40
41
b) Beban rem
Gaya rem harus diambil lebih besar dari:
- 25% dari berat gandar truk desain
- 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR
Diasumsikan bekerja secara horisontal pada jarak 1800 mm di atas
permukaan jalan pada masing-masing arah longitudinal dan dipilih yang
paling menentukan. Berikut beban rem untuk jembatan bentang 40 m:
i) 0.25 . 225 = 56.25 kN
ii) 0.05 . (500+(6,75).60.(3,5))= 95.875 kN
Sehingga diambil yang terbesar 95.875 kN
MTR = 95.875 kN . 1.8 = 172.575 kNm = 17258 kg.m
3. Aksi Lingkungan
Aksi lingkungan memasukkan angin dan gempa. Besarnya beban rencana
yang diberikan dalam standar ini dihitung berdasarkan analisis statistik
dari kejadian-kejadian umum yang tercatat tanpa memperhitungkan hal
khusus yang mungkin akan memperbesar pengaruh setempat.
a) Beban angin
Tekanan angin di dalam SNI 1725:2016 diasumsikan disebabkan oleh
angin rencana dengan kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126
km/jam. Untuk jembatan atau bagian jembatan dengan elevasi lebih tinggi
dari 10000 mm di atas permukaan tanah atau air, kecepatan rencana, VDZ,
harus dihitung dengan persamaan berikut:
Asumsi :
Z = 10000 mm
Z0 = 1000 (Sub Urban)
V0 = 17.6 (Sub Urbam)
V10 = 90 km/jam
VB = 90 km/jam
48
𝑉 𝑍
VDZ = 2,5 V0 ( 𝑉10 ) ln (𝑍 )
𝐵 0
90 10000
= 2,5. 17,6. (90) ln ( 1000 )
= 101.313 km/jam
Sehingga nilai tekanan angin rencana (PD) dalam MPa adalah sebagai berikut:
PD-tekan = 0.0024.(101,313/90)2
= 0.00304 MPa
Nilai PD-tekan dalam bentuk beban 0.0075*6300*60000 = 1149.621 kN (tekan)
PD-hisap = 0.0012.(101,313/90)2
= 0.00152 MPa
Nilai PD-hisap dalam bentuk beban 0.00152*6300*60000 = 574,811 kN (hisap)
Maka nilai PD-tekan dan PD-hisap masing-masing dibagi 17 titik menjadi:
PD-tekan 11496,21 kg / 24 = 479.01 kg /titik nodal (tekan)
PD-hisap 5747,11 kg / 24 = 239,5 kg/ titik nodal (hisap)
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4.4 kN/mm
pada bidang tekan dan 2.2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka,
Sehingga untuk pembebanan diambil untuk PD-tekan = 479.01 kg /titik nodal
(tekan) , dan PD-hisap = 239,5 kg/ titik nodal (hisap).
4. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Kombinasi Pembebanan yang Digunakan
TT TD
Keadaan Batas MS MA
TB TP
EWS EWL
Kuat I 1.1 1.4 1.8 - -
Kuat II 1.1 1.4 1.4 - -
Kuat III 1.1 1.4 - 1.4 -
Kuat IV 1.1 1.4 - - -
Kuat V 1.1 1.4 - 0.4 1
Ekstrem I 1.1 1.4 1,4 - -
Ekstrem II 1.1 1.4 0,5 - -
Layan I 1 1 1 0.3 1
Layan II 1 1 1.3 - -
Layan III 1 1 0.8 - -
Layan IV 1 1 - 0.7 -
50
ф.Pn > Pu
8050783.75 N > 7510000 N
Karena ф.Pn > Pu maka profil aman untuk diaplikasikan.
52
ф.Pn > Pu
2549176.91N > 2343000 N
Karena ф.Pn > Pu maka profil aman untuk diaplikasikan.
53
Pu = 3710000 N фbaut = 29 mm
Fu = 490 Mpa
Fy = 355 MPa
Toleransi lubang = 3 mm
Diameter lubang (d) = 32 mm
Ag = ((350.17).2)+((400-(2.17)).13) = 16658 mm2
An1 = Ag – n.d.t = 16658 – (8.(32 . 17)) = 12306 mm2
𝑠2 . 𝑡
An2 = Ag – n.d.t + Σ 4 𝑢
902 . 17
= 16658 – (8.(32 . 17)) + 2 . = 19071 mm2
4 . 90
Pu = 6180000 N фbaut = 29 mm
Fu = 490 Mpa
Fy = 355 MPa
Toleransi lubang = 3 mm
Diameter lubang (d) = 32 mm
Ag = ((400.45).2)+((400-(2.45)).15) = 40650 mm2
An1 = Ag – n.d.t = 40650 – (8.(32 . 45)) = 29130 mm2
𝑠2 . 𝑡
An2 = Ag – n.d.t + Σ 4 𝑢
902 . 45
= 16658 – (8.(32 . 45)) + 2 . = 31155 mm2
4 . 90
𝐼𝑦 531655312.5
Imin = ry = √𝐴𝑔 = √ = 120.7720 mm
36450
ф.Pn > Pu
9445212.36 N > 8470000 N
Karena ф.Pn > Pu maka profil aman untuk diaplikasikan.
ф.Pn > Pu
16761145.6 N > 15400000 N
Karena ф.Pn > Pu maka profil aman untuk diaplikasikan.
Pu = 2930000 kg фbaut = 29 mm
Fu = 490 Mpa
Fy = 355 MPa
Toleransi lubang = 3 mm
Diameter lubang (d) = 32 mm
Ag = ((400.21).2) + ((400 – 2.21).13) = 21454 mm2
An1 = Ag – n.d.t = 21454 – (8.(32 . 21)) = 16078 mm2
58
𝑠2 . 𝑡
An2 = Ag – n.d.t + Σ 4 𝑢
902 . 21
= 21454 – (8.(32 . 21)) + 2 . = 17023 mm2
4 . 90
Pu = 885420 N фbaut = 29 mm
Fu = 490 Mpa
Fy = 355 MPa
Toleransi lubang = 3 mm
Diameter lubang (d) = 32 mm
Ag = ((200.13).2) + ((400 – 2.13).11) = 9314 mm2
An1 = Ag – n.d.t = 9314 – (4.(32 . 13)) = 7650 mm2
𝑠2 . 𝑡
An2 = Ag – n.d.t + Σ 4 𝑢
902 . 13
= 9314 – (4.(32 . 13)) + 2 . = 8235 mm2
4 . 90
ф.Pn > Pu
784918,4 N > 749020 N
Karena ф.Pn > Pu maka profil aman untuk diaplikasikan.
61
2 2
𝐼𝑦 108211500
ry = (𝐴 ) = ( ) = 64.91 mm
𝑔 25680
1
Zx = (300.24.(800 – 15) + (4.15.(800 – (2.24))2) = 7772640 mm3
24.3002 (800−2.24).152
Zy = ( )+( ) = 1122300 mm3
2 4
62
2.bf.tf2 + ((h−2tf).tw2
J1 = ( ) = 171600 mm4
3
J2 = 1
3
(𝑡𝑓 2 . 𝑏𝑓. 2 + 𝑡𝑤 3 (ℎ − 2𝑡𝑓)) = 961200 mm4
J dipilih yang terbesar yaitu J2 sebesar 629298 mm4
𝐼𝑥 ℎ2
Cw1 = = 3,67 . 1015 mm6
4
(h−2tf)2 .bf3 .tf
Cw2 = = 1,53 . 1013 mm6
24
bf 300
λ = = = 6,2
2.tf 2.24
h 750
λ = = = 57,7
tw 13
𝑋1
Lr = 𝑟𝑦 𝑓 . √1 + √1 + 𝑋2 (𝑓𝑦 . 𝑓𝑟) 2
𝑦 − 𝑓𝑟
770.74
= 64,91. . √1 + √1 + 75.1 (355 − 115)2
355 − 115
= 96731 mm
Karena Lb < Lp, maka termasuk bentang pendek.
(800−2.24) 200000
≤ 6.36√
15 355
50.1 ≤ 150,96
Jadi pelat badan “OK”
64
(ℎ−2𝑡𝑓) 𝑛 𝑘 𝐸
≤ 1.10√ 𝐹𝑦
𝑡𝑤
54 < 63.272
Maka dihitung menggunakan
Vn = 0.6 . Fy . Aw = 0.6 . 355 . (800-2.24) . 15
= 2402640 N
Vn = 0.9 . 2402640 = 2162376 N
Syarat Vn > Vu
2162376 N > 1502000 N
Jadi kapasitas geser “OK”
2187000000 1502000
+ 0.625.2162376 ≤ 1.375
2483358480
1,32 ≤ 1.375
Jadi interaksi geser lentur “OK”.
7. Kontrol Struktur Berpenampang I dengan Rasio bf/d ≤ 1.0 dan Bagian Rangka
dengan Ikatan
𝑀 𝑀𝑢𝑦
(ɸ𝑀𝑢𝑥 ) + (ɸ𝑀 ) ≤ 1.0
𝑛𝑥 𝑛𝑦
2187000000 3578000
( 2483358480 ) + ( 358574850 ) = 0,89
Karena jumlah dari Mu dibagi Mn kurang dari 1.0 maka profil “OK”.
65
2
𝐼𝑦 17349290.67 2
ry = (𝐴 ) = ( ) = 46,02 mm
𝑔 8192
1
Zx = (200.13.(400 – 8) + (4.8.(400 – (2.13))2) = 1298352 mm3
13.2002 (400−2.13).82
Zy = ( )+( ) = 265984 mm3
2 4
66
2.bf.tf2 + ((h−2tf).tw2
J1 = ( ) = 30512 mm4
3
J2 = 1
3
(𝑡𝑓 2 . 𝑏𝑓. 2 + 𝑡𝑤 3 (ℎ − 2𝑡𝑓)) = 86362,67 mm4
J dipilih yang terbesar yaitu J1 sebesar 86362,67 mm4
𝐼𝑥 ℎ2
Cw1 = = 7,615 . 1013 mm6
4
(h−2tf)2 .bf3 .tf
Cw2 = = 6,06 . 1011 mm6
24
bf 417
λ = = = 7.692
2.tf 2.70
h 1068
λ = = = 50
tw 39
𝑋1
Lr = 𝑟𝑦 𝑓 . √1 + √1 + 𝑋2 (𝑓𝑦 . 𝑓𝑟) 2
𝑦 − 𝑓𝑟
784.82
= 46,02. . √1 + √1 + 33,32 (355 − 115)2
355 − 115
= 59996,71 mm
Karena Lp < Lb < Lr, maka termasuk bentang Menengah.
1922.5 − 5000
= 1.083 (2284421581 + (461127960 – 2284421581 ) )
1922.5 − 56996
= 606686471.79 Nmm
Maka Mnx yang dipakai berdasarkan tekuk lokal sebesar 461127960 Nmm.
68
1922.5 − 5000
= 2.1 (41638297,6 + (92384972,8– 41638297,6) )
1922.5 − 56996
(400−2.13) 200000
≤ 6.36√
8 355
45,23 ≤ 150,96
Jadi pelat badan “OK”
(ℎ−2𝑡𝑓) 𝑘 𝐸
𝑛
≤ 1.10√ 𝐹𝑦
𝑡𝑤
69
126030000 93590
+ 0.625.573566 ≤ 1.375
415015164
0,41 ≤ 1.375
Jadi interaksi geser lentur “OK”.
126030000 11900000
( 415015164) + ( 83146475.52 ) = 0.45
Karena jumlah dari Mu dibagi Mn kurang dari 1.0 maka profil “OK”.
70
Gambar 5.27 Momen yang Terjadi pada Pelat Lantai Arah Mx Akibat Pelat II
= 0,0128
77
3. Perencanaan Tulangan
Tulangan utama:
As = ρ . b . d = 0.0182 . 1000 . 170 = 2179.9 mm2
As yang dipakai, As = 2370 mm2
Jadi As pakai > As (OK)
𝐴𝑠 𝐹𝑦 2370 . 240
a = = = 26,8
0.85 𝐹𝑐′ .𝑏 0.85 . 24 . 1000
𝑎 26,8
Mn = As . Fy . (𝑑 − 2)= 2179,9 . 240 . (170 − ) = 89083448,47 Nmm
2
Gambar 5.28 Momen yang Terjadi pada Pelat Lantai Arah Mx Akibat Pelat II
= 0,0081
3. Perencanaan Tulangan
Tulangan utama:
As = ρ . b . d = 0.0081 . 1000 . 170 = 1380,73 mm2
As yang dipakai, As = 1770 mm2
Jadi As pakai > As (OK)
79
𝐴𝑠 𝐹𝑦 1770 . 240
a = = = 19,99
0.85 𝐹𝑐′ .𝑏 0.85 . 24 . 1000
𝑎 19,99
Mn = As . Fy . (𝑑 − 2) = 1770 . 240 . (170 − ) = 67969999,06 Nmm
2
75 > 66,123 mm
Maka lendutan yang terjadi pada jembatan memenuhi kriteria desain
jembatan.
mulut truck mixer atau pipa concrete pump jauh dari dasar lubang bor. Pengecoran
pondasi dibantu oleh pipa tremi dan bucket cor.
Setelah pipa tremi dan bucket cor terpasang, beton ready mix dapat
dimasukkan ke dalam lubang bor. Beton ready mix diangkut menggunakan truck
90
mixer dari batching plant. Beton ready mix dapat dituangkan langsung dari mulut
truck mixer ke bucket cor atau dengan bantuan concrete pump jika kondisi
lapangan tidak memungkinkan untuk truck mixer sampai ke lokasi pengecoran
pondasi bored pile.
dari batching plant dengan volume sesuai dengan volume yang dibutuhkan di
lapangan.
Pengecoran lean concrete dilakukan dengan menggunakan talang untuk
menuangkan beton ke area yang sudah dibatasi bekisting. Beton dituangkan dari
truck mixer dengan bantuan talang ke area footing untuk kemudian diratakan
dengan bantuan pekerja yang diarahkan oleh pelaksana dan diawasi oleh
konsultan pengawas. Beton dibiarkan mengeras dalam waktu 24 jam untuk
selanjutnya bekisting lantai kerja dapat dibongkar.
dilakukan finishing oleh pekerja bada seluruh bagian footing, termasuk pada
bagian dinding yang terdapat besi ulir dengan menggunakan semen grouting.