Anda di halaman 1dari 14

SUMBER UNTUK GURU

Ditinjau dari fungsinya, tulisan tentang seni musik dapat dibedakan menjadi tulisan untuk

tujuan pendidikan dan pembelajaran, sejarah musik, jurnalistik, serta kritik musik.

1. Tulisan untuk Pendidikan dan Pembelajaran Musik

Buku yang sedang kamu pelajari ini merupakan contoh tulisan tentang musik untuk

tujuan pendidikan dan pembelajaran. Tulisan tentang musik dapat berupa tulisan tentang

keseluruhan keilmuan seni musik atau bagian-bagian dari keseluruhan tersebut. Misalnya,

terdapat tulisan tentang teknik bermain gitar, teknik bermain piano, teknik bermain drum,

dan sebagainya. Tulisan tersebut juga merupakan tulisan tentang musik yang bertujuan untuk

pendidikan dan pembelajaran. Begitu pula tulisan tentang unsur-unsur seni musik, tentang

harmoni dalam seni musik, tempo dan dinamik, dan sebagainya juga merupakan tulisan

teoritis tentang seni musik. Jadi, sejak seni musik dianggap sebagai cabang keilmuan tersendiri,

tulisan teoritis tentang seni musik mengalir ke tengah-tengah masyarakat. Tulisan untuk pendidikan
dan pembelajaran ini sangat berguna bagi yang gemar mempelajari

seni musik tidak hanya dari sisi keterampilan berseninya. Orang yang berminat menelaah seni

musik dari sisi ilmu pengetahuannya sangat tertolong membaca tulisan tentang seni musik ini.

2. Tulisan tentang Sejarah Musik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah musik diartikan sebagai pengetahuan

yang mencakupi uraian deskriptif tentang musik dalam masyarakat, riwayat seniman, riwayat

pendidikan musik, sejarah notasi, kritik, perbandingan gaya, dan perkembangan musik. Tidak

hanya dari sisi perkembangan seni musik saja, tulisan sejarah seni musik juga memuat peristiwa

pengaruh-mempengaruhi antara seni musik dari satu masyarakat dan masyarakat lainnya.

3. Tulisan Jurnalisme Musik

Tulisan jurnalisme musik adalah tulisan yang berisi ulasan seni musik, khususnya pertunjukan

musik atau peristiwa musik yang lain. Sebagaimana tulisan jurnalisme pada umumnya, tulisan

jurnalisme musik juga dimaksudkan untuk penyampaian informasi kepada khalayak tentang

suatu berita. Jadi, tulisan jurnalisme musik juga menonjolkan tersampaikannya informasi

tentang pertunjukan musik kepada khalayak.

Prinsip-prinsip tulisan jurnalisme musik sama dengan tulisan jurnalisme pada umumnya.

Tulisan haruslah aktual dan faktual, bukan fktif. Tulisan juga harus objektif. Tulisan dibangun

dengan gaya deduktif atau piramida terbalik. Yang penting didahulukan dan rinciannya
dikemudiankan. Isi tulisan juga harus memuat 5 W + 1 H, yakni what, who, when, where,

why, dan how.

a. Resensi

Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan karya seni musik yang siap dilepas ke masyarakat.

Biasanya berisi pertimbangan tentang perlunya masyarakat menikmati karya seni musik

tersebut, tetapi berbeda dengan kritik, resensi lebih kepada melontarkan ajakan kepada

khalayak untuk menikmati karya seni musik tersebut.

b. Review

Review adalah tulisan jurnalisme yang berisi ulasan tentang unsur-unsur seni musik,

penciptanya, penyajinya, garapannya, dan penampilannya. Biasanya review disajikan setelah

sebuah pagelaran musik dilaksanakan. Berikut contoh tulisan jurnalisme musik.

4. Tulisan tentang Kritik Musik

Musik merupakan seni pertunjukan. Keindahan musik dapat dinikmati baik secara langsung

maupun melalui hasil rekaman. Oleh penyajinya, diharapkan dapat memenuhi rasa keindahan

bagi pendengarnya. Oleh karena itu, sebelum pertunjukan berlangsung, mereka berlatih intensif.

Tujuannya agar musik tersajikan dengan baik dan indah. Namun demikian, tujuan tersebut

tidak dapat tercapai. Keindahan dan respon dari penonton yang diharapkan tidak didapatkan.

Hal ini tentu dapat menimbulkan kekecewaan baik bagi seniman maupun bagi pendengar

atau penonton.

Pada acara kontes pencarian bakat menyanyi yang sering tampil di media televisi, seperti

AFI, Indonesia Idol, X Factor, KDI, penampilan seorang penyanyi selalu dikomentari oleh

para juri. Komentar yang disampaikan juri ada yang bersifat pujian dan ada pula yang bersifat

celaan. Ada pula komentar yang bersifat teknis, seperti pitch control, tempo, dinamik, penghayatan

(interpretasi), atau pembawaan (ekspresi), bahkan penampilan. Pernyataan-pernyataan tersebut

pada hakikatnya juga merupakan penilaian atas performa sang penyanyi. Tentu pengetahuan,
pengalaman dan penguasaan keterampilan, serta perasaan musikal

yang dimiliki para juri mendasari penilaian tersebut. Dengan kata lain, pernyataan-pernyataan

tersebut merupakan bagian dari kritik. Akan tetapi, sebenarnya kritik musik bukan hanya

komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi suatu ulasan mendalam dan luas guna memberi

pemahaman atas karya. Tujuannya menjembatani karya musik dan pelakunya dengan masyarakat

pendengar sehingga terbangun suatu pemahaman atas nilai-nilai keindahan (estetika).


Dalam seni musik minimal terdapat tiga komponen penunjang kegiatan, yaitu penciptaan

atau kekaryaan (seniman), apresiasi atas penikmatan/penghargaan (khalayak penonton dan

kritikus), dan karya seni (sebagai produk dan proses).

A. Pengertian Kritik Musik

Pengertian Kritik
Istilah kritik atau critism(Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang berhubungan
dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang.

Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidaksesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya batas-


batas normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan masing-masing pelaku
kritik didasari dari latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara menyeluruh.

Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. Kritik akan membawa
kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju.Namun nilai kritik akan sangat bisa
di terima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas pandangan yang obyektif.

Menurut KBBI, kritik adalah kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau
buruk terhadap suatu karya, pendapat, dan sebagainya. Orang yang melakukan kritik disebut dengan
kritikus.

Pengertian Kritik Musik


Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki karya
tersebut. Kritik musik dapat juga diartikan sebagai pertimbangan baik buruk terhadap kemampuan
seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni.
Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik
yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi.

Seorang kritikus musik harus memiliki beberapa kemampuan dan pengalaman dasar sebagai berikut :

1. Mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.


2. Punya pengetahuan tentang beragam jenis genre musik dan gaya lagu tiap genre.
Contoh genre musik : jazz, pop, klasik Barat, keroncong, dangdut, tradisi, dan lain-lain.
Gaya lagu itu dapat dilihat dari nilai-nilai estetika dalam musik.

3. Punya wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu sebaiknya dihasilkan oleh musisi sehingga
terdengar lebih menarik bagi pendengar. Hal itu dapat dilihat dari tingkat kesulitan lagu yang
dimainkan.
B. Fungsi dan Tujuan Kritik Musik

Fungsi Kritik Musik


Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan
pengamat yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu
dapat menambah pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik
itu sendiri. Secara umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :

 Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.


 Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
 Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
 Pengembangan mutu karya musik.

Tujuan Kritik Musik


Menurut Sem C. Bangun, tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan
pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang
bersifat evaluasi atas karya dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki
apresiasi terhadap karya musik. Dengan demikian, diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan
mutu karya musik di masa yang akan datang.

C. JENIS KRITIK MUSIK

Menurut Sem C Bangun (2011) dalam bukunya yang berjudul Kritik Seni Rupa, ia mengemukakan
empat jenis kritik seni, antara lain :

1. Kritik Jurnalistik
Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai
peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk
keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun menyatakan, bahwa “kewajiban seorang kirtikus
jurnalistik adalah memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk menyenangkan
perasaan mereka (2011:8).
2. Kritik Pedagodik
Kritik ini biasanya diajarkan di sekolah. Tujuan dari kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat dan
dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan obyek kajian adalah
karya peserta didiknya sendiri. Melalui pemahaman tentang kritik ini, seorang siswa tidak hanya
dapat menilai hasil karya dengan mengatakan : “benar” atau “salah”, “bagus” atau “tidak bagus” saja,
tetapi harus disertai penjelasan atas penilaiannya tersebut untuk memotivasi bakat dan potensi
siswa lain.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan
pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun membandingkan
dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).
4. Kritik Populer
Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung dikerjakan oleh
penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang disampaikan
bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapi pada kesetiaan atas suatu gaya
atau jenis musik yang mereka tekuni. Atau dengan kata lain, jenis kritik seni yang ditujukan untuk
konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum
saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.

D. Langkah-Langkah dan Penulisan Kritik Musik

Kritik musik adalah ulasan mengenai penilaian dari aspek nilai keindahan (estetis) terhadap
penyajian musik tersebut. Hal yang mewujudkan kaidah keindahan musikal dalam karya musik yaitu
sebagai berikut.

 Pengolahan bunyi dan berbagai parameter dasar musik lainnya.


 Pengolahan waktu dan diam di dalam musik.
 Aspek harmonisasi.
 Kedinamisan karya.
 Aspek instrumentasi dan struktur komposisi.

Selain nilai keindahan, juga dapat dinilai dengan mengamati keunikan penyajian musik tersebut. Hal
-hal yang harus diperhatikan untuk mengamati keunikan sebuah karya seni, yaitu sebagai berikut.
1. Apakah ide karya seni asli dari komponis dan belum pernah ada yang serupa.

2. Penggunaan alat musik memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan kelaziman cara permainan.

3. Apakah ditemukan perkembangan dan perluasan instrumentasinya.

4. Apakah karya yang dibuat mampu membuat bahan apresiasi yang menarik bagi penonton.

Nilai yang berkaitan dengan segi nonteknis dalam penyajian musik adalah nilai kaitannya dengan
fungsi penyajian musik tersebut, seperti nilai ritual, nilai ekonomi, nilai sosial, dan lain-lain.
Berdasarkan teori kritik yang dikemukakan oleh Feldman (1967) yang dikutip oleh bangun (2001),
dalam teori kritik seni dikenal empat tahapan :

1. Tahap Deskripsi

Mengacu pada proses pengumpulan data yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Di dalam
tahapan ini, kritikus hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu musik
atau pertunjukkan musik.
2. Tahap Analisis Formal

Mengacu pada suatu proses analisis yang dilakukan kritikus terhadap musik yang dimainkan. Di tahap
ini, kritikus mengemukakan hasil analisisnya tentang bunti yang dihasilkan, baik nada, ritme,
harmonisasi akor, dinamika, atau warna suara dari musik tersebut. Jadi, tahap ini lebih menekan
pada elemen-elemen musik yang dimainkan.

3. Tahap Interpretasi

Mengacu pada suatu proses ketika kritikus memaknai musik berdasarkan pemahaman dan analisis
yang telah dilakukannya dengan teliti.Menurut Bangun (2001), tahap ini bukan untuk menilai musik
yang diamati.

4. Tahap Evaluasi

Mengacu pada suatu proses ketika kritikus menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik
yang dimainkan. Pada tahap ini lah kritikus memberikan penilaian subjektif yang dilatarbelakangi
oleh pemahaman mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik, dan kemampuan
memaknai musik yang dimainkan. Inti dari tahap ini adalah “baik” atau “buruk”, “benar” atau “salah”,
atau “berhasil” atau “gagal.”

E. Mengkomunikasikan Kritik Musik

Kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika secara tertulis, kritik musik harus
memiliki sistematika penulisan yang mencakup : Pendahuluan, deskripsi, analisis, interpretasi, dan
evaluasi sebagai bahan kesimpulan.
1. Pendahuluan
Kemukakan latar belakang hubungan dengan pengalamanmu dalam konser musik sebagai
pendengar.
2. Deskripsi
Tuliskan seluruh informasi tentang penyelenggaraan konser atau pertunjukkan musik.
3. Analisis
Fokuslah pada musik yang dimainkan, kemudian amati bagaimana cara pemain memainkan karya
musik atau lagu mereka.
4. Interpretasi
Memaknai musik dengan pemahaman yang cukup tentang musik, pencipta, nilai estetika, dan
pemahaman budaya.
5. Evaluasi
Memberi penilaian terhadap pertunjukkan atau konser musik yang kamu saksikan yang dilandaskan
pada analisis dan interpretasi yang dilakukan pada tahap selanjutnya.

Sedangkan secara lisan, cara dari mengungkapkan kritik sebagai berikut :

1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah.

2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional.

3. Kritik yang baik adalah memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya seni
menuju perbaikan dan kepuasan.

4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni.

Tata Teknik Pentas Adalah Cara Membuat Pentas atau Tempat pertunjukan / Cara menata
panggung atau tempat pertunjukan.

Jadi tata teknik pentas adalah cara menata panggung untuk pertunjukan. Seorang
yang melakukan tata cara pentas atau penataan panggung disebut sebagai seorang
kreator. Sebelum melakukan penataan alangkah lebih lanjut bila seorang kreator memiliki
konsep untuk melandasi penataan yang akan dilakukan pada sebuah pertunjukan,
sedangkan konsep merupakan sebuah kompas yang dapat memberikan petunjuk dan
menambahkan bagi seorang penata panggung.

Apa yang akan kami tanyakan atau dipentaskan? Misal katakan saja kita akan
mementaskan sebuah pertujukan tari, tari yang diminta di sini adalah tari kontenporer
kemudian kita akan menentukan tema yang akan diangkat, misal temanya tentang
permainan rakyat, permainan rakyat yang mau apa saja yang akan dibuka dan permainan
rakyat daerah mana.

Cara Menata: Membuat rencana setelahnya mengarah pada Teknik perencanaan


apa yang akan dibuat menjadi tempat pertunjukan.

Perencanaan: Contoh perencanaan Pentas / Pertunjukan untuk Tari, Pertunjukan


Tari seperti apa yang kita Buat, Sebut saja KONTEMPORER kemudian pemilihan Tema /
Cerita Pada Tarian, Setelahnya masuk pada Bahan yang digunakan Seperti

 KOSTUM,

 MAKE-UP,

 PROFERTI,

 PROFERTI TANGAN,

 SET PROFERTI,

 CAHAYA,

 SISTEM SUARA, AKUSTIK.

Penata Pentas: Pentas / Pertunjukan yang mau diselenggarakan sesuai kebutuhan, Pentas /
Pertunjukan diselenggarakn DI PINTU (Lingkungan / Alam) / OUT DOOR (Gedung
Pertunjukan),

B. Jenis-Jenis Panggung

Panggung adalah tempat berlangsungnya pertunjukan yang diadakan di sini antara


kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor diskusi di hadapan penonton. Jenis panggung yang
sering digunakan adalah, panggung proscenium, panggung arena dan panggung dorong,
Dengan bentuk panggung dari masing-masing panggung inilah, penata panggung dapat
merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan dengan baik.

1. Prokenium

Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai bingkai foto karena penonton menyaksikan
aksi aktor dalam lakon melalui bingkai atau lengkung proscenium Kalau Di Banjarmasin
kal-sel bisa kita lihat di BALAIRUNG SARI Taman Budaya KAL-SEL.

2. Arena

Panggung arena adalah panggung yang dihadiri penontonnya melingkar atau panggung
duduk, Penonton sangat dekat sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat
dari setiap sisi maka gunakan setel dekor yang dibuat berlapis vertikal tidak sesuai dengan
yang bisa disetujui oleh pengunjung. Arena Panggung biasanya dibuat secara terbuka
(tanpa atap) dan tertutup.

• Bentuk segi empat, panggung pertunjukan yang perletakan panggung pertunjukan di salah
satu sisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan
merasa kesulitan menikmati pertunjukan kesenian.

• Bentuk kipas (melingkar), jenis panggung yang membuat ruang penonton melingkari
panggung pertunjukan.

• Bentuk tapak kuda, jenis panggung ini akan memantulkan gelombang bunyi disisi tengah
ruangan, karena permukaaan dinding yang membentuk cekung.

• Bentuk tak beraturan, jenis panggung ini tercipta untuk memenuhi aspek kenyaman visual,
pencahayaan dan akustik.dinding dibuat khusus agar dapat menyerap bunyi atau
memantulkan gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik.

• Auditorium, jenis panggung ini berada di tengah, dengan auditorium yang terletak di tengah
panggung pertunjukan. Dengan begitu kemampuan Arah hadap pementas, maka ia akan
menghadap ke penonton.

• Auditorium panggung transversal, panggung pertunjukan ini memiliki bentuk yang sangat
sederhana dengan meletakan panggung pertunjukan dan tempat duduk penonton saling
berhadapan.

• Panggung terbuka, jenis panggung ini memiliki ruang utama dan ruang penonton terletak
saling berhadapan. Terkadang ruang utama juga membahas ruang penonton.

• Ruang arena / panggung arena, bentuk panggung ini berbentuk teater yang dikembangkan
dari bentuk amfiteater klasik berbentuk bentuk radial. Ruang pengunjung berada di ruang
ruang utama.

Proscenim, jenis panggung ini dapat disebut sebagai panggung pertunjukan karena
penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui bingkai foto atau lengkungan
proscenium. Dalam panggung ini disediakan drop / silokrama dan sayap yang terbuat dari
kain hitam, serta balkon

Masing-masing bentuk memiliki keunikannya Masing-masing memiliki tujuan yang sama


yaitu mendekatkan pemain dengan penonton.

Panggung Arena terbagi 2 yaitu Full Arena Dan Semi Arena.


1. Arena Penuh: Bentuk Segi Empat, Bentuk Melingkar panggung menunjukkan salah satu sisi
dan ruang penonton tergantung disisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang
berada di arena samping akan kesulitan menikmati pertunjukkan kesenian,

2. Semi Arena:

1) Kemudian U

2) Tapal Kuda

3) Leter L

3. Dorongan

Panggung dorong seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagiannya menjorok ke
arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan
dan kiri panggung, Panggung mendorong nampak seperti gabungan antara panggung arena
dan proscenium.

Bagian-bagian Panggung

Panggung teater, Bagian yang paling kompleks dan memiliki fungsi artistik pendukung yang
didukung adalah bagian panggung. Masing-masing memiliki fungsiinya sendiri. Seorang
penata panggung harus mengenal bagian-bagian panggung mendetil. Yaitu:

1. Perbatasan. Pembatas yang dibuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya
untuk memberikan batasan area permaianan yang digunakan.

2. Latar Belakang. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan
dibuat hiasan belakang panggung.

3. Reng. Ditempatkan juga kakuan. Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk
meletakkan atau menyimpan benda dan dapat dipindahkan dengan fleksibel.

4. Penutup / terbang. Bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk mengatur
dekor serta melengkapi peralatan tata cahaya.

5. Rumah panggung. Seluruh ruang panggung yang diperlihatkan latar dan area untuk
ditampilkan

6. Catwalk (jalan sempit). Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung
yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga memudahkan pekerja dalam
memasang dan menata peralatan.
7. Tirai besi. Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk dipadukan dengan panggung dan
kursi penonton. Digunakan saat terjadi kebakaran di atas panggung. Tirai ini didapat jadi api
tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.

8. Latar panggung atas. Bagian latar belakang paling belakang yang biasa digunakan untuk
memperbesar area pementasan dengan melengkapi gambar perspektif.

9. Sayap (sayap samping). Bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari penonton,
biasanya digunakan para aktor sedang menunggu sesaat sebelum tampil.

10. Layar panggung. Tirai kain yang menghibur panggung dan ruang penonton. Digunakan
(dibuka) untuk diputar. Ditutup untuk dipelajari.

11. Perangkap jungkit. Area permainan atau panggung yang bisa dibuka dan ditutup untuk
keluar-masuk pemain dari bawah panggung.

12. Tangga. Dipakai untuk naik ke atas ke atas Tangga lain, biasanya ditempatkan di belakang
atau samping panggung sebelah luar.

13. Apron. Daerah yang terletak di depan layar atau di depan bingkai proscenium.

14. Bawah panggung. Digunakan untuk menyimpan peralatan set. Terkadang di bagian bawah
ini juga ada kamar ganti pemain.

15. Panggung. Tempat pertunjukan dilangsungkan.

16. Lubang Orkestra. Tempat para bermain orkestra bermain. Dalam beberapa panggung
proscenium, lubang orkestra tidak disediakan.

17. FOH (Front Of House) Bar. Baris lampu yang dipasang di atas penonton. Digunakan untuk
lampu spot.

18. Langit-langit akustik. Terbuat dari bahan yang dapat memproyeksikan suara dan tidak
menghasilkan gema.

19. Ruang pengendali. Ruang untuk mengendalikan cahaya dan suara.

20. Bar. Tempat menjual makan dan minum untuk penonton selama menunggu dibuka dimulai.

21. Serambi. Ruang tunggu penonton sebelum dibuka dimulai atau saat istirahat.

22. Tangga. Digunakan untuk naik dan turun dari ruang lantai satu ke ruang lantai lain.

23. Auditorium (rumah). Ruang tempat duduk penonton di panggung proscenium. Istilah
auditorium sering juga digunakan sebagai panggung pertunjukan proscenium itu sendiri.

24. Ruang ganti pemain. Ruang ini bisa juga terletak di bagian bawah belakang panggung.
C. Jenis - Jenis Lampu (Pencahayaan)

A. Strip Light

1. Sistem Terbuka

Deretan lampu yang masuk dalam kotak panjang tanpa sekat, jenis ini dipasang pada
Apron, untuk lampu kaki. Di samping bekerja sebagai penerangan umum dapat digunakan
untuk menetralkan sinar dari atas.

2. Sistem Kompartemen

Lampu dalam kotak panjang yang bersekat. Di dalam kesatuannya, deret lampu ini dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok warna. Lampu ini dipasang di daerah Border sebagai
Border Light.

B. Spot Light

Sumber sinar berkekuatan besar, sinar yang dipantulkan oleh reflektor dibiaskan
oleh lensa dan biasannya sesuai dengan jenis lensanya. Ada berbagai macam lampu
khusus atau Lampu Spot

1. Lampu Fresnell Spot

Fresnell adalah lampu spot yang menggunakan reflektor bulat dan lensa paten fresnell yang
memiliki cahaya menyatu tidak tajam (lembut).

2. Plano Convex Spot Light

Lampu spot ini menggunakan reflektor ellipsoidal dan lensa plano-konvex yang memiliki
cahaya menyatu tajam. Lampu lensa dengan berbagai ukuran 5-8 dengan kekuatan antara
250 watt hingga 3000 watt.

3. Ellipsoidal Spot Light

Lampu pemegang tegangan 3- 12 dengan kekuatan antara 250 watt hingga 3000 watt.

4. Ikuti cahaya spot

Ikuti titik adalah lampu yang memiliki intensitas atau berkekuatan besar dan voltase /
tegangan tinggi. Sinar dapat digunakan untuk mengambil pemain bergerak atau bergerak
untuk berganti posisi. Intensitas lampu ikuti minimal 1000 watt dan maksimal 2500 watt.

5. Cahaya Banjir

Cahaya banjir adalah lampu yang memiliki kekuatan yang besar tanpa koneksi. Apa yang
ditaruh di bawah dipancangkan pada suatu standar untuk menerangi jalan-jalan keluar
masuk, drop, cyclorama, dan sebagainya. Ada yang digantungkan untuk menerangi
permainan lokal, latar belakang, dan cyclorama.

D. Tata Cahaya

Pencahayaan buatan buatan melalui lampu dan muatan listrik yang diperuntukkan
untuk keperluan penerangan panggung atau untuk keperluan tujuan khusus untuk keperluan
perencanaan untuk keperluan pertunjukan.

Tata Cahaya dibagi dua:

1. Tata Cahaya Lampu Umum (Penerangan Umum)

Contoh: Cahaya Lampu Sehari - Hari.

2. Tata Cahaya Khusus (Penerangan Spesifik)

Contoh: Cahaya yang disalurkan melalui lensa (Lampu-lampu pertunjukan)

Tugas dan Tanggung jawab penata Cahaya

1. Menelesaikan skenario bersama sutradara

2. Menggali rangsangan melalui Kreatifitasnya melalui tahap awal yang disebut Bekerja
dengan teks.

3. Membuat catatan penting tentang skenario.

4. Bekerjasama dengan Tim produksi dan para penata lainnya.

5. Memahami dan menguasai tata cahaya. Maka tidak perlu pengetahuan juga pengalaman.

Sarana Pengendali Lampu

1. Intensitas: Kekuatan Cahaya (Tebal atau Tipisnya cahaya)

2. Warna: Yaitu Berkaitan dengan Suasana.

3. Distribusi: Pencahayaan (Pemberian Pencahayaan)

4. Gerakan: Perpindahan Ruang.

Prosedure Tata Cahaya

1. Perencanaan: Rancangan.

2. Desain: Rancangan.

3. Bump in: Konsep.


4. Tali-temali: Tempat Lalu lalang Penonton.

5. Paching: Cara penataan Dari Alat alat.

6. Plooting Gerakan Pencahayaan (Gambar)

7. Fokus: Pemokusan (Yang khusus pada lampu tertentu)

8. Pertunjukan: Permainan cahaya (Permainan Cahaya)

9. Bump Out: Konsep keluar

Macam-macam lampu:

1. Scoop adalah lampu banjir yang menggunakan reflektor elipssoial dan dapat digunakan

2. Profil termasuk titik lampu yang menggunakan plano convet sehingga lingkaran cahaya

3. Lampu efek adalah lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk keperluan tertentu

4. Barndorn adalah alat yang memiliki strip atau penutup yang dapat diatur atau disesuaikan

5. Gobo adalah logam plat yang dicetak membentuk pola motif tertentu m

6. Filter

Anda mungkin juga menyukai