Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
Pengambilan Keputusan

dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc

Pendahuluan

“Arie sudah berketetapan di dalam hati, melalui shalat istikharah, dia pun
mantap untuk menikahi Ajeng, wanita yang dipilihnya untuk menjadi teman
hidupnya dan calon ibu bagi anak-anaknya”. Pernikahan adalah peristiwa besar
dalam kehidupan manusia. Menikah membutuhkan sebuah “keputusan” terutama
bagi yang akan menjalani. Keputusan kapan, dengan siapa dan dimana akan
menikah tentu harus dipikirkan matang jika mengharapkan kehidupan yang baik di
masa yang akan datang.

Dalam kehidupan berorganisasi (termasuk organisasi kesehatan,seperti


puskesmas, klinik, rumah sakit dan lain-lain), keputusan ini mutlak diperlukan
guna menunjang kelangsungan berorganisasi. Banyak contoh
organisasi/perusahaan yang gagal dan harus gulung tikar, karena salah dalam
pengambilan keputusan. Sebaliknya, tidak sedikit pula yang melejit
keuntungannya karena mengambil keputusan yang tepat. Dalam kehidupan
berorganisasi dijumpai dua jenis keputusan yang sering digunakan yaitu
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Tabel berikut menjelaskan
tentang karakteristik tipe keputusan.

Tabel 1 Karakteristik Tipe Keputusan

Keputusan terprogram Keputusan tidak terprogram


Tipe problem Sering, berulang, rutin, ada kepastian Baru, tidak terstruktur, tidak ada
hubungan sebab-akibat kepastian hubungan sebab-akibat
Prosedur Tergantung kebijakan, peraturan, dan Kebutuhan akan kreativitas, intuisi,
prosedur tetap(SOP) toleransi untuk ambiguitas, kreatif
problem solving
Contoh Prosedur rawat inap pasien Membeli peralatan laboratorium baru
(Sumber : Ivancevich,Konopaske and Mattesson, 2008, Organizational Behavior and Management)

Proses Pengambilan Keputusan

Untuk dapat membuat sebuah keputusan yang baik, diperlukan sebuah


proses yang baik pula. Proses tersebut dimulai dari proses penetapan tujuan dan
menghitung performa, identifikasi dan definisi masalah, penetapan prioritas,
analisis penyebab, penentuan alternatif solusi, mengevaluasi alternatif solusi,
pemilihan solusi, implementasi dan follow up. Bagan berikut menggambarkan
proses pengambilan keputusan /decision making yang rasional.

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_

Menetapkan tujuan
spesifik, menghitung
hasil

Identifikasi dan definisi


masalah

Menetapkan prioritas

Menganalisis penyebab

Menentukan alternative
solusi

Evaluasi alternative
solusi

Pemilihan solusi

Implementasi

Follow up

(Sumber : Ivancevich,Konopaske and Mattesson, 2008, Organizational Behavior and Management)

Gambar 1 Bagan Pengambilan Keputusan yang Rasional

1. Menetapkan tujuan spesifik, menghitung hasil

Organisasi yang telah memiliki tujuan yang jelas (performa yang


diharapkan), dan dapat segera menghitung hasil kerjanya, akan mudah
mengarahkan keputusannya. Seperti sebuah RS yang mempunyai tujuan
utama kepuasan pasien dengan pelayanan yang cepat, ramah dan
professional.

2. Identifikasi dan definisi masalah

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
Masalah adalah hal yang paling mendasari dari pengambilan keputusan.
Jadi bila tidak ada masalah, maka tidak perlu sebuah keputusan. Masalah
adalah gap antara idealita (tujuan yang ditetapkan) dengan realita (pencapaian
sekarang). Jenis masalah ada yang rutin, crisis dan opportunity/peluang.
Kebanyakan manajer berkutat pada masalah rutin dan penyelesaian
konflik,sehingga peluang jarang didapatkan. Cara untuk mengidentifikasi
masalah adalah dengan melakukan survey (data primer), brainstorming dan
analisis sistem. Braistorming adalah mengumpulkan banyak pendapat dalam
sebuah kelompok tanpa ada diskusi secara kritis.

Analisis sistem merupakan cara untuk mengidentifikasi dan menganalisis


masalah yang terdiri dari input, proses, output, outcome dan dampak. Analisis
input terdiri dari (7M+I) yaitu orang/Man, dana/Money, bahan/Material,
peralatan/Machines, teknologi,cara/Methods, pasar/Market, waktu/Minute dan
informasi. Analisis proses meliputi proses plan, do, check dan action (PDCA).
Analisis output adalah indikator kinerja yang dapat diukur langsung, seperti
SPM Puskesmas. Analisis outcome contohnya adalah status gizi, Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sedangkan analisis
dampak adalah lebih luas lagi dan jangka panjang seperti kepuasan dan
angka harapan hidup (AHH). Faktor lingkungan ditambahkan pada sistem
terbuka.

Planning 

Input Evaluating Process Organizing


 
Actuating

Feedback

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
Gambar 2 Analisis Sistem Terbuka

3. Menetapkan prioritas

Seberapa pentingkah masalah yang dihadapi, memerlukan analisis


tersendiri. Ivancevich,Konopaske and Mattesson (2008) menyatakan beberapa
faktor berikut menentukan penting-tidaknya sebuah masalah. Faktor urgency
(lebih terkait waktu, segera ditangani) , faktor dampak (impact factor –
seberapa besar dampak dari masalah tersebut) dan faktor kecenderungan
tumbuh (growth tendency-trend masa yang akan datang).

Beberapa metode berikut ini digunakan dalam memprioritaskan masalah.


Metode scoring yang sering digunakan adalah metode PAHO, Hanlon, CARL
dan Pareto. Disamping metode scoring, juga dapat digunakan metode non
scoring seperti Delphi, Delbeque dan NGT. Metode lain dalam membuat
prioritas masalah adalah kecenderungan/trend.

a. PAHO(Pan America Health Organization)

PAHO menitik beratkan masalah kesehatan berdasarkan prevalensi


penyakit yang menunjukkan besarnya masalah ,
kenaikan/meningkatnya prevalensi (rate of increase), keinginan
masyarakat mengatasi masalah(degree of unmeet need), keuntungan
sosial(social benefit)yang diperoleh jika masalah tersebut teratasi,
teknologi yang tersedia(technical feasibility), dan sumber daya yang
tersedia(resource availibility) . Penentuan bobot masing-masing
komponen ditentukan oleh tim ahli(5-8 orang). Formulanya adalah :

Bobot Masalah =

Keterangan :
M=Magnitude/besarnya masalah (0 sd 10)
S=Severity/tigkat keparahan (0 sd 10)
V=Vulnerability/social benefit, technical
feasibility dan resource availibility(0 sd 10)
C=Community Concern(0 sd 10)

b. Hanlon

Metode Hanlon memiliki kemiripan kriteria dengan metode PAHO


hanya berbeda dalam hal pembobotan. Kriteria pada metode Hanlon

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
adalah, besar masalah yang didapatkan dari data kuantitatif, misal
prevalensi penyakit tertetu, besar kerugian,dan sebagainya. Kriteria
kedua adalah tingkat kegawatan yang mengandung unsur subyektif,
merupakan kecenderungan penyebaran dan tingkat keganasan suatu
penyakit/masalah kesehatan. Kriteria ketiga adalah kemudahan
penanggulangan yang juga bersifat subyektif. Kemudahan
penanggulangan dilihat dari ketersediaan sumber daya
(tenaga,obat,alat kesehatan, biaya, fasilitas , dan lain-lain) dan
teknologi. Kriteria keempat adalah PEARL faktor yang merupakan
singkatan dari propriate (sesuai), economic (murah), acceptability
(diterima), resources (SD), legality (hukum/etika). Penentuan bobot
masing-masing komponen ditentukan oleh tim ahli (5-8 orang). Formula
Hanlon adalah sebagai berikut :

Bobot Masalah =

Keterangan :
A= Besar Masalah (0-10)
B= Berat/tingkat kegawatan (0-20)
C= Kemudahan Penanggulangan (0-10)
D= Pearl faktor (0 atau 1)

c. CARL

CARL merupakan sigkatan dari Capability, Assessibility, Readiness,


dan Leverage. Capability merupakan kemampuan sumber daya, dana,
alat dan sebagainya. Assessibility adalah kemudahan untuk diatasi
mudah/ tidak. Readiness merupakan kesiapan dari sumber daya
manusia, motivasi, kompetensi, kesiapan sasaran/masyarakat.
Leverage merupakan pengaruh masalah yg satu terhadap yg lain.
Formula CARL adalah :

Bobot Masalah =

Keterangan :
C=Capability (0 sd 10)
A= Assessibility (0 sd 10)

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
R= Readiness(0 sd 10)
L= Leverage (0 sd 10)

d. Pareto

Pareto merupakan sebuah diagram (dapat diaplikasikan di SPSS)


yang menggambarkan besar masalah. Prinsip pareto adalah
menyelesaikan akar permasalahan/root of causes bukan gejala//
symptoms. Aturan Pareto adalah 80% masalah disebabkan oleh 20%
penyebab. Contohnya 80% kejadian keterlambatan disebabkan oleh
20% penyebab yang ada, 80% pendapatan rumah sakit berasal dari
20% unit yang ada.

Gambar 3 diagram pareto

e. Delphi

Delphi merupakan teknik memprioritaskan masalah secara non


scoring yang melibatkan para ahli untuk dimintai ide dan solusi
pemecahan masalah. Langkah pertama adalah identifikasi masalah
yang akan diselesaikan oleh tim, kemudian kuisioner yang berisi daftar
masalah tersebut dikirim ke beberapa ahli. Setelah mendapat masukan
dari para ahli, tim merangkum semua pendapat ahli untuk kemudian
dikirim kembali ke ahli. Tahap selanjutnya adalah ahli meranking/
membuat skala prioritas penyelesaian masalah.

f. Delbeque

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
Delbeque merupakan teknik memprioritaskan masalah secara non
scoring yang meminta pendapat beberapa ahli secara voting. Sebuah
forum (6 sd 8 orang) yang berisikan tim ahli membuat peringkat
masalah dari daftar masalah yang disediakan di papan. Cara penentuan
peringkat adalah secara voting tertutup .Hasil voting tahap pertama
dipaparkan di papan, kemudian dilakukan voting kedua untuk
menentukan prioritas masalah. Pada teknik delbeque tidak ada diskusi.
Kelemahan dari teknik ini adalah penentuan siapa yang berhak menjadi
anggota tim ahli, lebih bersifat subyektif, dan pengambilan keputusan
lebih berdasar pada konsesus dari interes/kepentingan yang ada, bukan
fakta permasalahan itu sendiri.

g. Nominal Group Technique(NGT)

NGT merupakan merupakan teknik memprioritaskan masalah secara


non scoring yang meminta pendapat beberapa ahli .Pada NGT memiliki
ciri komunikasi noverbal dan verbal. Sebuah forum (6 sd 8 orang) yang
berisikan tim ahli membuat peringkat masalah dari daftar masalah yang
disediakan di papan. Masing-masing ahli menentukan peringkat
masalah tanpa diskusi/comment. Hasil pendapat masing-masing ahli
kemudian dirangkum dan didiskusikan menjadi beberapa kriteria
permasalahan (sudah dipersempit/diklasifikasikan). Tahap terakhir
adalah dilakukan voting untuk menentukan prioritas masalah. Metode ini
mirip dengan delbeque, hanya saja NGT menggunakan diskusi.

h. Kecenderungan/Trend

Priorias masalah berikut tidak memerlukan banyak analisis, karena


hanya mempertimbangkan kecenderungan/trend baik local, regional dan
internasional. Contohnya adalah HAM, people centre, komitmen global,
safe motherhood, komitmen nasional dan sebagainya.

4. Menganalisis penyebab

Masalah yang timbul terkadang tidak diketahui penyebabnya. Hal ini


membutuhkan analisis mendalam untuk menemukan hubungan kausal (cause-
effect) dari sebuah masalah. Sekali lagi, diperlukan data penunjang yang
shahih untuk membuat diagram analisis masalah. Beberapa teknik berikut
dapat digunakan dalam menganalisis penyebab yaitu diagram ishikawa (fish
bone analysis), metode pohon masalah (root cause analysis).

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_

Gambar 4 Diagram Ishikawa

(Sumber : UNICEF 1992 dengan sedikit modifikasi)

Gambar 5 Diagram akar masalah

5. Menentukan Alternatif Solusi

Sebelum keputusan diambil, hendaknya direncanakan beberapa solusi


alternatif yang mungkin dilakukan. Contoh: untuk meningkatkan cakupan balita
yang ditimbang di Posyandu tiap bulannya di wilayah kerja Puskesmas
Borobudur, maka alternatif solusi adalah perubahan tempat posyandu di

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
tempat wisata Borobudur (tempat ibu-ibu yang memiliki balita tersebut
bekerja), penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki balita, pembuatan poster
dan lain-lain.

Analisis SWOT merupakan akronim dari Strength, Weakness, Opportunity


dan Threat. Analisis SWOT dapat digunakan tidak hanya untuk
mengidentifikasi permasalahan namun juga dapat membuat alternatif solusi
melalui strategi yang mengkombinasikan faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Analisis SWOT terdiri dari faktor internal yaitu : strength-
kekuatan dan weakness-kelemahan; dan faktor eksternal yaitu opportunity-
peluang dan threat-ancaman. Setelah dilakukan analisis internal dan eksternal,
maka dibuat matriks strategi (SO,ST,WO dan WT). Matriks ini terdiri atas item
sumber daya (tenaga, biaya, alat, obat, fasilitas kesehatan, peran pemerintah,
lintas sektor, ormas, masyarakat), lingkungan (fisik dan non fisik),
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Tabel 2 Matrik Analisis SWOT

O T
Daftar peluang yang ada Daftar ancaman yang ada

S Strategi SO Strategi ST
Daftar Strategi untuk mengoptimalkan Strategi untuk mengoptimalkan
kekuatan kekuatan yang dimiliki dan kekuatan yang dimiliki dan
yang dimiliki memanfaatkan peluang yang mengatasi ancaman yang ada
ada

W Strategi WO Strategi WT
Daftar Strategi untuk mengatasi Strategi untuk mengatasi
kelemahan kelemahan yang dimiliki kelemahan yang dimiliki dan
yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang meminimalisir ancaman yang
yang ada ada

6. Mengevaluasi Alternatif solusi

Evaluasi alternatif solusi ini sangat dibutuhkan (jika perlu menggunakan


pihak ketiga untuk memberikan masukan, termasuk juga evidence dari
penelitian sebelumnya). Hubungan antara alternatif solusi dan hasil yang
diinginkan bergantung pada tiga kondisi berikut ini yaitu :

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
a. Kepastian, pengambil keputusan mengetahui peluang keberhasilan
masing-masing solusi alternatif
b. Ketidakpastian, pengambil keputusan sama sekali tidak mengetahui
peluang keberhasilan masing-masing solusi alternatif . Kondisi
ketidakpastian ini akan berkurang dengan mengumpulkan lebih
banyak informasi dan mempelajari situasi.
c. Risiko, pengambil keputusan memiliki beberapa perhitungan peluang
keberhasilan masing-masing solusi alternatif.

7. Pemilihan solusi

Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang dinamis. Setelah


solusi dipilih, harus diimplementasikan dan di follow-up. Walaupun mustahil
mendapatkan solusi yang optimal, solusi yang memuaskan (sesuai standar
tujuan) sudah baik. Solusi terpilih kemudian dibuat plan of action (PoA). PoA
berisi kegiatan, tujuan dan target , sasaran populasi, biaya (besar dan sumber
pembiayaan), tempat, waktu, pelaksana(PJ) dan rencana penilaian.

Tabel 3 Contoh Gann Chart (PoA)


No Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana Keterangan
dan populasi (besar Penilaian
Target dan
sumber)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(Sumber : Biro Perencanaan Departemen Kesehatan RI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia (2002), Perencanaan dan Penganggaran Terpadu(Integrated Health Planning and Budgetting), Penyusunan
Program Kesehatan(Modul 07) cit Sulaeman (2011))

8. Implementasi

Keputusan yang baik akan menjadi sia-sia oleh implementasi yang buruk.
Oleh karena implementasi ini melibatkan banyak pihak (SDM) maka, yang
palig penting adalah bagaimana menkomunikasikan keputusan tersebut agar
dapat diimplementasikan dengan baik oleh individu/kelompok tertentu.

9. Follow up

Manajemen yang efektif selalu melakukan pengukuran yang periodik


terhadap hasil yang di capai dibandingkan tujuan yang direncanakan. Penting
sekali untuk memdeteksi penyimpangan pada setiap fase agar dapat segera
diperbaiki.

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_

Keputusan Adminitratif dan Intuitif

Pada kondisi tertentu, dimana terdapat tekanan waktu , informasi ,SDM yang
terbatas dan faktor lain sehingga membuat proses di atas tidak dapat dilakukan.
Oleh karena itu, beberapa contoh pengambilan keputusan berikut sering dilakukan
yaitu : administratif dan intuitif .

1. Keputusan secara administratif

Pengambil keputusan pada situasi kurang mendapat informasi yang


dibutuhkan dan keputusan terbaik tidak diketahui. Jadi pengambil keputusan akan
memilih solusi “cukup memuaskan” yang biasanya mendesak, terbatas dan cukup
baik.

2. Keputusan intuitif

Berdasarkan pengalaman, percaya diri, dan motivasi pengambil keputusan.


Prosesnya sering di bawah sadar dan sering terjadi karena : ketidakpastian dan
kerumitan dari sebuah masalah, tidak memiliki pengalaman, diburu waktu, dan
kesulitan menganalisis solusi alternatif. Pada kondisi chaos, perubahan yang
drastis dan situasi yang penuh tekanan juga menyebabkan banyak keputusan
yang diambil secara intuitif.

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Faktor berikut ini mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu nilai,


kecenderungan terhadap risiko, tekanan mental dan kenaikan komitmen. Nilai
merupakan pedoman hidup seseorang. Nilai akan berpengaruh sejak dari
menetapkan tujuan, membuat solusi alternatif, pemilihan solusi, implementasi dan
evaluasi/konrol. Pengambil keputusan yang memiliki keberanian mengambil risiko
dan yang berhati-hati/tidak berani mengambil risiko akan menghasilkan keputusan
yang berbeda.

Keputusan Individu versus Kelompok

Keputusan mana yang lebih baik, individu atau kelompok. Keduanya baik
asal dilakukan pada saat yang tepat. Berikut ini adalah gambar hubungan metode
sumber keputusan dan kualitas hasil keputusan dan tabel pilihan metode
keputusan pada setiap tahap.

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_

(Sumber : Ivancevich,Konopaske and Mattesson, 2008, Organizational Behavior and Management)

Gambar 6 Hubungan metode penggunaan sumber keputusan


terhadap kualitas keputusan

Tabel 4 Pilihan Keputusan Individu/Kelompok pada setiap tahap

Tahap Pilihan

Penetapan tujuan Kelompok lebih baik (pengetahuan


lebih banyak)
Identifikasi penyebab dan
Peran individu dalam kelompok
membuat alternatif solusi
dapat memperluas wawasan
Evaluasi alternatif solusi Sudut pandang kelompok lebih baik
Kesepakatan bersama(konsensus)
akan lebih baik (meminimalisir
Pemilihan solusi
konflik / risiko kegagalan
implementasi)

Implementasi dan Follow-up Biasanya peran ini diambil oleh


sang manajer
(Sumber : Ivancevich,Konopaske and Mattesson, 2008, Organizational Behavior and Management)

Daftar Pustaka

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
_________________________________________________________________________
_
1. Ivancevich JM, Konopaske R, Matteson, MT, Organizational Behavior and
Management, 8th ed, 2008, New York : Mc Graw Hill.
2. Shortell SM, Kaluzny, AD, Essentials of Healthcare Management,1997,
Philipines : Delmar Publisher.
3. Sulaeman, ES, Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, ed
2, 2011, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Materi Elearning Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

Anda mungkin juga menyukai