Anda di halaman 1dari 10

Sekertariat : Perum Candra Kirana U – 3 Telp.

(0354) 774640 Kota Kediri

SURAT KEPUTUSAN
YAYASAN AL – MABRUR KOTA KEDIRI
Nomor : /AL/XI/2019

Tentang

PERATURAN PERUSAHAAN DI LINGKUNGAN YAYASAN


AL – MABRUR DAN RUMAH SAKIT UMUM RATIH
KOTA KEDIRI

Pimpinan Yayasan Al – Mabrur Kota Kediri

Menimbang: a. Bahwa untuk meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan sebagai salah satu
dari pembangunan Nasional, diperlukan peran serta pihak swasta untuk membantu
ikut serta melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b. Bahwa salah satu wujud pertisipasi Yayasan Al – Mabrur adalah ikut serta
meningkatkan pembangunan bi bidang Kesehatan.
c. Bahwa dalam rangka mencapai upaya dibidang kesehatan yang baik maka
diperlukan manajemen yang baik pula.
d. Bahwa untuk menciptakan manajemen yang baik, maka sangatlah perlu adanya
peraturan Perusahaan ( Rumah Sakit Umum Ratih Kota Kediri ).
e. Bahwa pada saat ini peraturan Perusahaan selama ini masih beragam.
f. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, b, c, d, dan e
maka perlu ditetapkan peraturan Perysahaan ( Rumah Sakit Umum Ratih ) yang
berlaku intern di lingkup Yayasan Al – Mabrur / Rumah Sakit Umum Ratih Kota
Kediri.

Mengingat: 1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembar Negara Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan Lembar Negara Nomor 3495 )
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003, tentang ketenagakerjaan.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Nomor : Kep – 48/Men/IV/2004,
tentang tata cara pembuatan dan pengesahan Peraturan Perusahaan serta pembuatan
dan pendaftaran perjanjian kerja bersama.

M E M U T U S K AN

Menetapkan : PERATURAN PERUSAHAAN DI LINGKUNGAN YAYASAN AL – MABRUR DAN


RUMAH SAKIT UMUM RATIH KOTA KEDIRI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Direktur adalah orang yang menduduki jabatan tertinggi pada Rumah Sakit yang diangkat
dan ditetapkan oleh Pengurus Yayasan, yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Jabatan adalah jabatan dalam bidang pengelola di Rumah Sakit yang ditetapkan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
3. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas tercantum dalam struktur organisasi
pengelolaaan Rumah Sakit Umum RATIH Kota Kediri.
4. Jabatan fungsional adalah jabatan yang walaupun tidak secara tegas tercantum dalam struktur
organisasi pengelolaan Rumah Sakit, tetapi dilihat dari fungsinya jabatan itu harus ada untuk
memungkinkan organisasi pengelola Rumah Sakit menjalankan tugas pokoknya.
5. Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dalam lingkungan Rumah Sakit yang terdiri dari
karyawan percobaan, karyawan tetap dan karyawan yang tidak tetap ( kontrak ).
6. Karyawan percobaan adalah karyawan yang sedang menjalankan tugas dalam masa
perccobaan selama 3 (tiga) bulan.
7. Karyawan Tetap adalah karyawan yang telah diangkat oleh Direktur sebagai karyawan tetap
yang mempunyai hak dan kewajiban penuh sesuai dengan peraturan ini.
8. Karyawan Tidak Tetap / kontrak adalah karyawan yang telah diangkat oleh Direktur
berdasarkan kontrak dalam jangka waktu tertentu dengan hak dan kewajiban seperti
tercantum dalam kontrak.
9. Yayasan adalah selaku pembina dan pelindung dan sekaligus pemilik Rumah Sakit.
10. Rumah Sakit adalah usaha yang dimiliki oleh yayasan AL – MABRUR yang mempunyai
tugas meyelenggarakan pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat.

BAB II
LANDASAN, AZAS , DAN TUJUAN
Pasal 2
Landasan

Pengembangan kekaryawanan Ruamah Sakit dilaksanakan berlandasan Anggaran Dasar dan


Anggaran Rumah Tangga Rumah Sakit Umum Ratih.

Pasal 3
Azas

Pengembangan kekaryawanan Rumah Sakit diselenggarakan atas azas Ke – Islaman dan


Profesionalisme.

Pasal 4
Tujuan

Pengambagan Kekaryawanan Rumah Sakit bertujuan :


1. Menciptakan suasana kerja yang mendukung optimalisasi kerja karyawan
2. Membantu peningkatan kesejahteraan karyawan
3. Meningkatkan tujuan dibidang kesehatan
4. Menciptakan kedisiplinan, ketenagaan, ketentraman, dan kelancaran kerja karyawan.
5. Mengembagkan kemajuan pengetahuan an ilmu kesehatan.

BAB III
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA
Pasal 5

1. Peraturan ini berlaku untuk seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Ratih dan Yayasan Al-
Mabrur kecuali untuk karyawan yang bersifat khusus.
2. Karyawan Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) adalah karyawan karena
pertimbangan tertentu yang keberadaannya sangat diperlukan di Rumah Sakit.
BAB IV
PENERIMAAN, PENGANGKATAN, GAJI, PEMBERHENTIAN
DAN MUTASI KARYAWAN
Pasal 6
Penerimaan Karyawan

1. Penerimaan karyawan dilakukan apabila Rumah Sakit membutuhkan tenaga sesuai dengan
formasi yang memungkinkan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit yang bersangkutan.
2. Setiap warga negara yang telah memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan dalam
peraturan ini mempunyai kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi karyawan di
Rumah Sakit / Lingkungan Yayasan Al – Mabrur.
3. Syarat – syarat dimaksud adalah meliputi syarat umum dan syarat khusus
4.

Pasal 7
Tim Penerimaan Karyawan

1. Tim Penerimaan Karyawan bertugas melakukan seleksi penerimaan karyawan Rumah Sakit
Umum Ratih.
2. Tim Penerimaan Karyawan terdiri dari beberapa unsur Rumah Sakit Umum Ratih yang terkait.
3. Penerimaan karyawan yang bersifat khusus akan diatur secara khusus.
4. Tim Penerimaan Karyawan diangkat dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Pasal 8
Masa Percobaan

1. Calon karyawan yang lulus pada seleksi tahap ketiga harus melalui masa percobaan selama 3
( tiga ) bulan.
2. Dalam masa percobaan calon karyawan harus mengikuti orientasi prajabatan tentang ke
Rumah Sakitan.
3. Selama masa percobaan berjalan, dilakukan evaluasi oleh atasan langsung terhadap calon
karyawan, yang meliputi :
a. Prestasi Kerja
b. Perlaku Sehari – hari
c. Disiplin dan ketaatan pada peraturan
4. Apabila dalam masapercobaan tersebut yang bersangkutan dipandang tidak cakap, maka
dapat diputuskan hungan kerja tanpa syarat.
5. Masa percobaan hanya berlaku untuk calon karyawan tetap.

Pasal 9
Pengangkatan dan Gaji Karyawan
1. Pengangkatan pertama menjadi karyawan ditetapkan sebagai calon karyawan sebagai masa
percobaan dan diberikan gaji atas dasar ijazah yang diakui dan formasi yang tersedia.
2. Perubahan status karyawan berikutnya ditentukan oleh direktur.
3. Calon karyawan yang telah selesai menjalani masa percobaan dan dinyatakan lulus, diangkat
menjadi karyawan Rumah Sakit Umum Ratih.
4. Pengangkatan karyawan tetap, ditetapkan dengan surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum
Ratih.
5. Karyawan yang mencapai usia 55 tahun, dapat diperpanjang kembali sebagai karyawan rumah
sakit untuk masa kerja 1 tahun sesuai dengan keperluan Rumah Sakit Umum Ratih
6. Gaji karyawan untuk masa kerja 0-1 tahun minimal sebesar UMK Kota Kediri
7. Masa kerja dapat dipertimbangkan dalam penetapan gaji.

Pasal 10
Pemberhentian Karyawan

1. Pemberhentian karyawan dapat dilakukan atas permintaan sendiri dan tidak atas permintaan
sendiri.
2. Apabila pemberhentian karyawan dilakukan atas permintaan karyawan sendiri, karyawan
yang bersangkutan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Rumah Sakit
Umum RATIH minimal 2 bulan sebelum pemberhentian.
3. Pemberhentian baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan kalender setelah yang bersangkutan
menyelesaikan hak dan kewajibannya pada Rumah Sakit Umum RATIH
4. Pemberhentian hanya dapat dilaksanakan oleh Direktur atas persetujuan Ketua Yayasan Al-
Mabrur
5. Pemberhentian dapat dilakukan tidak atas permintaan sendiri yaitu apabila :
a. Karyawan yang meninggal dunia
b. Masa kerja habis
c. Mencapai usia 55 tahun
d. Kesehatan karyawan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat yang
dinyatakan dengan surat keterangan tertulis dari dokter yang ditunjuk Rumah
Sakit Umum Ratih setelah sakit selama 12 bulan terus – menerus.
e. Ada penyederhanaan organisasi dan atau pengurangan karyawan
f. Karyawan tidak cakap melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya
g. Karyawan melakukan pelanggaran peraturan.
6. Prosedur pemberhentian, dimana yang dimaksut pasal 10 diatas dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a) Kepala personalia mempersiapkan dan melengkapi berkas kepegawaian yang
bersangkutan.
b) Direktur rumah sakit meneliti dan membahas usulan tersebut untuk kemudian
memberikan pertimbangan dan atau rekomendasi
c) Direktur mengeluarkan Surat Keputusan pemberhentian karyawan Rumah Sakit
Umum Ratih
7. Pemberhentian karyawan sebagaimana maksud dalam pasal ini, diberikan hak sesuai
dengan peraturan yang berlaku

Pasal 11
Jenis Pemberhentian Karyawan
1. Pemberhentian dengan hormat adalah pemutusan hubungan kerja karena alasan – alasan
yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Karyawan yang diberhentikan
dengan hormat berhak menerima Santunan Purna Bakti ( SPB ) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Pemberhentian dengan tidak hormat adalah pemutusan hubungan kerja karena alasan
melanggar hukum lain yang berlaku. Karyawan yang diberhentikan tidak dengan hormat
tidak berhak menerima Satuan Purna Bakti ( SPB ).

Pasal 12
Mutasi

1. Seorang karyawan dapat dimutasikan baik untuk sementara waktu atau tetap dari bidang
tugas ke bidang tugas lain sesuai dengan kepentingan dan dan kebutuhan Rumah Sakit
Umum Ratih.
2. Mutasi karyawan intern Rumah Sakit Umum Ratih dinyatakan dengan Surat Keputusan
Direktur RATIH.

BAB V
JABATAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 13
Jabatan

1. Jabatan dalam pengelolaan Rumah Sakit terdiri dari jabatan struktural dan jabatan fungsional.
2. Jabatan struktural terdiri dari Direktur, Kabag / Kabid dan pelaksana.
3. Pengangkatan dan pemberhentian direktur atas usulan dari Yayasan Al-Mabrur
4. Direktur mengangkat dan memberhentikan karyawan atas persetujuan Yayasan Al-Mabrur
BAB VI
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKTUR ,
STAF DIREKTUR DAN PELAKSANA

Pasal 14
TUGAS

1. Direktur bertugas mengelola seluruh kegiatan Rumah Sakit berdasarkan peraturan yang
berlaku.
2. Kabag / Kabid bertugas membantu direktur dalam mengelola kegiatan Rumah Sakit sesuai
dengan bidangnya berdasarkan peraturan yang berlaku.
3. Pelaksanaan bertugas melaksanakan tugas – tugas penegelolaan Rumah Sakit sesuai dengan
tugas berdasarkan peraturan yang berlaku.

Pasal 15
TANGGUNG JAWAB

1. Direktur bertanggung jawab atas keseluruhan pengelolaan Rumah Sakit baik luar maupun ke
dalam sesuai peraturan yang berlaku.
2. Kabag / Kabid bertanggung jawab kepada Direktur atas bidangnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3. Pelaksana bertanggung jawab pada Kabag / Kabid atas pelaksanaan tugas – tugasnya yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB VII
KEDUDUKAN, HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagaian ke Satu
Pasal 16
Kedudukan

Dalam hubungan kerja, Direktur, Kabag / Kabid dan karyawan Rumah Sakit berkedudukan
sebagai pelaksana usaha pelayanan Rumah Sakit Umum Ratih.

Bagian kedua
Hak – hak karyawan
Pasal 17

1. Setiap karyawan berhak mendapatkan gaji pokok ditambah tunjangan - tunjangan lainnya
2. Besarnya gaji pokok dan tunjangan lainnya seperti dimaksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini
ditetapkan oleh direktur Rumah Sakit Umum Ratih atas persetujuan dari Yayasan dengan
ketentuan sesuai hukum yang berlaku

Pasal 18
Hari Libur

1. Setiap karyawan dalam 1 (satu) minggu diberikan istirahat selama 1 (satu) hari
2. Pada hari – hari libur regional yang ditetapkan oleh pemerintah, karyawan dibebaskan dari
pekerjaan dengan mendapat upah penuh kecuali karyawan yang piket dalam bidang Yankes
pada hari bersangkutan.

Pasal 19
Izin Meninggalkan Pekerjaan mendapat upah

Seorang karyawan yang dapat diizinkan untuk meninggalkan pekerjaan atau tidak masuk
kerja dengan mendapat gaji penuh dalam hal. Sebagai berikut :
1. Karyawan yang menikah selama 3 (tiga) hari kerja
2. Suami, istri karyawan, anak kandung, orang tua kandung, atau mertua karyawan yang
meninggal dunia selama 2 (dua) hari
3. Karyawan yang sedang melakukan kepentingan lainnya dengan alasan ajukan sebelumnya
dan mendapatkan izin dari Direktur
4. Izin yang diterima karyawan diperhitungkan dengan hak cuti tahunan
5. Menikahkan anak karyawan selama 2 hari kerja
6. Mengkhitankan anak karyawan selama 2 hari kerja
7. Istri karyawan melahirkan atau keguguran kandungan selama 2 hari kerja

Pasal 20
Cuti

1. Setiap karyawan berhak atas cuti tahunan, cuti karena sakit, cuti haji, cuti di luar tanggungan
dan bagi karyawan wanita berhak atas cuti hamil dan haid.
2. Ketentuan untuk mendapatkan cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) pasal
ini adalah :
a. Karyawan yang bekerja selama 1 (satu) tahun secara berturut – turut berhak atas
cuti tahunan selama 8 hari kerja
b. Hak cuti tersebut harus digunakan dalam tahun takwim yang bersangkutan sejak
saat memperoleh hak cuti. Hak ini akan dihapus jika tidak digunakan dalam
tahun yang bersangkutan.
c. Hak cuti tahunan dapat diambil dengan mempertimbangkan kepentingan Rumah
Sakit
d. Hak cuti tahunan yang tidak dapat diambil oleh karyawan demi kepentingan
Rumah Sakit, Direktur dapat memberikan kebijakan khusus
e. Permohonan pengajuan atau pengambilan cuti tahunan, karyawan yang
bersangkutan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Rumah Sakit
minimal 1 (satu) minggu sebelumnya.
3. Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat digunakan ketentuan sebagai
berikut :
a. Karyawan yang tidak masuk karena sakit, harus dinyatakan dengan surat
keterangan dokter
b. Karyawan yang terus menerus sakit lebih dari 1 (satu) bulan, berdasarkan
pertimbangan dokter yang ditunjuk oleh Rumah Sakit dinyatakan tidak mampu
bekerja, maka perusahaan dapat melakukan PHK, maka pekerja yang
bersangkutan akan diputuskan hubungan kerjanya sesuai prosedur perundang –
undangan.

4. Cuti hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat diambil dalam ketentuan
sebagai berikut :
a. Karyawan wanita yang hamil memperoleh cuti hamil 1 bulan sebelum dan 1,5
sesudah melahirkan .
b. Peraturan tehnis pelaksanaan akan diatur oleh Direktur
5. Karyawan yang sedang menunaikan ibadah haji yang pertama, berhak mendapatkan cuti
selama – lamanya 2 bulan
6. Cuti diluar tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat diambil dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Karyawan yang telah bekerja di Rumah Sakit Umum Ratih sekurang –
kurangnya 3
(tiga) tahun oleh karena alasan pribadi yang sangat penting
b. Cuti diluar tanggungan Rumah Sakit hanya diperbolehkan paling lama 12 (dua
belas)bulan
c. Karyawan yang akan menggunakan cuti di luar tanggungan Rumah Sakit harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktur Rumah Sakit, disertai
alasan – alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
d. Cuti diluar tanggungan Rumah Sakit beru dapat digunakan setelah memperoleh
persetujuan dari Direktur Rumah Sakit.

Pasal 18
Perawatan Kesehatan
1. Karyawan dan keluarga yang menjadi tanggungannya ( istri dan dua anak ) berhak
mendapatkan perawatan kesehatan berupa perawatan dan pengobatan
2. Keluarga yang menjadi tanggungan karyawan meliputi :
a. Suami atau istri yang sah, jika lebih dari satu dan hanya istri pertama yang
berhak
b. Anak – anak yang sah dari karyawan dengan jumlah maksimal 2 (dua) anak
dengan usia maksimal 21 tahun, belum menikah belum bekerja.
3. Karyawan dan keluarga yang menjadi tanggungannya dapat menggunakan fasilitas kesehatan
berupa rawat jalan ke poliklinik dan rawat inap klas III Rumah Sakit Umum Ratih.
4. Biaya dokter dan obat atas rawat jalan sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini ditanggung
Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Ratih.
5. Rumah Sakit memberikan fasilitas perawatan persalinan kepada karyawan wanita atau istri
karyawan yang melahirkan anak sampai dengan kelahiran kedua. Fasilitas ini meliputi sewa
kamar bersalin, biaya pertolongan persalinan, obat – obatan dan perawatan ibu dan anak
tidak termasuk cuci pakaian, pembelian susu atau biaya lain yang disamakan dengan itu.
6.Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, perawatan menjadi tanggung jawab Rumah
Sakit termasuk berangkat dan pulang.

Pasal 19
Tunjangan Hari Raya

1. Setiap hari raya Idul Fitri karyawan mendapatkan tunjangan hari raya dari Rumah Sakit
2. Tunjangan yang dimaksud pada ayat ( 1 ) pasal ini sesuai dengan PER, 04/MEN/1994 dan
diberikan selambat – lambatnya 1 minggu sebelum hari raya.
3. Karyawan yang telah memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih diberi THR sebesar 1 bulan
upah
4. Bagi karyawan yang masa kerjanya lebih dari 3 bulan dan kurang dari 12 bulan diberikan
secara proporsional

Pasal 20
Pendidikan dan Latihan

1. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ), karyawan dapat mengikuti
pendidikan dan latihan baik yag diselenggarakan Rumah Sakit atau diselenggarakan oleh
peyelenggara lain di luar Rumah Sakit.
2. Karyawan yang mengikuti pendidikan dan latihan harus mendapatkan izin dari Direktur
Rumah Sakit.
3. Rumah Sakit menanggung pembiayaan pendidikan dan latihan karyawan tersebut sesuai
dengan urgensi dan kegiatan serta kemapuan Rumah Sakit.
4. Pendidikan dan latihan yang dilakukan karyawan dengan tanpa izin dari Rumah Sakit atau
tidak ada laitannya dengan bidang tugasnya, Rumah Sakit tidak bertanggung jawab tentang
pembiayaan.

Pasal 21

Kewajiban – Kewajiban Karyawan

1. Karyawan berkewajiban mentaati peraturan Rumah Sakit, baik yang tercantum di dalam
peraturan ini, maupun peraturan lain dan peraturan pelaksananya.
2. Pada saat mulai jam kerja , karyawan harus sudah berada di rumah sakit dan telah siap untuk
melakukan tugas pekerjaannya minimal 10 ( sepuluh ) menit sebelumnya.
3. Melaksanakan tugas dan kewajiban Rumah Sakit dengan kesungguhan hati, ikhlas, disiplin,
tekun, jujur, cermat, bersemangat, dan bertanggung jawab.
4. Menyimpan rahasia sesuatu yang berkenan dengan Rumah Sakit yang harus dirahasiakan.
5. Memelihara dan menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik Rumah Sakit.
6. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan kesatuan dan persatuan ( Ukhuwah
Islamiyah ) sesama karyawan dan pengelola Rumah Sakit.
7. Memelihara dan menciptakan susana kerja yang baik dan kondusif
8. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui hal – hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Rumah Sakit dan Lingkungannya terutama di bidang
keamanan, keuangan dan moral dan material.
9. Mantaati tugas – tugas kedinasan dari atasan yang berwenang
10. Meningkatkan hasil dan efisiensi kerja dengan tetap memperhatikan kebijaksanaan yang
ditetapkan Rumah Sakit
11. Mempergunakan dan menjaga barang – barang milik Rumah Sakit dengan sebaik – baiknya
agar terhindar dari pemborosan dan kerusakan atau kehilangan
12. Menjaga kesehatan, kebersihan, dan kerapian lingkungan kerjanya
13. Memakai pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut bidangnya.

Pasal 23

Waktu Jam Kerja

1. Hari kerja ditentukan 6 (enam) hari kerja dalam 1 minggu


2. Jam kerja adalah 8 (delapan) jam dalam satu hari. Tidak termasuk jam istirahat
3. Jadwal jam kerja bagi karyawan shiff adalah sebagai berikut :
4. Permulaan jam kerja adalah saat dimana karyawan sudah harus melakukan tugas pekerjaan
5. Waktu istirahat karyawan dapat diatur secara bergiliran sesuai dengan kebutuhan
6. Jam kerja tersebut dapat disimpangi sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku

Pasal 24

Larangan – Larangan Karyawan

Setiap karyawan di Rumah Sakit dilarang :


1. Melakukan hal – hal yang dapt menimbulkan kerugian Rumah Sakit baik secara moral
maupun material.
2. Melakukan perbuatan yang bertentangan atau melanggar ketentuan perundang – undangan,
kesopanan, kebersihan, agama, dan peraturan yayasan.
3. Melakukan tindakan diluar prosedur yang telah ditentukan sehingga berpengaruh negativ
atas hasil pekerjaannya.
4. Melakukan tugas pekerjaan lain pada jam kerja tanpa seizin pimpinan.
5. Melakukan tugas pekerjaan lain diluar jam kerja yang merugikan Rumah Sakit.
6. Melakukan hubungan perdagangan, baik langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan Rumah Sakit atau barang – barang Rumah Sakit.
7. Bertindak sewenang – wenang baik atasan terhadap bawahan atau sebaliknya terhadap
sesama karyawan.
8. Melakukan tindakan atau perkataan yang bertujuan mempengaruhi sesama karyawan untuk
melakukan tindakan – tindakan negativ yang bersifat merugikan Rumah Sakit.

BAB VIII
SANKSI
Pasal 25

Karyawan yang melakukan pelanggaran sebaimana diatur dalam pasal 30 peraturan ini,
dikenakan sanksi sebagai berikut :
1. Apabila jenis pelanggaran yang dilakukan dikategorikan sebagai tindakan kriminal
maka penanganannyadiserahkan aparat yang berwenang.
2. Apabila jenis pelanggaran yang dilakukan tidak dikategorikan sebagai tindakan
kriminal, maka dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. Surat Peringatan tingkat satu
b. Surat Peringatan tingkat dua
c. Surat Peringatan tingkat tiga
3. Surat peringatan tidak selalu diberikan menurut tingkatannya, tetapi dipertimbangkan
pula kecilnya pelanggaran karyawan.
.
4. Penjabat yang berwenang untuk memberikan sanksi adalah Direktur Rumah Sakit,
dengan mendapatkan persetujuan Ketua Yayasan.

BAB IX
HARI KERJA DAN KERJA LEMBUR
Pasal 26
Hari Kerja dan Kerja Lembur

1. Kerja Lembur adalah kelebihan jam kerja yang disebabkan adanya kelebihan pekerjaan
diluar jam kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Bekerja lembur yang dilakukan karyawan harus seizin atau atas perintah atasannya.
Kecuali dalam keadaan sangat penting dan mendesak
3. Komponen gaji yang dipergunakan untuk perhitungan upah perhitungan lembur adalah gaji
pokok dan tunjangan – tunjangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku
4. Apabila sekiranya diperlukan untuk kebutuhan dari seksi yang bersangkutan, maka hari
kerja dapat diatur tersendiri setelah mendapatkan persetujuan dan atau atas instruksi atasan
langsung sepanjang tidak merugikan Rumah Sakit maupun karyawan dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
5. Untuk jam kerja atau shift atau beregu diatur sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada
di Rumah Sakit.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

1. Sejak peraturan ini dinyatakan berlaku semua peraturan tentang kekaryawanan Tumah
Sakit RATIH yang telah ada sebelumnya tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
diganti dengan ketentuan yang baru berdasarkan ini.
2. Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk 2 tahun, terhitung mulai tanggal 1 September 2007
sampai dengan tanggal 30 September 2009.
3. Penundaan penyesuaian Peraturan Rumah Sakit yang ada terhadap peraturan ini hanya
dapat dilakukan semata – mata karena kondisi Rumah Sakit yang bersangkutan benar –
benar tidak memungkinkan untuk penyesuaian.

Hal – hal yang belum diatur atau diatur tetapi jelas didalam peraturan ini akan diatur dalam
peraturan tersendiri.

Ditetapkan di : Kediri
Pada Tanggal :

Mengetahui
Ketua Yayasan Direktur RS Ratih
Hj. Nanik Hidayat Dr. H Surinto M. K. SPOG

Anda mungkin juga menyukai