Karya tersebut oleh penyajinya, baik pemain musik maupun penyanyi selalu berusaha tampil
sebaik-baiknya untuk memenuhi harapan (keindahan) bagi pendengarnya. Bagi penyaji musik,
komentar dari pendengar dapat mendorong musisi untuk berkarya lebih baik. Rasa puas diri
kadang dapat menurunkan upaya untuk meningkatkan kemampuan diri. Melalui komentar yang
dilontarkan, penonton atau pendengar menjadi paham akan apa yang terbaik atau pun
kekurangan seorang penyanyi.
Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan
pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang
bersifat evaluasi atas karya dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki
apresiasi terhadap karya musik. Dengan demikian diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan
mutu karya musik di masa yang akan datang.
3. Kritik ilmiah
Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian
ilmiah, dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik
dalam menganalisis maupunmembandingkan dapat dipertanggung-jawabkan
secara akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).
4. Kritik populer
Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung
dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis.
Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari 3 pendekatan
Sebagai berikut:
1. Formalistik
Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki kehidupanya sendiri,
lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis ini cenderung menuntut
kesempurnaan karya seni yang dibahas.
2. Instrumentalistik
Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk
mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan
ini, karya seni dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak
pada bagaimana penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan
masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak pada kegunaanya.
3. Ekspresivistik
Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang
diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan sebagai sarana komunikasi.
Kritikus yang menggunakan pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan
pengalaman pencipta suatu karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam
penyajian gagasan sebagai pendukung emosi penciptanya.
Ada 4 hal pokok dalam kegiatan penyajian yang sudah umum digunakan pada kritik
seni yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi.
Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah penyajian fakta yang
bersumber langsung dari karya musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa
pernyataan elemen dan warna bunyi yang digunakan.
Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada,
melodi, harmoni, ritme, dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada
bagian mana pentingnya dalam mendukung penuangan atau penyajian gagasan.
Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian
nilai artisitik suatu penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan
tersebut. Membandingkan dengan karya sejenis dapat menjadi faktor pertimbangan
dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam interpretasi.
Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup
penting dalam kritik musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya atas
penyajian suatu musik.