SENSUS BULANAN
KELENGKAPAN ASSESMEN AWAL MEDIS PADA PASIEN BARU.
RUANG
RSU RATIH KEDIRI
3. Tujuan dan dimensi mutu Terselanggaranya pelayanan rawat jalan maupun rawat inap
yang mampu memberikan kepuasan pada pelangganng
4. Dasar Pemikiran / Alasan Kepuasaan pelanggan menggambarkan kualitas pelayanan
Pemilihan Indikator yang diberikan dengan diketahuinya kepuasan pasien dan
keluraga dapat melakukan upaya peningkatan/ perbaikan
mutu pelayanan
8. Formula pengukuran 𝑁
𝑥 100%
𝑃
14. Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap
Klinis 8 : Angka Kesalahan Kejadian Reaksi Transfusi Darah Di Rawat Inap (ISKP Rawat Inap)
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Angka Kejadian reaksi transfusi darah di ruang ranap
Indikator
2. Definisi Reaksi transfusi darah adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
Operasional terjadi akibat transfusi darah dalam bentuk
1. Reaksi alergi
2. Infeksi akibat transfusi
3. Hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai
4. Gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah.
Reaksi ini dinyatakan terjadi pada saat satu jam pertama sejak
pemberian darah
3. Tujuan dan Belum di dapatkan pelaporan kejadian reaksi transfusi pada tahun
Dimensi sebelumnya
Mutu
4. Dasar Angka laporan insiden reaksi transfusi darah di bulan sebelumnya
Pemilihan cenderung meningkat
dan Alasan
Pemilihan
Indikator
5. Pembilang Jumlah kejadian reaksi transfusi darah di ruang ranap
(Numerator )
6. Penyebut
(Denumerator
)
7. Formula Jumlah kejadian reaksi transfusi darah di ruang ranap
Pengukuran
8. Metodologi Prospektif
Pengumpulan
Data
9. Cakupan Data 80 %
10. Frekuensi Setiap ditemukan insiden kesalahan pemberian obat rawat jalan
Pengumpulan
Data
11. Frekuensi Setiap bulan
Analisa Data
12. Metodologi Kuantitatif
Analisa Data
13. Sumber Data Laporan Insiden Keselamatan Pasien
14. Penanggung PIC Rawat inap
Jawab
Pengumpul
Data
15. Publikasi Rapat Monitoring dan Evaluasi
Data
16. Format No. Tanggal Nama No. Jenis Jumlah Reaksi Pelaporan Ket.
Pencatatan Px RM Transfusi Kantong saat (ya/tdk)
transfuse
(ya/tdk)
Klinis 2 :Ketepatan Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laborat (IAK Laboratorium)
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium klinik (
pemeriksaan DL dan Kimia Klinik) pada pasien rawat
jalan dengan waktu target ≤ 120menit
2. Definisi Operasional Waktu tunggu hasil pelayanan laboratoroium
PK(Pemeriksaan DL & Kimia Klinik)bagi pasien rawat
jalan : tenggang waktu mulai pasien di ambil semple
sampai dengan hasil pemeriksaan sudah selesai dan di
expedisi, pelayanan instalasi Lab g a-h
3. Tujuan dan Dimensi Mengukur ketepatan waktu tunggu layanan pemeriksaan
Mutu DL & Kimia Klinik
4. Dasar Pemilihan dan Masih banyaknya keluhan keterlambatan hasil
Alasan Pemilihan pemeriksaan Laboratorium baik dari IGD atau poli
Indikator dokter spesialis
5. Pembilang (Numerator ) Masa tunggu yang di bawa atau = (jumlah pemeriksaan
Lab Dl & Kimia Klinik ) yang selesai dalam waktu <
6. Penyebut (Denumerator ) Jumlah seluruh pemeriksaan darah lengkap dan kimia
klinik pasien rawat jalan
7. Formula Pengukuran N/D x 100% Target Sample
8. Metodologi Prospektif
Pengumpulan Data
9. Cakupan Data 100%
10. Frekuensi Pengumpulan Harian
Data
11. Frekuensi Analisa Data Bulanan
12. Metodologi Analisa Data Kuantitatif
13. Sumber Data Laboratorium Informasi Sistem
14. Penanggung Jawab Kepala Instalasi Lab PK
Pengumpul Data
15. Publikasi Data - Rapat Monitoring dan Evaluasi
-Tidak Ada Publikasi Eksternal
16. Format Pencatatan
Klinis 6: Angka Insiden Kesalahan Penulisan Resep Di Rawat Jalan (IAK Rawat Jalan)
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator Angka insiden kesalahan penulisan resep di rawat jalan
2. Definisi Operasional Penulisan resep dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan resep yaitu :
1. Memenuhi persyaratan administrasi resep
meliputi:
a. Identitas Pasien (Nama, Nomor RM,
Umur, Jenis Kelamin)
b. Identitas dokter penulis resep (nama, paraf
dokter)
c. Tanggal resep
d. Riwayat alergi
2. Memenuhi persyaratan farmasi :
a. Simbol R/
b. Nama obat
c. Bentuk
d. Kekuatan sediaan
e. Dosis dan jumlah obat
f. Signature, yang berisi aturan penggunaan
g. Dosis dituliskan dengan angka arab
(1,2,3,..dst) dalam unit yang bisa diukur
seperti : ml, mg, gr, (kecuali obat
campuran)
*Kesalahan penulisan resep : penulisan resep yang tidak
mengikuti semua ketentuan tersebut diatas
3. Tujuan dan Dimensi Mengamati Insiden Kesalahn Pemberian Obat pasien
Mutu rawat jalan yang dapat mempengaruhi keselamatan
pasien
4. Dasar Pemilihan dan Adanya laporan kesalahan pemberian obat dari rawat
Alasan Pemilihan jalan di apotek. Dan di duga bahwa laporan hanya
Indikator sebagian kecil saja dari fakta sebenarnya
5. Pembilang (Numerator ) Jumlah resep rawat jalan yang di survey tidak lengkap
dalam 1 bulan
6. Penyebut (Denumerator ) Jumlah seluruh resep rawat jalan yang dilayani di farmasi
dalam bulan yang sama
7. Formula Pengukuran N/D X 100%
8. Metodologi Prospektif
Pengumpulan Data
9. Cakupan Data 100%
10. Frekuensi Pengumpulan Setiap ditemukan insiden kesalahan pemberian obat
Data rawat jalan
11. Frekuensi Analisa Data Setiap bulan
12. Metodologi Analisa Data Kuantitatif
13. Sumber Data Instalasi Farmasi
14. Penanggung Jawab PIC InstalasiFarmasi
Pengumpul Data
15. Publikasi Data - Rapat Monitoring dan Evaluasi
-Tidak Ada Publikasi Eksternal
16. Format Pencatatan
Klinis 7: Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien yang akandilakukan
tindakan operasi (IAK RANAP INTENSIF DAN PEMBEDAHAN)
No ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien
yang akan dilakukan tindakan operasi
2. Definisi Operasional Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian
tanda identifikasi khusus untuk penandaan sisi kanan atau
kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
dengan prosedur yang tepat dan benar. Prosedur site
marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan
penandaan sebagai berikut : dan tanpa inisial nama
dokter bedah, pada sisi lokasi operasi dalam penandaan,
penandaan dilakukan pada semua kasus mencakup
lateralitas (kanan-kiri), multiple struktur (jari tangan, jari
kaki, lesi).
3. Tujuan Dan Dimensi Mutu Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah
terhadap keselamatan pasien sebelum tindakan operasi.
4. Dasar Pemilihan Dan Surgical site marking yang tepat dan benar akan :
Alasan Pemilihan Indikator 1. Meminimalkan resiko insiden salah tempat operasi
2. Meminimalkan resiko insiden prosedur yang salah
untuk dilakukan
3. Menginformasikan dan membimbing ahli bedah untuk
melaksanakan operasi dengan tepat dan benar sesuai
rencana
5. Pembilang (Numerator) Jumlah pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
dalam 1 bulan
6. Penyebut (denumerator) Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi dalam 1 bulan
7. Formula pengukuran Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking
dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (orang) : Jumlah
seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
dalam 1 bulan (orang) x 100% = ____%
8. Metodologi pengumpulan Retrospectif
data
9. Cakupan data 100%
No ASPEK DESKRIPSI
Ya Td
k
SKP 4.Kepatuhan petugas operasi dalam melakukan time out sebelum prosedur pembedahan SC (ISKP
Ranap Intensif dan Pembedahan)
Nama Indikator Kepatuhan petugas operasi dalam melakukan time out sebelum
prosedur pembedahan SC
Program Peningkatan mutu RS
Definisi operasional Time out adalah merupakan langkah kedua yang dilakukan pada saat
pasien sudah berada di ruang operasi, sesudah induksi anestesi
dilakukan dan sebelum ahli bedah melakukan sayatan kulit. Prosedur
time out ini di pantau untuk pembedahan SC
Numerator Jumlah pasien SC yang dilakukan time out dalam satu bulan
Formula Jumlah pasien SC yang dilakukan time out dalam satu bulan ÷ Jumlah
pasien pembedahan SC dalam bulan yang sama X 100%
Standar 100%
Klinis 11: Ketepatan Waktu Pengisian Rekam Medik Pasien UGD / VK dengan Lengkap oleh
Petugas Medis Dengan Waktu Target <60 Menit (IAK Rekam Medik)
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator Ketepatan Waktu pengisian rekam medic pasien UGD /
VK dengan lengkap oleh petugas medis dengan waktu
target <60 menit
2. Definisi Operasional Waktu pengisian rekam medis dihitung mulai saat pasien
datang ke UGD /VK. Petugas rekam medis adalah
perawat / bidan yang bertugas di UGD / VK pada hari
itu.
3. Tujuan dan Dimensi Mengukur ketepatan waktu pengisian rekam medic
Mutu pasien UGD / VK dengan lengkap dengan waktu target
<60 menit
4. Dasar Pemilihan dan Masih banyaknya rekam medis pasien UGD / VK yang
Alasan Pemilihan belum ditulis dengan lengkap dalam waktu <60 menit
Indikator
5. Pembilang (Numerator ) Waktu pengisian rekam medis pasien UGD/VK dengan
lengkap oleh petugas medis <60 menit
6. Penyebut (Denumerator ) Jumlah seluruh rekam medis pasien UGD/VK
7. Formula Pengukuran N/D x 100% Target Semple dan ukuran sample >640=
sample perbulan 128 rata rata pengunjung laborat 1 bulan
4166 .320-639 (20% total populasi ) 64-319(Sample
perbulan 64) Jumlah sample perbulan 100% Populasi
8. Metodologi Prospektif
Pengumpulan Data
9. Cakupan Data 100%
10. Frekuensi Pengumpulan Harian
Data
11. Frekuensi Analisa Data 3 Bulanan
12. Metodologi Analisa Data Kuantitatif
13. Sumber Data RM UGD/VK
14. Penanggung Jawab Kepala Unit Gawat Darurat
Pengumpul Data
15. Publikasi Data - Rapat Monitoring dan Evaluasi
16. Format Pencatatan
Klinis 9: Ketepatan Pengembalian Rekam Medis Lengkap < 2x24 jam Setelah px krs (IAM
Rekam Medik)
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator Ketepatan Pengambilan RM yang lengkap (2x 24 Jam
Setelah PX KRS )
2. Definisi Operasional Pengembalian Rekam Medik lengkap dalam (2x24jam)
yang di maksud adalah dokumen rekam medik px
R.Jalan inap yang di isi lengkap (meliputi : identitas
px,Riwayat Keluar-masuk,Resume & instruksi dokter) &
di kembalikan ke pengelola RM dalamwaktu (3x24 jam
Setelah pasien pulang
3. Tujuan dan Dimensi Mengukur ketepatan waktu pengembalian dokumen
Mutu pasien ke unit RM
4. Dasar Pemilihan dan Sesuai dengan UU Hukum No. 44 Tahun 2008. UU
Alasan Pemilihan Praktek Kedokteran No. 28 Tahun 2008,UU Rekam
Indikator Medis hukum No. 269 Tahun 2008. Tujuan Rekam
Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan . Tanpa didukung satu sistem pengelolaan
rekam medis yang baik dan benar, maka tertib
administrasi tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan
rekam medis harus di pastikan dan dipatuhi untuk
dilaksanakan . Rekam Medis adalah bukti satu-satunya
pelayanan kesehatanyang di berikan di rumah sakit.
Rekam medis harus benar,lengkap,terkini dan tepat
waktu. Rekam medis juga merupakan skema asuransi
kesehatan publik (Jamkes) Rata-rata ada 2 kasus per
minggu yang tertunda pelayanan kesehatan saat rawat
jalan dipoli klinik karena ketidak lengkapan rekam medis
saat pasien pulang setelah rawat inap
2. Definisi Operasional Hand Hygiene adalah mencuci tangan dengan enam gerakan
sebagaimana telah di tetapkan oleh WHO sebagai salah satu
factor penentu keselamatan pasien.
4. Dasar pemikiran/alasan Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting
pemilihan indikator dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah
instrument yang di gunakan untuk menyentuh pasien,
memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk
keperluar pribadi seperti makan. Ignaz semmelweis adalah
orang pertama yang menunjukan pentingnya penularan
infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di
rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan
bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan
infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan
jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi.
TipeIndikator Outcome
DimensiMutu Keselamatandanevektifitas
FrekuensiPengumpulan 1 bulan
Data
PriodeAnalisa 3 bulansekali
PeriodeAnalisa Data Rekapitulasidananalisasederhanadilaksanakanolehpenanggungjawab
&Pelaporan IGD sebagaiinformasiawaluntukunitnya, danmelaporkan data
tiapbulankepadakomite PMKP danKepala UPT RSMM
Standar ≤ 5 menitterlayanisetelahpasiendatang
Area InstalasiGawatDarurat
Tujuan Mengetahui adanya obat yang tidak tersedia di troley emergency IGD
Kriteria eksklusi -
Denominator -
Standar 0 kejadian
Format pencatatan Tgl. No. Nama obat yg tidak Dokter yang Ket
tersedia order
Validasi
SKP 3.Kepatuhan pemberian label obat High Alert di ruang VK (ISKP UGD dan VK)
Definisi operasional Obat high alert adalah obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi
untuk menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi /
membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan
penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).
Numerator Jumlah obat high alert yang digunakan dan diberi label dalam satu
bulan
Denominator Jumlah obat high alert yang digunakan dalam satu bulan yang sama
Formula Jumlah obat high alert yang diberi yang digunakan dan di beri label
dalam satu bulan ÷ Jumlah obat high alert yang digunakan dalam
satu bulan yang sama X 100%
Inklusi : oxcitocin
Eksklusi : MgSO4
Standar 100%
IAM 6. Tingkat kepuasan karyawan (ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala) (IAM Humas
dan Kepegawaian)
Definisi operasional Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji secara periodik sesuai
peraturan kepegawaian yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No.
43/1999)
Standar 100%