadi
0,0 60oC cmHg.
10 12 14 16 18 20 22 24
angka kavitasi (σ)
Daftar Acuan
Gambar 10. Grafik hubungan antara angka kavitasi
dengan head koefisien. [1] Fox, R. W., and McDonald, A.T. [1998],
Introduction to Fluid Mechanics, 5th edition, John
Wiley & Sons, Inc., New York.
[2] Franz, R., Acosta, J., Brenne, C.E., and Coughey,
Gambar 10 menunjukkan hubungan antara angka
T.K. [1996], The Rotordinamic Force on a
kavitasi dengan head koefisien, dan terlihat bahwa
Centrifugal Pump Impeller in the Presence of
semakin rendah angka kavitasi semakin rendah pula
Cavitation, California Institute of Technologi,
head koefisien. Head koefisien akan turun semakin
Pasadena, CA. pp. 205-211.
drastis untuk angka kavitasi dibawah angka 13 yang
[3] Friedrichs, J. and Kosyna, G. [2002], Rotating
disebabkan mulainya terjadi kavitasi pada angka
Cavitation in a Centrifugal Pump Impeller of Low
kavitasi tersebut. Untuk angka kavitasi yang lebih
Specific Speed, Journal of Fluids engineering, vol
rendah lagi kavitasi intensitasnya meningkat yang
124, pp 356-362.
mengakibatkan head coeffiecient menjadi turun secara
26
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
27
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817
28