Anda di halaman 1dari 11

SKRIPSI 1

BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Airtanah merupakan salah satu komponen dalam sistem peredaran air di

bumi yang dikenal sebagai siklus hidrologi. Dengan demikian, airtanah merupakan

sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, tetapi hal ini tidak berarti sumberdaya

ini dapat dieksplotasi tanpa batas. Eksploitasi airtanah yang tidak terkontrol akan

menimbulkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri.

Pengembangan eksplorasi airtanah haruslah berdasarkan pada konsep pengawetan,

yaitu memanfaatkan airtanah secara optimal, mencegah pemborosan dengan

memperhatikan urutan skala prioritas pemakaian dan menjaga keseimbangan serta

kelestariannya di alam. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, lajunya

pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan industrialisasi telah

menyebabkan kenaikan kebutuhan airtanah yang relatif pesat. Hal itu harus

diimbangi dan didukung oleh sumberdaya air yang ada.

Lokasi penelitian berada di sebelah Timur-Tenggara Kepulauan Sangihe,

tepatnya di Kecamatan Tabukan Selatan, Tabukan Selatan Tenggara dan Tabukan

Selatan Tenggah, Kabupaten Kepualaun Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Selama

ini penduduk di daerah tersebut mengalami kesulitan dalam pemanfaatan airtanah.

Kesulitan pemanfaatan airtanah ini disebabkan penduduk mengalami kendala

dalam pembuatan sumur gali, karena batuan yang berada di bawah pemukiman

penduduk sangat keras. Pembuatan sumur gali dengan tenaga manusia di batuan

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 2
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

yang sangat keras ini sulit dilakukan, sehingga penduduk terpaksa memanfaatkan

air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dengan harga yang cukup

memberatkan dan kualitas yang buruk di musim kemarau. Selain dari PDAM,

sumber air baku selama ini juga berasal dari Penampungan Air Hujan (PAH) yang

akan habis di musim kemarau, sehingga di musim itu penduduk terpaksa

mengambil air ke sungai untuk kebutuhan sehari-hari (Mawardi, 2006).

Guna mengatasi permasalahan itu, maka diperlukan eksplorasi sumberdaya

airtanah di daerah tersebut. Eksplorasi sumberdaya airtanah sendiri dapat dilakukan

dengan dua metode penyelidikan, yaitu metode penyelidikan di permukaan dan

penyelidikan di bawah permukaan. Salah satu metode bawah permukaan yang

paling praktis dan murah adalah metode geofisika, yaitu metode geolistrik VES

(vertical electrical sounding). Secara umum metode VES ini dapat dilakukan

dengan mengalirkan arus listrik ke dalam batuan, kemudian direkam atau diamati

bagaimana respon yang dihasilkan dari tiap perlapisan batuan. Respon ini akan

muncul dalam bentuk nilai tahanan jenis (resistivitas). Nilai-nilai resistivitas

tersebut digunakan untuk menentukan jenis batuan di bawah permukaan. Setelah

diketahui jenis batuan berdasarkan nilai resistivitasnya, maka dapat

diinterpretasikan batuan mana yang dapat menjadi aquifer.

Berdasarkan dari kondisi tersebut, maka diperlukan suatu penelitian

mengenai “Eksplorasi Airtanah di Kecamatan Tabukan Selatan, Tabukan Selatan

Tenggara dan Tabukan Selatan Tenggah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi

Sulawesi Utara Dengan Metode Vertical Electrical Sounding (Sclumberger)”.

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 3
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

I.2. Rumusan Masalah

Penelitian dengan judul “Eksplorasi Airtanah di Kecamatan Tabukan

Selatan, Tabukan Selatan Tenggara dan Tabukan Selatan Tenggah, Kabupaten

Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara dengan Metode Vertical Electrical

Sounding (Sclumberger)” dilaksanakan guna mengatasi permasalahan kesulitan air

di daerah penelitian. Dari permasalahan tersebut, maka terdapat beberapa rumusan

permasalahan yang dapat dipecahkan, diantaranya sebagai berikut:

1. Berapakah nilai resistivitas batuan yang menyusun stratigrafi di lokasi

penelitian?

2. Berdasarkan penentuan jenis batuan dari nilai resistivitasnya, batuan

apakah yang dapat menjadi aquifer?

3. Dimanakah daerah yang memiliki potensi airtanah terbesar pada lokasi

penelitian?

I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1. Maksud Penelitian

1. Menerapkan metode Vertical Electrical Sounding dengan konfigurasi

schlumberger dalam eksplorasi airtanah.

I.3.2. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui nilai-nilai resistivitas di lokasi penelitian, guna

memperkirakan kondisi stratigrafinya.

2. Mengetahui jenis batuan yang dapat menjadi aquifer berdasarkan nilai

resistivitasnya.
Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 4
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

3. Mengetahui daerah yang memiliki potensi airtanah terbesar pada lokasi

penelitian.

I.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Pulau Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sangihe,

Provinsi Sulawesi Utara. Secara geografis lokasi penelitian berada di UTM 51N

790000-798000 dan 384000-389000. Daerah penelitian berjarak kurang lebih 248

km, dari Kota Manado. Akses jalan yang ditempuh yaitu Kota Manado – Tahuna,

Tahuna – Tabukan Selatan. Perjalanan dari Kota Manado – Tahuna memakan

waktu sekitar 7 hingga 8 jam, jika menggunakan kapat cepat, sedangkan jika

menggunakan pesawat hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam saja. Setelah itu

perjalanan dilanjutkan dari Tahuna – Tabukan Selatan, perjalanan melewati jalur

darat memerlukan watu sekitar 2 jam hingga tiba di basecamp. Lokasi penelitian

yang tersebar di beberapa desa dan dipisahkan oleh laut, menyebabkan perjalanan

memakan waktu yang cukup lama, untuk dapat berpindah dari lokasi satu ke lokasi

yang lain, seperti yang ditunjukan oleh Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Lokasi Penelitian (Peta RBI Lembar Tahuna)


Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 5
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

Secara administrasi daerah penelitian dilakukan dibeberapa desa di daerah

bagian Timur-Tenggara Pulau Sangihe, dan masuk kedalam tiga kecamatan, yaitu

Kecamatan Tabukan Selatan, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara dan

Kecamatan Tabukan Selatan Tenggah. Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi

Sulawesi Utara, sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 1.1 di bawah,

sedangkan batas wilayah kecamatan dan lokasi desa-desa penelitian di lokasi

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Tabel 1.1. Lokasi desa-desa yang akan diteliti


No. Nama Desa Nama Kecamatan
1 Desa Binebas Tabukan Selatan
2 Desa Kalagheng Tabukan Selatan
3 Desa Bulo Tabukan Selatan
4 Desa Malisade Tabukan Selatan Tenggara
5 Desa Pintareng Tabukan Selatan Tenggara
6 Desa Hangke Tabukan Selatan Tenggah

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 6
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 7
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

I.5. Peneliti Terdahulu dan Keaslian Penelitian

Telah dilakukan beberapa penelitian oleh peneliti terdahulu di daerah

Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang mana ditunjukan oleh Tabel 1.2 dibawah.

Berdasarkan penelitian terdahulu, di Sangihe sendiri pernah dilakukan beberapa

penelitian yang terkait dengan judul penelitian ini.

Seperti penelitian dengan metode resistivitas schlumberger di Gunungapi

Awu, Sangihe, Sulawesi Utara. Pada penelitian ini diperoleh hasil berupa nilai

resistivitas batupasir sekitar 2105 - 5238 Ωm, nilai resistivitas 63.7 - 656 Ωm

diperkirakan mempunyai jenis lapisan lempung dan alluvium. Diperkirakan nilai

resistivitas sangat rendah (<10 Ωm) disebabkan oleh adanya fluida air (Dolfie dan

Ferdya, 2018).

Penelitian mengenai pengembangan potensi air di Marore, Tabukan Utara,

Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara dengan metode wawancara dan

survey langsung kemasyarakat. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa

sumber air baku sebagian besar berasal dari 21 penampungan air hujan (PAH) dan

5 sumur dangkal, sehingga disarankan pembangunan bangunan tampungan aliran

air permukaan dengan kolam beton bertulang (Marwadi, 2006).

Penelitian dengan metode indeks polarisasi guna eksplorasi emas di

Binebas, Tabukan Selatan, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Pada penelitian ini

diperoleh hasil berupa penampang geologi dari 793800/386350 sampai

794400/386000 (Wisanggono. dkk, 2012).

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 8
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 9
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 10
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

Berdasarkan penelitian terdahulu pada Tabel 1.2 di atas, dapat diamati

penelitian yang dilakukan Dolfie dan Fierdya (2018) memiliki metode penelitian

yang sama, namun dilakukan pada titik lokasi penelitian yang berbeda. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Wisanonggo (2012) memang terdapat kesamaan

lokasi penelitian, namun metode penelitan yang dilakukan berbeda, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Marwadi (2006) memiliki metode dan titik lokasi

penelitian yang berbeda. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka keaslian dari

penelitian yang berjudul ”Eksplorasi Airtanah di Kecamatan Tabukan Selatan,

Tabukan Selatan Tenggara dan Tabukan Selatan Tenggah, Kabupaten Kepulauan

Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara dengan Metode Vertical Electrical Sounding

(Sclumberger)” ini dapat dibuktikan.

I.6. Batasan Penelitian

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah, agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan, sehingga tujuan penelitian akan

tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini diantaranya:

1. Sifat batuan yang diamati terbatas pada sifat resistivitas saja.

2. Pengambilan data dilakukan dengan konfigurasi schlumberger.

3. Perkiraan stratigrafi yang ada pada lokasi pengamatan dilakukan berdasar

nilai resistivitas dan data geologi regional.

4. Penentuan jenis batuan dilakukan berdasarkan nilai resitivitasnya.

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi
SKRIPSI 11
BAB I PENDAHULUAN
______________________________________________________________________

5. Peta geologi dibuat berdasarkan peta geologi regional dan spot checking.

6. Peta geomorfologi dibuat berdasarkan morfometri dan morfogenesa.

7. Struktur diamati dari pola kelurusan dan spot cheking di lapangan.

8. Penentuan lokasi yang memiliki potensi airtanah terbesar, berdasar pada

kondisi geomorfologi dan geologi.

I.7. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau faedah yang diharapkan dari penelitian ini

diantaranya:

1. Memberikan informasi kepada pemerintah daerah atau instansi terkait,

mengenai kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas

yang berada dilokasi penelitian, sehingga kedepannya, dalam pembuatan

sumur bor dapat dipilih titik yang memiliki potensi sumber daya airtanah

terbesar.

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan hasil dari penelitian

dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan

pada bidang geologi, khususnya pada bidang eksplorasi airtanah dengan

metode vertical electrical sounding (schlumberger).

3. Sebagai informasi bagi para peneliti selanjutnya, yang akan melakukan

penelitian mengenai eksplorasi airtanah dengan metode vertical electrical

sounding (schlumberger).

Cahyahadi 16/395065/TK/44357
Laksantio Rasyidi

Anda mungkin juga menyukai