Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri makanan, hasil laut dan perikanan merupakan industri yang
sangat penting, karena peranannya didalam ketahanan pangan nasional,
penyerapan tenaga kerja, peningkatan devisa dan penyebaran industri ke
daerah-daerah. Industri ini mendapatkanbahan baku dari hasil pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan yang dapat diperbarui dan
tersedia cukup banyak di dalam negeri. Bahan baku tersebut dapat
diproses lebih lanjut sehingga mendapatkan nilai tambah yang dihasilkan
serta dapat dinikmati oleh masyarakat pada umumnya. Sesuai dengan
tugas pokok fungsinya, maka Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan melakukan pembinaan terhadap industri makanan, hasil laut dan
perikanan agar industri dapat tumbuh dan berkembang.

Pembinaan yang dilakukan kedalam berupa peningkatan kualitas


sumber daya manusia dan upaya peningkatan pelayanan baik untuk intern
Kementerian Perindustrian, instansi terkait, dunia usaha serta masyarakat
pada umumnya. Disamping itu pembinaan dilakukan pula terhadap dunia
usaha, baik berupa upaya peningkatan iklim usaha, peningkatan teknologi
dan mutu produk, peningkatan kerjasama kemitraan antara industri dengan
penyediaan bahan baku. Selain itu juga dilakukan promosi produk-produk
industri makanan,hasil laut dan perikanan baik di dalam dan luar negeri
serta berupaya untuk menyediakan informasi yang diperlukan oleh intern
kementerian, instansi terkait, dunia usaha maupun masyarakat luas.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan disusun untuk mengetahui sasaran strategis yang telah dicapai
oleh Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dalam kurun
waktu satu tahun terakhir yaitu tahun 2015 dan masalah yang dihadapi oleh
industri makanan,hasil laut dan perikanan serta program-program yang
akan dilakukanpada tahun depan.

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 105/M-


IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri makanan, hasil laut, dan
perikanan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat
lndustri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan menyelenggarakan fungsi:

1
1. penyusunan program, evaluasi dan pelaporan di bidang industri
makanan, hasil laut, dan perikanan;
2. penyiapan perumusan kebijakan termasuk penyusunan peta panduan
pengembangan klaster industri kakao, industri pengolahan kelapa,
industri gula, industri pengolahan ikan, dan pengembangan klaster
industri makanan, hasil laut, dan perikanan lainnya;
3. penyiapan pelaksanaan kebijakan termasuk pengembangan klaster
industri kakao, industri pengolahan kelapa, industri gula, industri
pengolahan ikan, dan pengembangan klaster industri makanan, hasil
laut, dan perikanan lainnya;
4. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
industri makanan, hasil laut, dan perikanan;
5. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang industri makanan, hasil
laut, dan perikanan; dan

6. pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja Direktorat

1.3 Peran Strategis

Industri makanan, hasil laut dan perikanan sebagai bagian dari


industri nasional, maka Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan memiliki peran yang sangat penting bagi pengembangan industri
nasional secara keseluruhan. Hal ini mengingat bahwa Direktorat Industri
Makanan, Hasil Laut dan Perikanan menangani dan membina industri yang
mengolah hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan
dan yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari dalam negeri
sehingga diharapkan industri makanan, hasil laut dan perikanan mampu
meningkatkan nilai tambah yang tinggi di dalam negeri serta mampu
memberikan konstribusi sebesar-besarnya bagi peningkatan ekspor
nasional, mengurangi impor, meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta
mendorong investasi.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 64/M-
IND/PER/7/2011 tentang Jenis-Jenis Industri Dalam Pembinaan Direktorat
Jenderal dan Badan Di Lingkungan Kementerian Perindustrian, maka
komoditi yang masuk dalam pembinaan Direktorat Industri Makanan, Hasil
laut dan Perikanan meliputi :

NO KBLI URAIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PRODUK DAGING DAN
1 10130
DAGING UNGGAS
2 10212 INDUSTRI PENGASAPAN IKAN

2
NO KBLI URAIAN
3 10213 INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN
4 10219 INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA UNTUK IKAN
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA UNTUK IKAN
5 10221
DAN BIOTA AIR (BUKAN UDANG) DALAM KALENG
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN UDANG DALAM
6 10222
KALENG
7 10292 INDUSTRI PENGASAPAN BIOTA AIR LAINNYA
8 10293 INDUSTRI PEMBEKUAN BIOTA AIR LAINNYA
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA UNTUK BIOTA
9 10299
AIR LAINNYA
10 10411 INDUSTRI MINYAK MAKAN DAN LEMAK NABATI DAN HEWANI
11 10412 INDUSTRI MARGARINE
INDUSTRI MINYAK GORENG BUKAN MINYAK KELAPA DAN MINYAK
12 10413
KELAPA SAWIT
13 10421 INDUSTRI KOPRA
14 10422 INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPA
15 10423 INDUSTRI MINYAK GORENG KELAPA
16 10424 INDUSTRI TEPUNG DAN PELET KELAPA
17 10432 INDUSTRI MINYAK GORENG KELAPA SAWIT
INDUSTRI MINYAK MAKAN DAN LEMAK NABATI DAN HEWANI
18 10490
LAINNYA
INDUSTRI PENGGILINGAN DAN PEMBERSIHAN PADI-PADIAN DAN
19 10611
BIJI-BIJIAN
INDUSTRI PENGUPASAN, PEMBERSIHAN DAN PENGERINGAN
20 10613
KAKAO
INDUSTRI PENGUPASAN DAN PEMBERSIHAN BIJI-BIJIAN BUKAN
21 10614
KOPI DAN KAKAO
22 10617 INDUSTRI TEPUNG TERIGU
INDUSTRI BERBAGAI MACAM TEPUNG DARI PADI-PADIAN, BIJI-
23 10618
BIJIAN, KACANG-KACANGAN, UMBI-UMBIAN DAN SEJENISNYA
24 10621 INDUSTRI PATI UBI KAYU
25 10622 INDUSTRI BERBAGAI MACAM PATI PALMA
26 10623 INDUSTRI GLUKOSA DAN SEJENISNYA
27 10629 INDUSTRI PATI LAINNYA
28 10632 INDUSTRI PENGGILINGAN DAN PEMBERSIHAN JAGUNG
29 10633 INDUSTRI TEPUNG BERAS DAN TEPUNG JAGUNG
30 10634 INDUSTRI PATI BERAS DAN JAGUNG
31 10710 INDUSTRI PRODUK ROTI DAN KUE
32 10721 INDUSTRI GULA PASIR (GULA KRISTAL RAFINASI)
33 10729 INDUSTRI PENGOLAHAN GULA LAINNYA SELAIN SIROP
34 10731 INDUSTRI KAKAO
35 10732 INDUSTRI MAKANAN DARI COKELAT DAN KEMBANG GULA
36 10739 INDUSTRI KEMBANG GULA LAINNYA

3
NO KBLI URAIAN
37 10740 INDUSTRI MAKARONI, MIE DAN PRODUK SEJENISNYA
38 10750 INDUSTRI MAKANAN DAN MASAKAN OLAHAN
39 10771 INDUSTRI KECAP
INDUSTRI BUMBU MASAK DAN PENYEDAP MASAKAN (TERMASUK
40 10772
VETSIN/MSG)
41 10773 INDUSTRI PRODUK MASAK DARI KELAPA
42 10779 INDUSTRI PRODUK MASAK LAINNYA
43 10792 INDUSTRI KUE BASAH
INDUSTRI MAKANAN DARI KEDELE DAN KACANG-KACANGAN
44 10793
LAINNYA BUKAN KECAP, TEMPE DAN TAHU
45 10794 INDUSTRI KERUPUK, KERIPIK, PEYEK DAN SEJENISNYA
46 10799 INDUSTRI PRODUK MAKANAN LAINNYA
47 10801 INDUSTRI RANSUM MAKANAN HEWAN
48 10802 INDUSTRI KONSENTRAT MAKANAN HEWAN

1.4 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang tertuang


dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 105/M-IND/PER/10/2010,
Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan terbagi dalam 4
(empat) subdirektorat sebagai berikut:

a. Subdirektorat Program, Evaluasi, dan Pelaporan;


Subdirektorat Program, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan program, evaluasi, dan pelaporan di bidang
industri makanan, hasil laut, dan perikanan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat
Program, Evaluasi, dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan program di bidang industri makanan, hasil
laut, dan perikanan;
2. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang industri
makanan, hasil laut, dan perikanan; dan
3. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi di
bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan.
Subdirektorat Program, Evaluasi, dan Pelaporan terdiri dari 2 (dua)
seksi yaitu :

4
1. Seksi Program yang mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyusunan program di bidang industri makanan, hasil laut, dan
perikanan.

2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan yang mempunyai tugas melakukan


pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, pengumpulan dan
pengolahan data serta penyajian informasi di bidang industri
makanan, hasil laut, dan perikanan.

b. Subdirektorat lndustri Hasil Tanaman Pangan;


Subdirektorat lndustri Hasil Tanaman Pangan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha, standardisasi dan teknologi, hak
kekayaan intelektual, dan industri hijau serta pelaksanaan kerja sama
dan promosi industri di bidang industri pengolahan hasil tanaman
pangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat
lndustri Hasil Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha serta pelaksanaan kerja sama dan
promosi industri di bidang industri pengolahan hasil tanaman
pangan; dan
2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai standardisasi dan teknologi, hak kekayaan
intelektual, dan industri hijau di bidang industri pengolahan hasil
tanaman pangan.
Subdirektorat lndustri Hasil Tanaman Pangan terdiri dari 2 (dua) seksi
yaitu :
1. Seksi lklim Usaha dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha serta pelaksanaan kerja sama dan

5
promosi industri di bidang industri pengolahan hasil tanaman
pangan.
2. Seksi Standardisasi dan Teknologi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai standardisasi dan teknologi, hak kekayaan
intelektual, dan industri hijau di bidang industri pengolahan hasil
tanaman pangan.

c. Subdirektorat lndustri Hasil Perkebunan;


Subdirektorat lndustri Hasil Perkebunan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha, standardisasi dan teknologi, hak
kekayaan intelektual, dan industri hijau serta pelaksanaan kerja sama
dan promosi industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat
lndustri Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha serta pelaksanaan kerja sama dan
promosi industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan;
dan
2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai standardisasi dan teknologi, hak kekayaan
intelektual, dan industri hijau di bidang industri pengolahan hasil
perkebunan.
Subdirektorat lndustri Hasil Perkebunan terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu :
1. Seksi lklim Usaha dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha serta pelaksanaan kerja sama dan
promosi industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan.

6
2. Seksi Standardisasi dan Teknologi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai standardisasi dan teknologi, hak kekayaan
intelektual, dan industri hijau di bidang industri pengolahan hasil
perkebunan.

d. Subdirektorat lndustri Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan;

Subdirektorat lndustri Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan serta penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria serta bimbingan teknis mengenai iklim usaha, standardisasi
dan teknologi, hak kekayaan intelektual, dan industri hijau serta
pelaksanaan kerja sama dan promosi industri di bidang industri
pengolahan hasil laut, perikanan, dan peternakan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat
lndustri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha serta pelaksanaan kerja sama dan
promosi industri di bidang industri pengolahan hasil laut, perikanan,
dan peternakan; dan
2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai standardisasi dan teknologi, hak kekayaan
intelektual, dan industri hijau di bidang industri pengolahan hasil
laut, perikanan, dan peternakan.
Subdirektorat lndustri Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan terdiri dari
2 (dua) seksi yaitu :
1. Seksi lklim Usaha dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai iklim usaha serta pelaksanaan kerja sama dan

7
promosi industri di bidang industri pengolahan hasil laut, perikanan,
dan peternakan
2. Seksi Standardisasi dan Teknologi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan
teknis mengenai standardisasi dan teknologi, hak kekayaan
intelektual, dan industri hijau di bidang industri pengolahan hasil
laut, perikanan, dan peternakan

e. Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja

Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja mempunyai tugas


melakukan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah
tangga, surat menyurat, kearsipan, dan dokumentasi serta manajemen

8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan

Perencanaan strategis merupakan langkah awal dalam melakukan


pengukuran kinerjainstansi pemerintah. Untuk itu, perencanaan strategis
mengandung visi, misi, tujuan,sasaran, serta cara mencapai tujuan dan
sasaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang
meliputikebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan
memperhatikan tugas pokok danfungsi Direktorat Industri Makanan, Hasil
Laut dan Perikanan.

Sesuai dengan tupoksi dan kewenangan pembinaannya, maka


pembinaan industri makanan, hasil laut dan perikanandibawah
kewenangan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan,
Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian. Untuk
menunjang program pengembangan industri makanan, hasil laut dan
perikanan, maka Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikananmempunyai Visi, Misi dan Kebijakan sebagai berikut :

1. Visi

Terwujudnya industri makanan, hasil laut dan perikanan yang


berdaya saing kuat dengan pemanfaatan bahan baku lokal serta
mampu meningkatkan ketahanan pangan

2. Misi

1. Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam nasional


2. Meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri
3. Meningkatkan mutu, produktivitas dan efisiensi
4. Meningkatkan akses pasar dan perluasan pasar ekspor
5. Meningkatkan pemerataan pembangunan Industri Makanan
6. Meningkatkan kualitas SDM dan penguasaan teknologi
7. Menunjang ketahanan pangan melalui penyediaan pangan
olahan

3. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi sebagaima tersebut di atas, maka tujuan


yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah tumbuhnya industri
makanan, hasil laut dan perikanan yang berdaya saing kuat.

9
4. Indikator Kinerja Utama

Berdasarkan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 – 2025 ditetapkan visi
pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing
Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya
Pilar Industri Andalan Masa Depan dengan fokus prioritas
pembangunan industri agro sebagai indikator kinerja utama (IKU)
adalah Meningkatnya jumlah populasi usaha industri agro dengan
postur yang lebih sehat.

Indikator Kinerja Utama pada Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut


dan Perikanan adalah ” Meningkatnya jumlah populasi usaha
industri makanan, hasil laut dan perikanan dengan postur yang lebih
sehat”

5. Sasaran

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran yang


akan diwujudkan sampai tahun 2015 adalah :

- Meningkatnya peran industri makanan, hasil laut dan perikanan


dalam perekonomian nasional
- Meningkatnya struktur dan daya saing industri makanan, hasil
laut dan perikanan
- Meningkatnya penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor
produk industri makanan, hasil laut dan perikanan
- Berkembangnya keanekaragaman produk makanan, hasil laut
dan perikanan
- Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di industri makanan,
hasil laut dan perikanan
- Meningkatnya ketahanan pangan nasional
- Meningkatkan pemanfaatan bahan baku yang berasal dari
sumber daya alam
6. Kebijakan

Sesuai dengan perubahan kondisi organisasi dan lingkungan


strategis, kebijakan yangdiprioritaskan untuk mencapai tujuan dan
sasaran pada tahun 2015 adalah :

- Pemanfaatan potensi sumber daya alam sebagai bahan baku


yang didukung oleh infrastruktur yang memadai
- Pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan untuk
pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan substitusi impor

10
- Peningkatan kualitas produk makanan melalui SNI, Hazard
Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan Good
Manufacturing Practices (GMP)
- Peningkatan kualitas SDM industri makanan, hasil laut dan
perikanan dengan peningkatan kemampuan penguasaan
teknologi dan manajemen
- Penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor

- Peningkatan daya saing industri melalui peningkatan koordinasi


dan kerjasama dengan instansi terkait, asosiasi, lembaga
penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan
industri makanan, hasil laut dan perikanan dengan pendekatan
klaster serta penanganan berbagai permasalahan yang dihadapi
oleh industri

7. Strategi
- Meningkatkan utilitas kapasitas melalui pengembangan pasar
baik di dalam dan luar negeri
- Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan pasokan
bahan baku, penerapan teknis pengolahan/proses yang lebih
maju
- Meningkatkan jaminan dan kelancaran pasokan bahan baku
melalui kemitraan industri primer, kerjasama instansi dan
pengaturan ekspor/impor bahan baku
- Meningkatkan iklim usaha yang kondusif melalui regulasi dan
deregulasi, memberikan instensif dan dukungan pembiayaan
- Peningkatan sarana dan prasarana dan promosi investasi di
dalam/luar negeri.
- Meningkatkan penelitian dan pengembangan produk, proses
bahan baku dan meningkatkan pemasaran dalam negeri dan
mengamankan/perlindungan produksi dalam negeri dari produk
impor.
- Promosi ekspor melalui pameran dan misi dagang dan
peningkatan kerjasama internasional dan kelembagaan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia


No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Perindustrian Tahun 2015 - 2019, maka target pembangunan Direktorat
Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun 2015 - 2019
adalah :

11
Tabel 2.2. Target Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Makanan, Hasil
Laut dan Perikanan pada tahun 2015 – 2019
Target
No Indikator Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pertumbuhan Unit 19 22 23 24 30
populasi usaha usaha
industri makanan,
hasil laut dan
perikanan dengan
postur yang lebih
sehat

Tabel 2.3. Target Pembangunan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut


dan Perikanan pada tahun 2015 – 2019

Sasaran Target
No Satuan
Program/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
1 Tingginya laju Persen 7,5 7,7 8,1 8,4 8,7
pertumbuhan industri
makanan, hasil laut
dan perikanan
- Laju pertumbuhan Persen 7,5 7,7 8,1 8,4 8,7
industri makanan
hasil laut dan
perikanan
- Kontribusi industri Persen 4,0 4,0 4,0 4,01 4,02
makanan, hasil laut
dan perikanan
terhadap PDB
Nasional
2 Meningkatnya Persen 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4
penguasaan pasar
dalam dan luar negeri
industri makanan, hasil
laut dan perikanan
- Kontribusi eksport Persen 3,5 3,55 3,6 3,65 3,7
produk industri
makanan, hasil laut
dan perikanan
terhadap eksport
nasional
- Pangsa pasar Persen 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4
produk industri
makanan hasil laut
dan perikanan
nasional terhadap

12
Sasaran Target
No Satuan
Program/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
total permintaan
pasar dalam negeri
3 Meningkatnya Persen 15,0 16,0 20,0 25,0 30,0
produktivitas SDM
industri makanan hasil
laut dan perikanan
- Tingkat produktivitas Rupiah/ 260.000 299.000 358.800 448.500 583.050
dan kemampuan tenaga
SDM industri kerja
4 Meningkatnya investasi Jumlah 85 100 115 130 145
di sector industri izin
makanan hasil laut dan usaha
perikanan
- Nilai realisasi Rp. 40 42 44,1 46,3 48,6
investasi PMDN dan Triliun
PMA
5 Meningkatnya Persen 1,0 1,33 0,66 1,31 1,29
penyerapan tenaga
kerja di sector industri
makanan hasil laut dan
perikanan
- Jumlah tenaga kerja Juta 0,6 0,63 0,66 0,69 0,73
yang diserap orang
industri makanan
hasil laut dan
perikanan

Adapun kekuatan dan kelemahan industri makanan, hasil laut dan


perikanan di antaranya adalah :

1. Kekuatan
- Indonesia merupakan negara agraris penghasil produk primer
hasil tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan
- Beberapa produk memiliki keunggulan komperatif seperti Crude Palm
Oil (CPO), ikan, rumput laut, kakao, kelapa bulat dan lain-lain
- Teknologi pengolahan pangan telah dikuasai
- Tenaga ahli dan tenaga kerja yang terlibat dalam industri
pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan cukup tersedia
- Produk makanan olahan dalam negeri telah mampu bersaing dengan
produk impor sejenis
2. Kelemahan

13
- Produk primer hasil pertanian banyak yang diekspor dalam bentuk
mentah seperti Crude Palm Oil (CPO), biji kakao dan kelapa bulat
- Industri olahan dalam negeri kekurangan bahan baku sehingga
pemanfaatan utilisasinya belum optimal (rata-rata 50%)
- Pengolahan produk pasca panen masih dilakukan secara
tradisional sehingga mempengaruhi mutu produk industri makanan,
hasil laut dan perikanan
- Kurangnya dukungan permodalan dan tingginya suku bunga
perbankan untuk pengembangan industri makanan, hasil laut dan
perikanan
- Terbatasnya industri pendukung terutama mesin, peralatan, dan
kemasan
- Belum berkembangnya kesamaan persepsi mengenai mengenai
otonomi daerah sehingga iklim usaha cenderung kurang kondosif
dan kebijakan di daerah menjadi beragam
- Kenaikan harga BBM Industri
Adapun peluang dan ancaman industri makanan, hasil laut dan
perikanan adalah sebagai berikut :
1. Peluang
- Meningkatnya permintaan produk makanan, hasil laut dan perikanan
dengan mutu tinggi dari berbagai negara
- Berkembangnya produk makanan, hasil laut dan perikanan siap saji
yang diminati konsumen eksekutif di negara-negara maju dan
bekembang
- Produk makanan, hasil laut dan perikanan olahan Indonesia makin
diminati negara maju dan berkembang
2. Ancaman
- Munculnya negara-negara pesaing kuat yang menghasilkan produk
makanan, hasil laut dan perikanan seperti China, Taiwan, Thailand,
Vietnam dan Malaysia
- Tuntutan pasar dunia terhadap produk-produk yang aman dikonsumsi
dan akrab lingkungan semakin besar
- Meningkatnya penolakan produk makanan, hasil laut dan perikanan
yang di ekspor ke beberapa negara karena kontaminasi fisik,
biologi/mikrobiologi, kimia dan lingkungan
- Banyaknya produk makanan, hasil laut dan perikanan impor yang
tidak terdaftar

14
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2015

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan


sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, maka telah ditetapkan fokus
rencana kinerja, indikator dan kegiatan Direktorat Industri Makanan, Hasil
Laut dan Perikanan tahun 2015 yang terinci sebagai berikut :

1. Fokus Rencana Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan padaTahun 2015 adalah sebagai berikut:
- Revitalisasi Industri Gula
- Pengembangan Industri Pangan
- Pengembangan Industri Bahan Penyegar
- Pengembangan Industri Pakan
- Pengembangan Industri Oleofood
- Standarisasi Nasional Indonesia
- Partisipasi Dit. IMHLP Dalam Sidang Dan Pameran Di Dalam Negeri
(DN) Maupun Luar Negeri (LN)
- Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Laporan

2. Indikator Rencana Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan
Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan didukung
pembiayaan dan mendapatkan persetujuan dalam bentuk DIPA, maka
ditetapkan sasaran strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Industri
Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang akan dicapai pada tahun
2015 seperti yang tercantum pada Perjanjian Kinerja (Perkin) sebagai
berikut :

Tabel 2.4. Indikator Rencana Kinerja


No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
.

Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)

1 Tingginya nilai tambah industri Laju pertumbuhan industri agro

Kontribusi industri agro terhadap PDB nasional

2 Tingginya penguasaan pasar Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap


dalam dan luar negeri ekspor nasional

Pangsa pasar produk industri agro nasional


terhadap total permintaan di pasar dalam
negeri

3 Meningkatnya Produktivitas SDM Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM

15
No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
.

Industri industri

4 Kuat, lengkap dan dalamnya Pertumbuhan investasi di industri agro hulu


struktur industri dan antara

Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)

1 Tersusunnya insentif yang Perusahaan industri yang memperoleh insentif


mendukung pengembangan
industri

2 Meningkatnya akses pembiayaan Tingkat utilisasi kapasitas produksi


dan bahan baku untuk
Perusahaan yang mendapat akses ke sumber
meningkatkan kapasitas produksi
pembiayaan

Perusahaan yang mendapat akses ke sumber


bahan baku

3 Meningkatnya promosi industri Perusahaan mengikuti seminar/konferensi,


pameran, misi dagang/investasi, promosi
produk/jasa dan investasi industri

4 Meningkatnya usulan penerapan SNI yang diberlakukan secara wajib


SNI

5 Meningkatnya kualitas lembaga Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional


pendidikan dan pelatihan serta Indonesia (SKKNI) di Sektor Industri Agro
kewirausahaan

6 Meningkatnya budaya Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di


pengawasan pada unsur unit kerja
pimpinan dan staf

Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)

1 Meningkatnya kualitas Tingkat kesesuaian pelaksanaan kegiatan


perencanaan dan Pelaporan dengan dokumen perencanaan

Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan

Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro

2 Meningkatnya sistem tata kelola Tingkat penyerapan anggaran


keuangan dan BMN yang
profesional

3. Kegiatan

16
Dalam rangka untuk mencapai indikator tersebut di atas, serta
mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan industri,
Rencana Kerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
tahun 2015, meliputi :

a) Revitalisasi Industri Gula Nasional

- Bantuan Langsung Mesin/peralatan Industri Gula (Kegiatan ini


sudah direalokasi)
- Fasilitasi Dan Koordinasi Pelaksanaan Revitalisasi Industri Gula

b) Rumusan Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan

- Kaji Tindak Pelaksanaan Kegiatan Industri Makanan, Hasil Laut


dan Perikanan
- Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan
- Penyusunan Evaluasi dan Kinerja Industri Makanan, Hasil Laut
dan Perikanan

c) Standard Pada Industri Makanan, Hasil Laut, Dan Perikanan

- Perumusan Dan Revisi Sni Industri Makanan Hasil Laut Dan


Perikanan
- Pelaksanaan Pengawasan Sni Wajib Industri Makanan Hasil Laut
Dan Perikanan
- Penyusunan Peraturan Penerapan Sni Wajib Produk Makanan,
Hasil Laut Dan Perikanan
- Penyusunan Draft Rskkni Industri Pengolahan Daging
- Peningkatan Kualitas Sdm Melalui Pelatihan Pada Industri
Pengolahan Ikan
- Penerapan Dan Pembinaan Keamanan Pangan Melalui Cppob
Pada Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan
- Penyusunan Skkni Industri Pengolahan Kakao
- Bantuan Peralatan Laboratorium Dalam Rangka Mendukung
Riset Dan Standarisasi IMHLP

d) Pengembangan Industri Pangan

- Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Ikan Dan Hasil


Laut
- Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan
Kelapa

17
- Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Tepung Non Gandum
- Pemetaan Potensi Bahan Baku Industri Tepung Non Gandum
- Verifikasi Kontrak Penjualan Dan Penyaluran Gula Kristal
Rafinasi
- Evaluasi Persediaan Raw Sugar Dan Gula Kristal Rafinasi
- Pelaksanaan Audit Teknologi Pabrik Gula Rafinasi
- Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Gula
- Survey Kebutuhan Daging Untuk Industri Pengolahan Daging
- Survey Dan Verifikasi Kinerja Industri Berbasis Bahan Baku
Beras Pecah 100% Dan Beras Ketan Pecah 100%
- Pengembangan Teknologi Pengolahan Rumput Laut
- Pelatihan Peningkatan Sdm Industri Pengolahan Rumput Laut
- Kajian Kebijakan Industri Gula Yang Terintegrasi Dan Berdaya
Saing
- Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka Mendukung
Pengembangan Industri Pangan
- Penyusunan DED Mesin Dan Peralatan Pengolahan Rumput
Laut Untuk Produk Alkali Treated Gracilaria Di Bone Sulawesi
Selatan

e) Pengembangan Industri Pakan

- Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Pakan


- Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Industri Pakan
Ternak
- Fs Pembangunan Pabrik Pakan Ternak

f) Pengembangan Industri Bahan penyegar

- Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan


Kakao
- Peningkatan Konsumsi Cokelat Dalam Negeri Dan Partisipasi
Sidang Icco/acc
- Pelatihan Kewirausahaan Pengolahan Cokelat
- Peningkatan Teknologi Industri Pengolahan Kakao Di Sulawesi
Tengah
- Peningkatan Teknologi Industri Pengolahan Kakao

g) Pengembangan Industri Oleofood

18
- Fasilitasi Pengembangan Industri Makanan Berbasis Crude Palm
Oil (cpo).

h) Promosi dan Kerjasama Pada Industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan.

- Partisipasi dan Fasilitasi Serta Penyelenggaraan Kegiatan


Pameran Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan di Dalam
dan Luar Negeri
- Partisipasi Industri Makanan Hasil Laut Dan Perikanan Dalam
Rangka Fora Kerjasama dan Organisasi Internasional Lainnya
- Partisipasi Pada Sidang Standarisasi Internasional
- Forum Internasional Dan Promosi Dalam Rangka
Pengembangan Industri Rumput Laut

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan didukung


pembiayaan dan mendapatkan persetujuan dalam bentuk DIPA, maka
ditetapkan kinerja yang akan dicapai pada tahun 2015 sebagai berikut :

Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2015

No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
.

Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)

1 Tingginya nilai tambah Laju pertumbuhan industri agro 4 persen


industri
Kontribusi industri agro terhadap PDB 4 persen
nasional

2 Tingginya penguasaan Kontribusi ekspor produk industri agro 3,5 persen


pasar dalam dan luar terhadap ekspor nasional
negeri
Pangsa pasar produk industri agro nasional 7 persen
terhadap total permintaan di pasar dalam
negeri

3 Meningkatnya Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM 250.000


Produktivitas SDM industri rupiah per
Industri tenaga kerja

5 Kuat, lengkap dan Pertumbuhan investasi di industri agro hulu 40 jumlah


dalamnya struktur dan antara
industri

Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)

19
No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
.

1 Tersusunnya insentif Perusahaan industri yang memperoleh 7


yang mendukung insentif perusahaan
pengembangan industri

2 Meningkatnya akses Tingkat utilisasi kapasitas produksi 80 persen


pembiayaan dan bahan
Perusahaan yang mendapat akses ke 1
baku untuk
sumber pembiayaan perusahaan
meningkatkan kapasitas
produksi Perusahaan yang mendapat akses ke 7
sumber bahan baku perusahaan

3 Meningkatnya promosi Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, 50


industri pameran, misi dagang/investasi, promosi perusahaan
produk/jasa dan investasi industri

4 Meningkatnya usulan SNI yang diberlakukan secara wajib 1 SNI


penerapan SNI

5 Meningkatnya kualitas Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional 1 SKKNI per


lembaga pendidikan dan Indonesia (SKKNI) di Sektor Industri Agro tahun
pelatihan serta
kewirausahaan

6 Meningkatnya budaya Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern 1 satker


pengawasan pada unsur di unit kerja
pimpinan dan staf

Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)

1 Meningkatnya kualitas Tingkat kesesuaian pelaksanaan kegiatan 90 persen


perencanaan dan dengan dokumen perencanaan
Pelaporan
Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan 85 persen
kegiatan

Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro 75 nilai

2 Meningkatnya sistem Tingkat penyerapan anggaran 90 persen


tata kelola keuangan
dan BMN yang
profesional

2.4 Rencana Anggaran Tahun 2015

Pada Tahun 2015, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 100.655.511.000,-.

20
Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai program kegiatan
Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makakan, Hasil laut dan Perikanan.
Alokasi Anggaran dan Kegiatan pada Direktorat Industri makanan, Hasil
laut dan Perikanan seperti Tabel di bawah ini :

Tabel 2.6 Rencana Anggaran 2015

PAGU
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN
(dalam ribuan)
7 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis 100.655.511
Agro
1835 Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut 100.655.511
Dan Perikanan
1835.001 Revitalisasi Industri Gula Nasional 702.110
1 Revitalisasi Permesinan Industri Gula 702.110
12 Fasilitasi Dan Koordinasi Pelaksanaan Revitalisasi Industri 702.110
Gula
1835.005 Rumusan Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan 1.626.889
1 Kaji Tindak, Program Pengembangan Dan Evaluasi Kinerja 1.626.889
11 Kaji Tindak Pelaksanaan Kegiatan Industri Makanan Hasil 580.377
Laut Dan Perikanan
12 Sinkronisasi Program Pengembangan Industri Makanan Hasil 563.420
Laut Dan Perikanan
13 Penyusunan Laporan, Pendataan Dan Evaluasi Kinerja 483.092
Industri Makanan Hasil Laut Dan Perikanan
1835.01 Standard Pada Industri Makanan, Hasil Laut, Dan Perikanan 66.166.649
1 Standard Pada Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan 66.166.649
11 Perumusan Dan Revisi Sni Industri Makanan Hasil Laut Dan 1.341.953
Perikanan
12 Pelaksanaan Pengawasan Sni Wajib Industri Makanan Hasil 921.813
Laut Dan Perikanan
13 Penyusunan Peraturan Penerapan Sni Wajib Produk 564.870
Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan
14 Penyusunan Draft Rskkni Industri Pengolahan Daging 702.075
15 Peningkatan Kualitas Sdm Melalui Pelatihan Pada Industri 360.586
Pengolahan Ikan
16 Penerapan Dan Pembinaan Keamanan Pangan Melalui Cppob 285.782
Pada Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan
17 Penyusunan Skkni Industri Pengolahan Kakao 500.000
18 Bantuan Peralatan Laboratorium Dalam Rangka Mendukung 61.489.570
Riset Dan Standarisasi Imhlp
1835.011 Pengembangan Industri Pangan 19.546.829
1 Pengembangan Industri Pangan 19.546.829
11 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Ikan Dan 486.660
Hasil Laut
13 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri 463.012
Pengolahan Kelapa
14 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Tepung Non 445.187
Gandum
15 Pemetaan Potensi Bahan Baku Industri Tepung Non Gandum 900.000

21
PAGU
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN
(dalam ribuan)
16 Verifikasi Kontrak Penjualan Dan Penyaluran Gula Kristal 1.600.000
Rafinasi
17 Evaluasi Persediaan Raw Sugar Dan Gula Kristal Rafinasi 806.820
18 Pelaksanaan Audit Teknologi Pabrik Gula Rafinasi 1.600.000
19 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Gula 248.750
20 Survey Kebutuhan Daging Untuk Industri Pengolahan Daging 1.600.000
21 Survey Dan Verifikasi Kinerja Industri Berbasis Bahan Baku 750.000
Beras Pecah 100% Dan Beras Ketan Pecah 100%
22 Pengembangan Teknologi Pengolahan Rumput Laut 1.900.000
24 Pelatihan Peningkatan Sdm Industri Pengolahan Rumput Laut 300.000
25 Kajian Kebijakan Industri Gula Yang Terintegrasi Dan 1.600.000
Berdaya Saing
26 Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka Mendukung 6.446.400
Pengembangan Industri Pangan
28 Penyusunan Ded Mesin Dan Peralatan Pengolahan Rumput 400.000
Laut Untuk Produk Alkali Treated Gracilaria Di Bone Sulawesi
Selatan
1835.012 Pengembangan Industri Pakan 1.487.634
2 Pengembangan Industri Pakan 1.487.634
11 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri Pakan 362.950
12 Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Industri 374.684
Pakan Ternak
13 Fs Pembangunan Pabrik Pakan Ternak 750.000
1835.013 Pengembangan Industri Bahan Penyegar 6.275.548
3 Pengembangan Industri Bahan Penyegar 6.275.548
11 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Industri 729.244
Pengolahan Kakao
12 Peningkatan Konsumsi Cokelat Dalam Negeri Dan Partisipasi 757.937
Sidang Icco/acc
13 Pelatihan Kewirausahaan Pengolahan Cokelat 474.149
15 Peningkatan Teknologi Industri Pengolahan Kakao Di 1.314.218
Sulawesi Tengah
16 Peningkatan Teknologi Industri Pengolahan Kakao 3.000.000
1835.014 Pengembangan Industri Oleofood 605.045
4 Pengembangan Industri Oleofood 605.045
11 Fasilitasi Pengembangan Industri Makanan Berbasis Crude 605.045
Palm Oil (cpo)
1835.015 Promosi Dan Kerjasama Pada Industri Makanan, Hasil Laut 4.244.807
Dan Perikanan
1 Promosi Dan Kerjasama Pada Direktorat Industri Makanan, 4.244.807
Hasil Laut Dan Perikanan
11 Partisipasi Dan Fasilitasi Serta Penyelenggaraan Kegiatan 1.295.812
Pameran Industri Makanan Hasil Laut Dan Perikanan Di
Dalam Dan Luar Negeri
12 Partisipasi Industri Makanan Hasil Laut Dan Perikanan Dalam 916.934
Rangka Fora Kerjasama Dan Organisasi Internasional
Lainnya
13 Partisipasi Pada Sidang Standarisasi Internasional 532.061
14 Forum Internasional Dan Promosi Dalam Rangka 1.500.000
Pengembangan Industri Rumput Laut
TOTAL 100.655.511

22
23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Secara umum Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan


telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang industri makanan, hasil laut, dan perikananyang diwujudkan melalui
keberhasilan dalam pencapaian target-target sasaran yang telah ditetapkan
untuk tahun 2015. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari
pemenuhan target dari indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk
masing-masing sasaran pada awal tahun seperti yang tercantum dalam
Penetapan Kinerja.

3.1.1. Analisis Capaian Kinerja

Penilaian atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Makanan, Hasil


Laut dan Perikanan dilakukan melalui pengukuran kinerja. Pengukuran
kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Direktorat Industri
Makanan, Hasil Laut dan Perikanan. Pengukuran capaian kinerja Direktorat
Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2015 sebagaimana yang
ditunjukkan oleh pencapaian sasaran dimaksud seperti yang tercantum
dalam Perjanjian Kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2015


No Realisasi s/d
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
. TW IV
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)

1 Tingginya nilai tambah Laju pertumbuhan industri 4 persen 7,94 %


industri makanan

Kontribusi industri makanan 4 persen 5,6 %


terhadap PDB nasional

2 Tingginya penguasaan Kontribusi ekspor produk 3,5 persen 3,5 %


pasar dalam dan luar industri makanan terhadap
negeri ekspor nasional

24
No Realisasi s/d
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
. TW IV
Pangsa pasar produk industri 7 persen 5,58%
agro nasional terhadap total
permintaan di pasar dalam
negeri

3 Meningkatnya Tingkat produktivitas dan 250.000 296.295


Produktivitas SDM kemampuan SDM industri rupiah per Rupiah/tenaga
Industri tenaga kerja/jam
kerja

4 Kuat, lengkap dan Pertumbuhan investasi di 40 jumlah 204


dalamnya struktur industri agro hulu dan antara Perusahaan
industri PMDN
328
Perusahaan
PMA
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)

1 Tersusunnya insentif Perusahaan industri yang 7 5 perusahaan


yang mendukung memperoleh insentif perusahaan
pengembangan industri
2 Meningkatnya akses Tingkat utilisasi kapasitas 80 persen 68,25 %
pembiayaan dan bahan produksi
baku untuk Perusahaan yang mendapat 1 0
meningkatkan kapasitas akses ke sumber pembiayaan perusahaan
produksi
Perusahaan yang mendapat 7 5 perusahaan
akses ke sumber bahan baku perusahaan
3 Meningkatnya promosi Perusahaan mengikuti 50 163
industri seminar/konferensi, pameran, perusahaan Perusahaan
misi dagang/investasi, promosi
produk/jasa dan investasi
industri
4 Meningkatnya usulan SNI yang diberlakukan secara 1 SNI 1 SNI
penerapan SNI wajib
5 Meningkatnya kualitas Jumlah Standar Kompetensi 1 SKKNI 2 SKKNI yang
lembaga pendidikan Kerja Nasional Indonesia per tahun disusun
dan pelatihan serta (SKKNI) di Sektor Industri Agro
kewirausahaan

6 Meningkatnya budaya Terbangunnya Sistem 1 satker 1 satker


pengawasan pada Pengendalian Intern di unit
unsur pimpinan dan staf kerja
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)

25
No Realisasi s/d
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
. TW IV
1 Meningkatnya kualitas Tingkat kesesuaian 90 persen 90%
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dengan
Pelaporan dokumen perencanaan
Tingkat ketepatan waktu 85 persen 90%
pelaksanaan kegiatan
Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro 75 nilai n/a

2 Meningkatnya sistem Tingkat penyerapan anggaran 90 persen 68,91 %


tata kelola keuangan
dan BMN yang
profesional

a. Perspektif Pemangku Kepentingan/Stakeholder (S)


1. Tingginya nilai tambah industri
Nlai tambah industri merupakan salah satu parameter untuk
mengukur perkembangan kinerja industri. Sasaran ini dicapai
melalui Indikator Kinerja Sasaran (IKS):
- Laju Pertumbuhan Industri Agro
- Kontribusi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan terhadap
PDB Nasional

Tabel 3.2 Capaian IKS dari Tingginya Nilai Tambah Industri


2014 TW III 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Laju Pertumbuhan
Industri Makanan,
8,8 4 7,94 198,5 Persen
Hasil Laut dan
Tingginya
Perikanan
nilai
Kontribusi Industri
tambah
Makanan, Hasil Laut
industri
dan Perikanan 7,61 4 5,6 140 persen
terhadap PDB
Nasional

Berdasarkan data pertumbuhan hingga triwulan III tahun 2015, laju


pertumbuhan industri makanan dan minuman meningkat sebesar
7,94% (Cumulative to cumulative). Nilai tersebut lebih besar dari
target yang ditetapkan, sehingga nilai capaian sebesar 198,5%.
Capaian tahun ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014
dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang melambat serta nilai tukar
rupiah melemah. Hal ini ditunjukan dengan menurunnya nilai

26
pertumbuhan ekonomi bila dibandingkan dengan tahun 2014 pada
periode yang sama. Pertumbuhan industri makanan dan minuman
lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi
sebesar 4,71%.
Kontribusi PDB industru makanan dan minuman terhadap PDB
nasional sebesar 5,6%. Capaian tersebut lebih tinggi bila
dibandingkan dengan target dengan nilai capaian 140%. Kontribusi
industri makanan, minuman dan tembakau terhadap PDB nasional
mencapai 7,61%. Nilai tersebut lebih besar dari target, sehingga
nilai capaian sebesar 193%.

Tabel 3.3 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas Menurut


Cabang-Cabang Industri

2. Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri


Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Kontribusi ekspor produk industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan terhadap ekspor nasional
- Pangsa pasar produk industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan terhadap total permintaan di pasar dalam negeri

Tabel 3.4 Capaian IKS dari Tingginya penguasaan pasar dalam


dan luar negeri

27
2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Kontribusi ekspor
produk industri
Makanan, Hasil Laut
dan Perikanan 3,05 3,5 3,5 100 Persen
Tingginya terhadap ekspor
penguasaan nasional
pasar dalam
dan luar Pangsa pasar produk
negeri industri Makanan,
Hasil Laut dan
7,6 7 5,58 79,71 persen
Perikanan terhadap
total permintaan di
pasar dalam negeri

Kontribusi ekspor produk industri Makanan, Hasil Laut dan


Perikanan terhadap ekspor nasional pada tahun 2015 sebesar
3,5%. Nilai tersebut sesuai dengan target yaitu sebesar 4%,
sehingga nilai capaian 100%. Kontribusi ekspor juga lebih tinggi
bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar
3,05%. Pangsa pasar produk industri makanan, hasil laut dan
perikanan terhadap total permintaan di pasar dalam negeri sebesar
5,58%. Nilai tersebut dibawah target sebesar 7% dan lebih rendah
bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 7,5%

Tabel 3.5 Perkembangan Ekspor Industri Non Migas

3. Meningkatnya Produktivitas SDM Industri

28
Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM industri
Tabel 3.6 Capaian IKS dari Meningkatnya Produktivitas SDM
Industri
2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Tingkat
Meningkatnya produktivitas Rp. /
Produktivitas dan 262.090 250.000 296.295 118 Tenaga
SDM Industri kemampuan Kerja/jam
SDM industri

Pada tahun 2015 produktivitas dan kemampuan SDM industri


sebesar Rp. 296.295,- / tenaga kerja/jam. Nilai tersebut didapatkan
dari nilai produksi dibagi jumlah tenaga kerja dibagi jam kerja
dengan asumsi 2400 jam kerja/tahun. Hal ini menunjukkan
peningkatan nilai produksi dari tahun sebelumnya, sehingga nilai
produktivitas tenaga kerja pun meningkat.

4. Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri


Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS)
sebagai berikut:
- Pertumbuhan investasi di industri makanan, hasil laut dan
perikanan hulu dan antara

Tabel 3.7 Capaian IKS dari Kuat, lengkap dan dalamnya struktur
industri
2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Kuat, Pertumbuhan
lengkap investasi di
dan industri makanan,
961 40 1514 3.785 perusahaan
dalamnya hasil laut dan
struktur perikanan hulu
industri dan antara

Pertumbuhan investasi di industri makanan periode Januari-


September 2015 untuk PMDN sebanyak 628 perusahaan dengan
nilai Rp. 18.109,11 Milyar, sedangkan pertumbuhan investasi PMA
sebanyak 886 perusahaan senilai US$ 1.161.05 juta.

b. Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)

29
1. Tersusunnya insentif yang mendukung pengembangan industri
Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Perusahaan industri yang memperoleh insentif

Tabel 3.8. Capaian IKS dari Tersusunnya insentif yang


mendukung pengembangan industri
2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Tersusunnya Perusahaan
insentif yang industri
mendukung yang 22 7 5 71.43 Perusahaan
pengembangan memperoleh
industri insentif

Pada tahun 2015, terdapat 6 perusahaan yang mengajukan insentif


berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), dan hanya 5
perusahaan yang merealisasikan insentif tersebut yaitu :
1) PT. Cargill Indonesia
2) PT. Mabar Feed Indonesia
3) PT. Malindo Feedmill
4) PT. Sierad Produce Tbk
5) PT. SInta Prima Feedmill

2. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk


meningkatkan kapasitas produksi
Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Tingkat utilisasi kapasitas produksi
- Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan
- Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku

Tabel 3.9 Capaian IKS dari Meningkatnya akses pembiayaan


dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi
2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Meningkatnya Tingkat utilisasi 70,62 80 68,25 85.31 Persen
akses kapasitas
pembiayaan produksi

30
Perusahaan
yang mendapat
dan bahan 22 1 0 0 Perusahaan
akses ke sumber
baku untuk
pembiayaan
meningkatkan
Perusahaan
kapasitas
yang mendapat
produksi 27 7 5 71,43 Perusahaan
akses ke sumber
bahan baku

Tingkat utilisasi kapasitas produksi sebesar 68,25%, menurun dari


tahun 2014 yaitu sebesar 70,62%. Hal ini dikarenakan
meningkatnya jumlah industri baru yang berkembang namun belum
merealisasikan produksinya, serta masih terbatasnya bahan baku
pada beberapa industri seperti industri kakao, daging olahan dan
lainnya.
Pada tahun 2015 tidak terdapat perusahaan yang mendapat akses
ke sumber pembiayaan hal ini dikarenakan kegiatan bantuan mesin
dalam rangka revitalisasi industri gula tidak terlaksana karena
realokasi anggaran.
Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku
sebanyak 5 perusahaan melalui fasilitas BMDTP (Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah) berikut daftar perusahaan penerima
BMDTP :
1) PT. Cargill Indonesia
2) PT. Mabar Feed Indonesia
3) PT. Malindo Feedmill
4) PT. Sierad Produce Tbk
5) PT. SInta Prima Feedmill

3. Meningkatnya promosi industri


Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Perusahaan yang mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/ investasi, promosi produk/jasa dan investasi industri

Tabel 3.10 Capaian IKS dari Meningkatnya promosi Industri


2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Meningkatnya Perusahaan yang 74 50 163 326 Persen
promosi mengikuti
industri seminar/konferensi,

31
pameran, misi
dagang/ investasi,
produksi promosi
produk/jasa dan
investasi industri

Jumlah Perusahaan yang mengikuti seminar/konferensi, pameran,


misi dagang/ investasi, promosi produk/jasa dan investasi industri
sebanyak 163 perusahaan yang terbagi pada beberapa pameran,
capaian tersebut lebih tinggi dari tahun 2014 sebanyak 74
perusahaan. Nama perusahaan dan pameran yang diikuti sebagai
berikut :

Sampai dengan triwulan IV tahun 2015, Jumlah perusahaan


yang mengikuti kegiatan pameran sebanyak 163 perusahaan
yaitu :

1. Pameran Industri Makanan dan Minuman

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 PT. MAYORA INDAH TBK 19 PT. DAGSAP ENDURA EATORE
2 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK 20 PT. TIGA PILAR SEJAHTERA
3 PT. CIMORY DAIRY SHOP 21 PT. ANUGRAH CITRA BOGA
PT. FOCUS DISTRIBUSI
4 PT. BUMITANGERANG MESINDOTAMA 22
NUSANTARA
PT. PONDAN PANGAN MAKMUR
5 PT. MAYA MUNCAR 23
INDONESIA
6 PT. PANGAN LESTARI 24 SAMBAL BANDUNG “BU NOVI”
ASOSIASI GULA RAFINASI
7 PT. WADAH PANGAN MAKMUR 25
INDONESIA (AGRI)
8 RUMAH ABON 26 CV. AELFAMS GLOBAL
9 CV. FIVA FOOD & MEAT SUPPLY 27 DIF DAF BAKERY & CAKE
10 PT. PERDANA PUTRA UTAMA 28 UD. ANDIKA
11 PT. SURYA AGUNG 29 SINJAYA BANGKA
12 PT. SEKAWAN KARSA MULIA 30 HASAN SRIWIJAYA
13 PT. GANDUM MAS KENCANA 31 CV. CHOCOLAT MAKALATE
14 PT. NIRAMAS UTAMA 32 PT. COCOMAS INDONESIA
15 PT. BOSCO 33 PT. SERENA INDOPANGAN
16 PT. GARUDA FOOD PUTRA PUTRI JAYA 34 PT. SUBA FOOD
17 PT. MAGFOOD INOVASI PANGAN 35 PT. SUMBER PANGAN JAYA
18 PT. AQUA SOLVE SONARIA 36 KUB. SIBALI RESOE LUWU UTARA

2. Bazar Lebaran

32
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia
1 PT. TIGA PILAR SEJAHTERA 16
(AGRI)
PT. PONDAN PANGAN MAKMUR
2 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK 17
INDONESIA
ASOSIASI PENGUSAHA PEMOTO
PT. BONECOM SERVISTAMA COMINDO
3 18 NGAN HEWAN INDONESIA
(BOSCO)
(APPHI) PT. BUMI MAESTROAYU
PD. SINAR MULTI PRATAMA
4 PT. ANUGRAH CITRA BOGA 19
(SINJAYA BANGKA)
5 PT. MAYA MUNCAR 20 PT. SERENA INDOPANGAN
6 PT. WADAH PANGAN MAKMUR 21 PT. MAGFOOD INOVASI PANGAN
7 PT. GANDUM MAS KENCANA 22 PT. FINA PANGAN LESTARI
8 PT. BUMITANGERANG MESINDOTAMA 23 CV. AEIFAMS GLOBAL
9 PT. IKAFOOD PUTRAMAS 24 UD. ANDIKA
10 CV. FIVA FOOD & MEAT SUPPLY 25 RUMAH ABON BANDUNG
11 PT. DAGSAP ENDURA EATORE 26 DIF DAF BAKERY
12 PT. SEKAWAN KARSA MULIA 27 SAMBAL BANDUNG BU NOVI
13 PT. FOCUS DISTRIBUSI NUSANTARA 28 HASAN SRIWIJAYA
14 PT. GARUDA FOOD PUTRA PUTRI JAYA 29 PT. SINAR MAS
15 PT. NIRAMAS UTAMA (INACO)

3. Pameran SIAL China

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR 8 PT. GITA
2 PT. DUA KELINCI 9 PT. ARES KUSUMA RAYA
3 SUNGAI BUDI GROUP 10 PT.SEKAWAN KARSA MULIA
4 PT. TOBA SURIMI INDUSTRIES 11 PT. HOKA JAYA PERKASA
5 PT. COCO SUGAR INDONESIA 12 PT. FANRICE INDONESIA
6 PT. BAMBOE INDONESIA 13 PT. MANOHARA ASRI
7 PT. OLAGAFOOD INDUSTRI 14 SELERAINDO

4. Pameran 70 Tahun Indonesia Merdeka

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 PT. NIRAMAS UTAMA 5 PT. CERES (SILVERQUEEN & DELFI)
2 PT. TAMA COKELAT INDONESIA 6 PT. MAYORA
3 PT. SEKAWAN KARSA MULIA 7 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO
4 BT COCOA 8 CHOCOLATE SCHOOL BY TULIP
5. Pameran HKTDC

No Nama Perusahaan
1 PT. SEKAWAN KARSA MULIA
2 PT. FANRICE INDONESIA
3 PT. TIGA PILAR SEJAHTERA

33
6. Pameran Hari Kakao Indonesia

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 MJ LABS FOR DESERT 10 COKELAT NDALEM
2 MOISTA BAKERY 11 MANIHOT CHOC
3 KOKO SUS COKELAT 12 ARINA BROWNIES & CHOCOLATE
4 BERLY BAKERY 13 CHOKIYA COKLAT JOGJA
5 TIGA MUTIARA CAKE & BAKERY 14 NANAMIE CAKE & PASTRY
6 BAKPIA CITRA PREMIUM 13 NOE'Z COOKIES
7 IKM "SARI MULYO" 16 BEKATUL COOKIES
8 TUGU CHOCOLATE 17 MIE COKELAT NINDIRA
9 BAKPIAKU 18 CEUCEUMILAN

7. Pameran Trade Expo Indonesia

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 PT. MAYORA INDAH TBK 6 PT. MAYA MUNCAR
2 PT. WADAH PANGAN MAKMUR 7 PT. TAMA COKELAT INDONESIA
PT. FOCUS DISTRIBUSI
3 CV. FIVA FOOD & MEAT SUPPLY 8
INDONESIA (BINA KARYA PRIMA)
4 PT. SEKAWAN KARSA MULIA 9 COKELAT NDALEM
ASOSIASI RUMPUT LAUT
5 PT. ANUGRAH CITRA BOGA 10
INDONESIA (ASTRULI)

8. Pameran SIAL Interfood

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


1 PT. DUA KELINCI 5 PT. ANUGRAH CITRA BOGA
PT. DOLPHIN FOOD & BEVERAGE
2 6 PT. TAMA COKELAT INDONESIA
INDUSTRY
3 CV. FIVA FOOD & MEAT SUPPLY 7 PT. BINA KARYA PRIMA
4 PT. SEKAWAN KARSA MULIA 8 PT. AGARINDO BOGATAMA

9. Pameran Indonesia Seaweed Forum ke -3

- Exhibition

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan


Balai Perikanan Budidaya Air Payau
1 Dinas KUMKM Prov. Banten 17
Takalar
Konsorsium Pusat Pengembangan
2 18 PT. Galic Arta Bahari
dan Pemanfaatan Rumput Laut
3 Trimetall 19 BJB
4 Koperasi Rumput Laut Indonesia 20 Dinas Kelautan Perikanan Prov.

34
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
Sulawesi Selatan
5 PT. Dunia Bintang Walet 21 PT. Java Biocolloid
6 PT. Agarindo Bogatama 22 PT. Surya Indo Algas
7 PT. Gracindo Nusantara 23 PT. Indoflora Cipta Mandiri
8 Kospermindo 24 PT. Indoking Aneka Agar Agar
9 Dinas Kelautan Perikanan Luwu 25 PT. Srigunting
10 Bank Mandiri 26 PT. Indonusa Algaemas Prima
11 PT. Gumindo Perkasa Industri 27 PT. Bantimurung Indah
Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian
12 28 PT. Wahyu Putra Bimasakti
dan Peternakan Makassar
13 Meratus Intra Forwarding 29 PT. Cahaya Cemerlang
Balai Penelitian dan Pengembangan
14 30 CV. Agar Sari Jaya
Budidaya Air Payau Maros
15 Balai DIklat Industri Makassar 31 PT. Giwang Citra Laut
16 BTPN 32 Koperasi Nelayan Sipatuo
- Stand Gemari Sehat

No Nama Perusahaan Jumlah Stand


1 CCBC 32 Stand
2 Asosiasi Mutiara Timur 22 Stand
3 DEPRINLIGHT 3 Stand
4 Asoka 1 1 Stand
5 UNHAS 1 Stand
6 Pulau Lae-lae 1 Stand

4. Meningkatnya usulan penerapan SNI


Sasaran ini dicapai melalui Indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- SNI yang diberlakukan secara wajib

Tabel 3.11. Capaian IKS dari Meningkatnya usulan penerapan


SNI

2014 2015
Sasaran
IKU Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
SNI yang
Meningkatnya
diberlakuka
usulan - 1 1 100 SNI
n secara
penerapan SNI
wajib

35
Pada tahun 2015, terdapat satu SNI yang akan diterapkan wajib
yaitu SNI Biskuit, dan penerapannya akan dilaksanakan pada tahun
2016. Capaian tersebut memenuhi target yang ditetapkan,
sehingga nilai capaian 100%. Sasaran ini baru ditetapkan pada
tahun 2015.

5. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta


kewirausahaan.
Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di Sektor
Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Tabel 3.13. Capaian IKS dari Meningkatnya kualitas lembaga


pendidikan dan pelatihan serta kewirausahaan
2014 2015
Sasaran Strategis IKS Capaian Satuan
Realisasi Target Realisasi
(%)
Jumlah SKKNI
Meningkatkan
di Sektor
kualitas lembaga
Industri
pendidikan dan - 1 1 100 SKKNI
Makanan, Hasil
pelatihan serta
kewirausahaan Laut dan
Perikanan

Pada tahun 2015, SKKNI Bidang Industri Kakao Sub Bidang


Produksi telah selesai disusun, sedangkan SKKNI Bidang Industri
Pengolahan daging masih dalam tahap penyusunan. Capaian
tersebut memenuhi target yang ditetapkan, sehingga nilai capaian
100%. Sasaran ini baru ditetapkan pada tahun 2015.

6. Meningkatkan budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf


Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di unit kerja

Tabel 3.14. Capaian IKS dari Meningkatnya budaya pengawasan


pada unsur pimpinan dan staf
2014 2015
Sasaran Strategis IKS Capaian Satuan
Realisasi Target Realisasi
(%)
Meningkatkan Terbangunnya 1 1 1 100 Satker
budaya Sistem

36
pengawasan Pengendalian
pada unsur Intern di unit
pimpinan dan staf kerja

Budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf telah berjalan


dengan baik, antara lain melalui pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang benar, sehingga dapat terbangun suatu
Sistem Pengendalian Intern di unit kerja Direktorat Industri
Makanan, Hasil laut dan Perikanan.

c. Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)


1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaporan
Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Tingkat kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen
perencanaan
- Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan
- Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro

Tabel 3.15. Capaian IKS dari Meningkatkan kualitas


perencanaan dan pelaporan

2014 2015
Sasaran
IKS Capaian Satuan
Strategis Realisasi Target Realisasi
(%)
Tingkat
kesesuaian
pelaksanaan
kegiatan dengan 93,55 90 90 100 Persen
Meningkatkan dokumen
kualitas perencanaan
perencanaan
dan pelaporan Tingkat ketepatan
waktu
100 85 100 117 Persen
pelaksanaan
kegiatan
Nilai SAKIP 57 70 - - nilai
Pada tahun 2015, pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan
dokumen perencanaan sebanyak 35 kegiatan dari 36 kegiatan
dengan tambahan 5 kegiatan hasil realokasi anggaran Kegiatan
revitalisasi industri gula nasional..
Tingkat waktu pelaksanaan kegiatan pada tahun 2015 sebesar
100%, hal ini menunjukkan bahwa semua kegiatan dilaksanakan
tepat waktu sebagaimana yang direncanakan.

37
Pada tahun anggaran 2015, belum dilaksanakan penilaian SAKIP.
2. Meningkatkan sistem tata kelola keuangan dan BMN yang
profesional
Sasaran ini dicapai melalui indikator Kinerja Sasaran (IKS) sebagai
berikut:
- Tingkat penyerapan anggaran

Tabel 3.16 Capaian IKS dari Meningkatkan kualitas perencanaan dan


pelaporan

2014 2015
Sasaran Strategis IKS Capaian Satuan
Realisasi Target Realisasi
(%)
Meningkatkan sistem
Tingkat
tata kelola keuangan
penyerapan 93,55 90 68,91 76,57 Persen
dan BMN yang
anggaran
profesional

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil


Laut pada tahun 2015 mencapai 68,91% atau terserap sebesar Rp.
68.897.361.000,-. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kegiatan
pihak III yang gagal lelang dan tidak mungkin dilaksanakan lelang
ulang karena waktu yang terbatas.

Secara umum pencapaian sasaran strategis berdasarkan


Penetapan Kinerja 2015 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2014. Hali ini dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.17. Capaian IKU Berdasarkan Tiga Perspektif

Capaian (%)
No Perspektif
2014 2015
Perspektif Pemangku Kepentingan
1 97,42 96,62
(Stakeholders)
2 Perspektif Proses Pelaksanaan Tupoksi 96,04 78,52
Perspektif Peningkatan Kapasitas
3 98,32 92,19
Kelembagaan
Rata-rata 97,31 89,11

3.1.2. Analisis Capaian Kinerja Recana Strategis 2015-2019

38
Berdasarkan dokumen perencanaan strategis (renstra) Direktorat
Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan, secara umum capaian kinerja
terhadap dokumen tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.18. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Makanan,


Hasil Laut dan Perikanan pada tahun 201 5
No Sasaran Program/Indikator Satuan Target 2015 Realisasi 2015 Capaian (%)
1 Pertumbuhan populasi usaha
industri makanan, hasil laut dan Unit
19 15 78,95
perikanan dengan postur yang usaha
lebih sehat

Berdasarkan IKU yang telah disusun, pertumbuhan populasi unit


usaha industri makanan, hasil laut dan perikanan yang telah beroperasi
adalah sebanyak 15 perusahaan dari target 19 unit usaha. Unit usaha
tersebut meliputi:

- PT. Karya Tunas Glrorindo - PT. Wings


- PT Malindo Feedmill - PT. Unilever
- PT Sido Agung Agroprima - PT. Mayora
- PT Charoen Pokphand Indonesia - Kebun Tebu Mas
- PT New Hope - Kalla Kakao Industry
- PT Sabas Dian Bersinar - PT. Puratos
- PT Siba Prima Utama Feed mill - PT Malindo Food Delight
- PT De Glow International

Tabel 3.19. Capaian Kinerja Pembangunan Direktorat Industri Makanan,


Hasil Laut dan Perikanan pada tahun 2015

No Sasaran Program/Indikator Satuan Target 2015 Realisasi 2015 Capaian (%)


1 Tingginya laju pertumbuhan
industri makanan, hasil laut dan Persen 7,5 7,94 105,87
perikanan
- Laju pertumbuhan industri
makanan hasil laut dan Persen 7,5 7,94 105,87
perikanan
- Kontribusi industri makanan,
hasil laut dan perikanan Persen 4,0 5,6 140
terhadap PDB Nasional

39
No Sasaran Program/Indikator Satuan Target 2015 Realisasi 2015 Capaian (%)
2 Meningkatnya penguasaan
pasar dalam dan luar negeri
Persen 5,0 5,58 111
industri makanan, hasil laut dan
perikanan
- Kontribusi eksport produk
industri makanan, hasil laut
Persen 3,5 3,5 100
dan perikanan terhadap
eksport nasional
- Pangsa pasar produk industri
makanan hasil laut dan
perikanan nasional terhadap Persen 5,0 5,58 111
total permintaan pasar dalam
negeri
3 Meningkatnya produktivitas
SDM industri makanan hasil laut Persen 15,0 6,95 46,33
dan perikanan
- Tingkat produktivitas dan Rupiah/
kemampuan SDM industri tenaga 260.000 296.295 113
kerja/jam
4 Meningkatnya investasi di sector Jumlah
industri makanan hasil laut dan izin 85 1514 1781,18
perikanan usaha
- Nilai realisasi investasi Rp.
40 34,36 85,9
PMDN dan PMA Triliun
5 Meningkatnya penyerapan
tenaga kerja di sector industri
Persen 1,0 6,5 650
makanan hasil laut dan
perikanan
- Jumlah tenaga kerja yang
Juta
diserap industri makanan 0,6 0,69 115
orang
hasil laut dan perikanan

Berdasarkan data pertumbuhan hingga triwulan III tahun 2015, laju


pertumbuhan industri makanan dan minuman meningkat sebesar 7,94%
(Cumulative to cumulative). Nilai tersebut lebih besar dari target yang
ditetapkan, sehingga nilai capaian sebesar 198,5%. Capaian tahun ini
menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 dikarenakan pertumbuhan
ekonomi yang melambat serta nilai tukar rupiah melemah. Hal ini
ditunjukan dengan menurunnya nilai pertumbuhan ekonomi bila
dibandingkan dengan tahun 2014 pada periode yang sama. Pertumbuhan
industri makanan dan minuman lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,71%.

Kontribusi PDB industru makanan dan minuman terhadap PDB


nasional sebesar 5,6%. Capaian tersebut lebih tinggi bila dibandingkan
dengan target dengan nilai capaian 140%. Kontribusi industri makanan,
minuman dan tembakau terhadap PDB nasional mencapai 7,61%. Nilai
tersebut lebih besar dari target, sehingga nilai capaian sebesar 193%.

40
Kontribusi ekspor produk industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan terhadap ekspor nasional pada tahun 2015 sebesar 3,5%. Nilai
tersebut sesuai dengan target yaitu sebesar 4%, sehingga nilai capaian
100%. Kontribusi ekspor juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan
capaian tahun sebelumnya sebesar 3,05%. Pangsa pasar produk industri
makanan, hasil laut dan perikanan terhadap total permintaan di pasar
dalam negeri sebesar 5,58%. Nilai tersebut dibawah target sebesar 7% dan
lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar
7,5%.

Pada tahun 2015 produktivitas dan kemampuan SDM industri


sebesar Rp. 296.295,- / tenaga kerja/jam. Nilai tersebut didapatkan dari
nilai produksi dibagi jumlah tenaga kerja dibagi jam kerja dengan asumsi
2400 jam kerja/tahun. Hal ini menunjukkan peningkatan nilai produksi dari
tahun sebelumnya, sehingga nilai produktivitas tenaga kerja pun
meningkat.

Pertumbuhan investasi di industri makanan periode Januari-


September 2015 untuk PMDN sebanyak 628 perusahaan dengan nilai Rp.
18.109,11 Milyar, sedangkan pertumbuhan investasi PMA sebanyak 886
perusahaan senilai US$ 1.161.05 juta atau setara 16.254,7 Milyar.
Sehingga total nilai investasi sebesar Rp. 34,36 Triliun. Jumlah penyerapan
tenaga kerja hingga triwulan III tahun 2015 sebanyak 689 ribu tenaga kerja
dengan tingkat kenaikan sebesar 6,5%. Hal ini menunjukkan bahwa target
tercapai.

Secara umum rata-rata capaian kinerja terhadap target pada


rencana strategis adalah sebesar 94,35%

3.1.3. Analisis
Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan atau Peningkatan/
Penurunan Kinerja

Beberapa faktor yang mendukung peningkatan kinerja antara lain:

- Tumbuhnya iklim investasi industri makanan, hasil laut dan perikanan.


Hal ini dapat dilihat dari munculnya unit usaha baru pada tahun 2015,
yang menyebabkan naiknya nilai ekspor produk industri makanan, hasil
laut dan perikanan serta meningkatnya produkstivitas tenaga kerja.
- Tersedianya insentif berupa BMDTP (Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah) sehingga membantu industri dalam mendapatkan akses
bahan baku.
- Banyaknya event pameran baik dalam dan luar negeri yang dapat
dimanfaatkan untuk promosi produk industri makanan, hasil laut dan
perikanan.

41
- Pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan dokumen perencanaan.

Adapun faktor-faktor yang menghambat diantaranya:

- Meningkatnya kapasitas produksi yang tidak diimbangi dengan


ketersediaan stok bahan baku sehingga menyebabkan utilitas produksi
dibawah target, seperti: industri kakao, industri pengolahan daging dan
industri gula rafinasi.

- Penerapan PPN10% terhadap komoditas pertanian berdasarkan Surat


Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-24/-PJ/2014, sekaligus memperkuat
Keputusan MA Nomor 70/P/-HUM/2013 yang menegaskan bahwa
semua komoditas pertanian, perkebunan, dan kehutanan dikenakan
PPN 10%, hal ini mengakibatkan berkurangnya stok bahan baku
industri agro dalam negeri.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan antara lain:

- Bekerjasama dengan instansi terkait yang menangani ketersediaan


bahan baku industri.
- Pemberlakuan Bea Keluar pada beberapa komoditi bahan baku yang
digunakan untuk industri dalam negeri sehingga nilai tambah industri
yang dihasilkan dalam negeri meningkat.

3.1.4. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Pengukuran kinerja merupakan dasar dari penilaian capaian kinerja


kegiatan/program/kebijaksanaan. Dari pengukuran kinerja dapat diketahui
nilai capaian indikator kinerja kegiatan di lingkungan Direktorat Industri
Makanan, Hasil Laut dan Perikanan sampai dengan akhir Tahun 2015
sebagai berikut :

Capaian Tahun 2015 (%)


Output
Keuangan Fisik
001 Revitalisasi Industri Gula Nasional 23.73 35.00
005 Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 79.08 92.31
Standard pada Industri Makanan, Hasil Laut, dan
010 66.79 88.26
Perikanan
011 Pengembangan Industri Pangan 69.43 84.26
012 Pengembangan Industri Pakan 77.42 98.54
013 Pengembangan Industri Bahan Penyegar 84.93 97.79
014 Pengembangan Industri Oleofood 90.69 100.00
015 Promosi dan kerjasama pada Industri Makanan, Hasil 73.29 92.50

42
Capaian Tahun 2015 (%)
Output
Keuangan Fisik
Laut dan Perikanan
Jumlah 68.91 88.18

Berdasarkan capaian Penetapan Kinerja, Dokumen Rencana


Strategis 2015-2019, realisasi fisik dan realisasi penyerapan anggaran
tahun 2015, maka rasio penggunaan anggaran direktorat industri dapat
dirangkum sebagai berikut:

Tabel 3.19. Rasio capaian kinerja terhadap penyerapan anggaran

Rasio terhadap
Capaian
No Uraian penyerapan anggaran
(%)
(%)
1 Penetapan Kinerja 89,11 77,33
2 Rencana Strategis 2015-2019 94,35 73,03
3 Realisasi Fisik 88,18 78,15
Rata-rata 76,15

Berdasarkan nilai tersebut, maka pencapaian ketiga capaian kinerja


tersebut efisien, karena hanya menggunakan 76,15% dari nilai yang
seharusnya.

3.1.5. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Keberhasilan Ataupun


Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja

Semua kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015, menunjang


keberhasilan pencapaian kinerja, akan tetapi pada pelaksanaannya
terdapat beberapa kendala eksternal. Seperti halnya Kegiatan Reviitalisasi
Industri Gula Nasional yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) selaku Holding BUMN Perkebunan
tidak dapat mengakomodir (menolak) alokasi anggaran dari Kementerian
Perindustrian, dikarenakan sudah mendapat Penyertaan Modal Negara
dalam bentuk dana segar (fresh money) tahun 2015 melalui Kementerian
BUMN sehinggaanggaran direalokasi untuk kegiatan mendukung hilirisasi
Industri Agro.

3.2. Akuntabilitas Keuangan

Sesuai dengan hasil realokasi anggaran dari kegiatan revitalisasi


industri gula nasional menjadi kegiatan dalam rangka mendukung hilirisasi
agro, anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
pada tahun 2015 sebesar Rp. 100.655.511.000,-. Realisasi keuangan pada
tahun 2015 per masing-masing kegiatan berdasarkan e-Monitoring APBN

43
sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 dapat disampaikan pada tabel
di berikut :

Tabel 3.19. Realisasi penyerapan anggaran tahun 2015

KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU TOTAL % SISA


7 Program Penumbuhan dan 100.655.511 68.897.361 68,45 31.758.150
Pengembangan Industri Berbasis
Agro
1835 Revitalisasi Dan Penumbuhan 100.655.511 68.897.361 68,45 31.758.150
Industri Makanan, Hasil Laut Dan
Perikanan
1835.001 Revitalisasi Industri Gula Nasional 702.110 157.925 22,49 544.185
1 Revitalisasi Permesinan Industri Gula 702.110 157.925 22,49 544.185
12 Fasilitasi Dan Koordinasi 702.110 157.925 22,49 544.185
Pelaksanaan Revitalisasi Industri
Gula
1835.005 Rumusan Perencanaan, Evaluasi Dan 1.626.889 1.229.894 75,60 396.995
Pelaporan
1 Kaji Tindak, Program Pengembangan 1.626.889 1.229.894 75,60 396.995
Dan Evaluasi Kinerja
11 Kaji Tindak Pelaksanaan Kegiatan 580.377 529.214 91,18 51.163
Industri Makanan Hasil Laut Dan
Perikanan
12 Sinkronisasi Program 563.420 321.145 57,00 242.275
Pengembangan Industri Makanan
Hasil Laut Dan Perikanan
13 Penyusunan Laporan, Pendataan 483.092 379.535 78,56 103.557
Dan Evaluasi Kinerja Industri
Makanan Hasil Laut Dan Perikanan
1835.01 Standard Pada Industri Makanan, 66.166.649 44.066.959 66,60 22.099.690
Hasil Laut, Dan Perikanan
1 Standard Pada Industri Makanan, 66.166.649 44.066.959 66,60 22.099.690
Hasil Laut Dan Perikanan
11 Perumusan Dan Revisi Sni Industri 1.341.953 1.196.957 89,20 144.996
Makanan Hasil Laut Dan Perikanan
12 Pelaksanaan Pengawasan Sni Wajib 921.813 592.277 64,25 329.536
Industri Makanan Hasil Laut Dan
Perikanan
13 Penyusunan Peraturan Penerapan 564.870 488.809 86,53 76.061
Sni Wajib Produk Makanan, Hasil
Laut Dan Perikanan
14 Penyusunan Draft Rskkni Industri 702.075 342.936 48,85 359.139
Pengolahan Daging
15 Peningkatan Kualitas Sdm Melalui 360.586 234.738 65,10 125.849
Pelatihan Pada Industri Pengolahan
Ikan
16 Penerapan Dan Pembinaan 285.782 241.373 84,46 44.409
Keamanan Pangan Melalui Cppob
Pada Industri Makanan, Hasil Laut
Dan Perikanan
17 Penyusunan Skkni Industri 500.000 314.389 62,88 185.611
Pengolahan Kakao
18 Bantuan Alat Laboratorium Dalam 61.489.570 40.655.481 66,12 20.834.089
Rangka Mendukung Penerapan Sni,
Sni Wajib Dan Pengembangan
Produk Hilir Agro

44
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU TOTAL % SISA
1835.011 Pengembangan Industri Pangan 19.546.829 13.561.439 69,38 5.985.390
1 Pengembangan Industri Pangan 19.546.829 13.561.439 69,38 5.985.390
11 Fasilitasi Dan Koordinasi 486.660 378.644 77,80 108.016
Pengembangan Industri Ikan Dan
Hasil Laut
13 Fasilitasi Dan Koordinasi 463.012 387.996 83,80 75.016
Pengembangan Industri Pengolahan
Kelapa
14 Fasilitasi Dan Koordinasi 445.187 277.290 62,29 167.897
Pengembangan Tepung Non Gandum
15 Pemetaan Potensi Bahan Baku 900.000 887.300 98,59 12.700
Industri Tepung Non Gandum
16 Verifikasi Kontrak Penjualan Dan 1.600.000 1.571.925 98,25 28.075
Penyaluran Gula Kristal Rafinasi
17 Evaluasi Persediaan Raw Sugar Dan 806.820 569.409 70,57 237.411
Gula Kristal Rafinasi
18 Pelaksanaan Audit Teknologi Pabrik 1.600.000 1.518.820 94,93 81.180
Gula Rafinasi
19 Fasilitasi Dan Koordinasi 248.750 217.036 87,25 31.714
Pengembangan Industri Gula
20 Survey Kebutuhan Daging Untuk 1.600.000 1.575.360 98,46 24.640
Industri Pengolahan Daging
21 Survey Dan Verifikasi Kinerja Industri 750.000 742.163 98,96 7.838
Berbasis Bahan Baku Beras Pecah
100% Dan Beras Ketan Pecah 100%
22 Pengembangan Teknologi 1.900.000 1.669.960 87,89 230.040
Pengolahan Rumput Laut
24 Pelatihan Peningkatan Sdm Industri 300.000 178.045 59,35 121.955
Pengolahan Rumput Laut
25 Kajian Kebijakan Industri Gula Yang 1.600.000 1.199.928 75,00 400.072
Terintegrasi Dan Berdaya Saing
26 Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam 6.446.400 2.367.766 36,73 4.078.634
Rangka Mendukung Pengembangan
Industri Pangan
28 Penyusunan Ded Mesin Dan 400.000 19.796 4,95 380.204
Peralatan Pengolahan Rumput Laut
Untuk Produk Alkali Treated
Gracilaria Di Bone Sulawesi Selatan
1835.012 Pengembangan Industri Pakan 1.487.634 1.166.884 78,44 320.751
2 Pengembangan Industri Pakan 1.487.634 1.166.884 78,44 320.751
11 Fasilitasi Dan Koordinasi 362.950 267.975 73,83 94.976
Pengembangan Industri Pakan
12 Peningkatan Kemampuan Sumber 374.684 257.719 68,78 116.965
Daya Manusia Industri Pakan Ternak
13 Fs Pembangunan Pabrik Pakan 750.000 641.190 85,49 108.810
Ternak
1835.013 Pengembangan Industri Bahan 6.275.548 5.261.584 83,84 1.013.964
Penyegar
3 Pengembangan Industri Bahan 6.275.548 5.261.584 83,84 1.013.964
Penyegar
11 Fasilitasi Dan Koordinasi 729.244 396.271 54,34 332.973
Pengembangan Industri Pengolahan
Kakao
12 Peningkatan Konsumsi Cokelat 757.937 581.321 76,70 176.616
Dalam Negeri Dan Partisipasi Sidang
Icco/acc

45
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU TOTAL % SISA
13 Pelatihan Kewirausahaan 474.149 430.630 90,82 43.519
Pengolahan Cokelat
15 Peningkatan Teknologi Industri 1.314.218 1.077.615 82,00 236.604
Pengolahan Kakao Di Sulawesi
Tengah
16 Peningkatan Teknologi Industri 3.000.000 2.775.748 92,52 224.252
Pengolahan Kakao
1835.014 Pengembangan Industri Oleofood 605.045 527.342 87,16 77.703
4 Pengembangan Industri Oleofood 605.045 527.342 87,16 77.703
11 Fasilitasi Pengembangan Industri 605.045 527.342 87,16 77.703
Makanan Berbasis Crude Palm Oil
(cpo)
1835.015 Promosi Dan Kerjasama Pada 4.244.807 2.925.336 68,92 1.319.471
Industri Makanan, Hasil Laut Dan
Perikanan
1 Promosi Dan Kerjasama Pada 4.244.807 2.925.336 68,92 1.319.471
Direktorat Industri Makanan, Hasil
Laut Dan Perikanan
11 Partisipasi Dan Fasilitasi Serta 1.295.812 1.088.857 84,03 206.955
Penyelenggaraan Kegiatan Pameran
Industri Makanan Hasil Laut Dan
Perikanan Di Dalam Dan Luar Negeri
12 Partisipasi Industri Makanan Hasil 916.934 507.021 55,30 409.913
Laut Dan Perikanan Dalam Rangka
Fora Kerjasama Dan Organisasi
Internasional Lainnya
13 Partisipasi Pada Sidang Standarisasi 532.061 305.211 57,36 226.85
Internasional
14 Forum Internasional Dan Promosi 1.500.000 1.024.247 68,28 475.753
Dalam Rangka Pengembangan
Industri Rumput Laut
TOTAL 100.655.511 68.897.361 68,45 31.758.150

46
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Direktorat Industri Makanan,


Hasil Laut dan Perikanan tahun 2015, secara umum dapat dikemukakan :
1. Pada tahun 2015, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan memperoleh anggaran sebesar Rp. 178.155.511,- dan
setelah realokasi anggaran kegiatan Revitalisasi Industri Gula Nasional
menjadi kegiatan dalam rangka mendukung hilirisasi industri agro,
anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
menjadi 100.655.511.000,-.
2. Secara umum capaian kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut
dan Perikanan pada tahun 2015 realisasi keuangan mencapai 68.91%,
realisasi fisik sebesar 88,18%, capaian kinerja Tapkin 2015 sebesar 89,
11% dan capaian Renstra 2015-2019 sebesar 94,35%.
3. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan telah mencapai
sebagian besar target yang telah ditetapkan pada Penetapan Kinerja
maupun pada dokumen Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun
2015 telah berjalan cukup baik.

4.2 Kendala
Beberapa kendala yang dihadapi didalam melaksanakan kegiatan
dan pencapaian target kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan tahun 2015 antara lain:
1. Kegiatan Reviitalisasi Industri Gula Nasional tidak dapat dilaksanakan
dikarenakan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selaku Holding
BUMN Perkebunan tidak dapat mengakomodir (menolak) alokasi
anggaran dari Kementerian Perindustrian, dikarenakan sudah
mendapat Penyertaan Modal Negara dalam bentuk dana segar (fresh
money) tahun 2015 melalui Kementerian BUMN sehinggaanggaran
direalokasi untuk kegiatan mendukung hilirisasi Industri Agro.
2. Kegiatan hasil realokasi anggaran Kegiatan Reviitalisasi Industri Gula
Nasional berupa Kegiatan Bantuan Peralatan Laboratorium Dalam
Rangka Mendukung Riset Dan Standarisasi IMHLP tidak dapat
dilaksanakan seluruhnya, yaitu bantuan alat laboratorium di Baristand
Industri Padang dikarenakan gagal lelang, dan tidak mungkin lagi untuk
dilakukan lelang ulang karena waktu tidak mencukupi.
3. Kegiatan hasil realokasi anggaran Kegiatan Reviitalisasi Industri Gula
Nasional berupa Kegiatan Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam
Rangka Mendukung Pengembangan Industri Pangan tidak dapat

47
dilaksanakan seluruhnya, yaitu bantuan Alat Pengolahan Tepung Beras
di Bojonegoro dikarenakan gagal lelang, dan tidak mungkin lagi untuk
dilakukan lelang ulang karena waktu tidak mencukupi.
4. Meningkatnya kapasitas produksi yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan stok bahan baku sehingga menyebabkan utilitas produksi
dibawah target.
5. Penerapan PPN10% terhadap komoditas pertanian berdasarkan Surat
Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-24/-PJ/2014, sekaligus memperkuat
Keputusan MA Nomor 70/P/-HUM/2013 yang menegaskan bahwa
semua komoditas pertanian, perkebunan, dan kehutanan dikenakan
PPN 10%, hal ini mengakibatkan berkurangnya stok bahan baku
industri agro dalam negeri.

4.3 Rekomendasi

Hal-hal yang perlu mendapatkan prioritas dalam pelaksanaan


kegiatan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2015
adalah :

1. Membuat rencana penyerapan anggaran dengan cermat sesuai jadwal


yang telah ditetapkan agar pelaksanaan kegiatan tepat waktu dengan
serapan anggaran yang akurat.
2. Melaksanakan kegiatan secara konsisten sesuai dengan yang telah
direncanakan selama 12 bulan dan berdasarkan pada Rencana
Penarikan Anggaran (RPA).
3. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait khususnya dalam
menjamin ketersediaan bahan baku untuk industri.
4. Pemberlakuan Bea Keluar pada beberapa komoditi bahan baku yang
digunakan untuk industri dalam negeri sehingga nilai tambah industri
yang dihasilkan dalam negeri meningkat.

48

Anda mungkin juga menyukai