Fix Nya Ni
Fix Nya Ni
PENDAHULUAN
Chlorella sp. berasal dari bahasa latin chloros yang berarti hijau dan ella yang
berarti kecil, kemudian diberi nama oleh Beyerinck ahli biologi Jerman. Chlorella sp.
sudah berada di bumi sejak masa pre cambrian kira-kira 2,5 milyar tahun yang lalu.
Tumbuhan ini merupakan yang pertama kali memiliki bentuk sel yang berinti
Chlorella adalah genus ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, laut, dan
tempat basah. Ganggang ini memiliki tubuh seperti bola. Di dalam tubuhnya terdapat
membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan menghasilkan empat sel baru
yang tidak mempunyai flagel. Ganggang ini sering digunakan di laboratorium untuk
penyelidikan fotosintesis. Karena sifatnya yang unik, para ahli berpendapat bahwa
Chlorella dapat ikut mengatasi kebutuhan pangan manusia di masa yang akan datang.
Chlorella merupakan salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan untuk
berbagai keperluan, salah satunya digunakan sebagai makanan rotifera atau sebagai
media budidaya larva ikan. Budidaya Chlorella terdiri dari serangkaian kegiatan yang
antara lain meliputi persiapan wadah dan air yang meliputi pencucian dan sanitasi
Chlorella di laboratorium.
1
Faktor pembatas dalam budidaya Chlorella sp adalah nitrat dan fosfat. Beberapa
melalui proses fotosintesis, dan (4) mengandung protein yang tinggi dengan komponen
utama asam amino (Nakayama, 1992 dalam Arifin, F, 2012). Selain nutrien dan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan Chlorella sp, inokulum juga merupakan faktor yang
sangat penting di dalam kultur Chlorella spp karena kultur tidak mungkin dilaksanakan
tanpa adanya inokulum (Sapta et al. 2002).Chlorella sp adalah salah satu jenis alga
hijau bersel satu. Selnya berdiri sendiri dengan berbentuk bulat atau bulat telur dengan
keras. Warnanya hijau cerah, hidup dipermukaan air tawar, namun ada juga yang hidup
diair asin (Afandi, 2003). Chlorella sp dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga
pada pengamatan seakan – akan tidak bergerak. Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0
– 35 ppt. Alga ini masih dapat bertahan hidup pada suhu 40 oC, tetapi tidak tumbuh.
Kisaran suhu 25 – 30oC merupakan kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan alga
ini (Isnansetyo & Kurniastuty, 1995). Chlorella sp merupakan suatu agen bioremediasi
yang baik, selain dapat hidup pada lingkungan yang tercemar juga dapat memakai
logamberat sebagai logam esensial untuk metabolisme. Banyaknya manfaat yang akan
dapat diambil apabila dapat mengembangkan Chlorella sp pada skala masal. Dengan
menggunakan Chlorella sp sebagai objeknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
2
Plankton tidak saja sangat penting bagi kehidupan ikan tetapi pada hewan lain
juga sangat penting dengan hewan flora dan fauna, akan tetapi penting pula bagi segala
macam hewan yang hidup di air, baik air laut, tawar, maupun payau. mengelompokkan
menjadi plankton
Pada saat ini pakan yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan larva adalah
jenis pakan alami karena nilai nutrisi yang dikandungnya relatif tinggi. Sebagian besar
pakan alami adalah plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton. Mikroalga atau
yang sering dikenal sebagai fitoplankton merupakan produsen primer yang mampu
memasukan oksigen (O2) di perairan, sebagai penyangga kualitas air, serta memiliki
produktifitas yang tinggi karena ukurannya yang sangat kecil sehingga paling efesien
dimanfaatkan sebagai biofilter air limbah, berperan sebagai pemasok oksigen (O2)
merupakan tahapan yang penting. Persyaratan pakan pertama adalah mudah ditangkap,
mudah dicerna dan memiliki kandungan gizi yang memadai untuk kebutuhan benih
ikan. Salah satu yang memiliki persyaratan tersebut adalah Chlorella vulgaris, yang
3
bidang perikanan sebagai salah satu pakan alami untuk benih ikan dan udang (Hartati,
budidaya fitoplankton, baik di alam maupun di skala laboraturium atau usaha kultur
teknologi yang dapat ditinjau atau mudah, merupakan faktor-faktor pendukung dalam
hatchery karena pertumbuhannya yang relatif mudah dilakukan. Namun tidak tertutup
kemungkinan bahwa nutrisi dan pertumbuhan yang dihasilkan masih kurang optimal
karena media kultur yang tidak mendukung. Untuk itu dibutuhkan pertumbuhan
Chlorella vulgaris pada media kultur yang mempunyai komposisi nutrien yang cukup
Melihat pentingnya pertumbuhan dan nutrisi dengan hasil yang optimal pada
Chlorella vulgaris yang dikultur, maka dibutuhkan media kultur yang tepat.
Kelengkapan dan konsentrasi kandungan atau komposisi unsur hara (nutrien) baik
makronutrien maupun mikronutrien yang terkandung dalam media kultur yang kita
4
vulgaris yang dihasilkan. Oleh kerena itu dilakukan percobaan dengan media kultur
1.2. Tujuan
1.3 Manfaat
3. Mahasiswa juga dapat memberi poc pada setiap perlakuan dan mengetahui di hari
tersebut
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Chlorella sp adalah Genus Mikroalga atau ganggang hijau bersel tunggal yang
hidup di air tawar, Laut, dan tempat basah. Ganggang ini memiliki tubuh seperti bola.
terjadi secara vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan
menghasilkan empat sel baru yang tidak mempunyai flagel. Ganggang ini sering
para ahli berpendapat bahwa Chlorella dapat ikut mengatasi kebutuhan pangan
KLASIFIKASI
Kindom :Plantae
Phylum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcaales
Family : Chlorellacea
Genus : Chlorella
Gambar 1. Chorella Sp
Sel Chlorella sp. berbentuk bulat atau bulat telur dan umumnya merupakan alga
Diameter selnya berkisar antara 2-8 mikron, berwarna hijau, dan dinding selnya keras
yang terdiri dari selulosa dan pektin, serta mempunyai protoplasma yang berbentuk
cawan. Chlorella sp. dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan
6
sp. Menurut habitat hidupnya ada dua macam Chlorella, yaitu Chlorella yang hidup di
air tawar maupn yang hidup di air laut. Contoh Chlorella yang hidup di air laut adalah
atau yang sering kita kenal sebagai alga hijau. Mikroalga jenis Chlorella spp. berwarna
hijau, pergerakannya tidak motil dan struktur tubuhnya tidak memiliki flagel. Selnya
berbentuk bola berukuran sedang dengan diameter 2-10 μm, bergantung pada
spesiesnya, dengan kloroplas berbentuk seperti cangkir. Alga hijau memiliki struktur
yang hampir sama dengan tumbuhan, salah satunya ialah dinding selnya. Chlorella juga
Chlorella sp. merupakan alga bersel tunggal dari golongan alga hijau
(Chloropyta) yang telah dimanfaatkan secara komersial karena gizinya yang tinggi
(Srihati dan Carolina, 1995). Chlorella sp. memiliki peranan dalam memenuhi
Menurut Eyster (1978) menyatakan bahwa konsentrasi nutrien yang dibutuhkan untuk
sedangkan Mikronutrien terdiri dari Fe, Mo, Cu, Mn, Zn dan Co. Unsur yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. antara lain N (0,14-0,7 g/l) dan P (0,015-
7
0,62 g/l). Kebutuhan unsur makro nutrien dan Mikronutrien dalam kultur Chlorella sp.
Harus tercukupi untuk pertumbuhan yang optimal terutama unsur N dan P yang
Bentuk sel bulat atau bulat telur, merupakan alga bersel tunggal, tetapi kadang-
kadang dijumpai bergerombol. Diameter selnya berkisar 2-8 mikron, berwarna hijau
karena klorofil merupakan pigmen yang dominan, dinding selnya keras terdiri atas
selulosa dan pectin. Sel ini mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan. Chlorella
dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak
bergerak.
ditemukan di habitat air tawar maupun air asin. Jenis alga hijau yang biasa digunakan
dalam budidaya yaitu Scenedesmus dan Chlorella sp. Menurut Isnansetyo dan
Kurniastuty (1995) Chlorella sp. bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh di mana-
mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupannya. Alga ini dapat
tumbuh pada salinitas 0-35 ppt. Salinitas 10-35 ppt merupakan salinitas optimum untuk
pertumbuhan alga ini. Alga ini masih dapat bertahan hidup pada suhu 400C, tetapi tidak
tumbuh. Kisaran suhu 250C-300C merupakan kisaran suhu yang optimum untuk
menjadi Chlorella air tawar dan Chlorella air laut. Chlorella air tawar dapat hidup
dengankadar salinitas hingga 5 ppt. Contoh Chlorella yang hidup di air laut adalah
8
dalam perairan, namun beberapa jenis Chlorella jugaditemukan mampu bersimbiosis
dengan hewan lain misalnya Hydra dan beberapa Ciliata air tawar seperti Paramecium
2.3. Nutrien
nutrien yang memadai, yang sesuai dengan keperluan pertumbuhan fitoplankton yang
dikultur.
Pada umumnya kebutuhan unsur hara pada setiap jenis fitoplankton hampir
sama, hanya terdapat perbedaan sedikit untuk jenis fitoplankton tertentu. Round (1973)
senyawa nitrogen yang tersimpan dan jasad hewan. Beberapa alga hijau biru mampu
menyerap nitrogen dalam nitrat dan garam-garam ammonium. nitrat merupakan hasil
nitrosomonas dalam kaedaan aerob. Dalam keadaan anaerob nitrat dan nitrit akan
diubah menjadi ammonia oleh bakteri anaerob. Kebutuhan normal nitrogen dalam
kultur Chlorophyceae berkisar antara 6,5 - 8,3 persen dari berat keringnya. Semua
bentuk ion N yang diserap akan diubah menjadi asam amino dibagian sel yang
mengandung klorofil. Asam amino itu merupakan bentuk protein yang merupakan
komponen protoplasma yang menjadi bagian setiap sel hidup (Mas'ud, 1993).
9
Fosfor, sumber utama fosfor adalah kerak bumi dan endapan fosil. Berdasarkan
ikatan kimia fosfor terdapat dalam air atau limbah sebagai senyawa orthofosfat (contoh
: H2PO43-), polifosfat (contoh (PO3)64-) dan fosfat organik (Wardoyo, 1982). Fosfat
organik merupakan fosfat yang terikat dengan senyawa organik yang lain dan tidak
berada dalam larutan secara terlepas. Alga plankton didalam perairan memperoleh
unsur P dari senyawa fosfor anorganik (ion orthofosfat), meskipun dalam keadaan
tertentu dapat pula memperolehnya dari fosfor organik terlarut (Anggoro, 1983).
1985). Kebutuhan optimum alga berkisar antara 0.018 - 0.09 mg/l (batas minimum)
dan batas maksimum berkisar antara 8,9 - 27,8 mg/l. Kekurangan fosfor menyebabkan
tanaman tidak tumbuh maksimal atau tidak mampu melengkapi reproduktifnya secara
normal (Mas'ud, 1993) dan Droop (1954) dalam Fogg (1973) menyataka kekurangan
mengasimulasi karbon.
Selain unsur hara makro dan mikro, alga juga memerlukan vitamin dalam
penunjang pertumbuhannya. Vitamin yang dibutuhkan oleh alga terdiri dari kobalamin
(vitamin B12), thiamin (vitamin B1) dan biotin. Ketiga vitamin itu merupakan
berkurang menurut umur. Chlorella vulgaris membutuhkan thiamin antara 200 - 770
g/Kg berat basah. Sedangkan biotin dibutuhkan hanya sejumlah kecil oleh alga.
10
2.4. Cahaya
Menurut Finks dan Main (1991) untuk keperluan kultur dalam ruangan
umumnya digunakan lampu neon 80 watt, diatur hingga mencapai penerangan yang
2.5. Aerasi
Menurut Finks dan Main (1991) aerasi sangat berguna untuk pertumbuhan
Chlorella vulgaris dengan tiga alasan utama yang mendasarinya. Pertama, udara
Sedangkan alasan yang ketiga adalah aerasi diperlukan untuk peoses pengadukan
(mixing). Hal ini untuk nenjaga agar penyebaran nutrien dan sel Chlorella vulgaris
Fungsi utama aerasi adalah mensuplai kebutuhan O2 dan CO2, untuk kebutuhan
pertumbuhan. Aerasi juga diperlukan untuk mencegah engendapan sel alga. Apabila
kebutuhan oksigen terlarut tidak terpenuhi maka pertumbuhan pakan alami akan
terhambat dan mengakibatkan kematian massal. Kandungan oksigen terlarut yang baik
untuk pertumbuhan pakan alami (Chlorella sp) adalah >2 mg/l (Round, 1973).
11
2.6. Suhu
spesies fitoplankton mempunyai suhu optimum yang khas untuk pertumbuhannya (De
La Noue & De pau 1988). Suhu optimum dapat berfariasi sesuai dengan intensitas
cahaya dan konsentrasi nutrien tertentu serta adaptasi mikroorgaisme terhadap suhu
Suhu yang umum untuk pertumbuhan Chlorella sp. yaitu berkisar antara 26-43 oC
2.7 Reproduksi
Chlorella sp. berkembangbiak secara vegetatif. Sel anak berkembang menjadi sel
aplanospora. Dari satu sel induk dapat dihasilkan beberapa buah spora (Isnansetyo dan
Perkembangbiakan secara vegetatif diawali dengan membentuk spora. Setiap sel induk
Chlorella sp. akan mengeluarkan zoospora yang disebut aplanospora sebanyak 8 buah.
12
Selanjutnya aplanospora berkembang menjadi individu-individu baru. Setiap
aplanospora yang telah dewasa akan mengeluarkan 8 aplanospora baru dan seterusnya
vegetatif dengan pembelahan sel, tetapi juga dapat dengan pemisahan autospora dari
sel induknya. Perkembangbiakan sel ini diawali dengan pertumbuhan sel yang
membesar. Tahap selanjutnya terjadi peningkatan aktivitas sintesa sebagai bagian dari
persiapan pembentukan sel anak yang merupakan tingkat pemasakan awal. Tahap
berikutnya terbentuk sel induk muda yang merupakan tingkat pemasakan akhir, disusul
dengan pelepasan sel anak. Daur hidup dan cara perkembangbiakan Chlorella sp.
Adapun Faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan kultur alga berkualitas baik
faktor-faktor pendukung ini antara lain faktor biologi, kimia, fisika, dan kebersihan
13
lingkungan kultur. Faktor biologi meliputi penyediaan bibit yang bermutu (termasuk
kemurniaan) dan jumlahnya yang mencukupi. Faktor fisika yang mempengaruhi antara
lain suhu, salinitas, dan intensitas cahaya. Faktor kimia disini adalah unsur hara dalam
media pemeliharaan harus sesuai dengan kebutuhan jenis fitoplankton yang akan
dikultur. Selain faktor-faktor tersebut ada faktor lain yang perlu diperhatikan, yaitu
kebersihan dari alat-alat kultur agar tidak terkontaminasi dengan organisme lain yang
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan
ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
14
2.9. Kualitas Air
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik,
kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif
terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran
standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air
minum. Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan
politik dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.
Kondisi air bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air
terikat erat dengan kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu
subjek yang sangat kompleks dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia,
fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah
upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan
suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari
suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi
berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.Begitu pula dengan air bersih,
air minum dan air hujan, tentunya memiliki kesamaan, namun sangat jauh berbeda
15
diantara ketiganya. Mulai dari kandungan yang terdapat dalam air tersebut hingga
sumber dari air itu sendiri. Dan tentunya penggunaan dari ketiganya juga berbeda
yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas
setiap parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.
Pupuk organic cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organic yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure
haranya lebih dari satu unsure. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah dapat secara
cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu
menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk
organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering
mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk
yamg diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman. Dengan
menggunakan pupuk organik cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan membantu
berkembang biak sangat cepat dan daur hidupnya relatif pendek. Menurut Panggabean
kebutuhan bahan yang semakin terbatas. Lahan produksi fitoplankton sangat kecil
daripada tanaman tinggi dan biomassa yang dihasilkan persatuan waktu lebih banyak,
dimasa yang akan datang mungkun dapat dimanfaatkan alternatif pangan atau makanan
16
tambahan. Bila dibandingkan dengan sumber bahan makaan lain, komposisi biokimia
beberapa Janis mikroalga dapat bersaing dengan tepung keledai, karena kandungan
proteinnya lebih tinggi yaitu 46 -60 mg dibandingkan tepung keledai yaitu 47 mg.
kualitasnya lebih baik dari bahan protein nabati, kerena mengandung hamir semua
vitamin. Chlorella, Scenedesmus juga ganggang biru adalah sumber protein bersel
tunggal yang baik. Bila diproses dengan baik dapat dicerna dengan baik oleh mamalia
dan nilainya lebih tinggi dari protein nabati. Makanan dari ganggang hijau dan biru
tersebut gizinya lebih baik dari sayuran hijau karena mengandung vitamin B12.
vitamin ini sebenarnya tidak disintesis oleh alga hijau. Alga tersebut menyerap
vitamin B12 yang dikeluarkan oleh bakteri di perairan. Sebagai makanan suplemen,
mikroalga memang sangat baik dalam perbaikan gizi, namun jumlahnya harus
kesehatan. Sistem enzim pada manusia tidak dapat melakukan metabolisme untuk
ikatan purin dan asam nukleat, sehingga asam nukleat tidak dapat diuraikan lebih
komposisi seperti pada nabati. Pada kondisi tertentu kandungan minyak pada
fitoplankton dapat mencapai 85% berat kering, jauh melebihi minyak nabati
17
pertumbuhan darat. kebutuhan akan minyak nabati di dunia dari tahun ke tahun terus
Asam-asam lemak pada tubuh tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia dan
merupakan komponen penting dalam makanan manusia dan hewan. Asam-asam lemak
Sumber EPA pada makanan biasanya diperolah dari minyak ikan dan EPA tersebut
dari P. Aerugenium digunakan untuk mengikat air dalam proses pemisahan minyak
(PC) adalah pigmen dari ganggang biru, dapat dipakai sebagai pewarna
Jepang mengekstrak pigmen tersebut dan diberi nama petent dari produknya
yaitu ”Linablue”. Pigmen lain yang dijumpai yaitu karotenoid yang termasuk
18
β-karoten, dapat diestrak dari Dunaliella bardawil dan hasilnya mencapai 14%
(Panggabean, 1998)
C17-C34 dalam jumlah yang cukup dan berpotensi sebagai BBM, masih dalam
hidrokarbon C27 dan C31, bila dibiarkan sampai fase pertumbuhan stasioner
sudah habis, orang mungkin akan beralih pada sumber-sumber yang lain seperti
logan berat melalui proses biobsorbsi sehingga bau busuk yang timbul akibat
di dalam sel hidup (Fardiaz, 1989). Menurut Becker (1994), pertumbuhan kultur
mikroalga melalui beberapa fase, fase yang pertama yaitu Fase adaptasi (fase lag),
dimana sel mikroalga lebih peka terhadap perubahan kondisi sekitarnya. Fase kedua
adalah fase eksponensial (fase logaritmik), fase dimana sel mikroalga sudah
menjadi dua kali lipat dari waktu sebelumnya. Fase ketiga adalah fase penurunan laju
19
pertumbuhan (Declining Relatif Growth Phase) diikuti oleh fase stasioner (stationery
Phase) yaitu fase dimana konsentrasi biomasa maksimum tercapai, mikroalga mulai
terjadinya pembentukan bayangan dari sel itu sendiri (self-shading) dan auto inhibition
yaitu kemampuan menghasikan senyawa penghambat pertumbuhan oleh sel itu sendiri
adalah fase kematian/collapse (Death Phase) fase ini dapat disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang tidak mendukung, umur kultur, cahaya dan nutrient yang terbatas, dan
ditandai dengan bertambah besarnya ukuran sel atau bertambah banyaknya jumlah sel.
Sampai saat ini kepadatan sel digunakan secara luas untuk mengetahui pertumbuhan
lima fase pertumbuhan, yaitu fase lag, fase logaritmik atau eksponensial, fase
penurunan laju pertumbuhan, fase stasioner, dan fase kematian (Kawaroe, 2010).
Kurva pertumbuhan Chlorella sp disajikan pada grafik kurva pertumbuhan sel alga
dalam kultur.
Keterangan :
1. Fase lag (adaptasi)
2. Fase eksponensial
(logaritmik)
3. Fase penurunan laju
pertumbuhan
4. Fase stasioner
5. Fase Kematian
20
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pakan Alami dilaksanakan pada hari Sabtu 08
Maret 2019 mulai Pukul 07.30 Sampai 17.00 Wib di BBI (Balai benih ikan), Fakultas
ALAT-ALAT BAHAN
Gelas ukur Chlorella sp
Mikroskop listrik POC
Galon air Ijuk
Termometer Pasir
Kertas pH Batu krikil
Rak Arang
Mesin aeradator
Selang
Tangki air
Ala-alat tulis
Ember
Cerong minyak
Jeregen minyak
Dandang
Pipet tetes
Gelas ukur
Kawat naymuk
Tabel alat dan bahan
21
3.3 prosedur
Pada Praktikum Teknologi Pakan Alami ini, Pertama Mahasiswa harus bisa
Melakukan dengan baik dan terliti, Praktiku ini Mahasiswa pertama Melakukan
melakukan Penyaringan air yang sudah di sediakan dari tong dengan isinya adalah Batu
krikil, pasir, Ijuk, Arang lalu kawat di kasih pada bagian bawah, Melakukan
yang sudah tersedia pada pada Laboratorium dengan hasil penelitian mahasiswa,
selanjutnya, Mahasiswa/i juga melakukan pengisiaan air pada galon yang sudah
tersedikan dan untuk di isikan oleh air keran biasa, setelah itu pada air yang sudah di
isi di air Galon minum lalu di kasihkan poc yang sudah di buat oleh Mahasiswa dengan
cek Termometer pada setiap Air Galon yang sudah ada di rak dengan melakukan cek
satu-satu dengan setiap hari pada pagi, siang dan sore hari, selanjutnya melakukan pH
Air tersebut dengan kertas pH dengan cara setiap Galon di cek pH juga di lakukan
pengecekkan pada 4 hari sampai selesai, selanjutnya Mahasiswa/i juga melakukan cek
kelimpahan pada setiap Galon tersebut dengan melakukan mikroskop listrik yang
sudah di sediahkan pada Laboratorium dengan setiap pergalon di cek, dan juga
Mahasiswa juga melakukan pemberin poc dan Chorella sp di berikan pada galon
masing-masing tidak di setiap sampel botol galon tersebut, cek kelimpahan dilakukan
selama 7 hari sampat selesai, dengan itu Mahasiswa juga bisa mengetahui cara
22
3.4 Perhitungan kepadatan sel Chlorella sp
1. Kepadatan rendah
Dimana
Dimana
23
80 = 16 chambel kecil x 5 data
400 = 16 chambel kecil x 25 chamber besar
10.000 = Volume kepadatan chamber
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
erlenmeyer. Hasil budidaya pada skala laboratorium pada umumnya digunakan sebagai
stock untuk budidaya massal. Dalam kegiatan budidaya skala laboratorium wadah
dan dibilas sampai bersih kemudian dikeringkan. Setelah kering kemudian wadah
disanitasikan dengan cara direbus pada suhu 110 o C. Air yang digunakan juga harus
bersih. Air yang digunakan dapat berupa air sumur atau air mata air atau akuades.
Untuk air mata air atau air sumur sebaik air difilter terlebih dahulu untuk menyaring
partikel yang tersuspensi dalam air. Selajutnya air juga harus disanitasi dengan cara
merebus air sampai mendidih, sehingga air yang digunakan bebas dari kontaminasi
plankton lain. Selanjutnya toples yang sudah diisi air sebanyak satu liter ditempatkan
pada rak yang dilengkapi dengan selang aerasi dan lampu neon. Hal ini dilakukan
supaya cahaya cukup untuk proses fotosintesis Chlorella, yang memerlukan intensitas
cahaya antara 2500 – 5000 lux dan agar Chlorella tidak mengendap. Dalam budidaya
di dalam laboratorium sebaiknya dilakukan pada suhu antara 21-25 o C, dengan tujuan
25
perkembangbiakanya sangat tinggi yaitu mencapai 1433333.3 karna di hari tersebut
chlorella mempunyai sifat memperbanyak diri dengan cara membelah diri, yaitu
dengan bantu cahaya pada lampu neon untuk melakukan fotosistesi yang membantu
Perlakuan (sel/l)
Hari ke
P1 P2 P3 P4 P5
0 550000.0 550000.0 550000.0 550000.0 550000.0
2 383333.3 266666.7 350000.0 266666.7 283333.3
4 433333.3 533333.3 466666.7 483333.3 433333.3
6 416666.7 550000.0 300020.0 433333.3 483333.3
8 483333.3 850000.0 583333.3 600000.0 433333.3
10 983333.3 1216666.7 566666.7 1433333.3 433333.3
12 1033333.3 1250000.0 700000.0 550000.0 483333.3
14 1016666.7 1266666.7 733333.3 466666.7 450000.0
16 633333.3 1266666.7 500000.0 300000.0 300000.0
18 650000.0 1300000.0 500000.0 300000.0 433333.3
20 675000.0 1350000.0 433333.3 316666.7 366666.7
22 516666.7 1333333.3 295333.3 300000.0 400000.0
24 400000.0 1250000.0 433333.3 283333.3 300000.0
26 416666.7 1283333.3 416666.7 383333.3 250000.0
28 333333.3 1233333.3 333333.3 333333.3 216666.7
30 266666.7 1043333.3 316666.7 283333.3 166666.7
Jumlah 9191666.7 16543333.3 7478686.7 7283333.3 5983333.3
266666.7 dan di hari ke 4 perkembangan chlorella meningkat tidak terlalu cepat hanya
26
chlorella yaitu pada hari ke 12 dan 14 di perlakuan 1 dan 2 (hari 12 dan 14), yaitu
Dan di fase kematian chlorella sp di hari ke 30 dimana fase kematian sangat tinggi dan
1043333.3.
P1 P2 P3 P4 P5
tingkatan paling tinggi terdapat pada perlakuan 4 pada nomor 6 , dan pada penuruna
atau fase kematiannya tinggi. Di perlakuan 5 adalah tingkat paling terendah dalam
pertumbuhan dan di lihat pada grafik bisa di katakana hamper sama rata, dan tingkatan
yang sangat stabil berada di perlakuan perlakuan 2, tingkat perkembangan stabil dan
fase kematian lumayan rendah. Pada pola pertumbuhan Chlorella sp terlihat kepadatan
27
menjadi naik dan pada hari akhir terjaddi penurunan sedikit, P3 sampai P5 sama-sama
di awal mengalami penurunan deratis dan setelah di pertengah bulan menunjak naik
Chlorella sp dan pada di akhir bulan lama-lama Chlorella sp menjdi turun perlahan-
lahan.
Kualitas Perlakuan
No.
Air P1 P2 P3 P4 P5
1 Suhu (°C) 25-32 25-31 25-32 25-32 25-32
2 pH 6 6 6 6 6
Berdasarkan table di atas dapat di dapat di lihat suhu yang paling terendah
terdapat di perlakuan 2 yaitu suhunya dari 25 sampai 31, dan pH dapat di lihat semua
warna air terlihat sama hanya mencapai tinkatan 6, dimana sudah bisa di sebut stabil.
suhu pada setiap sampel dari awal sampai akhir praktikum dengan perlakuan P1 suhu
yang paling tinggi pada pagi,siang, sore hari adalah 320C dan suhu yang paling rendah
pada pagi hari adalah 250C, Suhu pada perlakuan P2 suhu yang paling tinggi pada pagi,
siang dan sore hari adalah 320C dan suhu terendahnya adalah 250C, perlakuan P3 suhu
paling tinggi adalah 320C dan suhu paling rendah adalah 250C, pada perlakuan P4
paling tinggi adalah 320C dan paling rendah adalah 250C, pada perlakuan P5 suhu
paling tinggi adalah 320C dan paling rendah suhunya adalah 250C. pH atau derajat
dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan "keasaman" di sini adalah konsentrasi
ion hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan
dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan
28
memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman. Nilai pH 7 dikatakan
netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai tanda
kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak
kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi
kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya. gambar indikator asam basa
pH hari ke-
Perlakuan
0 7 14 21 28
P1 6 6 6 6 6
P2 6 6 6 6 6
P3 6 6 6 6 6
P4 6 6 6 6 6
P5 6 6 6 6 6
Tabel pH
seluruhnya dari awal sampai akhir praktikum pH air sama yaitu mencapai 6.
29
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
chlorella yang mempunyai sifat memperbanyak diri atau dengan cara membelah diri,
5.2 saran
Pada praktikum ini dalam pemberian Pupuk Organik Cair (POC) jangan terlalu
banyak, karna itu salah satu penyebab tingkat kematian chlorella sangat tinggi, dan
pemberian POC di kurangi dan pemantuan dalam praktikum harus teliti sehingga hasil
30
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Y.V., 2003, Uji Penurunan Kandungan Nitrat dan Fosfat oleh Alga Hijau
(Chlorella sp) secara Kontinyu Jurusan Teknik Lingkungan ITS, Surabaya.
Fink G.B, Main W.K, Walker G.F, 1991. A Quantitative Study of the Face in
Down’s syndrome. Am J Orthod.67(2): 540-553
31
Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton Pakan
Alami untuk Organisme Laut. Kanisius, Yogyakarta, 1995.
Kawaroe, dkk. 2010. Mikroalga Potensi dan pemanfaatannya untuk Produksi Bio
Bahan Bakar: Bandung. ITB
Murwan, 1979, ‘Kultur Chlorella di Indonesia dan kultur udang’
Martosudarmo dan Wulani (1990), Petunjuk Pemeliharaan Kultur Murni dan Massal
Mikroalga. Proyek Pengembangan Budidaya Udang Situbondo. Situbondo.
Round, F.E. 1973. The Biology Of Algae. London : Edward Arnold. 278 pp.
Royan, dkk. 2010, ‘Chlorella sp. memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan Hewan
di perairan’
Srihati dan Carolina, 1995, ‘pengertian Chlorella sp yang telah dimanfaatkan secara
komersial’
Wardoyo STH. 1982. Kriteria Kualitas Air untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Prosiding: Training Analisis Dampak Lingkungan, PPLHUNDP-
PSL.
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 1 Data rata-rata pertumbuhan Chlorella sp
Perlakuan
Hari ke Ulangan
P1 P2 P3 P4 P5
1 550000 550000 550000 550000 550000
2 550000 550000 550000 550000 550000
3 550000 550000 550000 550000 550000
0
Jumlah 1650000 1650000 1650000 1650000 1650000
Rata-
rata 550000,00 550000,00 550000,00 550000,00 550000,00
1 600000 350000 500000 200000 200000
2 300000 200000 200000 150000 300000
3 250000 250000 350000 450000 350000
2
Jumlah 1150000 800000 1050000 800000 850000
Rata-
rata 383333,3333 266666,6667 350000 266666,667 283333,3333
1 500000 650000 500000 450000 650000
2 350000 500000 500000 550000 400000
4 3 450000 450000 400000 450000 250000
Jumlah 1300000 1600000 1400000 1450000 1300000
Rata-
rata 433333,33 533333,33 466666,67 483333,33 433333,33
1 250000 450000 450000 500000 550000
2 500000 600000 450000 450000 450000
6 3 500000 600000 60 350000 450000
Jumlah 1250000 1650000 900060 1300000 1450000
Rata-
rata 416666,67 550000,00 300020,00 433333,33 483333,33
1 400000 700000 550000 700000 700000
2 550000 1050000 450000 400000 250000
8 3 500000 800000 750000 700000 350000
Jumlah 1450000 2550000 1750000 1800000 1300000
Rata-
rata 483333,33 850000,00 583333,33 600000,00 433333,33
1 400000 850000 500000 850000 500000
2 1550000 1350000 750000 450000 350000
10
3 1000000 1450000 450000 3000000 450000
Jumlah 2950000 3650000 1700000 4300000 1300000
34
Rata-
rata 983333,33 1216666,67 566666,67 1433333,33 433333,33
1 500000 1100000 800000 750000 550000
2 1500000 1250000 750000 500000 450000
12 3 1100000 1400000 550000 400000 450000
Jumlah 3100000 3750000 2100000 1650000 1450000
Rata-
rata 1033333,33 1250000,00 700000,00 550000,00 483333,33
1 550000 1050000 750000 700000 700000
2 1450000 1200000 800000 400000 300000
14 3 1050000 1550000 650000 300000 350000
Jumlah 3050000 3800000 2200000 1400000 1350000
Rata-
rata 1016666,67 1266666,67 733333,33 466666,67 450000,00
1 550000 1050000 400000 350000 400000
2 800000 1250000 550000 300000 250000
16 3 550000 1500000 550000 250000 250000
Jumlah 1900000 3800000 1500000 900000 900000
Rata-
rata 633333,33 1266666,67 500000,00 300000,00 300000,00
1 500000 1150000 450000 250000 450000
2 900000 1350000 600000 400000 450000
18 3 550000 1400000 450000 250000 400000
Jumlah 1950000 3900000 1500000 900000 1300000
Rata-
rata 650000,00 1300000,00 500000,00 300000,00 433333,33
1 600000 1300000 400000 300000 350000
2 825000 1300000 500000 350000 400000
20 3 600000 1450000 400000 300000 350000
Jumlah 2025000 4050000 1300000 950000 1100000
Rata-
rata 675000,00 1350000,00 433333,33 316666,67 366666,67
1 500000 1200000 450000 400000 350000
2 600000 1450000 400000 250000 500000
22 3 450000 1350000 36000 250000 350000
Jumlah 1550000 4000000 886000 900000 1200000
Rata-
rata 516666,67 1333333,33 295333,33 300000,00 400000,00
1 350000 1150000 350000 400000 300000
24
2 500000 1350000 450000 250000 350000
35
3 350000 1250000 500000 200000 250000
Jumlah 1200000 3750000 1300000 850000 900000
Rata-
rata 400000,00 1250000,00 433333,33 283333,33 300000,00
1 350000 1150000 350000 500000 150000
2 500000 1400000 450000 350000 400000
26 3 400000 1300000 450000 300000 200000
Jumlah 1250000 3850000 1250000 1150000 750000
Rata-
rata 416666,67 1283333,33 416666,67 383333,33 250000,00
1 400000 1050000 250000 550000 200000
2 300000 1300000 350000 300000 250000
28 3 300000 1350000 400000 150000 200000
Jumlah 1000000 3700000 1000000 1000000 650000
Rata-
rata 333333,33 1233333,33 333333,33 333333,33 216666,67
1 300000 1100000 300000 450000 150000
2 200000 780000 350000 200000 200000
30 3 300000 1250000 300000 200000 150000
Jumlah 800000 3130000 950000 850000 500000
Rata-
rata 266666,67 1043333,33 316666,67 283333,33 166666,67
FK 27888212
JKT 7,396E+23 7,396E+23
JKP 1,67649E+14 1,67649E+14
JKK 2,88236E+13 2,88235E+13
JKG 7,396E+23
SV DB JK KT FH FT
K 2 2,88235E+13 3,9E-11 0,17193 0,05 9,55
P 4 1,67649E+14 2,3E-10 0.01 30,81
G 8 7,396E+23
36
LAMPIRAN 2 Alat-Alat
37
Gambar mikroskop Gambar Termometer
38
Gambar Jeregen minyak Gambar Ember
39
LAMPIRAN 3 Bahan-Bahan
40
Gambar batu krikil Gambar pasir putih
Lampiran 4 Dokumentasi
41