Anda di halaman 1dari 56

PEMERINTAH PROVINSI

JAWA TENGAH

IMPLEMENTASI
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
DI JAWA TENGAH

Disampaikan pada
Pertemuan Orientasi Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga Aktif
Tingkat Kecamatan di Kabupaten/Kota Tahun 2018
SISTIMATIKA

LATAR BELAKANG

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GERMAS

HARAPAN TENTANG GERMAS

INDIKATOR KEBERHASILAN GERMAS


LATAR BELAKANG PENTINGNYA KESEHATAN
3
PRODUKTIF
DALAM
KONTEKS
BUGAR (FIT) EKONOMI DAN
UNTUK SOSIAL
MELAKUKAN
AKTIVITAS
TIDAK ADA
GEJALA DAN
TANDA
PENYAKIT
BEBAS DARI
KECACATAN
FISIK DAN
MENTAL

SEHAT
FAKTA

PERUBAHAN POLA PENYAKIT


TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU
1990 2010
STROKE,
ISPA, TB, KECELAKAAN,
DIARE JANTUNG,
KANKER, DIABETES
FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK
MENULAR

SOSIALISASI GERMAS 2017 5


5 PENYAKIT
beban biaya rawat inap
dengan
tertinggi adalah Penyakit Tidak Menular

JANTUNG STROKE GINJAL DIABETES KANKER

Miliar
1,82 794,08 750 313,64 313,09

Tanpa intervensi yang berarti, beban pengeluaran kesehatan di Indonesia diproyeksi dapat terus meningkat
SOSIALISASI GERMAS 2017 6
Penduduk >10
tahun kurang
Penduduk konsumsi
usia >15
Faktor Risiko Perilaku tahun yang
buah dan sayur

Penyebab Terjadinya PTM merokok

93.5%
Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas 2013

Penduduk
kurang
aktivitas
fisik
36.3%
Penduduk
>10 th
26.1% minum
minuman
beralkohol

4.6%
PELAYANAN
UNTUK ORANG SEHAT
ATAU SAKIT

MENGELUH SAKIT (30%)

SELFCARE (42%) YANKES (58%)

FASILITAS PELAYANAN
MENJAGA TETAP SEHAT dan SELFCARE KESEHATAN
DITINGKATKAN
DERAJAT KESEHATANNYA RASIONAL
PUSKESMAS FKTP LAIN
PARADIGMA
SEHAT RUMAH SAKIT
Sumber: SOSIALISASI GERMAS 2017 MUTU 8
PELAYANAN
IMPLEMENTASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT (GERMAS)
9
TANGGUNG JAWAB SEKTOR DALAM GERMAS
INPRES NO.1 / 2017

SOSIALISASI GERMAS 2017 10


GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PENGERTIAN TUJUAN
Suatu tindakan yang sistematis dan terencana AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT
yang dilakukan secara bersama-sama oleh SEHINGGA BERDAMPAK PADA :
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, Kesehatan terjaga, produktif, lingkungan bersih; Biaya
kemauan dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup Berobat
Berkurang

SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?


Seluruh lapisan masyarakat
• Individu, keluarga, masyarakat :
BENTUK KEGIATAN Mempraktekkan pola hidup sehat sehari-hari
• Akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat :
1. Melakukan aktivitas fisik Menggerakkan institusi dan organisasi masing-masing
2. Mengonsumsi sayur dan buah • Pemerintah pusat dan daerah :
3. Memeriksa kesehatan secara rutin Menyediakan : kurikulum pendidikan, fasilitas olahraga, sayur dan buah, fasilitas
kesehatan, transportasi, Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk beraktivitas, Iklan
Layanan Masyarakat, car free day, dsb
MEWUJUDKAN
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Peningkatan Peningkatan Penyediaan Peningkatan Peningkatan Peningkatan


Aktivitas Fisik Perilaku Pangan Sehat Pencegahan Kualitas Edukasi
Hidup Sehat dan Percepatan dan Deteksi Lingkungan Hidup Sehat
Perbaikan Gizi Dini Penyakit

SOSIALISASI GERMAS 2017 12


BAGAIMANA
pelaksanaan GERMAS?

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


KONSEP
PELAKSANAAN GERMAS

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


STRATEGI
PELAKSANAAN GERMAS

2017

Sumber: Frerich et al, 2015


ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017
CIRI GERAKAN MASYARAKAT
 KEGIATAN atau PERILAKU KOLEKTIF  lintas pelaku, lintas usia,
lintas strata pemerintahan dan lintas wilayah.
 TERENCANA dan SISTEMATIS  Target terukur dengan sasaran
jelas.
 TERORGANISIR  di masyarakat
 BERKELANJUTAN sebagai sebuah kebutuhan  menjadi IDEOLOGI

PROVOKATOR

INISIATOR KOORDINATOR
PROMOTOR
FASILITATOR KEBERLANJUTAN
AGENT OF CHANGE

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


BERDASARKAN
INPRES NO. 1 TAHUN 2017

REHABILI-
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF TATIF
Pelibatan LINTAS SEKTOR
dan SELURUH AKTOR
PEMBANGUNAN termasuk
masyarakat dalam
pelaksanaan
Peningkatan Peningkatan Penyediaan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Aktivitas Perilaku Pangan Sehat Pencegahan & Kualitas Edukasi
pembangunan kesehatan
Fisik Hidup Sehat & Percepatan Deteksi Dini Lingkungan Hidup Sehat
Perbaikan Gizi Penyakit

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


FOKUS KEGIATAN GERMAS
JAWATENGAH TH 2018

Aktivitas Fisik Buah dan Sayur dikonsumsi Cek Kesehatan


setiap hari Secara Berkala

Diberikan ASI Eksklusif Enyahkan asap Rokok

PLUS PENANGANAN STUNTING

18
MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK
Dapat dilakukan dimana saja, kapan saja ...
Rumah Perjalanan Sekolah Tempat kerja Tempat umum

Minimal 30 menit sehari


AKTIVITAS FISIK Di Sekolah Di Tempat
Kerja

Di Rumah

Dalam di Tempat
Perjalanan Umum

OLAHRAGA

Latihan Fisik
Bertahap Pemanasan
Berkesinambungan Baik Benar Latihan Inti
Sesuai kondisi fisik medis Pendinginan

Aktivitas
Fisik
Terukur Teratur
MANFAAT AKTIVITAS FISIK
Meningkatkan Kebugaran Jasmani

Mempertahankan berat badan ideal dan mencegah kegemukan

Mengurangi risiko berbagai penyakit (tekanan darah tinggi, jantung koroner,


kencing manis, dll)

Meningkatkan daya tahan tubuh

Mengurangi Stress dan mengikatkan rasa percaya diri

Meningkatkan Prestasi dan Produktivitas

21
MENGONSUMSI SAYUR DAN BUAH

Tersedia dalam
menu sehari-hari
KONSUMSI SAYUR

23
KEBUTUHAN
Berdasarkan Studi Diet Total 2014, konsumsi buah hanya memenuhi
48,8% kebutuhan

MENGANJURKAN KONSUMSI MENGANJURKAN KONSUMSI

Sayur dan Buah


SAYUR BUAH •300-400 g/orang/hari bagi anak balita dan
250 gr/hari 150 gr/hari anak usia sekolah
•400-600 g/orang/hari bagi remaja dan
Setara dengan: Setara dengan: orang dewasa
2 ½ porsi atau 2 ½ gelas • 3 buah pisang ambon ukuran sedang
sayur setelah dimasak • 1 ½ potong pepaya ukuran sedang 2/3 dari jumlah anjuran adalah porsi sayur
dan ditiriskan • 3 buah jeruk ukuran sedang Sumber: Buku PGS
SAYUR & BUAH
mengandung

Vitamin
& Serat
Mineral

Berfungsi untuk: Berfungsi untuk:


• Antioksidan atau penangkal •Memperlancar pencernaan dan dapat
senyawa jahat dalam tubuh mencegah
• Mencegah kerusakan sel. •Menghambat perkembangan sel kanker
usus besar.

(dalam buku Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan, 2014)


CEK KESEHATAN SECARA BERKALA
• SUATU RANGKAIAN UJI KESEHATAN YG DILAKUKAN SECARA
MENYELURUH
CEK KESEHATANMU
SEBELUM DATANG
SAKITMU

UTK MENGETAHUI KONDISI KESEHATAN SCR BERKALA SHG


SEJAK DINI DPT DIKETAHUI PENYAKIT APA YG SUDAH
BERSARANG ATAU KEMUNGKINAN MENYERANG TUBUH

26
MEMERIKSA KESEHATAN
Setiap 6 bulan sekali

CEK TES DARAH


CEK CEK
KADAR LENGKAP DI
TEKANAN KOLESTER
GULA LABORATOR
DARAH OL
DARAH IUM

DETEKSI DINI
CEK KANKE
LINGKAR
PERUT
R LEHER
RAHIM

UNTUK PEREMPUAN
DIBERIKAN ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan
Bayi hanya diberi ASI saja Tanpa tambahan cairan lain
seperti formula,jeruk,madu,airteh,airputih,dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai 6 bulan.

Setelah 6 bulan mulai diberi makanan pendamping ASI


berkualitas,sedangkanASI dapat diberikan sampai usia 2
tahun/lebih

28
Manfaat ASI Eksklusif bagi Manfaat memberikan ASI
bayi Ekslusif bagi ibu

Makanan terbaik bagi bayi, Suatu rasa kebanggan dari ibu


praktis, mudah dicerna  Perkembangan psikis antara
Zat gizi yang cukup untuk ibu dan anak
pertumbuhan dan perkembangan Rahim ibu kembali ke ukuran
bayi sebelum hamil
Kekebalan tubuh Mempercepat berhentinya
Aman dan bersih pendarahan setelah melahirkan
Anti alergi  KB alami selama 6 bulan
Menjalin hubungan psikologis Murah
antara ibu dan bayi Mengurangi kemungkinan
kanker payudara

29
Enyahkan Asap Rokok
Rokok mengandung 4000 zat kimia, dan 400 macam
racun berbahaya bagi kesehatan. Saat batang rokok
terbakar, asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan
kimia dengan 3 komponen utama, yaitu:
Nikotin,yang menyebabkan ketergantungan/adiksi.
Tar, akan banyak tertimbun dalam paru-paru dan
menimbulkan gangguan pada organ paru-paru
Karbon Monoksida, menghambat aliran oksigen
dalam darah dan jantung
•Dan bahan-bahan kimia beracun lain

30
5 (lima) Kegiatan Utama Germas Jawa Tengah 2018
dalam upaya pencegahan Stunting

1. Konsumsi Tablet tambah darah

2. Fortifikasi zat besi dalam makanan

3. Pemberian ASI Eksklusif

4. Pencegahan Kecacingan
5. Mengkonsumsi Garam Beryodium
STUNTING

SOSIALISASI GERMAS 2017 32


LOKUS PRIORITAS INTERVENSI
STUNTING DI JAWA TENGAH
JATENG
PROVINSI

KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DESA PUSKESMAS


• MOGA • MANDIRAJA • BANYUMUDAL
• KAB. PEMALANG • MOGA • WANGKELANG • BANYUMUDAL
• BODEH • LONGKEYANG • KEBANDARAN
• BODEH • PARUNGGALIH • KEBANDARAN
• BODEH • KEBANDUNGAN • KEBANDARAN
• BANTARBOLANG • PURANA • BANTARBOLANG
• PEMALANG • TAMBAKREJO • PADUKARSA
• PETARUKAN • KALIRANDU • PETARUKAN
• AMPELGADING • LOSARI • LOSARI
• COMAL • TUMBAL • SARWODADI
JATENG
PROVINSI

KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DESA PUSKESMAS

• KAB. BREBES • BUMIAYU • JATISAWIT • BANTARKAWUNG


• BUMIAYU • KALILANGKAP • BANTARKAWUNG
• BUMIAYU • KALINUSU • BANTARKAWUNG
• BUMIAYU • PRUWATAN • BANTARKAWUNG
• JATIBARANG • JANEGARA • JATIBARANG
• WANASARI • GLONGGONG • WANASARI
• WANASARI • WANASARI • WANASARI
• SONGGOM • DUKUHMAJA • JATIROKEH
• BULAKAMBA • GRINTING • KLUWUT
• BANJARHARJO • CIGADUNG • BANDARHARJO
Penyebab stunting di Indonesia Multi-dimensional
Praktek pengasuhan yg tdk baik Terbatasnya layanan kesehatan termasuk
layanan ANC, PNC, & pembelajaran dini
 Kurang pengetahuan ttg kesehatan & gizi sebelum
& pd masa kehamilan berkualitas
 55% anak usia 0-6 bln tidak mendpt ASI eksklusif  1 dari 3 anak usia 3-6 thn tidak terdaftara di PAUD
(Susenas, 2015)  2 dari 3 bumil belum mengkonsumsi suplemen besi
 1 dari 3 anak usia 6-23 bln tdk menerima MP-ASI yg memadai
tepat (SDKI,2012)  Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu
(dr 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
 Tdk mendpt akses yg memadai ke layanan
Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi imunisasi

 1 dari 3 ibu hamil anemia


 Bahan makanan mahal

Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi


Padahal anak yang menerima :  1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
1 paket intervensi 5.2% lebih tidak beresiko stunting  1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air
2 paket intervensi 9% lebih tidak beresiko stunting minum bersih
3 paket intervensi 132% lebih tidak beresiko stunting
PILAR PENANGANAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Kampanye Nasional Konvergensi,
Komitmen dan Berfokus pada Koordinasi, dan Mendorong Pemantauan dan
pemahaman, Konsolidasi Program
Visi Pimpinan Kebijakan Evaluasi
perubahan perilaku, Nasional, Daerah, dan
Tertinggi Negara “Nutritional
komitmen politik dan
Masyarakat Food Security”
akuntabilitas

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF

TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL


(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar, berinovasi dan berkompetisi)

MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY
Kerangka Penanganan Stunting

Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari


Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini umumnya
Intervensi gizi Spesifik
1 (Berkontribusi 20-30%)
dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek.

Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan


Intervensi gizi Sensitif
2 (berkontribusi 70-80%)
pembangunan diluar sektor kesehatan. Sasarannya adalah
masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK.
Intervensi Percepatan Perbaikan Gizi Multisektor
Intervensi Gizi Spesifik (Kesehatan) Intervensi Gizi Sensitif (Non-Kesehatan)
1. Penyediaan air bersih dan sanitasi
I. Ibu Hamil
 Meningkatkan kualitas dan fasilitas air bersih dan sanitasi serta
 Suplementasi besi folat
integrasi dengan lokus masalah gizi
 Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kronik 2. Ketahanan pangan dan gizi
(KEK)
 Budidaya sumber pangan lokal
 Penanggulangan kecacingan  Memperkuat program KRPL
 Suplementasi kalsium 3. Keluarga Berencana
 Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif  Pelatihan dan penguatan PLKB
malaria  Mengembangkan kurikulum kursus calon pengantin
II. Ibu Menyusui 4. Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Promosi menyusui  Meningkatkan coverage atau jumlah
 Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki pemberian 5. Jaminan Persalinan Dasar
makanan pendamping ASI  Meningkatkan kualitas layanan
6. Fortifikasi Pangan
III. Bayi 0-23 Bulan  Perluasan pengawasan garam beryodium dan implementasi tindak
 Suplementasi zink lanjut hasil pengawasan
 Zink untuk manajemen diare 7. Pendidikan Gizi Masyarakat
 Suplemen vitamin A  Memperkuat strategi KIE dan perubahan perilaku serta pelaksanaan
 Pemberian garam iodium PAUD-HI
 Pencegahan kurang gizi akut 8. Intervensi untuk Remaja Perempuan
 Pemberian obat cacing  Pendidikan kesehatan reproduksi
 Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi 9. Pengentasan Kemiskinan
 PKH dan bantuan pangan non-tunai
TUGAS PROVINSI DAN KAB/KOTA
DALAM GERMAS
GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA
Menetapkan Sarana
kebijakan daerah Akivitas
dalam pelaksanaan Kebijakan Fisik Ruang
Germas di Germas terbuka
wilayahnya daerah hijau publik
Laporan
Car Free
ke
Day
Gubernur
GERMAS Jalur
Fasilitasi, Kawasan
Melaporkan koordinasi, sepeda
Tanpa
pelaksanaan pemantauan Pemanfaatan dan
Rokok
nya kepada dan evaluasi pekarangan pejalan
Mendagri pelaks di utk sayur dan kaki
Kab/Kota SOSIALISASI GERMAS 2017
buah
41
HARAPAN
Tentang GERMAS?

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


HARAPAN kepada OPD/LEMBAGA
pada Pelaksanaan GERMAS
INPRES No. 1/2017
1. Melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsi seperti yang diuraikan dalam Inpres
2. Menetapkan regulasi yang mengatur pelaksanaan GERMAS dan melakukan pemantauan
pelaksanaannya di pusat dan daerah
3. Menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan:
a. Di lingkungan tempat bekerja seperti: memberlakukan Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
menyediakan fasilitas ruang hijau dan fasilitas berolahraga, memindahkan ruang parkir
lebih jauh, menyediakan kantin “sehat”, menyediakan ruang menyusui
b. Membiasakan gaya hidup sehat seperti menyiapkan konsumsi sehat pada saat
rapat/pertemuan, melakukan peregangan disela waktu bekerja, mengatur waktu olahraga
c. Menyediakan klinik untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


CONTOH PERILAKU OPD/LEMBAGA
pada Pelaksanaan GERMAS
INPRES No. 1/2017

1. MENJAUHKAN tempat parkir kendaraan dengan tempat kerja karyawan sehingga ada aktivitas
fisik yang dilakukan karyawan yakni jalan kaki.
2. MENYEDIAKAN makan siang pada saat rapat dengan mengurutkan penataan makanan mulai
dari : piring, sayur, buah, lauk pauk, nasi dan air putih.
3. MELAKUKAN peregangan pada jam 10.00 dan jam 14.00 sesuai dengan contoh video yang
sudah pernah dikirimkan.
4. MENYEDIAKAN alat ukur tekanan darah (tensimeter) dan timbangan di dekat pintu lift atau
tempat absensi karyawan.
5. MENJADWALKAN OLAHRAGA bersama setiap jumat dan MELARANG penyelenggaraan rapat
pada hari jumat sebelum jam 09.00 WIB.

ANUNG - GERMAS BAPPENAS 2017


PERGUB JATENG NO 35 TAHUN 2017
Tanggal 14 Juli 2017

45
DRAFT SE GUBERNUR JATENG TTG
IMPLEMENTASI GERMAS
• BUPATI/WALIKOTA Se-Jawa Tengah
• Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Jawa Tengah.
• Ketua Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi
Profesi Kesehatan, Perguruan Tinggi dan Dunia
Usaha

47
1. Mendukung Program Nasional Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) melalui:
a. Peningkatan Aktifitas Fisik,
b. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat,
c. Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan
Perbaikan Gizi,
d. Peningkatan Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit,
e. Peningkatan Kualitas Lingkungan, dan
f. Peningkatan Edukasi hidup sehat;
48
2. Mensosialisasikan Inpres Nomor 1 Tahun 2017 dan Pergub
Jateng no 35 th 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dimulai dengan menggalakkan :
a. Aktifitas fisik :
• Melaksanakan Senam Nusantara Sehat/Senam Peregangan
di Tempat-Tempat Kerja dan Institusi Pendidikan (2 kali
sehari pada pukul 10.00 dan 14.00 Wib);
• Menjadwalkan olahraga pada setiap hari jum’at dan
melarang penyelenggaraan rapat pada hari jum’at sebelum
jam 09.00 Wib.
49
B. Mengkonsumsi buah/sayur setiap hari :
• Menyiapkan konsumsi sehat berupa buah dan
sayur lokal dalam pelaksanaan pertemuan/rapat;
• Menyediakan makan siang pada saat
rapat/pertemuan dengan mengurutkan penataan
makanan mulai dari : piring, sayur, buah, lauk
pauk, nasi dan air putih.

50
C. Cek kesehatan secara teratur :
• Melaksanakan tes kebugaran bagi karyawan
secara berkala
• Menyediakan alat ukur tekanan darah (Tensimeter
digital), alat ukur lingkar perut dan timbangan
berat badan di dekat pintu lift atau tempat absensi
karyawan.

51
d. Tempat Kerja, Tempat-tempat Umum dan
Institusi Pendidikan dijadikan sebagai kawasan
tanpa asap rokok (KTR).
e. Tempat Kerja, Tempat-tempat Umum dan
Perusahaan menyediakan Ruang ASI bagi ibu
menyusui.

52
3. Menugaskan kepada Kepala Bappeda untuk
mengkoordinasikan Dinas Kesehatan dan Satuan
Kerja Perangkat Daerah terkait agar
memprioritaskan program yang mendukung
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kedalam
dokumen perencanaan pembangunan
(RPJMD/RKPD) dan dokumen penganggaran
(APBD) mulai Tahun 2018;

53
4. Melibatkan partisipasi masyarakat, tokoh
masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
organisasi profesi kesehatan dan dunia usaha
untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan yang
mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
tersebut kepada Gubernur.

54
INDIKATOR KEBERHASILAN
GERMAS KEMENKES
 Jml.
Jumlah Kab/Kota yg  Jml. Petugas
Puskesmas yg
melaksanakan
melaksanakan kesehatan yg kegiatan
menjadi deteksi dini
minimal 5 thema konselor kanker
kampanye Germas menyusui payudara dan
 Jml Kegiatan leher rahim
Prosentase kampanye ASI pada
kab/Kota yang Eksklusuf perempuan
usia 30-50 th
melaksanakan  Jml keg.
Sosialisasi  Jml. Pedoman
kebijakan KTR Gemar Aktifitas plaks. Deteksi
minimal 50 % Fisik dini di Inst
Pemerintah dan
sekolah swsata
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017 55
Maturnuwun

SALAM GERMAS
S E H A T, B U G A R , P R O D U K T I F
CEGAH STUNTIN, ITU PENTING !!

Anda mungkin juga menyukai