Anda di halaman 1dari 9

Analisis Citra Alos Palsar dalam Pembuatan Peta Geomorfologi

Kalimantan Selatan

Korina Andini1, Nurlina2 dan Amar Vijai Nasrullah2

Abstrak: Konservasi sumber daya alam Kalimantan Selatan saat ini sangat
membutuhkan perhatian lebih lanjut, terutama dalam penyajian informasi bentuk
lahan dan potensi daerah Kalimantan Selatan. Peta geomorfologi yang dibuat dari
citra radar ALOS PALSAR menjadi alternatif yang lebih efektif karena tidak
dipengaruhi oleh tutupan awan. Penyajian bentuk lahan diperoleh dari hasil
klasifikasi visual pada citra yang dilihat dari kenampakan relief dan rona yang
diberikan. Dimana citra tersebut adalah citra hasil kombinasi polarisasi HV-HH-HV
yang diproses menggunakan metode komposit red-green-blue (RGB), filtering
konvolusi (highpasss filter), dan filtering morfologi agar kenampakannya lebih jelas.
Pada penelitian yang telah dilakukan, citra hasil komposit red-green-blue (RGB)
memiliki hasil penyajian bentuk lahan yang lebih baik daripada filtering konvolusi
dan filtering morfologi, dan menghasilkan 6 bentuk lahan alami dan 1 bentuk lahan
buatan yang bisa diidentifikasi, yaitu bentuk lahan fluvial, marin, struktural,
solusional, denudasional, vulkanik, dan antropogenik. Dari hasil pemetaan yang
dibuat, bentuk lahan terluas yang ada di Kalimantan Selatan adalah bentuk lahan
fluvial yang sangat mempengaruhi potensi perairan. Adanya bentuk lahan dan
keadaan geologi yang bervariasi di Kalimantan Selatan, membuat daerah ini
memiliki sumber daya alam yang efektif dalam bidang perairan maupun darat.

Kata Kunci: Peta Geomorfologi, ALOS PALSAR, Bentuk Lahan, Kalimantan


Selatan

PENDAHULUAN daerah tersebut, sehingga untuk


Bentang alam Kalimantan pendayagunaannya pun masih
Selatan terdiri dari dataran rendah, terbatas.
perbukitan, dan pegunungan, di Pendayagunaan potensi daerah
wilayah ini tumbuh hutan primer, hutan sangat bergantung pada sumber
sekunder, dan padang alang-alang. informasi mengenai sumber daya
Sebagian dari hamparan dataran alam, dimana peta geomorfologi
rendah tersebut terutama di wilayah merupakan salah satu media sumber
bagian barat merupakan dataran rawa informasi tersebut. Seperti yang
(www.bappenas.go.id). Bentang alam dijelaskan oleh Atmaja (1997), dalam
tersebut membuat daerah ini kaya pengembangan daerah aliran sungai,
akan potensi alam yang sampai geomorfologi dapat memberikan data
sekarang kurang dimanfaatkan dengan tentang luas daerah yang perlu
optimal. Hal ini disebabkan kurangnya dikonservasi, menganalisa faktor-faktor
informasi yang menyajikan keadaan tanah yang perlu dikonservasi, teknik
1 2
Mahasiswa dan Staf Pengajar Program Studi Fisika, Universitas Lambung Mangkurat
111
112 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9 No.2, Agustus 2012 (111 – 119)

yang sesuai untuk konservasi, dan bencana. Hendrayanti (2008) juga


akibat yang timbul setelah menggunakan citra ALOS PALSAR
dikonservasi. untuk klasifikasi tutupan lahan yang
Pembuatan peta geomorfologi menghasilkan sembilan kategori
dengan menggunakan penginderaan tutupan lahan.
jauh lebih efisien dan lebih mudah Minimnya informasi tentang
daripada langsung melakukan keadaan daerah yang dapat menjadi
pengamatan pada lapangan. Banyak acuan dalam konservasi sumber daya
teknik yang telah dikembangkan dalam alam di daerah Kalimantan Selatan,
rangka memperoleh hasil pemetaan membutuhkan perhatian yang lebih
yang akurat dan lebih baik. Terdapat lanjut dalam hal pembuatan peta
beberapa citra yang bisa dimanfaatkan geomorfologi dan karena daerah
untuk pembuatan peta geomorfologi, Kalimantan Selatan merupakan
diantaranya citra ASTER seperti pada daerah yang rentan terhadap efek
penelitian yang telah dilakukan oleh awan, maka citra dari sensor radar
Nurwihastuti (2008) yang mampu (ALOS PALSAR) adalah citra yang
menganalisis enam obyek bentuk lebih tepat diaplikasikan daripada
lahan pada daerah penelitian. Namun citra dari sensor optik dengan tujuan
citra yang berasal dari sensor optik untuk memaksimalkan perolehan
tersebut masih memiliki kendala untuk data.
daerah yang memiliki tutupan awan
seperti Kalimantan Selatan. Julzarika METODE PENELITIAN
(2010) menjelaskan bahwa citra Penelitian dilakukan di
ALOS PALSAR memiliki kelebihan Laboratorium Geofisika Program
pada daerah yang memiliki tutupan Studi Fisika FMIPA UNLAM. Alat dan
awan dan dapat digunakan untuk bahan yang digunakan dalam
pengamatan disegala cuaca. Hal penelitian ini adalah seperangkat
tersebut disebabkan karena citra komputer lengkap dengan software
ALOS PALSAR merupakan citra yang ENVI 4.5, ArcGIS 9.3, Map Ready
memanfaatkan sensor radar. Citra ini 2.3, peta RBI, peta SRTM, peta
lebih mengutamakan misi untuk geologi dan citra ALOS PALSAR
pemetaan yang dapat dimanfaatkan polarisasi HH dan HV resolusi 50 m.
untuk pembuatan aliran hidrologi, Tahapan kegiatan penelitian yang
perubahan garis pantai dan mitigasi dilakukan adalah Image merging,
Andini, K., dkk., Analisis Citra Alos Palsar ............. 113

pengaturan kontras, filtering, dari bahan gunung api yang


klasifikasi bentuk lahan dan uji sudah keluar ke permukaan bumi
akurasi. Skema metodologi penelitian (ekstrusi), maupun yang
seperti pada Gambar 1. membeku di bawah permukaan
 Image merging, yaitu bumi (intrusi).
mengkombinasikan data dengan b. Bentuk lahan asal struktural,
kualitas yang berbeda. terbentuk karena adanya proses
 Filtering konvolusi dan morfologi: endogen (berasal dari dalam bumi)
a. Filtering konvolusi dilakukan salah yang disebut proses tektonik atau
satunya adalah dengan metode diatropisme yang dicirikan oleh
high-pass filter yang digunakan adanya perlapisan batuan yang
untuk menonjolkan perbedaan mempunyai perbedaan ketahanan
antar objek yang diwakili oleh nilai terhadap erosi.
piksel. c. Bentuk lahan asal fluvial, terbentuk
b. Filtering morfologi dilakukan salah akibat dari proses air mengalir baik
satunya dengan operasi opening yang memusat (sungai) maupun
yang bertujuan menghilangnya oleh aliran permukaan bebas
obyek-obyek kecil dan kurus, (overland flow). Bentuk lahan ini
memecah obyek pada titik-titik terutama berhubungan dengan
yang kurus, dan secara umum daerah-daerah penimbunan
menghaluskan (smoothing) batas (sedimentasi).
dari obyek besar tanpa mengubah d. Bentuk lahan asal marin,
area obyek secara signifikan terbentuk akibat adanya kegiatan
 Klasifikasi bentuk lahan gelombang dan arus laut yang
Menurut Verstappen (1983) dalam membawa material sedimen laut
Widiyanto (2006), berdasarkan dan diendapkan pada suatu
genesanya, bentuk lahan mintakat yang dipengaruhi oleh
digolongkan menjadi bentuk lahan gelombang dan arus tersebut.
asal proses: e. Bentuk lahan asal eolin, terbentuk
a. Bentuk lahan asal vulkanis adalah karena adanya gerakan udara
bentuk lahan hasil kegiatan (angin) yang mampu mengangkut
gunung api, baik yang tersusun dan mengendapkan bahan pasir.
114 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9 No.2, Agustus 2012 (111 – 119)

Gambar 1. Diagram tahapan penelitian

f. Bentuk lahan asal solusional, yang pada umumnya terdapat di


merupakan bentuk lahan yang daerah lintang tinggi maupun
terjadi akibat adanya proses tempat-tempat yang mempunyai
pelarutan dari batuan yang mudah elevasi tinggi di permukaan laut.
larut (batu gamping dan dolomit) i. Bentuk lahan asal denudasional,
yang membentuk topografi karst. terbentuk karena adanya proses
g. Bentuk lahan asal organik, pelapukan, erosi, gerak massa
terbentuk sebagai akibat dari batuan, serta proses
adanya kegiatan biologis seperti pengendapan. Pada umumnya
karang dan pesisir bakau. bentuklahan ini terdapat pada
daerah dengan topografi
h. Bentuk lahan asal glasial, terbentuk
berombak, bergelombang, berbukit
karena adanya pencairan es/salju
Andini, K., dkk., Analisis Citra Alos Palsar ............. 115

atau bergunung yang berbatuan lahan, serta gambaran geologi yang


lunak (akibat proses pelapukan) lebih jelas dari citra hasil metode
dan beriklim basah, sehingga filtering.
bentuk strukturnya tidak nampak
lagi karena adanya gerak massa
batuan.
j. Bentuk lahan asal antropogenik,
terbentuk sebagai hasil dari
aktivitas kegiatan manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bentuk lahan memiliki
karakteristik yang khas satu dengan
yang lain. Karakteristik tersebut
meliputi kenampakan relief, rona yang
diberikan, serta gambaran geologinya.
Kombinasi polarisasi yang memberikan
ketegasan informasi bentuk lahan Gambar 2. Citra Hasil Komposit
adalah kombinasi polarisasi HV-HH- R-G-B

HV. Citra hasil kombinasi tersebut


diberikan perlakuan yang berbeda-
beda, yaitu komposit red-green-blue,
filtering konvolusi, dan filtering
morfologi untuk mendapatkan hasil
citra yang mampu mempermudah
proses klasifikasi, seperti yang terlihat
pada Gambar 2, Gambar 3 dan
Gambar 4.
Berdasarkan data hasil
kuesioner yang dilakukan, citra hasil
kombinasi polarisasi HV-HH-HV
dengan metode komposit red-green-
blue (Gambar 2) mampu memberikan
Gambar 3. Citra Hasil Filtering
kenampakan, penegasan bentuk
Konvolusi
116 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9 No.2, Agustus 2012 (111 – 119)

Kalimantan Selatan. Bentuk lahan


struktural adalah bentuk lahan yang
memiliki relief dari berbukit sampai
curam yang diakibatkan adanya
tenaga endogen. Bentuk lahan ini
memberikan rona yang cerah pada
citra.
Bentuk lahan struktural
memanjang dari utara sampai ke
selatan, yaitu di derah Pegunungan
Meratus. Bentuk lahan yang
diakibatkan adanya topografi karst
adalah bentuk lahan solusional.
Bentuk lahan ini memiliki relief agak
Gambar 4. Citra Hasil Filtering
Morfologi kasar dan banyak terdapat di
Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu,
Proses klasifikasi bentuk lahan dan Tanah Laut, serta beberapa
dilakukan dengan mengamati tempat di Kabupaten Tapin dan
kenampakan relief, rona yang Tabalong.
diberikan pada citra, serta gambaran Bentuk lahan marin sangat
geologi yang juga dibantu oleh peta mudah dikenali, karena
geologi. Di Kalimantan Selatan, ada keberadaannya di sepanjang garis
enam bentuk lahan alami dan satu pantai. Bentuk lahan ini sangat
bentuk lahan buatan yang mampu dipengaruhi oleh kegiatan gelombang
diidentifikasi oleh citra ALOS dan arus laut. Di Kalimantan Selatan,
PALSAR, yaitu bentuk lahan fluvial, bentuk lahan marin memanjang dari
struktural, solusional, marin, Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu,
denudasional, vulkanik, serta dan Tanah Laut.
antropogenik. Bentuk lahan denudasional
Bentuk lahan fluvial memiliki relief yang berombak.
dipengaruhi oleh kegiatan air yang Bentuk lahan ini terbentuk akibat
mengalir/sungai dan identik dengan proses erosi, pelapukan, gerak
relief yang relatif datar. Bentuk lahan massa tanah, sehingga mengalami
ini terdapat di semua kabupaten di kelongsoran. Bentuk lahan
Andini, K., dkk., Analisis Citra Alos Palsar ............. 117

denudasional terdapat di Kabupaten Kabupaten Kotabaru, Tanah Laut, dan


tabalong dan Banjar. Banjar.
Bentuk lahan vulkanik Bentuk lahan antropogenik
merupakan bentuk lahan yang adalah bentuk lahan yang terbentuk
penyusun batuannya adalah batuan sebagai hasil dari kegiatan manusia,
vulkanis. Bentuk lahan vulkanik seperti perkotaan, waduk,
terdapat di beberapa tempat di penambangan, dan pelabuhan.

Gambar 5. bentuk lahan Kalimantan selatan

Di Kalimantan Selatan, bentuk diidentifikasi oleh citra ALOS


lahan antropogenik yang dapat PALSAR adalah perkotaan
118 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9 No.2, Agustus 2012 (111 – 119)

(Banjarmasin), waduk (Riam Kanan), DAFTAR PUSTAKA


dan penambangan (Kabupaten Atmaja, D.M. 1997. Peranan
Geomorfologi dalam
Tabalong dan Balangan). Bentuk Pengembangan Daerah Aliran
lahan yang terdeteksi tersebut Sungai. Aneka Widya STKIP
Singaraja, No. I TH. XXXI
kemudian didigitasi menggunakan Januari 1997. Bali.
software ArcGIS untuk memperlihatkan
Daulay, S. 2011. Kajian Karakteristik
batas-batas dan variasi dari beberapa Backscatter Citra ALOS
bentuk lahan, sehingga diperoleh PALSAR pada Hutan Hujan
Tropis. IPB Repository : 12-14.
sebuah peta geomorfologi (Gambar 6).
Hendrayanti, I.N. 2008. Kajian Citra
Pada pembuatan peta geomorfologi ALOS PALSAR Resolusi
ada beberapa ketentuan menurut Rendah untuk Klasifikasi
Tutupan Hutan dan Lahan
Standar Nasional Indonesia (SNI) Skala Regional Pulau Jawa.
mengenai warna untuk masing-masing Skripsi. Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
bentuk lahan. Bentuk lahan struktural Bogor.
diberi warna ungu, vulkanik-merah,
Julzarika, A. 2010. Peranan Citra
denudasional-coklat, marin-biru, fluvial- Satelit ALOS untuk Berbagai
Aplikasi Teknik Geodesi dan
hijau, dan solusional-jingga.
Geomatika. Program Studi
Teknik Geodesi Universitas
Diponegoro. Semarang.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil Nurwihastuti, D.W. 2008. Integrasi
Pemrosesan Citra ASTER dan
penelitian serta pembahasan diperoleh Sistem Informasi Geografis
kesimpulan yaitu penggunaan citra untuk Kajian Geomorfologi
(Studi Kasus di Sebagian
dengan metode komposit red-green- Daerah Istimewa Yogyakarta).
blue pada citra ALOS PALSAR hasil Naskah Publikasi. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
kombinasi polarisasi HV-HH-HV
Widiyanto. 2006. Bahan Kuliah
mampu memberikan kenampakan
Geomorfologi Dasar. Fakultas
relief dan gambaran geologi yang lebih Geografi Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
jelas dan penegasan bentuk lahan
yang lebih baik. Dari hasil penelitian, http://www.bappenas.go.id
Diakses pada tanggal 15
diperoleh 6 bentuk lahan alami dan 1
Februari 2012
bentuk lahan buatan yang
http://www.kalselprov.go.id.
teridentifikasi, yaitu fluvial, struktural,
Diakses pada tanggal 13 Maret
solusional, marin, vulkanik, 2012
denudasional, dan antropogenik.

Anda mungkin juga menyukai