Anda di halaman 1dari 8

Vol. 1, No.

1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TERJADINYA KAVITASI


PADA SUDU POMPA SENTRIFUGAL

Jenny Delly
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo, Kendari

Abstrak

Kavitasi merupakan fenomena perubahan phase uap dari zat cair pada fluida yang mengalir. Perubahan tersebut dapat
diakibatkan turunnya tekanan maupun naiknya temperatur. Kavitasi dapat terjadi di suction pompa, sudu pompa
maupun di pipa. Indikasi kavitasi adalah timbulnya gelembung-gelembung uap, suara bising maupun vibrasi. Efek
kavitasi pada pompa adalah turunnya unjuk kerja (performance). Akibat lanjutan kavitasi pada casing dan sudu
menimbulkan lubang-lubang (pitting) pada dinding casing maupun permukaan sudu. Pada penelitian ini divariasikan
temperature fluida yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya kavitasi pada sudu pompa sentrifugal. Untuk
mengetahui terjadinya kavitasi parameter yang digunakan untuk mengamati adalah angka Thoma (p), visualisai dengan
Gambar yang terdeteksi. Semakin tinggi temperatur, maka semakin besar kemungkinan terjadinya kavitasi pada sudu.
Hal ini juga terjadi dengan semakin turunnya tekanan hisap. Intensitas kavitasi dapat dilihat dengan perubahan
distribusi tekanan arah radial, angka kavitasi (p ), visualisasi dengan Gambar.

Abstract

Cavitation is a phenomenon of the change to vapor phase from liquid in liquid flow. The change can be resulted from
the reduced pressure and also raised temperature. Cavitation can be happened in pump suction, pump impeller and also
in pipe. Cavitation indications include the formation of vapor bubbles, noise and vibration. Cavitation effects on pumps
are decreasing of work performance, casing and impeller pump pitting. The research was performed using a centrifugal
pump with following variations : suction pressure, temperature, capacity and impeller rotation. These variations are
conjectimed having effects on cavitations in a centrifugal pump impeller. Methods used to indicate cavitations are
Tahoma number (σp), visualization with picture..

Keywords: centrifugal pump, impeller, cavitations, cavitations number, visualization, vibration.

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia industri, perhotelan, pertanian,


maupun rumah tangga, pompa merupakan salah satu
komponen yang paling penting dalam hal
pendistribusian cairan (terutama air). Dalam memompa
cairan, pompa sentrifugal memegang peranan yang amat
penting, karena paling banyak penggunaannya.

Karena banyaknya penggunaan tersebut, maka


dibutuhkan pompa sentrifugal yang unjuk kerjanya
memadai. Unjuk kerja pompa sentrifugal ditandai
dengan besarnya efisiensi, head, dan kapasitas pompa
tersebut apabila digunakan dengan daya yang sama. Gambar 1. Penggunaan Pompa sentrifugal pada
bidang penanggulangan banjir

21
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Pada Gambar 1 adalah contoh penggunaan pompa cavitasi (Soyama, 1992). Kerusakan ini bisa terjadi
sentrifugal dalam bidang penanggulangan banjir yang pada sudu (blade) maupun pada casing. Pada Gambar 3
sering terjadi di Surabaya. adalah salah satu contoh kerusakan sudu yang
Untuk memperbaiki unjuk kerja tersebut, maka disebabkan oleh terjadinya kavitasi. Disamping terjadi
dibutuhkan penelitian dan kajian yang mendalam untuk kerusakan mekanis, pompa sentrifugal juga akan
mendapatkan karakteristik pompa sentrifugal yang mengalami penurunan head, kapasitas maupun
diinginkan. Penelitian ini dikhususkan untuk efisiensinya apabila cavitasi terjadi pada sudu.
mempelajari variasi tekanan sepanjang arah radial pada Walaupun telah banyak penelitian yang berkaitan
impeller akibat adanya kavitasi. Karena dalam dengan timbulnya dan proses terjadinya kavitasi, tetapi
prakteknya kavitasi merupakan masalah utama yang penelitian yang secara khusus membahas kavitasi pada
terjadi pada pompa sentrifugal yang mengakibatkan sudu pompa sentrifugal belum banyak dilakukan.
turunnya unjuk kerja pompa tersebut. Beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian
Gelembung-gelembung uap dapat terjadi pada zat kavitasi pada sudu antara lain Gultom (2001), Taufik
cair yang sedang mengalir, baik didalam pompa maupun (2003). Friedrichs dan Kosyna (2002), Bakir dkk
di dalam pipa. Pada pompa sentrifugal penurunan (2003), mendapatkan hubungan angka kavitasi (σ)
tekanan sampai tekanan terendah terjadi pada sisi hisap. dengan koefisien head (ψ) pada pompa sentrifugal
Bila penurunan tekanan ini sampai dibawah tekanan uap
jenuhnya maka akan menyebabkan terbentuknya Angka kavitasi Thoma (P) di temukan oleh Thoma
gelembung-gelembung uap, lalu berkembang dan pada tahun 1931 (Taufiq 2003), yang pada mulanya
bergerak mengikuti aliran zat cair sampai ke daerah digunakan untuk mengetahui proses kavitasi yang
tekanan yang lebih tinggi, selanjutnya gelembung uap terjadi pada turbin. Besaran ini menunjukkan
tersebut akan pecah akibat tekanan sekelilingnya. Proses perbandingan antara beda tekanan suction dan tekanan
inilah yang disebut kavitasi. uap jenuh pada temperatur cairan terhadap kuadrat
kecepatan cairan tersebut. Angka kavitasi (p) ini
diekspresikan sebagai:
p s  pvp (1)
p 
1
v 
2
dimana :
p : Angka kavitasi Thoma
ps : Tekanan pada saction (N/m2)
pvp : Tekanan uap jenuh pada temperatur cairan
tersebut (N/m2)
 : Massa jenis cairan (kg/m3)
v∞ : Kecepatan Freestream

Bilangan ini merupakan parameter untuk


menunjukkan kapan saat terjadinya kavitasi (cavitation
inception). Parameter ini mempunyai nilai yang
berbeda-beda untuk setiap jenis cairan, karena setiap
cairan mempunyai kemampuan yang berbeda untuk
melarutkan beberapa gas. U-M water test (Michigan of
University Test) menetapkan bahwa air murni (H2O)
akan mengalami kavitasi pada saat angka kavitasi p =
0,008 dan untuk air raksa (Hg) akan mengalamai
Gambar 2 Kerusakan sudu pompa akibatkavitasi kavitasi saat p mencapai –0,002. Electric de France
Test menganalisa pengaruh gas yang terlarut dalam
Pompa sentrifugal yang dioperasikan dalam pada cairan terhadap p. Pada cairan yang mengandung
kondisi kavitasi akan menimbulkan suara bising yang 2,33% gas-gas yang terlarut seperti Argon dan Helium
diakibatkan gelembung-gelembung uap pecah secara akan mengalami kavitasi untuk p mencapai 0,18
kontinyu karena tekanan sekelilingnya. Getaran (Gultom 2001 dan Taufik 2003).
berintensitas tinggi akan muncul ketika gelembung Pada pompa sentrifugal, angka kavitasi dirumuskan
udara pecah mengenai casing pompa. Fenomena tersendiri oleh Franz dkk (1996) dan Friedrichs (2002)
kavitasi yang terjadi dalam sudu pompa sentrifugal akan dengan persamaan yang lebih mudah untuk dipahami.
menyebabkan kerusakan–kerusakan mekanis yaitu Yaitu dengan persamaan:
dengan terjadinya lubang-lubang yang disebut erosi

22
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

2( p i  p v ) langsung dari manometer yang terpasang. Tekanan uap


i  (2) jenuh merupakan tekanan uap yang paling tinggi yang
u1 dapat dicapai oleh fluida tersebut pada suhu tertentu.
dimana: Kavitasi terjadi bila head tekanan di dekat sudu inlet
i : angka kavitasi pompa lebih kecil dari pada head tekanan uap jenuhnya.
pi : tekanan pada titik i (N/m2)
pv : tekanan uap jenuh fluida (N/m2)
Pa,Ta
 : massa jenis fluida (kg/m3)
u1 : kecepatan peripherial masuk (m/s)

Mekanisme aliran fluida didalam pompa sentrifugal Ps,Ts


mengikuti persamaan Euler’s (Euler’s equation)
sepanjang streamline dan tegak lurus (normal) terhadap
streamline yang diekspresikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Perhitungan NPSH pada


instalasipompa.
y g
n s
Dari skema Gambar 5 dapat dituliskan persamaan
sebagai berikut:

2 2
pa Va p v
 Z a  s  s  Z s  H ls
R2


  2g  2g
R

(5)
R
1 2
ps p v
+ x  a  s  Z s  H ls
  2g
Gambar 3. Aliran sepanjang dan tegak lurus stream (6)
line. 2
vs
H s  Ha   H z  H ls
1 p V 2g
 V (7)
 s s
Dimana Hs : tekanan statik yang dibaca pada
(3)
pressure gage dan sisa energi dalam bentuk head
1 p V 2 kecepatan.
 Total Head pada sisi hisap adalah:
 n R
(4) v hisap
2

H hisap  H s 
Dari persamaan 3 dan 4 menunjukkan terjadinya 2g
peningkatan tekanan fluida dari R1 menuju R2. Fluida (8)
yang masuk ke dalam pompa dengan arah axial dimana: v s  vhisap
dibelokkan secara tegak lurus mengikuti lengkung sudu. Jika persamaan (7) digabung dengan persamaan (8)
Hal ini mengakibatkan efek percepatan fluida kearah akan dihasilkan:
gaya putar dengan putaran sudu dan terkumpul di Hhisap= Ha –Hz - Hls (9)
volute/diffuser yang kemudian fluida meninggalkan
Hhisap – Hvp = Ha  Hz – Hvp – Hls (10)
pompa. Daerah discharge dari pompa mengumpulkan
Jadi,Hsv = Ha  Hz – Hvp – Hls (11)
fluida yang akan meninggalkan impeller.
dimana :
Fenomena kavitasi berkaitan dengan tinggi tekanan Hsv : net positive suction head
hisap (suction head) pompa. Tinggi tekanan hisap (Hsv)
merupakan tinggi tekan total ekuivalen pada sumbu Ha : tinggi tekan akibat tekanan absolut pada
pompa yang telah dikurangi dengan tekanan uap permukaan cairan dimana pompa melakukan
jenuhnya. Tinggi tekan total ekuivalen didasarkan pada penghisapan. Hal ini merupakan tekanan atmosfer
tekanan statis yang ada di suction dan kecepatan aliran bila tangki tersebut terbuka, atau merupakan
pada daerah tersebut. Tekanan statis dapat dibaca tekanan absolut bila pompa mengisap dari tanki
yang tertutup.

23
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Hz :ketinggian yang di ukur dari sumbu impeler baik Vibrasi diukur dengan memakai tranduser yang
diatas pompa maupun dibawah pompa. dihubungkan dengan data logger untuk dianalisa.
Hvp : head yang diakibatkan oleh tekanan uap cairan Gambar 5 adalah sketsa untuk menghitung head pompa.
pada temperatur cairan.
Hls : head yang hilang akibat gesekan, akibat gesekan
antara permukaan cairan sampai masuk pada flens Bak Penampungan

hisap pompa.

Ada dua definisi dari NPSH, yaitu NPSH yang


tersedia (NPSHA) dan NPSH yang dibutuhkan pompa

Flow Meter
NPSHR. NPSHA didasarkan pada kondisi-kondisi cairan
yang akan dipompa, lokasi pompa dan sebagainya.

Valve 2
Sedang NPSHR diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan. NPSHA harus sama atau lebih besar dari
NPSHR untuk menghindari adanya kavitasi.

Valve 1
Pompa
Vakum
Preser gage 3
P1
Preser gage 1
P2
2. Metode Penelitian Preser gage 2
P3
P4
P5
P6

Level Air
Tangki Hisap P7
Metode penelitian merupakan penjelasan mengenai P8
P9
langkah-langkah pengujian, peralatan yang digunakan P10
P11
Termo P12
dan prosedur penelitian yang meliputi: Meter Pompa sentrifugal P13
P14

 Instalasi penelitian
 Persiapan alar ukur
Heater
 Prosedur penelitian

Untuk menghindari terjadinya kavitasi sewaktu Gambar 5. Gambar Instalasi Penelitian


mencatat data tekanan tiap variasi, maka dilakukan
identifikasi range terjadinya kavitasi. Adapun range
yang teridentifikasi adalah:
1. Pengujian pada temperatur 30oC dan 45oC tekanan
hisap minimum -15 cmHg, kapasitas 100% dan
putaran 1400 rpm.
2. Pengujian pada temperatur 60oC tekanan hisap
minimum -10 cmHg, kapasitas 100% dan putaran
1400 rpm.

Dengan adanya range tersebut, maka kavitasi dapat


terhindar, selama pengambilan data tekanan meskipun
beberapa variasi dilakukan.

Pompa uji menghisap air dari tangki hisap, yang


juga berfungsi sebagai tangki vakum. Selanjutnya
distribusi tekanan sepanjang sudu arah dicatat. Valve-1
berfungsi sebagai pengatur kapasitas kemudian air
Gambar 6. Definisi dari koordinat pompa
ditampung dalam tandon air sebagai cadangan dan
penyuplai tangki hisap. Pada dinding hisap pompa
dipasang tube yang dihubungkan dengan manometer U Head pompa dihitung dengan persamaan
air raksa. Antara tandon air dengan tangki vakum diberi Head  pd  ps  gH (12)
valve-2 (pengatur) supaya tekanan vakum yang Dimana:
diinginkan tercapai. pd = tekanan discharge (N/m2)
ps = tekanan hisap (N/m2)
Setelah pengujian secara kuantitatif selesai ρ = massa jenis air (kg/m3)
dilanjutkan dengan pengujian visualisasi, yaitu H = tinggi manometer discharge terhadap referensi (m)
visualisasi foto dan vibrasi. Visualisai dengan foto
dilakukan dengan mengamati sisi hisap yang terbuat Variasi yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:
dari bahan transparan kemudian diambil Gambar Temperature hisap (oC) 30, 45, 60
kavitasi pada sudu dengan memakai kamera digital.

24
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah:


1. Satu set alat pengukur kavitasi dengan spesifikasi:
2. Motor Penggerak Pompa
3. Pompa Sentrifugal
4. Pompa vakum
5. Heater
6. Alat ukur tekanan sepanjang sudu arah radial
7. Kamera digital untuk memvisualisasi kavitasi
8. Kontrol temperatur otomatis
9. Alat ukur tekanan pada tangki hisap
10. Flow meter doppler.

3. Hasil dan Pembahasan


Temperatur berpengaruh terhadap besar tekanan Gambar 8. Pola Aliran Fluida pada Sudu Tekanan
uap fluida yang menyebabkan angka kavitasi bervariasi Hisap -22 cmHg putaran 1000 rpm
akibat perubahan temperatur. Perngaruh temperatur Temperatur 30oC
terhadap angka kavitasi diperlihatkan pada Gambar 8.
berikut: Kenaikan temperatur fluida juga berpengaruh
terhadap viskositasnya. Vikositas air akan menurun jika
22 temperatur air dinaikkan. Viskositas fluida yang rendah
21 akibat efek pemanasan menyebabkan kavitasi mudah
20
terjadi, karena fase pembentukan uapnya semakin cepat.
Viskositas semakin rendah cenderung menaikkan
an g ka kavit asi ( σ )

19
intensitas, hal ini dapat dilihat pada Gambar 9 dan
18 Gambar 10. Pada temperatur rendah intensitas kavitasi
17 tekanan hisap 0 cmHg lebih kecil disebabkan viskositas lebih besar. Viskositas
16
tekanan hisap -5 cmHg rendah juga mendorong tegangan permukaan menjadi
tekanan hisap -10 cmHg
15
lebih kecil yang menyebabkan fluida semakin mudah
tekanan hisap -15 cmHg
pecah dan mendorong terjadinya intensitas kavitasi yang
14
25 30 35 40 45 50 55 60 65
lebih besar.
tem peratur oC

Gambar 7. Pengaruh temperatur terhadap angka


kavitasi.

Pada Gambar 8. menunjukkan hubungan antara


temperatur terhadap angka kavitasi. Angka kavitasi
semakin rendah jika temperatur naik. Hal ini disebabkan
oleh kenaikan tekanan uap jenuh fluida. Walaupun
pengaruh temperatur tidak berpengaruh signifikan
terhadap disitribusi tekanan sepanjang sudu arah radial,
akan tetapi temperatur sangat berpengaruh terhadap
nilai angka kavitai.

Visualisasi Aliran Fluida Variasi Temperatur


Kenaikan temperatur mempengaruhi densitas dan
tekanan uap jenuh fluida. Semakin tinggi temperatur Gambar 9. Pola Aliran Fluida pada Sudu Tekanan
fluida, harga densitasnya semakin menurun akan tetapi Hisap -22 cmHg putaran 1000 rpm
tekanan uap jenuhnya meningkat. Seperti yang telah Temperatur 45oC
dibahas bahwa kenaikan densitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan tekanan kearah radial, Effek viskositas terhadap proses perkembangan
sehingga yang memegang pengaruh terhadap kavitasi gelembung adalah kekentalan yang lebih besar akan
adalah kenaikan tekanan uap jenuhnya. Pada Gambar menghasilkan penguapan diameter cavity lebih besar
dibawah ini memperlihatkan pengaruh kenaikan pula dan mengurangi kecepatan pertambahan
temperatur terhadap intensitas kavitasi. gelembungnya. Sehingga gelembung yang terjadi pada
temperatur yang lebih tinggi menyebabkan ukuran

25
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

gelembung lebih kecil yang disebabkan turunnya drastis, dan berarti pompa tidak mampu lagi menaikkan
viskositas fluida. tekanan dan mengalirkan fluida.
Sangat sulit menentukan energi yang dikeluarkan Dari Gambar 10 angka kavitasi yang didapat pada
akibat kekentalan didalam fluida yang mempunyai penelitian ini nilainya lebih besar dibandingkan dari
tegangan permukaan, sebab kekuatan kekentalan adalah hasil penelitian yang dilakukan Friedrichs dan Kosyna
tidak hanya merupakan fungsi dari kekentalan itu saja (2002). Hal ini disebabkan oleh perbedaan alat ukur
tapi juga fungsi dari kecepatan alirannya. Kehilangan yang digunakan dan karakteristik pomapa yang
energi sangat tergantung pada kecepatan pertumbuhan digunakan. Pada penelitian ini alat ukur tekanan tidak
gelembung, mengempisnya gelembung, dan kekentalan mampu membaca tekanan fasa campuran air dan
spesifik fluidanya. Seperti hasil penelitian Keller gelembung uap yang menyebabkan tekanan tidak bisa
(1992), bahwa kenaikan kekentalan menaikkan terbaca sewaktu terjadi kavitasi. Disamping itu alat ukur
susceptibility cavitation (Seff) yang mengakibatkan kapasitas juga menjadi kendala utama, karena alat ukur
angka kavitasi semakin besar yang menyebabkan dalam penelitian ini hanya mampu membaca kecepatan
intensitas kavitasi semakin besar. Sehingga walaupun fluida yang lebih besar dari kecepatan 0,25 m/s.
kenaikan temperatur tidak dominan menaikkan Walaupun demikian trend kurva hasil penelitian ini
distribusi tekanan sudu arah radial, akan tetapi kenaikan selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
temperatur justru meningkatkan intensitas kavitasi Medvitz dkk (2002) dan Friedrichs dan Kosyna (2002).
seperti yang terjadi pada Gambar 8 dan Gambar 9.

Pengaruh Kavitasi Terhadap Karakteristik Pompa 4. Kesimpulan dan Saran


Kavitasi pada pompa ditandai dengan harga angka
kavitasi. Semakin kecil angka kavitasi, akan semakin Dari hasil eksperimen dan analisa yang dilakukan
mudah terjadi kavitasi. Angka kavitasi juga pada pompa uji, dapat ditarik kesimpulan sebagai
menunjukkan intensitas kavitasi, semakin kecil angka berikut:
kavitasi maka intensitas kavitasi semakin besar. 1. Perubahan temperatur fluida pada range 30oC-60oC
Disamping terjadinya kavitasi dan intensitas tidak berpengaruh signifikan terhadap distribusi
kavitasi, angka kavitasi juga berpengaruh terhadap head tekanan sudu arah radial.
koefisien. Head koefisien merupakan angka tak 2. Pada temperatur 30oC angka kavitasi minimum
berdimensi yang menyatakan kemampuan pompa untuk nilainya 12,086 yang terjadi pada putaran 1400
merubah energinya (energi mekanik) menjadi head rpm, tekanan hisap -15 cmHg. Dan pada temperatur
pompa. 60oC angka kavitasi minimum nilainya 13,068 yang
terjadi pada putaran 1400 rpm dan tekanan hisap -
10 cmHg.
3. Secara visual kavitasi ditandai dengan terbentuknya
0,8

0,7
gelembung uap yang nampak bervarna putih, dan
0,6 terbentuk mulai dari sisi hisap. Gelembung uap
h e a d k o e f is i e n ( ψ )

0,5 yang terjadi akan semakin besar fraksinya jika


0,4
putaran dinaikkan dari 1000 rpm menjadi 1400rpm,
0,3

0,2
tekanan diturunkan dari -20 cmHg menjadi -25
0,1
cmHg dan temperatur dinaikkan dari 30oC menjadi
0,0 60oC cmHg.
10 12 14 16 18 20 22 24
angka kavitasi (σ)

Daftar Acuan
Gambar 10. Grafik hubungan antara angka kavitasi
dengan head koefisien. [1] Fox, R. W., and McDonald, A.T. [1998],
Introduction to Fluid Mechanics, 5th edition, John
Wiley & Sons, Inc., New York.
[2] Franz, R., Acosta, J., Brenne, C.E., and Coughey,
Gambar 10 menunjukkan hubungan antara angka
T.K. [1996], The Rotordinamic Force on a
kavitasi dengan head koefisien, dan terlihat bahwa
Centrifugal Pump Impeller in the Presence of
semakin rendah angka kavitasi semakin rendah pula
Cavitation, California Institute of Technologi,
head koefisien. Head koefisien akan turun semakin
Pasadena, CA. pp. 205-211.
drastis untuk angka kavitasi dibawah angka 13 yang
[3] Friedrichs, J. and Kosyna, G. [2002], Rotating
disebabkan mulainya terjadi kavitasi pada angka
Cavitation in a Centrifugal Pump Impeller of Low
kavitasi tersebut. Untuk angka kavitasi yang lebih
Specific Speed, Journal of Fluids engineering, vol
rendah lagi kavitasi intensitasnya meningkat yang
124, pp 356-362.
mengakibatkan head coeffiecient menjadi turun secara

26
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

[4] Gultom, D. [2001], Study Eksperimen Pengaruh


Tekanan dan Temperartur pada Kavitasi, Tugas [10] Rahmeyer, William, J., and Chain, F. [2005],
Akhir, Teknik Mesin ITS. Calibration and Verification of Cavitation Testing
[5] Keller, A.P. [1992], Cavitation Inception-New Facilities using An Orifice, available at:
Scaling Laws, Developed By Consideration of www.engineering.usu.edu/cee/ downloaded on: 21-
Parameter of Influence Generally Blurring 7-2005.
Experimental Results, Proceedings of the [11] Soyama, H., Kato, H., and Oba, R. [1992],
Institution of Mechanical Engineers, Cambridge. Prediction of Erotion Cavitation at Impeler
[6] Kim, B.C. [1998], Effects of Cavitation and Plate Centrifugal Pump, Proceedings of the Institution of
Thickness on Small Diameter Ratio Orifice Meters, Mechanical Engineers, Robinson College,
Journal of Flow Meas. Instrum, vol 8 No.2, pp. 85- Cambridge.
92, Elsevier Science Ltd, Great Britain. [12] Tanaka, T. and Tsukamoto, H. [1999], Transient
[7] Kimura, et al. [1995], Hydrodynamic Characteristic Phenomena at Opening/Closure of Discharge
of a butterfly valve-Prediction of Pressure loss Valve, Journal of Fluids Engineering, vol. 121, pp.
characteristics, ISA Transactions, No.34 pp. 319 – 841-849.
326, Elsevier Science B.V. [13] Tanaka, T. and Tsukamoto, H. [1999], Transient
[8] Medvitz, R.B., dkk. [2002], Performance Analysis Phenomena at Pump Startup/Shutdown. Journal of
of Cavitating Flow in Centrifugal Pumps Using Fluids Engineering, vol. 121, pp. 850-859.
Multiphase CFD, Juornal of Fluids Engineering, [14] Taufiq, M.S. [2003], Studi Eksperimen Kavitasi
vol. 124, pp. 377-383. Pada Impeler Pompa Sentrifugal, Tugas Akhir
[9] Rahmeyer, William,J. [1982], Cavitation Noise Teknik Mesin, ITS.
From Butterfly Valves, Journal of Nuclear [15] Yuli, T.S. [2003], Studi Eksperimen Identifikasi
Engineering and Design, No.72, pp. 297-301, Kavitasi Pada Elbow 90o Berdasarkan Spektrum
North-Holland Publishing Company. Getaran dan Tingkat Kebisingan, Tugas Akhir
Teknik Mesin, ITS.

27
Vol. 1, No. 1, November 2009 ISSN : 2085-8817

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

28

Anda mungkin juga menyukai