OLEH :
A. Antropologi Fisik
Antropologi Fisik dibedakan menjadi 2 yaitu Paleo Antropologi dan Antropologi
dalam arti sempit. Paleo Antropologi mempelajari asal-usul manusia dengan mencari,
menemukan dan meneliti fosil-fosil manusia purba yang terpendam didalam lapisan
tanah. Sedangkan Antropologi Fisik dalam arti sempit lebih mengarah kepada bentuk
tubuh manusia baik yang nampak (fenotipik) dan yang tak tampak (genotipik).
B. Antropologi Budaya
Pada awalnya antropologi budaya hanya terbagi menjadi 3 bagian yaitu Antropologi
bahasa(Etnolinguistik) yang mempelajari berbagai bahasa, kata dan tata bahasa dari
berbagai macam suku bangsa, Pra-sejarah atau Pra-histori yang mempelajari
perkembangan dan persebaran manusia dan Etnologi yaitu ilmu yang mempelajari
berbagai suku bangsa yang ada didunia berserta kebudayaan yang dimiliki. Sejauh ini
Etnologi berkembang menjadi penelitian yang bersifat khusus atau yang disebut
descriptive integration dan penelitian yang bersifat umum atau yang dikenal pula
dengan generalizing approach. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
yang ada dimasyarakat bagian dari antropologi budaya pun ikut berkembang. Salah
satunya yaitu tercetusnya Etnopsikologi atau ilmu jiwa bangsa-bangsa yang lahir
melalui metode pendekatan ilmu jiwa dan analisis ilmu jiwa. Selain Etnopsikologi
lahir pula Antropologi Ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi dipedesaan, cara
pengumpulan modal, sistem produksi dan pemasaran serta tenaga kerja. Dan
selanjutnya munculah berbagai spesialisasi dalam antropologi budaya diberbagai
negara diantarnya Antropologi Pendidikan, Kesehatan, Pembangunan,
Kependudukan, Politik serta Antropologi hukum yang akan menjadi kajian pokok dan
akan dibahas lebih spesifik.
ANTROPOLOGI HUKUM
1. Sifat Keilmuan
Antropologi hukum tidak bersifat etnosentris yang artinya segala sesuatunya diukur
berdasarkan ukuran yang berlaku dibudaya sendiri. Antropologi hukum memiliki
beberapa sifat keilmuan diantaranya :
a. Antropologi hukum tidak membatasi pandangannya pada kebudayaan-
kebudayaan tertentu, dimana manusia dipelajari dengan cara perbandingan dan
tidak dibedakan secara kualitatif.
b. Antropologi hukum mempelajari manusia secara keseluruhan dimana bagian-
bagiannya saling bertautan satu sama lain.
c. Antropologi hukum modern tidak berpusat pada kekuatan-kekuatan sosial dan
hal-hal superorganis yang memperkecil peranan individu.
d. Antropologi hukum memandang masyarakat secara dinamis, sehingga peranan
sosial hukum tidak terbatas pada statusquo saja.
e. Antropologi hukum adalah ilmu yang empiris sehingga setiap teori yang ada
harus di dukung dengan fakta-fakta relevan.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup antropologi hukum menurut Laura Nader sebagai berikut :
a. Apakah terdapat hukum dimasyarakat dan bagaimana karakteristik hukum
yang universal
b. Hubungan antara hukum dengan kebudayaan dan organisasi sosial
c. Mungkinkah diadakan tipologi hukum tertentu dalam variasi hukum yang
terbatas
d. Kegunaan tipologi dalam hubungan antara hukum dengan kebudayaan dan
organisasi sosial serta alasan mengapa hukum itu berubah
e. Pendeskripsian sistem-sistem hukum, akibat dari adanya hubungan sistem
hukum dan subsistem hukum antara masyarakat dan kebudayaanya, serta
membandingkan sistem hukum yang satu dengan yang lain
3. Metode Pendekatan
Untuk mempelajari antropologi hukum dimana yang menjadi sasaran studinya adalah
perilaku manusia dalam bermasyarakat dilakukan dengan berbagai macam metode
atau pendekatan, diantaranya :
a) Metode Historis
Metode historis mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya melalui
kacamata sejarah. Dimana manusia dan hukum berkembang secara evolusi.
Menurut metode ini manusia sudah sejak lama memiliki hukum. Meskipun
hukum yang berlaku tersebut tidak tertulis tetapi pada kenyataanya berjalan
dan dilaksanakan oleh masyarakat. Hukum tersebut disebut dengan hukum
adat, hukum yang lahir karena adanya perilaku yang berulang-ulang yang
kemudian menjadi suatu kebiasaan dan tetap dipertahankan oleh masyarakat.
b) Metode Normatif-Eksploratif
Metode ini mempelajari manusia dan budaya hukumnya dengan bertitik tolak
pada kaidah-kaidah hukum yang sudah ada, baik itu berupa kelembagaan
maupun perilaku. Metode normatif-eksploratif tidak melihat suatu masalah
hanya dari kacamata hukum tetapi lebih kepada kenyataan yang berlaku di
masyarakat.
c) Metode Deskriptif Perilaku
Metode kebalikan dari metode normatif-eksploratif, dimana metode ini
mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya dengan melukiskan
situasi hukum yang nyata serta menyampingkan norma-norma hukum yang
ideal,berlaku,tertulis maupun tidak tertulis. Dalam metode ini,hukum positif
dinyatakan berlaku tetapi yang lebih diutamakan adalah kenyataan-kenyataan
hukum yang benar-benar tampak
d) Metode Studi Kasus
Metode studi kasus adalah metode yang mempelajari kasus-kasus peristiwa
hukum yang terjadi, terutama kasus-kasus perselisihan. Metode ini bersifat
induktif artinya data-data yang berasal dari berbagai kasus yang ada dianalisis
secara khusus dan kemudian dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan yang
umum. Metode studi kasus tidak bertolak belakang dari norma-norma hukum
yang ideal tetapi norma-norma tersebut tidak diletakkan dipermulaan
melainkan dibagian akhir. Karena norma-norma hukum tersebut berperanan
untuk menemukan jurisprudensi.