Frais Sekrap PDF
Frais Sekrap PDF
DISUSUN OLEH :
NAMA : SALALLUDIN .A
NIS : 2037
KELAS : XI TM
TAHUN PELAJARAN : 2010/2011
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) pada SMK
Mutiara 2 Natar
DISUSUN OLEH :
NAMA : SALALLUDIN .A
NIS : 2037
KELAS : XI TM
TAHUN PELAJARAN : 2010/2011
( nurana ) (…………………….)
Mengetahui
Kepala SMK Mutiara 2 Natar
ii
LAPORAN HASIL PRAKTIK INDUSTRI PADA
PT.CENDANA MAKMUR MANDIRI
DISUSUN OLEH :
NAMA : SALALLUDIN .A
NIS : 2037
KELAS : XI TM
TAHUN PELAJARAN : 2010/2011
Pembimbing I Pembimbing II
(…………………….) (………………)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga sampai saat ini kami masih dapat menghirup
dan melihat alam semesta ini,dan atas nikmt kesehantanNYA baik jasmani maupun
rohani sehigga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tanpa kendala.
Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah untuk mempermudah dan
memperlancar pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda melalui Praktik Industri.
Dengan adanya buku ini diharapkan para siswa, guru pembimbing, pembimbing
industri mempunyai misi yang sama, sehingga keterkaitan dan kesesuaian antara
SMK dan dunia usaha / industry dapat di selaraskan guna menghasilkan Sumber
Daya Manusia yang memenuhi selera pasar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam
penyiapan dan penyusunan buku ini. Kritik dan saran sangat da harap kan demi
pelaksanaan Praktik Industri (PI).
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek yang telah dilaksanakan di PT
Sunter Inti Megah Pada kesempatan ini saya mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Joni Sulaiman Daroni ST selaku kepala SMK Mutiara 2 Natar dan
selaku ketua program keahlian teknik mesin produksi.
2. Ibu Nurana Selaku guru pembimbing penulisan laporan SMK Mutiara 2
Natar.
3. Bapak Dulaga pandiangan yang telah menerima kami dan mengizinkan
kami untuk belajar mengenai permesinan
4. Bapak Rusmin selaku pembimbing dibengkel PT Sunter Inti Megah yang
telah memperkenankan kami melaksanakan praktik industri di
5. Para karyawan PT cendana makmur mandiri yang telah bekerja sama dan
memberikan pengetahuan yang berguna bagi kami dalam melaksanakan
praktik industri.
6. Segenap dewan guru yang telah mendukung sehingga laporan ini dapat
tersusun.
7. Segenap rekan-rekan yang telah memberikan masukan. Yang positif
iv
MOTTO
v
IDENTITAS SISWA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pelaksanaan apraktik industri (PI) sebagai wujud kebijakan link and match,
proses di laksanakan pada dua tempat, aspek normatife kurikulum SMK akan di
pelajari oleh peserta didik di sekolah. Sedangkan aspek produktife yang lebih ditekan
pada orientasi pasar dilakasanakan didunia usaha / industriDU / DI.
B. Tujuan Pelaksanaan PI
1
BAB II
KEGIATAN PELAKSANAAN PI
A.Program Umum
Pt.Cendana makmur mandiri berdiri pada tahun 2007 dijalan soekarno hatta
no.16 Bandar Lampung oleh Bapak Juprius,Ibu surya maryati, dan Bapak Yazid
sebagai pemilik saham perusahaan PT. Cendana Makmur Mandiri
2
2.managemen umum perusahaan
Presiden Komisaris
H.JUPRIUS SE
a.struktur organisasi`
Komisaris
H.Yazid SAS
Direktur
H.Surya Maryati SE
Sekretaris
Yusron Syaihidia
General Manager
H.Yazid SAS
4
c. bengkel
2 3 4 5
11
1 6
12
9 8 7
13 10
Pintu in -
out
Keterangam :
1.mesin bubut
2.mesin bubut 2
3.mesin bubut 3
4.mesin tres
5.mesin tres
6.mesin bubut 4
7.mesin bubut
8.mesin las
9.mesin las
10.mesin bor
11.ruang ganti
12.wc
13.gudang
5
c.denah situasi bengkel
panjang
UNILA
LOKASI
6
d.Identitas alat bengkel
7
jenis mesin fris;
1. Fris tangan
Jenis ini paling sederhana dari mesin Fris, karena dapat dioperasikan dengan
tangan. Digunakan untuk operasi Fris ringan dan sederhana
2. Fris datar
Mesin ini mirip dengan mesin Fris tangan kecuali bahwa konstruksinya lebih
kuat dan dilengkapi dengan mekanisme hantaran daya.
3. Fris Universal
4. Fris vertical
Mesin ini sesuai dengan namanya mirip dengan penyerut, dimana dibawa
pada meja panjang yang hanya mempunyai gerakan longitudinal, dan dihantarkan
terhadap pemotong putar pada kecepatan yang sesuai.
Adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar. Bangkunya adalah benda
cor yang kaku dan berat, fungsinya penyangga meja kerja. Mesin ini hanya memiliki
gerakan longitudinal.
7. Pusat permesinan
Adalah mesin yang dirancang untuk produksi barang kecil sampai besar.
Mesin ini meskipun mahal namun dapat menggantikan mesin yang lain. Kendali
numeris memberikan sedikit dampak pada permesinan sesungguhnya.
Mesin ini operasinya kontinu dan terdapat waktu yang luas bagi operator
untuk menaikkan dan menurunkan putaran mesin selama pengefrisan.
9. Fris planet
Digunakan untuk memfris luas maupun dalam dan permukaan dari ulir
pendek. Pada benda kerja dipegang stasioner dan semua gerakan yang diperlukan
untuk memotong dilakukan oleh pemotong Fris.
Mesin ini memproduksi sebuah suku cadang dan sebuah model tanpa
pengecilan atau pembesaran ukuran. Model atau pola yang digunakan dalam
pekerjaan ini terbuat dari kayu keras, plester pernis, lilin atau bahan lain yang mudah
dikerjakan.
12. Fris ulir panthograf
perlengkapan fris;
* Arbor
* cutter (pisau)
Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin frais dapat diikat dengan cekam
seperti halnya pada mesin bubut atau ditempelkan pada meja frais dengan jalan
mengklem pada alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat.
sedangkan untuk memfrais alur pasak. roda gigi urus, alur helix atau segi banyak
beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter, salah satu antaranya pada
kepala lepas
* Kepala pembagi
Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam
lubang dalam spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala
lepas,.untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas.
Untuk membuat roda-roda gigi segi banyak beraturan, alur-alur poros digunakan
kepala pembagi kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi
40 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda kerja
memerlukan engkol diputar 40 kali. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat
pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali
pemakaian. Macam kepala pembagi ada 4 yakni: pembagian langsung, pembagian
sederhana, pembagian sudut, pembagian diferensial
* Meja Putar
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk
benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-macam ragum. Ragum
datar dipakai untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan berat pada
mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut rahang
benda kerja dapat disetel dalam arah horisontal sebesar sudut tertentu. Ragum
universal sudut rahangnya dapat distel dalam arah horisontal dan vertikal sebesar
sudut tertentu
prinsip kerja fris
Prinsip kerja dari mesin Fris yaitu pahat potong/pemotong Fris melakukan
gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong Fris tersebut.
1). Mesin sekrap biasa, dimana pahat sekrap bergerak mundur maju menyayat benda
kerja yang terpasang pada meja mesin.
2).Planer, dimana pahat (diam) menyayat benda kerja yang dipasang pada meja mesin
dan bergerak bolak-balik.
3).Sloting, dimana gerakan pahat adalah vertical (naik-turun), digunakan untuk
membuat alur pasak pada roda gigi dan pully.
1).Mesin sekrap engkol : gerak berputar diubah menjadi gerak bolak-balik dengan
engkol.
2).Mesin sekrap hidrolik : gerak bolak-balik lengan berasal dari tenaga hidrolik.
Pada mesin sekrap, gerakan berputar dari motor diubah menjadi gerak
lurus/gerak bolak-balik melalui blok geser dan lengan penggerak. Possisi langkah
dapat diatur dengan spindle posisi dan untuk mengatur panjang langkah dengan
bantuan blok geser.
1.Support/eretan tegak
2.Pelat pemegang pahat
3.Tool post/penjepit pahat
4.Ragum
5.Meja
6.Penjepit
7.Tuas kedudukan eretan
8.Tuas kedudukan langkah
9.Lengan
10.Rangka
11.Tombol On-Off
12.Tuas penjalan
13.Tuas pengtur kecepatan
14.Pengatur jarak langkah
15.Motor
16.Eksentrikpenggerak
17.Eretan meja arah
18.Eretan meja arah tegak
Definisi
3.1 Mikrometer luar Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan
cara
membaca jarak antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah
muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka berbentuk U, dan
sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat
bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan
thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle.
3.2 Mikrometer dalam jenis tubular (mikrometer dalam dua-titik) Alat ukur
yang
dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka
ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang
terpasang pada batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak
pada ujung spindle yang dapat bergerak searah dengan sumbunya, dan
dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai
dengan pergerakan spindle.
3.3 Kepala mikrometer Alat ukur yang dapat mengukur pergerakan spindle-
nya
yang bergerak searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve dan
thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle
serta dilengkapi bagian dudukan.
4 Komponen
4.1 Nama bagian-bagian utama mikrometer diuraikan dalam Gambar 4.1, 4.2, dan
4.3
5 Prinsip Kalibrasi
5.1 Pengukuran kerataan muka ukur dilakukan dengan perbandingan
terhadap
sebuah standar kerataan optis (optical flat) dengan menggunakan prinsip
interferensi cahaya.
5.2 Pengukuran kesejajaran muka ukur dapat dilakukan dengan dua cara:
dengan
perbandingan terhadap standar kesejajaran (optical parallel), atau dengan
sebuah balok ukur yang dipindah-pindah posisinya.
7 Prosedur Kalibrasi
7.1.1 Letakkan sebuah optical flat atau optical parallel pada permukaan
ukur.
Hitung banyaknya garis interferensi merah yang timbul dari cahaya putih pada
permukaan kontak muka ukur. Satu garis merah dapat diasumsikan sama
dengan 0,3 μm.
7.2.2.1 Letakkan sebuah balok ukur di tengah kedua muka ukur dan putar
ratchet,
lakukan pembacaan. Berikutnya lakukan hal yang sama, dengan posisi balok
ukur di empat tepi muka ukur. Hitung selisih pembacaan yang terbesar.
7.3.1 Putar ratchet hingga spindle berada pada posisi ukur terkecil1. Atur
posisi
sleeve agar penunjukannya sesuai dengan nilai ukur tersebut. Letakkan balok
ukur atau gabungan balok ukur di antara kedua muka ukur, lalu putar ratchet
hingga muka ukur berhimpit dengan balok ukur2. Hitung selisih antara
penunjukan mikrometer dengan panjang balok ukur.
Susun balok ukur atau gabungan balok ukur dengan nilai nominal sama
dengan
nilai ukur terkecil mikrometer dalam di antara dua jaw tipe rata menggunakan
penjepit balok ukur. Lakukan pengaturan posisi nol mikrometer dalam
menggunakan susunan balok ukur tersebut. Lakukan pengukuran kesalahan
penunjukan dengan menambahkan balok-balok ukur dan menghitung selisih
penunjukan mikrometer dalam dan panjang balok ukur. Lihat Klausul 7.3.2
untuk menentukan panjang balok ukur yang digunakan.
9 Laporan Kalibrasi
9.1 Jika nilai hasil pengukuran kerataan atau kesejajaran muka ukur
melebihi
batas yang diijinkan dalam standar spesifikasi yang diacu, laporan kalibrasi
sebaiknya mencantumkan hasil pengukuran kerataan dan kesejajaran muka
ukur, serta menyebutkan batas yang diijinkan dan acuan kepada standar
spesifikasi tersebut.
10 Referensi
10.1 Japanese Standards Association, JIS B 7502 Micrometer Callipers, 1994
10.2 ISO, Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement, 1993
Halaman
SUB KOMPETENSI
MEMERIKSA KOMPONEN YANG DIKERJAKAN
b. Uraian Materi
1) Mengidentifikasi Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
Alat-alat yang digunakan untuk memeriksa dan mengukur benda kerja
antara lain :
a) Alat-alat Pemeriksa :
c. Rangkuman
Pada kegiatan belajar 4, dilakukan kegiatan belajar yang menyang kut :
1) Identifikasi alat-alat ukur yang diperlukan, antara lain alat-alat
pemeriksa dan alat-alat ukur.
2) Memilih alat-alat ukur Yang diperlukan sesuai dengan bentuk
dan dimensi benda kerja yang akan diperiksa atau diukur.
3) Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan, dilakukan
terhadap alat ukur yang tidak tepat dan dimaksudkan agar pengukuran
dapat dilakukan secara lebih teliti.
4) Mengukur benda kerja , dilakukan dengan prosedur yang
benar, tempat dan posisi pengukuran yang tepat, serta pembacaan
ketelitian yang akurat oleh petugas.
5) Mencatat hasil pengukuran.
6) Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
7) Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja kepada atasan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENGUJIAN iii
KATA PENGANTAR iv
MOTTO v
IDENTITAS SISWA vi
DAFTAR ISI vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang Pelaksanaan PI 1
B.Tujuan Pelaksanaan PI 1