7.6.1 Pedoman-Pelayanan-Klinis
7.6.1 Pedoman-Pelayanan-Klinis
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan klinis
yang profesional dan bermutu di UPT Puskesmas Cikeusik.
2. Tujuan Khusus :
1.1 Terselenggaranya pelayanan klinis yang professional dan bermutu tinggi
1.2 Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan klinis di UPT
Puskesmas Cikeusik.
1.3 Terlaksananya perbaikan berkelanjutan pada pelayanan klinis UPT
Puskesmas Cikeusik.
1.4 Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan/pasien terhadap pelayanan
klinis di UPT Puskesmas Cikeusik.
C. SASARAN PEDOMAN
Semua penyelenggara pelayanan klinis baik itu staf medis (dokter/dokter
gigi), paramedis (perawat,bidan),tenaga kesehatan lainnya ( nutrisionis/ahli gizi,
sanitarian, analis/laboratorium, apoteker/farmasi,tenaga kesehatan masyarakat,
dan tenaga non kesehatan (administrasi ,loket dan rekam medik, sopir, cleaning
service,petugas keamanan) serta pasien yang terkait untuk bekerjasama dalam
pelaksanaan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Cikeusik dan jaringannya seperti
Puskesmas Pembantu
1
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN
E. BATASAN OPERASIONAL
2. Poli Gigi adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan gigi dan
mulut.
3. Poli KIA/KB adalah unit pelayanan yang melayani kesehatan ibu anak dan
KB yang meliputi pemeriksaaan ibu hamil (antenatal care), pemeriksaan
IVA, imunisasi,pelayanan KB (pil,suntik, implant,IUD).
6. Klinik Remaja adalah unit pelayanan yang melayani konsultasi remaja usia
10-19 tahun.
2
7. Unit Promosi Kesehatan melayani konsultasi/konsultasi, pemberian
informasi kesehatan.
10. Klinik Malaria adalah unit pelayanan yang menangani kasus malaria.
11. Klinik TB/Kusta adalah unit pelayanan yang melayani konsultasi dan
pemberian obat pada penderita TB dan Kusta.
12. Unit Gawat Darurat (UGD) adalah unit pelayanan yang menangani pasien
yang membutuhkan pertolongan segera atau rujukan dari poli umum/gigi
yang memerlukan tindakan medik dan melakukan rujukan emergensi ke
Rumah Sakit bila diperlukan.
13. Rawat Inap adalah unit pelayanan yang melayani pasien yang memerlukan
rawat inap
14. Kamar Bersalin adalah unit pelayanan yang melayani ibu hamil yang akan
melahirkan
16. Unit Obat adalah unit pelayanan yang melayani pemberian obat melalui
resep dokter atau dokter gigi dan paramedis (bidan/perawat) yang telah
diberikan pendelegasian wewenang dari dokter/dokter gigi.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Ketenagaan
Keterangan:
- 1 dokter sedang menjalani tugas belajar pendidikan spesialis, 1 dokter dititipkan di
PKM Nunukan
- 1 SKM sedang menjalani tugas belajar pendidikan S2
4
B. Distribusi Ketenagaan
Jejaring (Pustu,
No Jenis Ketenagaan Puskesmas poskesdes, pos kes Jumlah
tapal batas)
Kepala Puskesmas
1 2 2
+ Dokter umum
2 Dokter Gigi 1 1
3 Apoteker 1 1
Tenaga Kesehatan 4
Masyarakat (1 org KaTU,1
4 4
org bendahara,
1 org staf TU)
5 Perawat gigi 1 1
6 Perawat 11 6 17
7 Bidan 9 4 13
8 Analis kesehatan 2 2
9 Nutrisionis 1 1
10 Sanitarian 2 2
Administrasi dan
11 6 6
Tata Usaha
12 Sopir 1 1
Petugas
13 1 1
Kebersihan
14 Penjaga Malam 1 1
Jumlah 42 10 52
Waktu Pelayanan
No Jenis Pelayanan
Hari Jam
Senin s/d Kamis 08.00 - 12.00
1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medik Jumat 08.00 - 11.00
Sabtu 08.00 - 12.00
Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
2. Pemeriksaan Kesehatan Umum (Poli Umum)
Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
3. Pemeriksaan Kesehatan Gigi -Mulut (Poli Gigi)
4. Pemeriksaan Kesehatan Anak (Poli
Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
DDTKA/MTBS)
- Pemeriksaan bayi dan balita
5. Pemeriksaan Kesehatan Ibu
- Pemeriksaan kehamilan Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
- Pemeriksaan IVA
5
6. Pelayanan KB ( KB Suntik, KB Pil, IUD,dan
Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
Implant)
Klinik Gizi
- Antropometri
7. Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
- Konsultasi Gizi dan Ruang Laktasi
Pengaturan jadwal jaga UGD dan rawat inap dikoordinir oleh penanggung
jawab UGD dan rawat inap yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan puskesmas
lainnya (jadwal posyandu, jadwal jaga poli,dan lain-lain)
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
(DENAH RUANGAN)
B. Standar Fasilitas
Puskesmas Cikeusik memiliki jejaring 3 pustu, 1 poskesdes, dan 1 pos
kesehatan tapal batas. Namun hanya 2 pustu dan 1 poskesdes yang menempati
bangunan permanen.
Puskesmas Cikeusik adalah puskesmas kawasan pedesaan dengan rawat inap yang
memiliki fasilitas sebagai berikut:
7
multifungsi)
Ruang Pelayanan
4 Ruang pendaftaran dan rekam medik
5 Ruang tunggu
6 Ruang pemeriksaan umum (poli umum)
7 Ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut (poli gigi)
8 Ruangan KIA/KB
9 Ruang Klinik Gizi, Poli DDTK/MTBS dan
laktasi
10 Ruangan promosi kesehatan,pkpr dan
klinik VCT/IMS
11 Ruangan klinik TB/Kusta dan ISPA
12 Ruang imunisasi dan Klinik Malaria
13 Ruang Klinik Sanitasi
14 Ruang farmasi/unit obat
15 Ruang gudang obat
16 Laboratorium
17 Ruang UGD/Tindakan
18 Ruangan persalinan 1 ruangan dengan
kapasitas 2 tempat tidur
19 Ruang Rawat Inap/pasca rawat persalinan 2 ruangan dengan
kapsitas 6 tempat tidur
20 Kamar mandi/ WC pasien
21 Kamar mandi/WC untuk rawat inap
22 Kamar mandi /WC untuk petugas
23 Ruangan jaga petugas -
24 Ruangan sterilisasi -
25 Ruangan cuci linen -
Pendukung
26 Rumah dinas tenaga kesehatan 9
27 Parkir kendaraan roda 2 dan 4
28 Garasi ambulans , mobil jenazah dan
puskesmas keliling Belum memadai
8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
B. METODE
a. Pendaftaran Pasien dan Rekam Medis
Metode yang dilakukan pada pendaftaran pasien menggunakan metode
antrian dan untuk rekam medis menggunakan metode pemberian nomor secara
unit. Metode pemberian nomor secara unit, pada pasien datang pertama kali
untuk berobat jalan maka pasien tersebut mendapat satu nomor rekam medis.
Yang mana pada nomor tersebut akan dipakai selamanya untuk melakukan
kunjungan-kunjungan selanjutnya termasuk rawat inap. Dan berkas rekam
medis tersebut akan tersimpan dalam satu berkas dengan nomor pasien
berdasarkan per tempat tinggal (desa) dan luar wilayah.
b. Metode Pengkajian , keputusan, rencana layanan klinis, dan pelaksanaan
layanan serta rencana rujukan dan pemulangan pasien meliputi :
1. Anamnesis
Hasil anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien. Penelusuran riwayat
penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya yang merupakan faktor
resiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi
informasi lainnya pada bagian ini. Pada beberapa penyakit, bagian ini
memuat informasi spesifik yang harus diperoleh dokter dari pasien atau
keluarga pasien atau keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit.
9
Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada
pasien (patient centered) yang terbagi ats dua bagian yaitu penatalaksanaan
non farmakologi dan farmakologi. Selain itu , bagian ini juga berisi edukasi
dan konseling terhadappasien dan keluarga (family focus), aspek komunitas
lainnya (community oriented) serta kapan dokter perlu merujuk pasien
(kriteria rujukan).
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari kriteria
“TACC” ( Time Age-Complication Comorbidity) berikut:
Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi
kronis atau melewati Golsden Time Standart.
Age : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan resiko komplikasi serta resiko kondisi
penyakit lebih berat.
Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi
pasien.
Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
Selain empat kriteria diatas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat
menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin
keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan pasien.
C. LANGKAH KEGIATAN
Tata laksana pelayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai pelayanan klinis dokter, asuhan keperawatan,
asuhan kebidanan, dan terdokumentasikan dengan baik.
a. Pendaftaran pasien
Pada pendaftaran terdapat ketentuan seperti alur pendaftaran sebagai berikut:
10
ALUR PELAYANAN UNIT PENDAFTARAN
Pasien datang mengambil nomor Pasien dipanggil sesuai
MULAI
urut urutan dan menyebut nomor
urut
PASIEN
YA TIDAK
BARU
Petugas mempersilahkan
Petugas menyerahkan
SELESAI status pasien
pasien menunggu di poli
yang dituju
Pada proses pendaftaran pasien dipandu dengan prosedur yang jelas dan dilakukan
oleh petugas pendaftaran. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengancara
identifikasi, yaitu : nama pasien, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis.
Adanya informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
1. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku.
11
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan yang efektif dan efisein sehingga terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
e. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
f. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP).
g. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
h. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan
medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya.
i. Memberi persetujuan atau menolak sebagian atau seluruh tindakan yang
akan diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut
secara lengkap dengan pengecualian yang diatur dalam ketentuan undang-
undang.
j. Didampingi keluarganya atau penasehatnya dalam keadaan kritis.
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berobat di
puskesmas pekauman.
l. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan puskesmas terhadap
dirinya.
2. Kewajiban pasien meliputi:
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di puskesmas pekauman.
b. Mematuhi segala instruksi Dokter dan tenaga paramedis (perawat, bidan,
gizi dan kesling) dalam pengobatannya.
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang diderita kepada dokter yang merawat.
d. Membayar restribusi sesuai perda atas jasa pelayanan puskesmas.
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.
Melakukan identifikasi kendala fisik, Bahasa, dan budaya serta penghalang lain
dan ditindak lanjuti.
12
pasien dilakukan dalam rencana layanan klinis. Semua hal yang dilakukan selama
pengkajian dicatat di rekam medis.
Pada pasien dengan kondisi gawat datau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan berdasarkan SOP triase/pedoman triase. Adanya pembentukan tim
kesehatan antar profesi diperlukan bila dilakukan pelayanan klinis secara tim.
Pendelegasian wewenan pada layanan klinis diperlukan untuk diperlukan agar
terjaga kesinambungan pelayanan dan pelayanan terjaga dan tertata dengan baik
sehinggga penanganan pasien dapat dilakukan dengan baik. Namun dalam
pelaksanaan pendelegasian wewenan baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenan dan
pendelegasian wewenan diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan dimana diatur dalam SOP pendelegasian wewenang.
c. Pelaksanaan layanan;
Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
(pelayanan medis, keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang
lain) sesuai dengan rencana layanan dan perkembangan serta perubahan rencana
layan tercatat dalam rekam medis oleh tenaga medis/paramedic dan profesi
kesehatan lainnya. Pelaksanaan layanan ini dilaksanakan secara tepat dan
terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Dalam pelaksanaan
layanan klinis ini, pasien dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
Bila dalam pelaksanaan layanan dilakukan tindakan medis/pengobatan yang
beresiko (Anestesi, pembedahan dan tindakan lainnya) maka dilakukan pemberian
informasi kepada pasien dan adanya persetujuan pasien (pasien mengisi from
informed consent) serta didokumentasikan pada rekam medis. Pasien berhak
untuk menolak pengobatan, berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana
kesehatan lain. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, maka pasien
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
Kasus-kasus gawat darurat harus diperioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat dan kasus-kasus beresiko tinggi harus
ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi. Kasus-kasus
yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencengahan (kewaspadaan universal).
Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat /cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic. Untuk pelayanan
anestesi local dan pembedahan harus dipandu dengan SOP Anestesi dan
pembedahan serta dilaksanakan oleh petugas yang kompeten. Status pasien wajib
dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
Dalam pelaksanaan pelayanan ini tenaga medis/paramedis/tenaga kesehatan
lainnya harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta mengidentifikasi
keluhan pasien dn tindak lanjutnya.
13
lanjut dan diberi informasi pilihan tempat rujukan pasien untuk pasien umum atau
BPJS (berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk tempat rujukan BPJS).
Kriteria merujuk pasien meliputi:
1) Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak dapat
diatasi di Puskesmas
2) Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang medis di
Puskesmas ternyata tidak mampu diatasi
3) Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis/subspesialis di Rumah Sakit
berdasarkan keadaaan penyakit yang diderita pasien
4) Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang
tidak tersedia di fasilitas pelayanan puskesmas
5) Apabila telah diobati berulang kali di puskesmas ternyata pasien memerlukan
pemeriksaan dan pengobatan di sarana kesehatan yang lebih mampu
Pada saat pemulangan (rawat jalan), pasien/ keluarga pasien diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.
14
BAB V
LOGISTIK
15
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
18
BAB IX
PENUTUP
19