LAPORAN Evaluasi Ponek 2013
LAPORAN Evaluasi Ponek 2013
I. PENDAHULUAN
Menurut data USAID, angka kematian ibu saat ini adalah 228 per 100.000 kelahiran.
Data menunjukkan bahwa secara nasional, 44% kematian ibu terjadi di rumah sakit,
sehingga kualitas pelayanan pencegahan dan ketepatan waktu merujuk perlu
ditingkatkan Sementara lebih dari 80.000 bayi baru lahir meninggal setiap tahun di
negara ini pada usia satu bulan pertama akibat berbagai kondisi yang sebenarnya bisa
diberi perawatan, seperti lahir prematur, sesak napas saat lahir, dan keracunan darah saat
lahir.
Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB, maka Pemerintah menyelenggarakan Program
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ( RSSIB) Program ini berisi 10 langkah paripurna
untuk melindungi ibu dan bayi. Program ini adalah wujud keperdulian pemerintah,
swasta dan masyarakat dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi merupakan rumah sakit swasta yang memiliki
komitment penuh untuk melaksanakan RSSIB. Hal ini tidak lepas dari semangat Gerakan
Muhammadiyah sebagai Penolong Kesengsaraan Oemum. Dengan
mengimplementeasikan RSSIB, maka RSIJPK sedang mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan sebuah generasi yang akan membawa kebaikan sumber daya manusia
dimasa yang akan datang.
I. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
untuk melihat derajat kualitas kesehatan penduduk suatu negara. Indonesia merupakan
salah satu negara yang masih tinggi angka kematian ibu dan bayi terutama diwilayah
Asia. Pada tahun 2002/2003 AKI : 307/100.000 Kelahiran Hidup. Kemudian SDKI pada
tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk derajat
kesehatan bayi, survei 2002-2003 Angka Kematian Bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran
hidup
Beberapa penyebab tingginya Angka Kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklamsi
(24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (8%), partus macet (5%), dan sisanya
adalah abortus dan lain lain. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu
hamil , pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial
ekonomi keluarga, dan kebijakan politik, merupakan hal hal yang mempengaruhi angka
kematian Ibu.
Sementara penyebab kematian pada bayi baru lahir adalah BBLR (40,4%), asfiksia
(24,6%), dan infeksi (10%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan
pengambilan keputusan, merujuk, dan mengobati.
Tingginya keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya
dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan peñata laksanaan yang tepat untuk ibu
dan bayi.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka
proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dengan sistem terpadu di tingkat
nasional dan regional. Untuk itu sangat diperlukan upaya bersama meningkatan
pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama
suami/keluarga.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir.
Untuk mendukung peningkatan kualitas harapan hidup ibu dan bayi, sekaligus
mendukung upaya Pemerintah dalam memperbaiki pelayanan kesehatan khususnya untuk
kaum perempuan, maka RSI Pondok Kopi ikut mengiplementasikan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam .
Selaras dengan visi DepKes RI yaitu “ masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”.
Serta mendukung gerakan sayang ibu dan sayang bayi.
Terlebih dengan dicanangkannya RSI Pondok Kopi memiliki program unggulan Tumbuh
Kembang, dimana setiap ibu hamil akan dioptimalkan kesejahteraannya, penanganan
pada proses persalinannya, kemudian menstimulasi perkembangan bayi sehingga dapat
bertumbuh dan berkembang secara optimal.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian maternal neonatal di Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi
B. Tujuan Khusus
1. Menurunkan kematian Ibu dengan kasus Perdarahan, PEB/Eklampsia dan Sepsis
2. Menurunkan angka kematian bayi dengan BBLR, Aspiksia dan Infeksi
C. Program Kerja
1. Peningkatan Asuhan & Pelayanan Keperawatan
2. Optimalisasi Coetumer service Relation ship
3. Peningkatan kompetensi ketenagaan.
4. Meningkatkan komunikasi internal & eksternal
5. Peningkatan Loyalitas pelanggan
6. Peningkatan Efektifitas & Efisiensi (Cost Efectivnes)
7. Pemenuhan sarana Prasarana .
I. EVALUASI PELAYANAN
Menginformasika Patient
tindak lanjut
program perawat
dan dokter
4 Penerapan Penerapan komunikasi Komplain 2% 1% Tercapai
komunikasi dengan santun dan efektif terhadap diatas target
asertif petugas
karena
komunikasi
5 Penerapan Setiap pasien potensial Terlaksana 95% 98 % Tercapai
selling komplain di identifikasi selling diatas target,
Relation dan dilakukan Say hello relationship dimana
ship via telpon dalam
Setiap pasien potensial pelaksanaan
komplain diberikan dilakukan
pelayanan pendaftaran perubahan
rawat jalan oleh petugas strategi”
saat kontrol seluruh
pasien
pulang
dilakukan
RC”
Tercapai
6 Pelaksanaa Ka.Sie dan atau Ka.Tim Terlaksana 100% 100 % sesuai target
”say hello” 1 melakukan interaksi say hello
secara dan komunikasi baik setiap hari
kontinue therapeutic maupun
social dengan pasien dan
keluarga setiap hari
7 Penerapan Setiap pasien Terlaksana 90% 89 % Belum
penkes mendapatkan pen kes Pen kes tercapai
keperawatan keperawatan sesuai sesuai kasus dikarenakan
dan informasi dengan penyakitnya kesadaran
sesuai petugas
wewenang Setiap pasien terhadap
dan tanggung mendapatkan informasi pentingnya
jawab akan tindakan atau dan informasi
perawat pemeriksaan yang akan bagi mutu
dilakukan pelayanan
blm optimal
8 Walk around Melakukan modifikasi Perawat 90% 98 % Tercapai
metode metode overan penanggung diatas target,
overan Melaksanakan metode jawab kesadaran
overan sesui ketentuan: memahami terhadap hal
Perawat Pj dan ini dirasakan
mengoverkan di menguasai penting
papan dengan kondisi karena
difasilitatori oleh pasien perawat PJ
Ka tim dituntut
Penerima overan untuk
melakukan validsi menguasai
ketika ronde kondisi
dengan pasien
pengecekn kardek
9 Optimali Pelaksanaan audit interna Pelaksanaan 90% 80% Blm
sasi keperawatan oleh Ka.sie pendokume tercapai,
penerapan dan Ka.tim 1 seminggu 2 ntasian karena
pendokument kali sesui IK tingginya
asian Asuhan mobilitas
keperawa Pembinaan dan pelayanan
tan pengarahan lgsg ke
ketidaksesuaian pasien dan
pendokumentasin agenda rapat
10 Penerapan Pelaksanaan shering Pelaksanaan 90 % 75 % Msh
Knowledge knowledge keperawatan knowledge rendahnya
manajemen setiap 1 bln sekali managemen kesadaran
t sesuai minat baca
Pelaksanaan Breaking jadwal staf annas
news kesehatan setiap II.dan
1minggu sekali kurang
motivasi
atasan
11 Pengurangan Identifikasi stock slow Stok idie 2% 1% Tercapai
pengadaan motion diatas
stock slow standart
motion Penyusunan standar stok dengan
minimal memperketat
stok dan
Pemantauan/monitoring amprahan
stok dan amprahan berdasar
standar
minimal
12 Efisiensi Mematikan AC ruangan Penurunan 3% - Program
pemakaian pasien jam 06.00 s/d jam biaya terlaksana
overhead 08.00 WIB pemakaian sesuai
telp,listrik rencana,
Monitoring penggunaan dan air untuk
air dikamar mandi pasien annas2 efesiensi
dengan pemasangan biaya tidak
himbauan efesiensi bisa
penggunaan air dievaluasi
per unit
Mematikan listrik kerja.
diruang-ruang yang tidak
digunakan pada siang
hari
13 Maintenance Koordinasi pelaporan Kalibrasi 95% 93 % Penyelsaian
alat medis dengan sarana dan alat medis perbaikan
prasarana setiap ada sesuai masih sering
kerusakan jadwal tertunda,
kalibrasi
Koordinasi program dilaksanakan
kalibrasi sesuai jadwal sesuai
program.
14 Pelaksanaan Identifikasi kebutuhan Stok alkes 95% 97% Tercapai
standart alkes medis ruangan dan obat diatas
minimal sesuai standart
alkes medis Menyusun standar standar dengan
ruangan minimal kebutuhan alkes minimal memperketat
stok dan
Monitoring dan evaluasi amprahan
pelaksanaan standar stok berdasar
minimal standar
minimal
15 Optimalisasi Pembuatan jadwal Overan alat 90% 94 % Tercapai
system overan alat antar shif diatas target
overan alat terlaksana dengan
Monitoring dan evaluasi penerapan
Pelaksanaan overan alat reward dan
phunistmen
Pemberlakuan reward
dan phunismen
Tercapai
16 Program Sosialisasi program Terlaksana 100% 100 % sesuai target
kartu poin (KPR) program dan jadwal
reward reward
(KPR) Pelaksanaan program sesuai
jadual (feb-
Laporan dan evaluasi maret)
pelaksanaan program
(KPR)
17 Pemantauan Identifikasi kinerja staf Kinerja staf 95% 90% Blm
kinerja staf melalui audit terpantau tercapai,
pelaksanaan pelayanan dalam BCP karena
setiap senin dan kamis (Buku tingginya
Catatan mobilitas
Identifikasi kinerja staf Pegawai) pelayanan
melalui pear group setiap lgsg ke
lepas dinas malam pasien dan
agenda rapat
18 Supervisi Pelaksanaan audit Terlaksana 90% 80 % Blm
pelaksanaan dokumentasi asuhan supervisi tercapai,
Asuhan keperawatan askep setiap karena
keperawa 2mgg sekali tingginya
tan Pelaksanaan supervisi mobilitas
langsung terhadap pelayanan
kompetensi klinik staf lgsg ke
pasien dan
agenda rapat
19 KIE ruangan Pembuatan jadwal KIE Terlaksana 95% 80 % KIE ruangan
ruangan setiap bulan terlaksana 2
bln
sekali,info
Pelaksanaan KIE sesuai disampaikan
jadwal setiap
selesai
overan mlm
ke pagi
sesuai
kebutuhan.
II. PELAYANAN MATERNAL DAN PERINATAL
PENGEMBANGAN STAFF
EVALUASI KOMPETENSI
BIDAN ANNISA I
EVALUASI KOMPETENSI
DOKTER DAN PERAWAT IGD
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari sisi kompetensi tenaga IGD dalam
pelayanan Emergency Maternal Neonatal sudah terpenuhi, akan tetapi perlu ditingkatkan
update klinisnya dengan penilaian kompetensi secara berkelanjutan dan pelaksanaan
drilling emergency
EVALUASI KOMPETENSI
KETENAGAAN SCN /NICU
Jumlah bidan : 27
NO KATAGORI JUMLAH % Keterangan
1 MAGANG 0 0
2 PKWT 1 4%
3 TETAP 26 96%
4 MASA KERJA:
1 - 3 Th 3 11.1
4 - 6 Th 3 11.1
7 - 9 Th 4 14.8
> 10 Th 17 63.0
I. RELATIONSHIP CARE
Kegiatan ini baru dijalankan per September 2009, data yang diperoleh
adalah :
1. Jumlah pasien yang dikonsulkan : 65 Orang
2. Jumlah pasien yang datang : 18 Orang
REKAPITULASI PERSALINAN
TAHUN 2013
VE / JUMLAH
NO BULAN SPONTAN FE SC PERSALINAN
1 JANUARI 26 2 45 73
2 FEBRUARI 21 2 48 71
3 MARET 26 - 47 73
4 APRIL 23 - 38 61
5 MEI 21 3 38 61
6 JUNI 32 7 48 87
7 JULI 27 3 34 64
8 AGUSTUS 29 4 32 65
9 SEPTEMBER 35 2 48 85
10 OKTOBER 36 5 48 89
11 NOPEMBER 29 1 47 77
12 DESEMBER 28 4 26 58
JUMLAH 333 33 499 865
Jumlah SC masih menempati posisi tertinggi dari jumlah persalinan yang ada,
yaitu 57,6 %, dibandingkan dengan persalinan normal yang menempati urutan kedua
Yaitu 38,5 %, dan vakum/forsep urutan terakhir yaitu 3,9 %.
Tingginya angka SC ini dikarenakan RSIJPK merupakansalah satu pusat rujukan bagi
BPS, Klinik, RS lain disekitar pondok kopi. Selain dikarenakan adanya kerjasama
dengan jaminan yang dimilikai klien.
REKAPITULASI PENYULUHAN
DI RUANGAN ANNISA 1
TAHUN 2013
PERSENTASE
NO BULAN TERSULUH JUMLAH PERSALINAN (%)
1 JANUARI 63 73 86,3
2 FEBRUARI 62 71 87,3
3 MARET 60 73 82,1
4 APRIL 52 61 85,2
5 MEI 57 61 93,4
6 JUNI 85 87 97,7
7 JULI 62 64 96,8
8 AGUSTUS 60 65 93,8
9 SEPTEMBER 81 85 95,2
10 OKTOBER 85 89 95,5
11 NOPEMBER 70 77 90,9
12 DESEMBER 54 58 93,1
JUMLAH 791 865 91,4
Dilihat dari jumlah persalinan dan jumlah Pasien tersuluh yang dilakukan di An-Nisa I
pelaksanaan penyuluhan termasuk berhasil, yaitu rata - rata pelaksanaan pelaksanaan 91,4 %.
Yang tidak tersuluh adalah 8,6 %, ini dikarenakan karena kondisi ibu tidak
tidak memungkinkan dilakukan penyuluhn , seperti ibu di rawat di ICU , dll.
REKAPITULASI IMD
TAHUN 2013
JUMLAH
NO BULAN PERSALINAN IMD %
1 JANUARI 73 68 93,1%
2 FEBRUARI 71 68 95,7%
3 MARET 73 70 95,8%
4 APRIL 61 56 91,8%
5 MEI 61 57 93,4%
6 JUNI 87 84 96,5%
7 JULI 64 60 93,7%
8 AGUSTUS 65 62 95,4%
9 SEPTEMBER 85 82 96,4%
10 OKTOBER 89 87 97,7%
11 NOPEMBER 77 75 97,4%
12 DESEMBER 58 55 94,8%
JUMLAH 864 824 95,3%
pelaksanaan IMD termasuk berhasil, yaitu rata - rata pelaksannan IMD 95,3 %.
Yang tidak dilakukan IMD adalah 4,7 %, ini dikarenakan karena kondisi ibu dan ibu tidak
memungkinkan dilakukan IMD, seperti kondisi ibu syok, ibu Eklampsia, ibu perdarahan
hebat, dll. Untuk indikasi bayi seperti, asphiksia, BBLR, dll.
REKAPITULASI RAWAT GABUNG
TAHUN 2013
JUMLAH
NO BULAN PERSALINAN RAWAT GABUNG PERSENTASE ( % )
1 JANUARI 73 70 95,8%
2 FEBRUARI 71 69 97,1%
3 MARET 73 71 97,2%
4 APRIL 61 59 96,7%
5 MEI 61 59 96,7%
6 JUNI 87 85 97,7%
7 JULI 64 62 96,8%
8 AGUSTUS 65 63 96,9%
9 SEPTEMBER 85 82 96,4%
10 OKTOBER 89 86 96,6%
11 NOPEMBER 77 75 97,4 %
12 DESEMBER 58 56 96,5%
JUMLAH 864 837 96,8%
Dilihat dari jumlah persalinan dan jumlah pelaksanaan Rawat Gabung yang dilakukan di An-Nisa I
pelaksanaan rawat gabung termasuk berhasil, yaitu rata - rata pelaksannan RG 96,8 %.
Yang tidak dilakukan adalah 3,2 %, ini dikarenakan karena kondisi ibu dan ibu tidak memungkinkan
dilakukan rg, seperti ibu di rawat di ICU atau bayi pindah SCN
JUMLAH SENAM
NO BULAN ANC HAMIL %
1 JANUARI 99 69 69,7%
2 FEBRUARI 103 71 68,9%
3 MARET 95 64 67,4%
4 APRIL 91 64 70,3%
5 MEI 115 75 65,2%
6 JUNI 87 62 71,3%
7 JULI 97 69 7,11%
8 AGUSTUS 110 71 64,5%
9 SEPTEMBER 98 69 70,4%
10 OKTOBER 110 75 68,2%
11 NOPEMBER 83 64 77,1%
12 DESEMBER 90 65 7,22%
JUMLAH 1178 818 69,4%
JUMLAH SENAM
NO BULAN PERSALINAN NIFAS %
1 JANUARI 73 60 82,2%
2 FEBRUARI 71 59 83,1%
3 MARET 73 58 79,4%
4 APRIL 61 50 81,9%
5 MEI 61 52 85,2%
6 JUNI 87 73 83,9%
7 JULI 64 53 82,8%
8 AGUSTUS 65 55 84,6%
9 SEPTEMBER 85 73 85,8%
10 OKTOBER 89 76 85,3%
11 NOPEMBER 77 64 83,1%
12 DESEMBER 58 48 82,7%
JUMLAH 864 721 83,4%
Pelaksanaan senam nifas tercapai 83,4 %, sisanya sebesar 16,4 % tidak bisa melakukan
senam nifas, karena pasien sudah pulang pada 24 jam.
PELAYANAN KEBIDANAN
TAHUN 2013
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa angka SC di rumah sakit islam jakarta pondok kopi masih
cukup tinggi yaitu 57,6 % dari total persalin an yang ada yaitu 946 pasien. Tingginya angka SC dikarenakan
RS. Islam jakarta Pondok kopi merupakan rumah sakit rujukan dan dari pasien SC yang ada
terdapat 9 % adalah pasien rujukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SC masih dalam batas
Rekomendasi dari Kemenkes.
k tercapai karena :
a. Pasien yang datang tidak sesuai dengan jumlah pasien yang dikonsukan
b. Pasien yang dikonsulkan tidak sesuai dengan jumlah pasien pulang.