PEMBEBANAN
DAN
PEMODELAN
DIAFRAGMA
OUTLINE
1
9/18/2019
2
9/18/2019
Diafragma memiliki fungsi penting dalam bangunan selain menahan gaya gravitasi, yaitu
mengikat dan mentransfer gaya lateral ke elemen vertikal atau dalam beberapa kasus
dari elemen vertikal.
Diafragma yang rusak akan mengakibatkan perubahan load path sehingga membuat
sistem penahan gaya lateral yang didesain tidak bekerja dengan baik.
Oleh karena itu, diafragma harus didesain untuk dapat berperilaku elastik.
Untuk mencapai perilaku elastik, minimal elemen diafragma harus didesain untuk
memiliki kekuatan yang mampu menahan gaya maksimum yang dapat terjadi pada
elemen vertikal yang diikat.
3
9/18/2019
4
9/18/2019
5
9/18/2019
PEMBEBANAN DIAFRAGMA
Gaya yang ditentukan berdasarkan SNI 1726:2012 pers (37), Fpx, menggambarkan percepatan dari
suatu diafragma dalam bangunan. Gaya tersebut pada umumnya lebih besar dari gaya lantai akibat statik
ekivalen (Fx) pada seluruh lantai di bawah atap.
Persamaan (37)
PEMBEBANAN DIAFRAGMA
Pers (38) dan (39) pada SNI 1726:2012 merupakan persamaan batas bawah (lower bound) dan batas
atas (upper bound).
Persamaan (38)
Persamaan (39)
Batas bawah berguna untuk mengantisipasi potensi “underestimation” terhadap gaya diafragma pada
bangunan akibat “higher-mode effect”. Ini penting khususnya untuk sistem dengan faktor modifikasi
respon, R, yang besar, karena reduksi dari respon lebih efektif pada mode pertama ketimbang mode
lainnya.
Persamaan batas atas mengatur untuk sistem dengan R yang kecil.
Penggunaan Fpx pada seluruh diafragma dalam satu analisis akan memberikan gaya geser dan momen
guling pada dinding dan rangka yang “overestimate”, karena gaya Fpx tidak dianggap bekerja bersamaan.
6
9/18/2019
PEMBEBANAN DIAFRAGMA
Satu pendekatan dalam melakukan analisis terhadap kombinasi gaya transfer dan gaya inersia ialah dengan
melakukan analisis bangunan terpisah untuk setiap diafragma, dengan mensubstitusi gaya tingkat Fx dengan
gaya diafragma Fpx pada lantai yang ditinjau
7
9/18/2019
8
9/18/2019
Langkah 2:
Tentukan wi untuk semua tingkat dari x sampai n dengan n
merupakan lantai atap. Total berat seismik dari tingkat x ke
atas ialah sebagai berikut.
𝑛
𝑤𝑖
𝑖=𝑥
Langkah 3:
Tentukan gaya geser dasar desain seismik, V, sesuai dengan SNI
1726:2012 Pasal 7.8.1
𝐹𝑖
𝑖=𝑥
Langkah 5:
Tentukan gaya desain diafragma pada tingkat x, Fpx, dengan
mengacu pada SNI 1726:2012 Pasal 7.10.1.1 dan persamaan
berikut:
σ𝑛𝑖=𝑥 𝐹𝑖
𝐹𝑝𝑥 = 𝑛 𝑤
σ𝑖=𝑥 𝑤𝑖 𝑝𝑥
9
9/18/2019
Langkah 6:
Cek Fpx terhadap nilai maksimum dan minimum dengan
menggunakan ketentuan berikut:
10
9/18/2019
Untuk struktur yang masuk ke dalam KDS C hingga F, elemen kolektor, termasuk splices dan
sambungan ke elemen penahan, harus dapat menahan kombinasi beban dengan faktor kuat lebih (Ω0)
Beban gempa lateral yang digunakan ialah Ω0Fx atau Ω0Fpx, yang mana yang menghasilkan pengaruh
terbesar.
Perlu diingat bahwa apabila Fpx ditentukan oleh persamaan (38) atau (39) SNI 1726:2012, gaya tersebut
tidak perlu diamplifikasi dengan Ω0, karena gaya tersebut tidak diturunkan dari koefisien modifikasi
respons, R. Dalam kasus ini, gaya dari persamaan (38) dan (39) tersebut harus dibandingkan dengan
persamaan (37) SNI 1726:2012 dikalikan dengan Ω0 untuk menentukan pembebanan yang menentukan.
11
9/18/2019
PEMODELAN DIAFRAGMA
12
9/18/2019
PEMODELAN DIAFRAGMA
Diafragma pelat beton atau dek metal yang diberi penutup (topping) beton dengan perbandingan S/De ≤ 3,
pada struktur tanpa ketidakberaturan horizontal dapat diidealisasikan sebagai diafragma kaku
13
9/18/2019
14
9/18/2019
Pemodelan finite element (elemen hingga) dari suatu diafragma bermanfaat untuk pengecekan
transfer gaya antar elemen vertikal, transfer gaya sekitar bukaan besar, pengaruh ramp pada gedung
parkir, dan desain diafragma yang tidak beraturan.
Ketika terjadi ketidakberaturan vertikal pada elemen vertikal penahan gaya gempa, model rigid
diaphragm akan menghasilkan “loncatan” gaya yang tidak realistis dan sulit untuk didesain.
15
9/18/2019
Kekakuan pada diafragma beton bertulang umumnya berada pada rentang 0.15 hingga 0.50 pada saat
analisis terhadap design-level earthquake/gempa desain (Nakaki 2000).
Apabila hasil analisis sangat dipengaruhi oleh asumsi kekakuan diafragma, sebaiknya analisis dilakukan
dengan menggunakan batas atas dan bawah dari kekakuan diafragma dan memilih parameter desain
berdasarkan gaya terbesar dari kedua analisis.
Umumnya stiffness modifier dipilih 0.25 untuk membrane dan bending di semua arah (11,22,12)
16
9/18/2019
17
9/18/2019
18
9/18/2019
19
9/18/2019
20
9/18/2019
21
9/18/2019
σ𝑛𝑖=𝑥 𝐹𝑖
𝐹𝑝𝑥 = 𝑤
σ𝑛𝑖=𝑥 𝑤𝑖 𝑝𝑥
22
9/18/2019
Lantai 3 Lantai 3
Lantai 3
23
9/18/2019
Lantai 3
KOMBINASI PEMBEBANAN
24
9/18/2019
SECTION CUT
F1 : gaya geser
F2 : gaya tarik-tekan
MZ : momen sebidang in-
plane pelat
25
9/18/2019
Resultant force angle mengindikasikan sudut antara sumbu X global dengan sumbu section cut local 1
Gaya-gaya pada sisi kiri dan sisi kanan dirata-ratakan untuk mendapatkan resultan gaya yang diperhitungkan
26
9/18/2019
27
9/18/2019
Kolektor Kritis
Desain Ulang Sebagai Elemen Tekan
28
9/18/2019
29
9/18/2019
TERIMA KASIH
30