Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN DATA PENGINDERAAN JAUH DALAM ANALISIS BENTUKAN LAHAN

ASAL PROSES FLUVIAL DI WILAYAH KARANGSAMBUNG

Puguh Dwi Raharjo


Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung LIPI

Abstrak

Obyek kajian geomorfologi adalah bentuklahan yang tersusun pada permukaan bumi di daratan maupun
penyusun muka bumi di dasar laut. Kondisi geomorfologi yang dimiliki suatu daerah merupakan sumberdaya
alam. Salah satu bagian dari sumberdaya alam adalah sumberdaya lahan. Pemanfaatan sumberdaya lahan yang
seoptimal mungkin menjadi suatu keharusan agar mendapat hasil yang optimal. Dengan menggunakan data
penginderaan jauh maka pengkaitan bentuk lahan dapat dilakukan analisa. Tujuan penelitian ini adalah melakukan
analisis bentukan lahan asal proses fluvial di wilayah Karangsambung dengan menggunakan data citra satelit.
Hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa sub bentukan lahan asal proses fluvial terdapat 5 (lima) jenis, yaitu :
dataran banjir, sungai meander, sungai teranyam, pothole, point bar, sungai mati.

Kata Kunci : Geomorfologi fluvial, penginderaan jauh, Karangsambung

PENDAHULUAN
geomorfologi penekanan utamanya adalah
Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu mempelajari bentuklahan/landform. Bentuk lahan
tentang yang membicarakan tentang bentuklahan sendiri merupakan bentukan pada permukaan bumi
yang mengukir permukaan bumi, Menekankan cara sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi
pembentukannya serta konteks kelingkungannya oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi
(Dibyosaputro, 1998). Obyek kajian geomorfologi di permukaan bumi Proses geomorfologis
adalah bentuklahan yang tersusun pada permukaan diakibatkan oleh adanya tenaga yang ditimbulkan
bumi di daratan maupun penyusun muka bumi di oleh medium alami yang berada di permukaan bumi.
dasar laut, yang dipelajari dengan menekankan pada
Kondisi geomorfologi yang dimiliki suatu
proses pembentukan dan perkembangan pada masa
daerah merupakan sumberdaya alam. Salah satu
yang akan datang, serta konteksnya dengan
bagian dari sumberdaya alam adalah sumberdaya
lingkungan (Verstappen, 1983).
lahan. Pemanfaatan sumberdaya lahan yang
Permukaan bumi selalu mengalami perubahan seoptimal mungkin menjadi suatu keharusan agar
bentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat proses mendapat hasil yang optimal, namun perlu
geomorfologi, baik yang bersal dari dalam bumi diupayakan agar tidak terjadi kerusakan pada lahan.
(endogen) maupun yang bersal dari luar bumi Data mengenai sumberdaya lahan sangat diperlukan
(eksogen). Dalam mempelajari mengenai untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya

146 Volume 7 No. 2 Juli 2010


lahan secara optimal. Informasi mengenai kondisi asal fluvial berhubungan dengan daerah-daerah
geomorfologi pada suatu daerah merupakan dasar penimbunan (sedimentasi) seperti lembah-lembah
utama dalam penyusunan pengelolaan lahan. Peta sungai besar dan dataran aluvial. Pada dasarnya
geomorfologi yang memuat data tentang bentuklahan ini disebabkan karena proses fluvial
bentuklahan dan proses geomorfologinya, akibat proses air yang mengalir baik yang memusat
merupakan salah satu bentuk data yang relatif (sungai) maupun aliran permukaan bebas
lengkap mengenai potensi sumberdaya lahan. (overlandflow). Ketiga aktivitas baik dari sungai
Manfaat peta geomorfologi antara lain untuk maupun aliran bebas mencakup Erosi, Transportasi,
inventarisasi lahan pertanian, untuk mempelajari dan Sedimentasi. Gambar 1 merupakan grafik proses
masalah-masalah penggunaan lahan secara aktivitas fluvial terhadap kecepatan dan ukuran
ekstensif, dan sebagai dasar untuk mengembangkan partikel.
peta terhadap penggunaan yang lebih bervariasi lagi.
Erosion merupakan pelepasan progresif
Peta geomorfologi juga dapat berguna untuk
material dasar dan tebing sungai, yang diakibatkan
penyusunan rencana tata ruang agar sesuai dengan
karena proses menumbuk dan menggerus material
kondisi fisik lingkungan setempat, sehingga
sungai sehingga material alluvial yang tidak kompak
diharapkan dapat memberikan kontribusi optimal
seperti krakal, kerikil, pasir, dan lempung dapat
bagi peningkatan kondisi kehidupan yang lebih baik
terangkut. Transportation pada sedimen yang
bagi masyarakat (Iskandar, 2008).
terangkut tergantung pada ; debit sungai, material
Klasifikasi bentuklahan didasarkan pada sedimen, kecepatan aliran. Deposisi merupakan
:genesis, proses, dan batuan. Bentuklahan bentukan suatu pengendapan dari material-material

Sumber : K. Lemke, 2009

Gambar 1. Grafik Proses Aktivitas Fluvial terhadap


kecepatan dan partikel

Jurnal Geografi 147


permukaan yang terendapakan disuatu tempat akumulasi aliran air, arah aliran air permukaan,
dimana gaya yang bekerja sudah tidak aktif. wilayah pengendapan, zonasi satuan Sub DAS, serta
daerah dataran banjir. Penggunaan analisa
Citra penginderaan jauh berupa Landsat TM
keruangan dengan 3 dimensi pada SIG digunakan
(Land Sattelite Thematic Mapper) merupakan citra
untuk mengintepretasi kenampakan fisik secara
multispektral yang dapat menyajikan informasi fisik
dimensional serta untuk memanipulasi data sehingga
permukaan lahan suatu daerah. Landsat TM terdiri
mudah dikaitkan dengan ilmu geomorfologi fluvial
dari tujuh saluran dengan resolusi spasial 30 meter
dengan menggunakan pendekatan bentanglahan
untuk band 1-5 dan band 7, resolusi spasial untuk
(landscape).
band 6 (inframerah thermal) adalah 120 meter.
Perkiraan ukuran cakupan adalah 170 kilometer Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan
sebelah utara-selatan dan 183 kilometer sebelah analisis bentukan lahan asal proses fluvial di wilayah
timur-barat. Output dari analisis citra penginderaan Karangsambung dengan menggunakan wahan citra
jauh dilakukan suatu gambaran spasial dengan satelit. Sehingga dengan mengetahui jenis bentukan
Sistem Informasi Geografis (SIG). lahan asal proses fluvial pada kawasan dapat
digunakan sebagai perencanaan tata ruang
SIG dalam menyajikan dan memanipulasi data
khususnya dalam bidang sumberdaya air.
dapat berupa manipulasi data yang berupa spasial
serta data yang berupa atribut. SIG mempunyai
METODE PENELITIAN
kemampuan untuk menyimpan dan memodelkan
suatu 3D permukaan sebagai DEM, DTM atau TIN. Penelitian ini menggunakan bahan dan alat
Berbagai kepentingan yang berkaitan dengan antara lain ; Peta RBI skala 1:25.000, Citra Landsat
sumber daya air dapat dianalisa dan dimodelkan TM daerah penelitian, perangkat keras (hardware)
seperti misalnya, saluran air, konsentrasi aliran air, berupa seperangkat komputer, perangkat lunak

Gambar 2. Lokasi Kajian Penelitian Wilayah Karangsambung

148 Volume 7 No. 2 Juli 2010


(software) menggunakan program ArcView 3.3 sesuai dengan tujuan. Pada penelitian ini digunakan
dengan penambahan tolls extensions untuk analisis intepretasi citra secara visual. Band
pengolahan data vektor, ENVI 4.0 untuk pengolahan komposit yang digunakan pada penelitian ini antara
data raster dan Surfer 7.0, GPS untuk menentukan lain menggunakan RGB 452. Komposit RGB 452
dalam cekking lapangan, Abney Level untuk digunakan dalam mendeteksi konfigurasi
mengetahui kemiringan lereng di lapangan, serta permukaan agar terlihat dengan jelas topografi dan
kamera digital. Gambar 2 merupakan wilayah kajian bentuk-bentuknya.
penelitian di Wilayah Karangsambung.
Citra radar SRTM 30 tile e100n40 digunakan
Bahan citra berupa satelit landasat TM untuk mengetahui nilai DEM (digital elevation
dilakukan suatu pengkoreksian sebelum dilakukan model) dilakukan pengkonversian ke dalam bentuk
analisis, koreksi tersebut meliputi koreksi vektor sehingga dapat dilakukan pengkelasan
geometrik, yaitu koreksi pada citra agar terdapat terhadap kemiringan lereng dengan menggunakan
kesamaan geometri antara citra dengan permukaan Metode Horn. Dengan mengetahui keadaan secara
bumi akibat adanya rotasi bumi dan pergerakan umum permukaan maka akan dapat dilakukan suatu
wahana sensor. Koreksi yang kedua adalah koreksi kajian mengenai karaktersitik.
radiometrik yang merupakan koreksi sebagai
pembebasan awan. HASIL PEMBAHASAN

Komposit warna semu (False Color Composit) Dalam melakukan analisis mengenai bentukan
digunakan pada citra dengan maksud agar dapat lahan asal proses fluvial pada penelitian ini
menonjolkan karakteristik tertentu permukaan dilakukan dua tahap, yang pertama dilakukan

Sumber : Pengolahan Data DEM, 2010


Gambar 3. Kenampakan Topografi 3 Dimensional Wilayah
Karangsambung

Jurnal Geografi 149


dengan analisis SIG dan yang kedua dengan Geomorfologi yang membentuk bentukan lahan
intepretasi citra. Analisis dengan menggunakan asal proses fluvial di wilayah karangsambung
sistem informasi geografis diperlukan suatu data meliputi, (A) bentuklahan dataran banjir yang
kenampakan tiga dimensional yang memperlihatkan merupakan daerah yang sering banjir pada kawasan
kondisi topografi wilayah. Dengan menggunakan ini, dataran banjir merupakan sutau tempat
ektensi 3D modeling pada software pengolah data akumulasi sedimentasi akibat adanya luapan banjir
vektor data dasar yang berupa garis kontur wilayah sehingga wilayah ini merupakan daerah yang secara
dirubah dalam bentuk TIN (Triangular Irregular periodik terkena banjir ; (B) bentuklahan sungai
Network) yaitu berupa garis-garis yang membentuk meandering ini diakibatkan karena adanya kekuatan
segitiga yang tidak beraturan guna menggambarkan dari aliran permukaan pada sungai yang
kenampakan 3 dimensional. Gambar 3 merupakan menghantam batuan dengan perbedaan kekompakan
kenampakan 3 dimensional wilayah kajian batuan sehingga akan terjadi pembelokan arah
penelitian. sungai, belokan sebelah luar merupakan zona
dimana material akan tererosi yang disebut sebagai
Dari kenampakan topografi 3 dimensional
pothole (D) sedangkan belokan sebelah dalam
tersebut (gambar 3) terlihat bahwa wilayah ini
merupakan zona dimana material diendapkan yang
mempunyai sebagian besar topografi perbukitan
juga disebut sebagai point bar (E). ; (C) bentuklahan
sehingga dimungkinkan perkembangan bentuk
sungai teranyam yang diakibatkan karena banyaknya
lahan secara global pada kawasan ini berupa
material dengan ukuran butir besar/ kasar hasil
bentukan asal proses struktural (endogen) dan
sedimentasi pada gosong sungai biasanya wilayah
bentukan asal proses denudasional. Adanya suatu
ini merupakan wilayah yang landai dan datar, serta
cekungan yang berupa lembah antiklin menandakan
juga terdapat (F) bentuklahan sungai mati yaitu di
adanya beberapa proses bentukan dari proses
dekat bentuklahan meandering, bentuklahan ini
bentukan asal struktural yang telah terkena tenaga
merupakan hasil akhir dari meandering yang
denudasional.
membentuk suatu danau tapal kuda (oxbow lake),
Mengingat wilayah ini masih terdapat banyak dan untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.
singkapan batuan dengan topografi yang berbukit Pentingnya mengetahui zonasi-zonasi bentuklahan
maka air hujan yang jatuh pada permukaan sebagian fluvial ini untuk sebagai salah satu faktor dalam
besar akan menjadi aliran permukaan dengan tingkat menentukan kesesuaian lahan sehingga terciptanya
kecepatan dan debit aliran yang tinggi. Semakin produktivitas lahan yang optimal. Gambar 4.
lama bentukan lahan denudasional terbut akan merupakan citra Landsat TM komposit RGB FCC
terkikis oleh adanya tenaga fluvial dan menjadikan 452 wilayah Karangsambung.
berbagai bentukan lahan asal proses fluvial pada
kawasan karangsambung ini. Gambar 4. merupakan
foto sebagian jenis bentukan lahan asal proses fluvial
yang ada di kawasan Karangsambung.

150 Volume 7 No. 2 Juli 2010


Gambar 3. Foto Bentukan Lahan Asal Proses Fluvial
Kawasan Karangsambung

Gambar 4. Citra Landsat TM Komposit RGB FCC 452


Wilayah Karangsambung

Jurnal Geografi 151


PENUTUP

Dari hasil dan pembahasan dapat ditarik


simpulan bahwa bentukan lahan asal proses fluvial
yang ada pada kawasan Karangsambung berawal
dari bentukan asal proses struktural (endogen) yang
telah terkena tenaga luar dan menjadi bentukan asal
proses denudasional. Penggunaan data DEM SRTM
dapat terlihat dengan jelas topografi permukaan
sehingga dapat digunakan untuk menganalisa proses
geomorfologi fluvial yang terjadi, sedangkan dengan
menggunakan data Komposit RGB FCC 452
Landsat TM pancaran spektralnya mempermudah
membedakan sub-sub bentuk lahan fluvial.

DAFTAR RUJUKAN
Blij, Muller., 1993. Phisical Geography of The
Global Environment, Jonh Wiley &
Sons lnc. Canada.

Dibyosaputra, S., 1998. Geomorfologi Dasar,


Catatan Kuliah, Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Strahler. 1951. Physical Geography, Jonh Wiley &


Sons lnc. Canada.

http://www.uwsp.edu, diakses tanggal 14 oktober


v2009 jam 11.20 WIB

DW Iskandar, 2008. Teknik Pemrosesan Citra


Digital ASTER Untuk Kajian
Geomorfologi Studi Kasus di Sebagian
Daerah Istimewa Yogyakarta. PIT
MAPIN XVII, Bandung 10-12-2008.

152 Volume 7 No. 2 Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai