Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ANTROPOLOGI HUKUM
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD HIDAYAT

NMP : 2014.3300

KELAS : A

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


MUHAMMADIYAH BIMA
(STIH)
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Antropologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Kata Anthropos berarti
mansia dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia. Oleh karena itu antropologi didasarkan pada kemajuan yang
telah dicapai ilmu pengetahuna sebelumnya.

Pitirim Sorokim mengatakan bahwa Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (gejala
ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi) dengan
gejala lainnya (nonsosial).

Berbeda dengan pendapat Rouceke dan Warren yang mengatakan bahwa Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan kelompok-kelompok.
Nah berasarkan uraian di atas, maka Sosiologi adalah jelas merupakan ilmu sosial
yang objeknya adalah masyarakat sebagai ilmu. Ia berdiri sendiri karena telah
memiliki unsur ilmu pengetahuan.

Dalam ilmu antropologi hukum dipelajari juga mengenai Peran, Status atau
kedudukan, Nilai, Norma dan juga Budaya atau kebudayaan. Kesemuanya ini
merupakan hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan ilmu antropologi hukum.
Rumusan Masalah

1. Adapun Rumusan Masalah dari Latar Belakang diatas adalah untuk mengetahui
manfaat – manfaat apa saja yang terkandung di dalam antropologi hukum.
2. Apakah pengertian Peran/peranan.role dalam ilmu antropologi hukum?
3. Apakah pengertian Status/kedudukan dalam ilmu antropologi hukum?
4. Apakah pengertian Nilai dalam ilmu antropologi hukum?
5. Apakah pengertian Norma dalam ilmu antropologi hukum?
6. Apakah pengertian Budaya/Kebudayaan dalam ilmu antropologi hukum?

Dalam rumusan masalah diatas, maka akan dicari jawabannya :

Maksud dan Tujuan

Penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Hukum


2. Memberikan gambaran teori mengenai Peran, Status, Nilai, Norma, dan juga
Budaya/kebudayaan dalam kaitannya dengan masyarakat sebagai sasaran ilmu
Sosiologi.
3. Sebagai arahan agar saya sebagai mahasiswa dapat mengkorelasikan hubungan antara
teori Peran, Status, Nilai, Norma dan Budaya/kebudayaan dengan kehidupan
masyarakat di kehidupan yang nyata.
BAB II

PEMBAHASAN

MANFAAT ANTROPOLOGI HUKUM

Pengertian Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu
pengetahuan artinya bahwa Antropologi merupakan kumpulan pengetahuan-
pengetahuan tentang kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara
sistematis atas dasar pemikiran yang logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua
adalah cara-cara berpikir untuk mengungkapkan realitassosial dan budaya yang ada
dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara ilmiah.

Metode penelitian antropologi hukum :

1. Metode Ideologis,metode ini dilakukan untuk penelitian penjajahan dengan


memperlajari kaidah-kaidah hukum yg ideal (norma ideal) yg tertulis maupun yg tdk
tertulis.Penelitian ini memperoleh prinsip-prinsip hukum dalam kehidupan
masyarakat.
2. Metode Deskriptif,penelitian ini bersifat penjajahan yang bermaksud untuk
mengetahui bagaimana hukum dlm kenyataannya dapat diterima dalam kehidupan
masyarakat.
3. Study Kasus, biasanya mempelajari kasus-kasus perselisihan kelompok masyarakat,
latar belakang kultur yg menyebabkannya dan rencana solusi penyelesaiannya.

Selain dari metode penelitian diatas.Masih ada metode pendekatan dalam antropologi
hukum. Metode Pendekatan dalam Antropologi Hukum yaitu:

1. Metode Historis mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya dgn kacamata
sejarah. Perkembangan karakteristik budaya merupakan awal budaya masyarakat.

Budaya hukum yaitu ide, gagasan, harapan masyarakat terhadap hukum.

2. Metode Deskriptif Prilaku menggambarkan perilaku manusia dan budaya hukumnya


termasuk melukiskan / menggambarkan perilaku nyata jika mereka sedang berselisih /
bersengketa. (melihat system hukum mana yg digunakan (hukum adat atau hukum
Negara)
3. Metode Study Kasus mempelajari kasus-kasus hukum dan penyelesaiaannya yang
berkembang dalam masyarakat. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan merupakan
alternative terakhir.
Setiap masyarakat mempunyai persamaan terhadap suatu perkara, peristiwa, bahkan
terhadap ideology dan karena itu yg menjaminnya dalam suatu kesatuan (komunitas).
Budaya hukum bukan merupakan budaya pribadi, melainkan merupakan budaya yang
menyeluruh dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan satu kesatuan sikap dan
prilaku.

Dengan mempelajari antropologi hukum ini kita dapat mengetahui bahwa


kemanfaatan antropologi hukum tidak saja dapat dilihat dari segi kebutuhan tioritis
tetapi dilihat juga dari peningkatan mutu berfikir ilmiah khususnya dilingkungan
perguruan tinggi terutama kepada ilmu-ilmu social dan terkhusus pula yang
mempelajari tentang ilmu kemasyarakatan serta ilmu ilmu-ilmu budaya dan hukum
dan terkhusus kepada praktisi-praktisi hukum yaitu dalam rangka pembangunan
hukum pembentukan peraturan-peraturan hukum ,penegakan serta penerapan hukum
dan keadilan dalam kehidupan masyarakat.

Manfaat Antropologi hukum ada 4 manfaat,antaralain:

1. Manfaat bagi Teoritis


2. Manfaat bagi praktisi hukum
3. Manfaat bagi praktisi politik
4. Manfaat bagi pergaulan masyarakat

1. MANFAAT BAGI TEORITIS

Para teoritis yang dimaksud adalah ilmuan-ilmuan mahasiswa ilmu-ilmu social


terutama pada sarjana-sarjana ilmu hukum antropologi.

Ilmu hukum yang lebih banyak mengabdikan diri kepada kepentingan memajukan
ilmu pengetahuan hokum, hukum yang termasuk dalam golongan ini adalah para
tenagaten , staf peneliti ilmiah hukum, para dosen, asisten, staf pengajar, dan
mahasiswa yang lebih banyak berfikir dan berprilaku sebagai pengamat (toeschower)
terhadap kehidupan umum ,beberapa manfaat teoritisnya yaitu:

1. Dapat mengetahui pengertian-pengertian hukum yg berlaku dalam masyarakat


sederhana dan modern.
2. Dapat mengetahui bagaimana masyarakat bisa mempertahankan nilai-nilai dasar yang
dimiliki sekaligus mangetahui bagaimana masyarakat bisa melakukan perubahan-
perubahan terhadap nilai-nilai dasar tersebut.
3. Dapat mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat / pandangan masyarakat atas
sesuatu yang seharusnya mereka lakukan.
4. Dapat mengetahui suku bangsa / masyarakat mana yang masih kuat / fanatic
mempertahankan keberlakuan nilai-nilai budaya mereka.
2. MANFAAT BAGI PRAKTISI HUKUM

Praktisi hukum yang dimaksud adalah cendikiawan hukum diatas panggung arena
hukum didalam kehidupan masyarakat termasuk dalam golongan ini seperti
pembentuk hukum yaitu seperti DPR, pelaksana hukum seperti pejabat instansi
pemerintah para penegak hukum yaitu : Polisi, Jaksa, Hakim, dan termasuk Pengacara
advokasi.

3. MANFAAT BAGI PRAKTISI POLITIK

Dimaksudkan praktisi politik adalah aktivis politik yaitu semua yang dalam pikiran
dan perilakunya berperan dalam era politik baik yang duduk dalam pelaksanaan
pemerintah (penyelenggara Negara) maupun yang berada diluar pemerintahan seperti
berada diluar pemerintahan seperti berada lembaga-lembaga partai, organisasipolitik
dll.

4. MANFAAT BAGI PERGAULAN MASYARAKAT

Dimaksudkan dengan pergaulan didalam masyarakat adalah bahwa bumi ini


bertambah kecil bukan saja radio dan televisi yang sudah sampai kepedesaan tetapi
juga teleponmelalui jaringan hp yang sudah menjamur di pedesaan sehingga
pembicaraan dalam jarak jauh sudah dapat dijangkau dalam waktu sesigkat mungkin
ini adalah semua kemajuan ilmu teknologi.

PENGERTIAN PERAN, STATUS, NILAI, NORMA DAN


BUDAYA/KEBUDAYAAN PERAN

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya. Artinya, apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu
peranan. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat


seseorang dalam masyarakat
2. Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harusa dibedakan dengan posisi dalam
pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-position)
merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam masyarakat.
Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu
proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan.

1. STATUS

Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial. Sedangkan kedudukan sosial (social status) artinya tempat seseorang
secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Namun untuk mempermudah dalam pengertiannya maka dalam kedua istilah di atas
akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah
“kedudukan” (status) saja. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan(status), yaitu sebagai berikut :

1. Ascribed Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan


perbedaan-perbedaaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh karena
kelahiran
2. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha
yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari
kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.

Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned Status yang
merupakan kedudukan yang diberikan. Status ini sering berhubungan erat dengan
Achieved Status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golonganmemberikan
kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

2. NILAI

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods
mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama,
yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan
masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal
di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul
pembaharuan-

pembaharuan. Sementara apda masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari


persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang
turun-temurun.

Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk
mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial
juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-
peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan
sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan
akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan
nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan
daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

3. NORMA

Norma dalam antropologi hukum adalah seluruh kaidah dan peraturan yang
diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini
membedakan norma dengan produk sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada/
tidaknya norma diperkirakan mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana
seseorang berperilaku.

Dalam kehidupannya, manusia sebagai mahluk sosial memiliki ketergantungan


dengan manusia lainnya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok, baik kelompok
komunal maupun kelompok materiil.

Kebutuhan yang berbeda-beda, secara individu/kelompok menyebabkan benturan


kepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat norma
sebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan dalam
bermasyarakat.

4. BUDAYA/KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang


kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang


di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Oleh karena itu antropologi
didasarkan pada kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahuan sebelumnya.

Pengertian Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu
pengetahuan artinya bahwa Antropologi merupakan kumpulan pengetahuan-
pengetahuan tentang kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara
sistematis atas dasar pemikiran yang logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua
adalah cara-cara berpikir untuk mengungkapkan realitassosial dan budaya yang ada
dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara ilmiah.

Setelah di kaji kita dapat mengemukakan hasilnya bahwa manfaat di dalam


antropologi hukum sangat luas.Antropologi hukum telah memberikan kontribusi yang
sangat besar bangi perkembangan ilmu hukum.Dan kesimpulan yang dapat diambil
adalah dimana pun kita ,kita tidak akan pernah jauh dari hukum selama kita berada di
Negara hukum.

Peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya.
Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan
kedudukan sosial (social status) artinya tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Namun untuk mempermudah
dalam pengertiannya maka dalam kedua istilah di atas akan dipergunakan dalam arti
yang sama dan digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja.

Nilai (Nilai Sosial) adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Norma adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan
sosialnya.
Budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Kebudayaan merupakan keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta


keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
SARAN

Seharusnya manusia sadar akan peranannya di dalam masyarakat itu, menghargai


nilai-nilai yang dipercaya oleh mayarakat, status sosial seseorang di nilai dari ke
aktifan orang itu di dalam masyarakat
Norma masyarakat yang di buat oleh masyarakat dan untuk masyarakat, seharusnya
harus di patuhi bukannya di langgar, namun ada kalanya norma itu dilanggar ketika
norma itu melanggar agama dll.
Hargai orang lain, supaya kita dihargai oleh rang lain karena tingkah laku kita
mempengaruhi kedudukan sosial kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://ardianrock.wordpress.com/2012/06/25/makalah-antropologi-hukum/

http://mbahkarno.blogspot.com/2012/10/pengertian-antropologi-hukum-dan.html

http://statushukum.com/antropologi-hukum.html

Slide show Antropologi hukum

M.J. Herskovits.2006. Antropologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada
Ensiklopedi Indonesia, 16.45, 18 Februari 2009 http://www.id.wikipedia.org

Huky, Wila. Drs. D. A. 1986. Antropologi. Surabaya: Usaha Nasional

Koentjaraningrat. Prof. Dr. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Soekanto, Soerjono. Prof. Dr. 1984. Antropologi Hukum. Jakarta: CV.

Rajawali

Wignjodipuro, Surojo. S.H. 1968. Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat.

Jakarta: Gunung Agung.

Anda mungkin juga menyukai