Anda di halaman 1dari 6

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

PENYEDERHANAAN TATA NIAGA IMPOR:


PENGALIHAN PENGAWASAN BORDER KE POST
BORDER

31 Januari 2018
PENYEDERHANAAN TATA NIAGA IMPOR
TOTAL HS Penyederhanaan tata niaga ditujukan:
10826 1. Mendorong daya saing industri yang butuh
bahan baku impor, daya saing ekspor, dan
LARTAS IMPOR efisiensi kebutuhan konsumsi.
5229 2. Memenuhi komitmen kerjasama
(48.3%) perdagangan internasional dimana ASEAN
sudah rata-rata 17% dan komitmen WTO
TOTAL HS TOTAL HS Schedule XXI.
10826 10826 3. Mendukung kelancaran arus barang ekspor
impor di pelabuhan (dwelling time).

LARTAS IMPOR LARTAS IMPOR


POST BORDER Catatan:
BORDER
Target : 3466 (32.02%) 1. Masih terdapat duplikasi Kode HS di
Target : 2256 (20.8%)
Real: 2370 (21,89%) Real: 2859 (26,41%) border dan post border sebanyak 330
Kode HS (3,05%) yang akan diselesaikan
Terdapat DUPLIKASI segera.
HS Border = HS Post Border 2. Dengan penyelesaian duplikasi Kode HS
330 kode HS (3,05%)
maka jumlah di border sebesar 2.040 Kode
HS (18,84%) dan jumlah di post border
sebesar 3.189 Kode HS (29,46%)

381 Reputable Dampak:


Trader 1. Kelancaran arus barang (Dwelling Time) dapat turun 0,
(AEO, MITA, KITE) 9-1,1 hari
498 (4,6%) 2. Percepatan proses produksi barang ekspor
2
PENGALIHAN PENGAWASAN BORDER KE POST BORDER (1/3)
1. Dalam rangka mempermudah dan mempercepat arus barang di pelabuhan,
Pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk menyederhanakan tata niaga melalui
pergeseran pengawasan ketentuan Larangan dan/atau Pembatasan (Lartas) dari
border ke post border.
2. Penyederhanaan lartas ke post border dilakukan dengan pengurangan pengawasan di
border. Dari total 10.826 Kode HS, sebanyak 5.229 Kode HS (48,3%) adalah lartas impor.
3. Pada prinsipnya pengawasan post border dilakukan untuk mempercepat pengeluaran
barang dari pelabuhan tanpa menghilangkan rantai tata niaga. Pengawasan post
border dilakukan:
a. bagi bahan baku dilakukan dengan sistem post audit terhadap industri pemakainya;
b. bagi barang konsumsi dilakukan sistem risk management atau persyaratan pra
edar seperti ML BPOM (ML= Makanan Luar);
c. bagi post border tidak diberlakukan untuk ekspor.
4. Adapun pengawasan lartas di border hanya menyangkut: keselamatan, keamanan, dan
kesehatan masyarakat.
5. Pemerintah menetapkan pengurangan lartas di border dengan target sebesar 2.256
Kode HS (20,8%), dengan memperhatikan bahwa rata-rata negara ASEAN menetapkan
lartas di border hanya sebesar 17% Kode HS. Dengan demikian perlu dilakukan
penggeseran lartas ke post border sebanyak 3.466 Kode HS (32,02%).

3
PENGALIHAN PENGAWASAN BORDER KE POST BORDER (2/3)
6. Dari 3.466 Kode HS yang digeser tersebut, masih terdapat duplikasi Kode HS di border
dan di post border sebanyak 493 Kode HS (4,6%).
7. Dalam rangka pegeseran lartas ke post border telah dilakukan perubahan 25 regulasi
dari 7 kementerian/lembaga yaitu: Kementerian Perdagangan (19 regulasi),
Kementerian Kesehatan (1 regulasi), Kementerian Pertanian (1 regulasi), Kementerian
ESDM (1 regulasi), Kementerian Komunikasi dan Informatika (1 regulasi), BPOM (2
regulasi). Adapun perubahan 37 regulasi di Kementerian Perindustrian telah ditampung
dalam perubahan tentang Standardisasi Bidang Perdagangan.
8. Perubahan regulasi dari 7 Kementerian/Lembaga tersebut, mengakibatkan:
a. Jumlah Kode HS yang digeser ke post border sejumlah 2.859 atau 26,4% dari total
Kode HS.
b. Jumlah Kode HS yang tetap di border sebanyak 2.370 Kode HS atau 21,89% dari
total Kode HS.
Catatan:
Jumlah Kode HS yang digeser ke post border belum menghitung jumlah duplikasi kode
HS di border dan post border sebanyak 330 Kode HS. Apabila duplikasi dihapuskan,
maka jumlah di border hanya sebesar 2.040 Kode HS (18,84%) dan jumlah di post
border sebesar 3.189 Kode HS (29,46%)

4
PENGALIHAN PENGAWASAN BORDER KE POST BORDER (3/3)

9. Pelaksanaan penyederhanaan lartas ke post border akan dimulai pelaksanaannya


pada tanggal 1 Februari 2018 melalui sistem INSW
10. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan arus barang di pelabuhan, Pemerintah
memberikan pengecualian tata niaga bagi 381 reputable traders (Authorized
Economic Operator/AEO, Mitra Utama/MITA, Kemudahan Impor Tujuan Ekspor/
KITE), dengan jumlah Kode HS untuk 381 reputable traders sebesar 498 Kode HS
atau sebanyak 4,6% dari seluruh kode HS.
11. Kebijakan pergerseran lartas ke post border dan pengecualian tata niaga bagi
reputable traders akan berdampak positif bagi kelancaran arus barang di pelabuhan
dan mengurangi dwelling time. Pergeseran lartas ke post border, akan dapat
menurunkan dwelling time antara 0,9–1,1 hari melalui pendekatan perhitungan
importir risiko rendah. Kondisi ini juga menuntut importir segera mengeluarkan
barang setelah Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) dan menyegerakan
pengajuan Pemberiatahuan Impor Barang (PIB).

5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
www.ekon.go.id
2018

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai