Anda di halaman 1dari 13

Kritik Musik

Evaluasi (kritik) adalah salah satu cara


meningkatkan kualitas. Bahkan seni..

Pengertian
Secara etimologis, kritik berasal berasal
dari kata Yunani Krinein yang artinya
memisahkan, merinci. Dalam kenyataan
yang dihadapinya, orang membuat
pemisahan, perincian, antara nilai dan
bukan nilai, arti dan yang bukan arti,
baik dan jelek (Kwant, 1975:12).
Dengan pengertian ini, dapat dilihat
bahwa dalam melakukan kritik musik
ada obyek yang dikritik dan ada orang
yang mengkritik, yang disebut kritikus.

Fungsi Kritik Musik


Pengenalan

karya musik dan


memperluas wawasan
masyarakat.
Jembatan antara pencipta,
penyaji, dan pendengar
Evaluasi diri bagi pencipta dan
penyaji musik.
Pengembangan mutu karya
musik.

Tujuan Kritik Musik


1. Evaluasi
2. Apresiasi
3. Pengembangan

Jenis dan Pendekatan


Kritik
Berdasarkan prosedur atau landasan kerja,

jenis atau tipe kritik seni terdiri dari:


1. Kritik Jurnalistik
Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan.
Tujuannya memberikan informasi tentang
berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan
maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas
karena untuk keperluan surat kabar atau majalah.
Sem C. Bangun menyatakan, bahwa kewajiban
seorang kirtikus jurnalistik adalah memuaskan
rasa ingin tahu para pembaca yang beragam dan
untuk menyenangkan perasaan mereka (2011:8)

2. Kritik Pedagogik
Kritik ini diterapkan oleh pengajar
kesenian dalam lembaga
pendidikan. Tujuan kritik ini
adalah untuk mengembangkan
bakat dan dan potensi peserta
didik. Ini dilakukan dalam proses
belajar mengajar dengan obyek
kajian adalah karya peserta
didiknya sendiri

3. Kritik Ilmiah
Kritik ini berkembang dikalangan
akademisi dengan metodologi
penelitian ilmiah, dilakukan dengan
pengkajian secara luas, mendalam dan
sistematis, baik dalam menganalisis
maupun membandingkan dapat
dipertanggung-jawabkan secara
akademis dan estetis. (Bangun, 2011:
11)

4. Kritik Populer
Kritik yang dilakukan secara terus
menerus secara langsung atau tidak
langsung dikerjakan oleh penulis yang
tidak menuntut keahlian kritis (Bangun,
2011: 12). Ini berarti kritik yang
disampaikan bukan pada tepat
tidaknya analisis dan evaluasi yang
disajikan tetapi pada kesetiaan atas
suatu gaya atau jenis musik yang
mereka tekuni.

Pendekatan dalam kritik Musik


(Sem. C. Bangun (2011))
1. Formalistik
Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa
kehidupan seni memiliki kehidupanya sendiri,
lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik
jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan
karya seni yang dibahas. Kriteria yang
digunakan adalah tatanan yang terpadu
(integratif) antar unsur formal atau unsur
dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan
menghindari unsur estetis yang tidak relevan,
seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan lainlain. (Bangun, 2011: 56-57).

2. Instrumentalistik
Pendekatan kritik yang menganggap seni
sebagai sarana atau instrumen untuk
mengembangkan tujuan tertentu seperti
moral, politik, atau psikologi. Pada
pendekatan ini, karya seni dianggap
sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Karya seni bukan terletak pada bagaimana
penyajiannya tetapi apa dampak dari
karya tersebut bagi kehidupan
masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak
pada kegunaanya.

Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun


tulisan. Penyajian secara tulisan disusun seperti urutan
penyaian
di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan
bagian
pendahuluan. Dengan demikian penyajian kritik dalam
bentuk
tulisan meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

Pendahuluan
Deskripsi
Analsis
Interpretasi
Evaluasi

3. Ekspresivistik
Pendekatan kritik ini menganggap karya
seni sebagai rekaman perasaan yang
diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya
seni ditempatkan sebagai sarana
komunikasi. Kritikus yang menggunakan
pendekatan ini melakukan aktivitas kritik
berdasakan pengalaman pencipta suatu
karya seni dengan tetap memperhatikan
aspek teknis dalam penyajian gagasan
sebagai pendukung emosi penciptanya.

Anda mungkin juga menyukai