Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

GIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan


aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun atau overlay,
penghitungan, pendigitalan (digitizing), mendukung sistem koordinat national
yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc
yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut “Bapak SIG”. Geographic information system (GIS) atau
Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu
manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan
sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi di muka bumi.
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis
database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan
kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas
serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis
melalui gambar-gambar petanya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah “ bagaimana ruang lingkup pembahasan MapInfo?”

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui ruang lingkup pembahsan Map Info

1
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Map Info

Map Info adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi Geografi (SIG).
MapInfodiminati oleh pemakai SIG karena mempunyai karakteristik yang menarik,
seperti mudah digunakan,harga relatif murah, tampilan interaktif, user frendly dan
dapat dicustomized menggunakan bahasaskrip yang dimiliki. Pembentukan peta di
MapInfo dapat diilustrasikan secara analog. Dalam MapInfo suatu “table” dapat
digambarkan sebagai satu lembar (sheet) dari suatu film dan suatu komposisi peta.
MapInfo merupakan gabungan dari beberapa lembar (sheet) film tersebut yang
disusun secara bertumpuk. Istilah yang umum digunakan untuk susunan tersebut
adalah “layering”. Setiap lembar (sheet) merupakan layer yang dapat digabungkan
dan di-matchkan untuk membentuk suatu peta, sehingga dapat dilakukan analisis dari
peta yang terbentuk tersebut. Satu hal yang perlu diingat adalah ketika MapInfo
melakukan “redraw” peta, MapInfo akan melakukan redraw dari layer yang tersusun
paling bawah kemudian ke layer di atasnya, dan sebaliknya jika ingindiketahui
informasi dari suatu peta.

Karakteristik MapInfo

a. Graphical User Interface yang bersifat umum

User interface dari GUI versi MapInfo adalah identik dan dapat terbaca pada
semua platformyang disupport oleh MapInfo. Sehingga user dapat dengan leluasa
membuka data pada sistem(platform) yang berlainan.

2
b. Table structure

Struktur data binary MapInfo adalah identik dengan semua platform yang disupport
olehMapInfo. Data dapat dibuka dan dibaca oleh platform yang berbeda, dan dapat
didstribusikanmelalui network ke user lain tanpa diterjemahkan terlebih dahulu.

c. Grafik yang dintegrasikan dengan basis data

Istilah yang paling tepat untuk menggambarkan MapInfo adalah “geographic or


graphic database”. MapInfo menggunakan basis data tekstual yang diinteg rasikan
dengan data grafiknya.

2.2 Topik

KONSEP TABEL / FILE (MapInfo)


Perangkat lunak MapInfo adalah program terapan yang berbasis data spatial (point,
line dan polygon) dan database. Mapinfo mengolah data textual dan data geografis
dalam format Table. Dalam setiap table minimum terdiri dari atas 2 file yang terpisah.
Contoh :
 Peta yogya.TAB ; Berisi struktur table
 Peta yogya.DAT; Berisi data Tabular.
 Peta yogya.MAP ; Berisi tentang obyek grafik
 Peta yogya.ID ; Referensi /ID antara data tabular dengan data grafik
 Peta yogya.IND; Jika suatu table diberi indeks

3
Open dan New Table

Memanggil/membuka tabel :
1. Tekan pilihan file dari menu

4
2. Pilih Open Table
3. pada layar akan muncul tampilan Open Table
4. Pilih direktory dimana table disimpan
5. Tekan tombol Open

CREATE NEW TABLE


Membuat Table baru :
1. Tekan pilihan file pada menu

2. Pilih new table


3. Pada layar akan muncul tampilan new table
-Open new Browser ; untuk pengisian data
-Open New Mapper, untuk pembuatan data grafis
-Add to current mapper; penambahan table baru pada table lain yang sudah dibuka
4. Tekan tombol Create, maka akan muncul kotak dialog New table strukture
5. Masukkan data dari struktur table yang akan dibuat melalui kotak field information
- Name : nama field
- Type : tipe field (character, small integer, float dll)

5
- With : panjang dari field

6. Tekan tombol add Field untuk setiap pendefinisian field baru dan

7. Tekan tombol Creat

Layer
Pengaturan layer akan sangat membantu pada proses editing dan kompilasi database
pada mapinfo. Untuk memanggil kotak dialog layer kontrol dapat melalui menu map.

6
Modifikasi Display
1. Klik button display pada kotak dialog control layer
2. Kemudian akan muncul kotak display

7
Labeling

Pemberian label pada peta dapat dilakukan dengan cara ;

 Automatic labeling
 Create labels with label tool

Automatic Lebeling

 Aktifkan kotak dialog layer control. Lalu Klik button label pada dialog layer
control.

 Pada box label with dipilih field yang akan digunakan


 Jika pada grup Visibility diklik Off maka labelling dinonaktifkan, sebaliknya
dengan On maka aktif
 Duplikat text akan memberikan label duplikat untuk obyek yang berbeda
 Tekan OK pada Label Options

8
 Tekan OK pada control layer

Modifikasi struktur table

Modifikasi struktur tabel terdiri dari menghapus field,menambah dan mengisi


field,termasuk menentukan type data bas yang akan diisikan serta lebarnya field.
Dengan memilih menu Table pada menu utama,Maintenance menu dan pilih Table
struktur.

9
Kompilasi database melalui perangkat lunak MapInfo merujuk pada peta yang aktif
dengan menggunakan ikon info pada kotak tool main.

1. Open Table dan klik Open pada dialog Quick Start, sehingga muncul dialog Open
table. Buka peta yang akan diproses.
2. Arahkan dan klik pada peta yang akan diisi data basenya, urutkan secara teratur
untuk menghindari data grafis yang tidak memiliki data base.
3. Isi kolom-kolom pada info tool sesuai dengan struktur tabel yang telah dibuat pada
sub bab terdahulu.

Melihat tabel

Tabel informasi database spatial dapat dilihat dengan jalan menggunakan fasilitas
select pada menu Query.

1. Aktifkan/tampilkan peta pada layar.


2. Pilih menu Query kemudian menu select, akan muncul kotak dialog.

3. Pilih tabel informasi peta yang akan dilihat tabelnya pada kolom select record
from table, gunakan button full down untuk memilih tabel-tabel yang aktif atau
telah dipanggil.

10
4. Kemudian akan muncul jendela Query 1 browser, nomor dibelakang query akan
terus berurutan sesuai dengan jumlah dan urutan pemilihan tabel.

Drawing Dan Editing Peta


Untuk membuat atau mengedit peta dalam MapInfo disediakan beberapa tools
seperti terlihat berikut ini :Tools

1. Arc tool ; Untuk membuat busur atau lengkungan


2. Ellipse tool ; Untuk membuat bentuk ellips
3. Line tool ; Untuk membuat garis
4. Polygon tool ; Untuk membuat area atau region
5. Polyline tool ;Untuk membuat garis-garis yang tidak beraturan
6. Rectangle tool ; Untuk membuat persegi empat
7. Rounded Rectangle tool ; Untuk membuat persegi empat dengan sudut bundar
8. Symbol tool ; Untuk membuat symbol
9. Text tool ; Untuk membuat teks

11
Main Toobar

1. Pick tool ; Untuk menyeleksi obyek


2. Marqu select ; Untuk menyeleksi obyek dengan area seleksi segiempat
3. Radius select ; Untuk menyeleksi obyek dengan area seleksi lingkaran
4. Polygon select ; Untuk menyeleksi obyek dengan area seleksi polygon
5. Boundary select ; Untuk menyeleksi obyek dengan area seleksi boundary
6. Unselect ; Membersihkan obyek yang terseleksi
7. Zoom in ;Memperbesar view
8. Zoom Out ; Memperkecil view
9. Info ; Tool aply yang berisi informasi obyek
10. Label ; Tool aply kotak dialog label
11. Ruler ; Untuk mengukur panjang obyek pada view
12. Legenda ; Tool aply Legenda

12
Membuat Peta Tematik

Peta tematik merupakan suatu cara dalam menganalisa data dan


memvisualisasikan data dalam nuansa warna atau pola yang berbeda berdasarkan
pembagian tema tertentu.
Untuk membuat peta tematik :
1. Dari menu pilih map
2. Pilih create thematik map
3. Pilih metode yang digunakan

Individual values maps


Individual values maps memperlihatkan titik, garis atau area dengan
memberikan perbedaan warna terhadap data individu dari field tertentu.

13
Range maps
Range maps mempresentasikan semua obyek yang terproses dalam range tertentu
dan memberi tanda berupa warna, simbol, atau garis.

Graduate Symbol maps


Graduate Symbol maps menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan
perbedaan nilai.

14
Universal translator
Proses pengambilan data dari program lain atau importing data pada MapInfo
dijalankan dengan modul Universal Translator yang ada pada fulldown menu Tools.
Pada prinsipnya adalah mengubah format”source”(seperti pada gambar) keformat
tujuannya.

15
2.2. Payakumbuh

Kota Payakumbuh terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan bagian


dari Bukit Barisan. Berada pada hamparan kaki Gunung Sago, bentang alam kota ini
memiliki ketinggian yang bervariasi. Topografi daerah kota ini terdiri dari perbukitan
dengan rata-rata ketinggian 514 m di atas permukaan laut. Wilayahnya dilalui oleh
tiga sungai, yaitu Batang Agam, Batang Lampasi, dan Batang Sinama. Suhu udaranya
rata-rata berkisar antara 26 °C dengan kelembapan udara antara 45–50%.

Payakumbuh berjarak sekitar 30 km dari Kota Bukittinggi atau 120 km dari


Kota Padang dan 188 km dari Kota Pekanbaru. Wilayah administratif kota ini
dikelilingi oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan luas wilayah 80,43 km² atau
setara dengan 0,19% dari luas wilayah Sumatera Barat, Payakumbuh merupakan kota
terluas ketiga di Sumatera Barat. Kota ini pernah menjadi kota terluas pada tahun

16
1970, sebelum perluasan wilayah administratif Kota Padang dan Kota Sawahlunto.
Kota Sawahlunto yang pada tahun 1970 merupakan kota yang paling kecil dengan
luas 6,3 km² diperluas menjadi 273,45 km² atau meningkat sebesar 43,4 kali dari
sebelumnya, sementara Kota Padang diperluas menjadi 694,96 km² dan sekaligus
menjadi kota yang terluas di Sumatera Barat. Perluasan ini menyebabkan Sawahlunto
menjadi kota terluas kedua dan Payakumbuh turun menjadi terluas ketiga di Sumatera
Barat.

A. Lingkungan Sub-Cekungan Payakumbuh

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu kabupaten yang masuk
dalam wilayahadministrasi Provinsi Sumatera Barat dan terletak antara 0025’ 28,7” LU
sampai0022’ 14,5” LS dan 100015’ 44,1” BT sampai 100050’ 47,8” BT. Kabupaten ini
beribukota diSarilamak dan terdiri atas 13 kecamatan, 49 nagari, dan 401 jorong. Wilayah
kabupaten iniberbatasan langsung dengan Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau di
sebelah utara,Kabupaten Kampar, Provinsi Riau di sebelah timur, Kabupaten Tanah
Datar dan KabupatenSijunjung di sebelah selatan, serta di sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Agam danKabupaten Pasaman (BPS Kabupaten Lima Puluh Kota,
2008/2009).Kecamatan Luak dan Kecamatan Harau merupakan dua kecamatan yang
saling berbatasandi bagian tenggara Kabupaten Lima Puluh Kota.
Secara umum, morfologi kedua wilayah inidapat dibagi dalam 3 (tiga) satuan,
yaitu: satuan morfologi perbukitan terjal yang dicirikan dengan gunung-gunung dan
bukit-bukit yang mempunyai ketinggian antara 700 m sampai 1.597 mdpl. Satuan
morfologi perbukitan sedang, yaitu dicirikan dengan adanya bukit-
bukitbergelombang, berlereng landai yang mempunyai ketinggian antara 250 m
sampai700 mdpl. Dan Satuan morfologi pedataran, yaitu daerah yang relatif datar
yangmempunyai ketinggian antara 100 m sampai 250 mdpl. Umumnya satuan inimerupakan
daerah perkotaan, perkampungan dan persawahan. Pola aliran sungai umumnya
sejajar dan berkelok-kelok menuju ke suatu lembah yangberbentuk V, dan mengalir

17
ke sungai yang lebih besar yaitu Sungai Sinamar. Sungai tersebutmerupakan salah
satu sungai besar yang mengalir dari arah baratlaut ke tenggara. Beberapasungai-
sungai di kedua kecamatan juga menjadi anak-anak Sungai Sinamar, seperti
Sungai Agam, Sungai Sianipan, dan Batang Tabik.

Gambar Salah satu lansekap wilayah Andaleh di Sub-Cekungan


Payakumbuh(Dok. Balai Arkeologi Medan, 2011)
Keberadaan ngalau atau gua dan ceruk di kedua wilayah tersebut tidak lepas dari
keberadaan batuan karbonat pada lokasi tersebut. Berdasarkan pengamatan pada
petageologi lembar Solok skala 1:250.000 singkapan batugamping yang ditemukan di
wilayahKecamatan Luak dan Harau adalah singkapan batugamping Paleogen dan
batugampingOligo-Miosen dan Neogen Awal. Batugamping Paleogen mencakup
batugamping yangberumur Eosen (55-35 juta tahun) dan Oligosen Awal (35-30 juta
tahun). Litologinya yangterdiri dari batugamping berfosil, batugamping oolit,
biokalkarenit, dan biokalsilutit dibeberapa tempat bersisipan batupasir (gampingan, tufan,
glaukonitan), batulanaugampingan, batulumpur gampingan, dan bintal rijang. Tebal
kelompok batugamping ini tidakkurang dari 1.000 m. Fosil yang paling umum dijumpai adalah
Nummulites fitchtelli, selainforaminifera kecil, moluska dan kepingan koral. Batugamping
Paleogen ini terbentuk dilingkungan gisik hingga laut terbuka. Sedangkan yang kedua,
Batugamping Oligo-Miosendan Neogen Awal mencakup batugamping terumbu
echinoid dan batugamping lempunganini berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal (30-17
juta tahun). Sebarannya yang tidak begitu luas, dan hanya mempunyai ketebalan
beberapa puluh meter saja. Runtuhan bagian atasselanjutnya berkembang menjadi
himpunan batuan klastik seperti batupasir (gampingan,mikaan), batulanau (piritan),
batulumpur dan lapisan tipis batubara. Batugamping kelompokini diduga terbentuk di

18
lingkungan gisik, dan setempat mengalami proses karstifikasi awalyang
menghasilkan bentukan karren ataulapies. Sistem perguaan belum berkembangpenuh
(Samodra 2005, 31-5).Bentang lahan terdapat beberapa bukit yang terpisah-pisah satu
dengan yang lainnya munculdari hamparan dataran aluvial pesawahan/perladangan
padi. Perbukitan di sebelah kanan(baratlaut) terbentuk dari konglomerat dan batupasir
kuarsa Paleogen, sedangkanperbukitan di sebelah kiri jalan (timur-tenggara) tersusun
oleh kuarsit dan batugampingPermokarbon. Kedua wilayah kecamatan ini berada
pada dasar sub-cekungan Payakumbuhyang memanjang ke arah tenggara hingga
Ombilin. Pada bagian selatan dari KecamatanLuak ini terdapat dua buah gunung api
yang tidak aktif lagi yaitu Gunung Malintang danGunung Marapi.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembentukan peta di MapInfo dapat diilustrasikan secara analog. Dalam


MapInfo suatu “table” dapat digambarkan sebagai satu lembar (sheet) dari suatu film
dan suatu komposisi peta. MapInfo merupakan gabungan dari beberapa lembar
(sheet) film tersebut yang disusun secara bertumpuk. Istilah yang umum digunakan
untuk susunan tersebut adalah “layering”. Setiap lembar (sheet) merupakan layer
yang dapat digabungkan dan di-matchkan untuk membentuk suatu peta, sehingga
dapat dilakukan analisis dari peta yang terbentuk tersebut. Satu hal yang perlu diingat
adalah ketika MapInfo melakukan “redraw” peta, MapInfo akan melakukan redraw
dari layer yang tersusun paling bawah kemudian ke layer di atasnya, dan sebaliknya
jika ingindiketahui informasi dari suatu peta.

20
DAFTAR PUSTAKA

1.http://zonageologi.blogspot.co.id/2012/04/tutorial-map-info-cara-membuat-
info.html

2. www.academia.edu/4436522/SUB-CEKUNGAN_PAYAKUMBUH

21

Anda mungkin juga menyukai