Anda di halaman 1dari 18

Evaluasi Jaringan Serat Optik Dan Metode Peningkatannya

Fikri Harish, Arifin Djauhari

Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Depok, Indonesia

E-mail: fikriharish@hotmail.com

Abstrak

Pada penelitian ini, dilakukan sebuah evaluasi dari jaringan serat optik di sebuah institusi perguruan tinggi yang
berlokasi di Depok dan metode peningkatannya. Jaringan serat optik tersebut merupakan sebuah jaringan serat optik
yang secara keseluruhan terletak di bawah tanah yang dirancang berdasarkan topologi star yang berpusat pada
gedung Pusat Ilmu Komputer dari institusi tersebut. Jaringan serat optik ini termasuk kedalam tipe active optical
network (AON) yang mengandalkan peralatan elektronik aktif untuk melakukan operasi switching yang dilakukan di
layer 3 dari model OSI Layer. Jaringan serat optik ini terdiri dari gabungan antara single-mode fiber dan multi-mode
fiber yang digunakan secara berkesinambungan dengan menggunakan cahaya dengan panjang gelombang 850 nm
untuk multi-mode dan 1350 nm untuk single-mode. Kapasitas total dari jaringan serat optik ini untuk saat ini adalah
2.6 Gbps dengan 1.6 Gbps untuk penggunaan internet internasional dan 1 Gbps untuk penggunaan internet domestik.
Kapasitas internet internasional tersebut dibagi lagi menjadi dua, 0.8 Gbps diarahkan menuju Telkom dan 0.8 Gbps
sisanya menuju Indosat. Jaringan tersebut juga tersambung dengan area kampus Salemba yang letaknya terpisah
melalui Metro Ethernet Indosat dengan kecepatan 270 mbps. Pada penelitian ini, dikemukakan sebuah ide bahwa
sambungan tersebut dapat dikembangkan lagi menuju institusi perguruan tinggi lainnya untuk meningkatkan
kesinambungan antara perguruan-perguruan tinggi di Indonesia.

Fiber Optic Network Evaluation and Its Improvement Methods

Abstract
This paper presents an evaluation of a fiber optic network of a higher education institution that is located in Depok
and its improvement methods. The fiber optic network in question is a wholly underground network with designs
based on the star topology centered in said institution’s Center for Computer Science. The fiber optic network is an
active optical network (AON) which relies on a set of electrically powered switches to perform switching or routing
operations which is conducted in the layer 3 of the OSI Layer model. The fiber optic network utilizes a combination
of both single-mode fiber and multi-mode fiber concurrently with the 850 nm wavelength reserved for the multi-
mode fiber and 1350 nm wavelength for the single-mode fiber. The current total capacity of the network is 2.6 Gbps
with 1.6 Gbps allocated for international connections and the remaining 1 Gbps for domestic internet connections.
The 1.6 Gbps bandwidth for international connection is further divided into two halves, 0.8 Gbps is routed through
Telkom and the other half is routed through Indosat. This network is also connected to an off-site campus located at

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Salemba through Indosat’s Metro Ethernet network with a data rate of 270 mbps. This paper presents the idea of
expanding this connection to include other higher education institution to increase the degree of connectivity
between educational institutions in Indonesia.

Keywords : Fiber Optic Network, Active Optical Network, Network Bandwidth Capacity

Pendahuluan

Berkembangnya ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan


ekonomi terbesar di dunia berujung pada meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia. Barang-
barang yang beberapa tahun lalu mungkin dianggap sebagai barang mewah, seperti smartphone,
tablet dan notebook sekarang sudah semakin terjangkau oleh masyarakat kelas menengah
kebawah, apalagi jika ditambah dengan perkembangan teknologi yang berperan dalam menekan
harga barang-barang yang dianggap sudah bukan state-of-the-art. Dua faktor tersebut
berkontribusi pada meningkat pesatnya media akses internet yang ada di masyarakat saat ini,
tidak terkecuali pada mahasiswa-mahasiswa dari sebuah institusi perguruan tinggi yang terletak
di Depok.
Meningkatnya tingkat ekonomi masyarakat juga diikuti dengan bertambahnya kesadaran
akan sarana-sarana atau media-media baru yang dapat digunakan untuk hiburan maupun untuk
mencari informasi sebagai sumber pendidikan baru. Sebagai contoh, YouTube, sebuah layanan
streaming video yang saat ini dimiliki oleh Google sudah banyak digunakan sebagai sarana
pembelajaran alternatif oleh mahasiswa dan dengan tersedianya layanan video high-definition di
situs tersebut, bukan suatu kejutan lagi jika banyak mahasiswa yang ingin menggunakan layanan
tersebut dengan kualitas tertinggi yang disediakan.
Tingginya level konektivitas yang ada saat ini juga memungkinkan adanya hubungan
real-time dua arah antara dua institusi yang mungkin lokasinya berjauhan. Saat ini sudah
diimplementasikan di institusi yang menjadi objek penelitian sidang tesis jarak jauh untuk salah
seorang mahasiswa yang mengambil program double degree di dua institusi yang berada di
negara yang berbeda. Selain itu, karena institusi ini memiliki dua lokasi kampus yang lokasinya
relatif jauh, terdapat sambungan langsung antara dua lokasi tersebut untuk mengakomodasi
proses perkuliahan. Bukan mustahil kalau di masa depan dapat diimplementasikan sistem online
course untuk mengakomodasi mahasiswa-mahasiswa yang tidak dapat berada di lokasi kampus

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


untuk perkuliahan konvensional. Selain itu, sebagai institusi pendidikan yang berada dibawah
naungan pemerintah yang memiliki fungsi utama untuk melayani rakyat, tidak berlebihan jika
memiliki keinginan untuk membuka portal bagi institusi yang bersangkutan untuk membagi data
riset kepada institusi-institusi lain di Indonesia.
Bertambahnya jumlah akses disertai oleh meningkatnya volume pemakaian data disertai
dengan kebutuhan untuk menambahkan konektivitas antar institusi maupun lokasi kampus yang
berjauhan adalah beberapa alasan utama mengapa sangat diperlukannya kapasitas jaringan yang
mencukupi kebutuhan internet yang terus berkembang.
Serat optik adalah suatu serat transparan yang terbuat dari silica atau plastic berkualitas
tinggi yang dapat digunakan sebagai waveguide untuk mentrasmisikan cahaya dari satu ujung ke
ujung yang lain. Dengan digunakannya cahaya sebagai media transmisi, penggunaan kabel serat
optik sebagai waveguide memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan media nirkabel
ataupun kabel lainnya, seperti:
1. Tahan terhadap interferensi dari luar seperti Radio Frequency Interference (RFI) dan
Electro Magnetic Interference (EMI).
2. Memiliki keamanan yang tinggi karena tidak bisa disadap dengan kabel biasa.
3. Memiliki bandwidth yang besar.
4. Tidak berkarat.
5. Memiliki jangkauan yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan kabel yang terbuat
dari tembaga.
6. Memiliki kecepatan transfer yang sangat tinggi karena menggunakan gelombang
cahaya.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan inilah mengapa serat optik saat ini digunakan
sebagai media utama untuk menunjang komunikasi backbone di dunia, baik dalam skala besar
seperti komunikasi antar negara, maupun di skala kecil seperti yang terdapat pada sebuah institusi
perguruan tinggi di Depok yang menggunakan serat optik sebagai media transmisi jaringannya.
Penetilian ini akan mengevaluasi kondisi dan kapabilitas dari jaringan yang saat ini
beroperasi di institusi tersebut dengan cara menganalasia topologi dan arsitektur dari jaringan
yang ada, perangkat penunjang jaringan serat optik yang digunakan dan penggunaan serta
kapasitas bandwidth maksimum yang tersedia pada jaringan tersebut. Penelitian dilakukan

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


dengan melakukan konsultasi dengan pihak pengurus jaringan dari institusi tersebut dan
mengambil data-data yang dibutuhkan diikuti oleh analisa berdasarkan data yang telah diperoleh.

Tinjauan Teoritis

1. Konsep FTTH
FTTH atau fiber to the home adalah format transmisi sinyal optik dari provider ke
pelanggan dengan menggunakan serat optik sebagai media transmisi. Perkembangan teknologi
ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan
penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan
yang dikenal dengan istilah layanan Triple Play Services.

Biasanya jarak antara pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar maksimum 20 km.
Dimana pusat service provider yang berada di kantor utama disebut juga dengan central office
dimana terdapat perangkat yang disebut dengan OLT (Optical Line Terminal). Dari OLT ini
dihubungkan kepada ONU/ONT (Optical Network Unit/Terminal) yang ditempatkan di rumah-
rumah pelanggan melalui jaringan distribusi serat optik (Optical Distribution Network, ODN).
Ilustrasi dasar untuk FTTH dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Konsep FTTH

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Umumnya sinyal optik dengan panjang gelombang 1490 nm digunakan dari hilir
(downlink) dan sinyal optik dengan panjang gelombang sebesar 1310 nm digunakan dari hulu
(uplink) digunakan untuk mengirim data dan suara, sedangkan layanan video dikonversi ke
format optik dengan panjang gelombang 1550 nm oleh optical video transmitter). Sinyal optik
1550 dan 1490 nm digabungkan oleh coupler dan ditransmisikian ke pelanggan secara bersama.
Tiga panjang gelombang ini membawa informasi yang berbeda secara simultan dan dalam
berbagai arah pada satu kabel serat optik yang sama.
Adapun beberapa keunggulan FTTH antara lain adalah:
a. Menyediakan pelanggan dengan jangkauan yang lebar untuk layanan komunikasi dan
hiburan.
b. Hubungan kabel FO langsung ke pengguna menyediakan jumlah bandwidth
maksimum untuk tambahan layanan di kemudian hari.
c. FTTH menawarkan triple play service yaitu data, suara, dan video.
d. Memiliki desain arsitektur jaringan yang fleksibel yang dapat digunakan untuk
mengakomodasi inovasi yang akan datang.
e. Mendukung pengembangan dan peningkatan jaringan masa depan.
f. Minimalnya penyebaran gangguan yang mungkin terjadi, sehingga menguatkan
pemasukan dari pemilik jaringan dan bermanfaat bagi pelanggan FTTH.
g. Bentuk bisnis yang sukses, karena terdapat keseimbangan antara capital expenditure
dan operational expenditure.

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


2. Active Optical Network
Dalam menentukan arsitektur FTTH yang digunakan, terdapat beberapa pertimbangan
yang harus diambil, seperti outside plant yang telah ada, lokasi jaringan, biaya untuk penyebaran
jaringan, kepadatan pelanggan, dan pengembalian modal. Untuk pilihan teknologi yang tersedia
untuk arsitektur FTTH dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Active Optical Network (AON) dan
Passive Optical Network (PON). Pada dasarnya, perbedaan antar kedua jenis jaringan berada
pada jenis splitter yang dipakai. Gambar 2 menunjukkan perbedaan antara AON dan PON.

Gambar 2. Perbedaan antara AON dan PON

Implementasi dari AON lebih dikenal sebagai Active Node, Penggunaan teknologi ini
terbatas karena biayanya yang sangat tinggi. Peralatan-peralatan aktif yang digunakan dalam

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


jaringan AON termasuk optical switch yang bekerja dengan menggunakan tenaga listrik.
Keuntungan yang didapatkan dengan sistem AON adalah:
 Biaya infrastruktur yang relatif murah untuk jangka panjang.
 Cakupan daerah pelayanan yang relatif lebih luas dibandingkan dengan
penggunaan kabel tembaga.
 Daerah cakupan yang luas dan bisa dilayani dengan distribusi yang merata.
Bagi pelanggan yang terletak jauh dari node, active splitter dapat memberikan
daya optik yang lebih besar, sehingga layanan yang diberikan untuk semua
pelanggan relatif sama.
 Dapat menempuh jarak yang lebih jauh daripada PON.
Arsitektur Active Star Ethernet (ASE) merupakan bentuk point-to-multipoint dimana
sejumlah pelanggan bersama-sama menggunakan satu feeder serat optik melewati switch
Ethernet yang ditempatkan diantara CO dan pelanggan. Seperti pada Home Run Fiber, pelanggan
dapat terletak jauh dari switch Ethernet dan masing-masing pelanggan disajikan serat optik yang
menyediakan bandwidth penuh bidirectional. ASE mengurangi jumlah fiber yang dibutuhkan
sehingga juga mengurangi biaya instalasinya. Contoh penggunaan Active Star Ethernet
Architecture dapar dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Active star ethernet (Point-to-multipoint) architecture

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam proses penelitian dan penulisan laporan adalah:
1. Studi literatur
Penulis membaca buku, jurnal, dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan konsep
jaringan serat optik beserta arsitektur dan topologinya.
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
Konsultasi dengan dosen pembimbing dilakukan agar penyusunan laporan bisa
menjadi laporan yang koheren dan terarah.
3. Konsultasi dengan pihak pengurus jaringan
Penulis berkonsultasi mengenai hal-hal dasar tentang jaringan yang ada di institusi
untuk mendapat gambaran umum tentang jaringan tersebut
4. Pengambilan data di lapangan
Data didapat oleh penulis dengan melakukan kunjungan langsung ke pihak pengurus
jaringan untuk mengetahui penggunaan bandwidth di institusi secara keseluruhan.
5. Analisa data yang sudah didapat
Penulis menganalisa data arsitektur dan topologi jaringan untuk mengenali kelemahan
maupun kelebihan yang dimiliki oleh jaringan serta mengemukakan beberapa ide yang
dapat digunakan untuk pengembangan jaringan.

Hasil Penelitian

1. Jaringan Serat Optik


Jaringan yang ada di institusi tersebut mencakup lahan seluas 320 hektar yang terdiri dari
12 Fakultas dan gedung-gedung penunjang institusi seperti gedung perpustakaan dan pusat
administrasi Universitas. Jaringan serat optik yang digunakan menggunakan topologi active star
ethernet (point-to-multipoint) architecture dengan pusatnya yang berlokasi di gedung Pusat Ilmu
Komputer, dimana terdapat ruangan Network Operation Center dan sambungan ke luar jaringan.
Arsitektur ini digunakan untuk melayani banyaknya user dan luasnya cakupan daerah yang
menggunakan jaringan ini. Selain itu, di jaringan ini terdapat sambungan dari server ke area
kampus Salemba melalui jaringan Metro Ethernet Indosat dengan data rate sebesar 270 mbps

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


yang memungkinkan adanya komunikasi antar kampus. Jaringan serat optik yang ada di institusi
tersebut hampir semuanya terletak di bawah tanah.
Dikarenakan oleh banyaknya gedung dan luasnya area cakupan jaringan yang terdapat di
lahan kampus tersebut, jaringan star yang digunakan dikembangkan dan ditambah lagi ‘anak’ star
pada beberapa bagian dari jaringan. Dalam jaringan ini, terdapat dua jenis serat optik yang
digunakan, multimode fiber step index dengan bandwidth sebesar 100 mbps dan singlemode fiber
dengan bandwidth sebesar 1 Gbps. Rencananya, hubungan antara server di data center dengan
pusat dari jaringan ‘anak’ star dan untuk sambungan antar gedung yang berjarak jauh
menggunakan singlemode fiber dan untuk hubungan antar gedung dalam satu fakultas ataupun
gedung-gedung lain yang berdekatan menggunakan multimode fiber namun karena institusi
sempat mengalami masalah di tahun 2013, masih terdapat penggunaan multimode fiber untuk
sambungan-sambungan yang seharusnya menggunakan singlemode fiber. Untuk singlemode
fiber, digunakan cahaya dengan panjang gelombang 1350 nm dan untuk multimode fiber
digunakan cahaya dengan panjang gelombang sebesar 850 nm. Untuk alasan ekonomi,
sambungan antara gedung-gedung yang lokasinya berdekatan menggunakan multimode step-
index fiber. Digunakannya panjang gelombang 1350 nm untuk singlemode fiber juga untuk
alasan ekonomis. Penggunaan rentang 1500 nm dianggap tidak diperlukan karena area kampus
belum mencukupi luasnya untuk dipergunakan EDFA.

Kedua jenis serat optik menggunakan satu panjang gelombang untuk uplink dan downlink
di kanal yang berbeda. Berikut adalah daftar sambungan yang sudah menggunakan singlemode
fiber:

 Fakultas Teknik – Pusat Kegiatan Mahasiswa


 Server – Fakultas Teknik
 Server – Fakultas Ekonomi
 Server – Program Vokasi
 Server – Rumpun Ilmu Kesehatan
 Server – Gedung Asrama
 Server – Gedung Perpustakaan Pusat
Mayoritas dari switch yang dipakai untuk jaringan ini adalah CISCO 2900 series. Untuk
switch yang melayani jumlah sambungan yang relatif banyak digunakan switch CISCO 3500

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


series dan CISCO 3700 series untuk sambungan yang relatif lebih baru. Hampir semua switch
menggunakan produk CISCO untuk memastikan bahwa masing-masing switch dapat beroperasi
secara optimal dengan switch yang lain. Untuk gateway server, digunakan sebuah perangkat
berbasis Linux yang dikembangkan sendiri oleh tim pengelola jaringan. Untuk layanan yang
tersedia pada jaringan ini, selain untuk data juga digunakan untuk administrasi universitas dan
tersedia juga layanan streaming untuk beberapa acara seperti saat wisuda dan pemilihan dekan.
Selain itu tersedia juga fasilitas video conferencing sebagai sarana pendidikan jarak jauh terbuka
yang dapat diakses dengan mudah.
2. Penggunaan Kapasitas Bandwidth
Untuk saat ini, total bandwidth jaringan yang tersedia adalah 2.6 Gbps yang sudah
tersedia sejak bulan Februari tahun ini. Kapasitas total tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian, 1
Gbps dialokasikan untuk akses layanan internet domestik sementara 1,6 sisanya dialokasikan
untuk akses layanan internet internasional. Akses layanan internasional dibagi lagi menjadi dua,
0,8 Gbps dialokasikan ke Telkom dan 0,8 sisanya dialokasikan ke Indosat. Tujuan pembagian
alokasi akses layanan internet internasional adalah sebagai failsafe jikalau salah satu penyedia
layanan, dalam hal ini Telkom atau Indosat, mengalami masalah. Dengan sistem ini, akses
layanan dapat dialihkan ke penyedia layanan yang masih bekerja. Pada tahun 2013, penggunaan
bandwidth tiap user dibatasi, 10 mbps untuk akses layanan internet domestik dan 1 mbps untuk
akses layanan internet internasional. Selain itu kapasitas total untuk akses domestik hanyalah
0,85 Gbps dan untuk Telkom adalah 0,4 Gbps dan Indosat 0,36 Gbps dengan total sebanyak 1,61
Gbps. Sejak Februari tahun ini, batas tersebut sudah dicabut karena ketika dilakukan uji coba
pencabutan batas bandwidth, total akses data masih belum mencapai alokasi kapasitas
maksimum. Berikutnya akan dipaparkan data penggunaan bandwidth untuk dua masa
perkuliahan terakhir, semester pertama tahun ajaran 2013/2014 meliputi data dari bulan
September 2013 sampai Desember 2013 dan semester kedua tahun ajaran 2013/2014 meliputi
data dari bulan Februari 2014 sampai bulan Juni 2014. Dua periode tersebut dipilih untuk melihat
apakah ada perbedaan, dan jika ada berapa besar, penggunaan bandwidth yang dikarenakan oleh
meningkatnya kapasitas total dan dicabutnya batas bandwidth individual.

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Gambar 4. Penggunaan bandwidth untuk layanan internet domestik

Penggunaan bandwidth untuk layanan internet domestik, baik untuk data masuk dan
keluar tidak menunjukkan adanya kenaikan meskipun telah diberikan peningkatan kapasitas total
dan dihilangkannya batas bandwidth individu. Periode peak hour yang diobservasi berada pada
rentang waktu dari pukul 11.00 – 14.00.

Gambar 5. Penggunaan bandwidth untuk layanan internet internasional (Indosat)

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Gambar 6. Penggunaan bandwidth untuk layanan internet internasional (Telkom)

Penggunaan bandwidth untuk layanan internet internasional untuk kedua penyedia jasa
langganan menunjukkan peningkatan yang jelas dan konsisten, terutama pada penggunaan data
masuk. Sama seperti dengan penggunaan layanan domestik, periode peak hour yang diobservasi
berada pada rentang waktu antara pukul 11.00 – 14.00.

Pembahasan
1. Penggunaan bandwidth jaringan
Untuk layanan domestik, bandwidth untuk data incoming lebih sedikit terpakai
dibandingkan untuk data outgoing yang di tahun 2013 sempat melebihi kapasitas yang ada.
Tingginya bandwidth yang terpakai untuk data outgoing kemungkinan disebabkan oleh kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh unit Pelayanan & Pengembangan Sistem Pembelajaran (PPSP)
institusi yang bersangkutan. Unit tersebut secara reguler menyelenggarakan video conferencing
dan live streaming untuk acara-acara maupun seminar yang ada di lingkungan kampus.
Bandwidth yang tersedia saat ini mungkin agak terlalu sedikit, terutama jika proses perpindahan
kampus Salemba sudah terselesaikan dan gedung rumah sakit yang baru sudah mulai beroperasi.
Jalan paling mudah adalah dengan menambah kapasitas dari bandwidth yang ada, namun sebagai
alternatif, tidak masalah jika batas bandwidth individu diberlakukan kembali. Reliabilitas
jaringan masih lebih penting dibandingkan dengan kecepatan akses.
Dapat dilihat bahwa seluruh data untuk layanan internasional mengikuti tren yang sesuai
dengan hipotesis awal. Penambahan kapasitas total dan pencabutan bandwidth individu

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


menyebabkan meningkatnya volume data yang terpakai, baik untuk downlink maupun uplink.
Seperti yang telah disebutkan pada awal skripsi ini, meningkatnya daya beli masyarakat,
khususnya mahasiswa akan meningkatkan jumlah akses masuk ke jaringan. Selain itu, meluasnya
penggunaan YouTube sebagai sarana pembelajaran audio visual yang valid namun unorthodox
juga menyebabkan meningkatnya akses layanan internet internasional. Bukan hanya YouTube,
dikarenakan mayoritas media sosial yang banyak digunakan saat ini memiliki server di luar
negeri, tidak mengherankan ketika melihat adanya pertumbuhan pesat dalam penggunaan
bandwidth untuk layanan internasional.

2. Analisa dan Ide Pengembangan Jaringan


Untuk evaluasi jaringan fisik yang saat ini digunakan di institusi, topologi dan arsitektur
yang saat ini digunakan masih cukup baik untuk digunakan dalam beberapa tahun kedepan.
Digunakkannya arsitektur active optical network memungkinkan tercapainya pengembangan
lebih lanjut dari infrastruktur yang ada jikalau diperlukan. Lokasi server di gedung Pusat Ilmu
Komputer juga dianggap baik karena lokasi gedung Pusat Ilmu Komputer yang relatif berada di
tengah area kampus Depok, sehingga sambungan serat optik dari server ke Fakultas maupun
gedung-gedung lain jaraknya relatif dekat dan konsisten. Masalah-masalah koneksi yang ada
pada daerah kampus Depok saat ini bersumber pada Hotspot yang lokasinya saling berdekatan
sehingga terdapat interferensi antara satu access point dengan yang lain, bukan pada backbone
jaringan fisik itu sendiri. Sambungan backbone yang masih menggunakan serat optik multimode
fiber sudah direncanakan untuk diganti dengan singlemode fiber.
Untuk masalah keamanan, terutama dengan adanya gedung rumah sakit yang pasti
membutuhkan koneksi yang reliable terutama untuk masalah-masalah yang bersifat kritis, perlu
dipertimbangkan untuk menambah koneksi antar Fakultas sehingga membentuk apa yang disebut
sebagai mesh topology, yang gambaran kasarnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Gambar 7. Partial Mesh topology

Penggunaan mesh topology berfungsi sebagai failsafe sehingga ketika sambungan


langsung antar fakultas ke server terganggu, dapat mengambil jalan memutar melalui fakultas
lain sehingga tetap dapat berfungsi optimal meskipun dengan adanya masalah. Dibandingkan
dengan topologi active star ethernet yang saat ini digunakan, mesh topology memberikan
reliabilitas yang lebih tinggi. Meskipun tidak mencapai tingkat full mesh network dimana tiap
node memiliki hubungan langsung dengan tiap node lain yang ada di jaringan, hanya dengan satu
sambungan tambahan untuk masing-masing central node dapat memastikan keberlangsungan
operasi meskipun terdapat masalah di salah satu sambungan. Jaringan ini biasanya disebut
dengan partial mesh network. Beberapa keuntungan dalam menggabungkan penggunaan mesh
toplogy dan star topology antara lain:
 Dapat mentransmisikan data dari beberapa node dalam waktu yang sama. Dengan
menambahkan sambungan antara node juga meningkatkan kapasitas traffic jaringan
dan mengurangi beban yang harus ditanggung hub untuk komunikasi intranet.
 Terdapat sambungan alternatif ketika terdapat masalah di salah satu sambungan.
Kemugkinan terjadinya masalah di dua sambungan pada satu node dalam waktu yang
sama relatif kecil sehinggan satu sambungan alternatif sudah cukup jika satu
sambungan serat optik mengalami kerusakan.

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


 Dengan menggabungkan topologi star dan mesh, didapat sebuah jaringan dengan
reliabilitas yang tinggi namun tetap memungkinkan administrasi dan maintenance
yang relatif mudah.
 Penggunaan partial mesh network memungkinkan pengawas jaringan untuk
mendapatkan suatu topologi yang memiliki reliabilitas tinggi yang masih tergolong -
cost-effective karena redundancy yang ada tidak berlebihan.
Penggunaan partial mesh network dengan central hub memungkinkan pengguna dan
pengawas jaringan untuk mendapatkan keuntungan mesh topology tanpa harus mengeluarkan
biaya yang banyak karena cukup central node pada ‘anak’ star yang mendapatkan sambungan
alternatif. Dengan penggunaan hub juga memungkinkan pengawas jaringan untuk mendeteksi
ketika ada kesalahan serta menentukan apa saja layanan yang dapat disediakan oleh jaringan
ataupun ketika ingin ada layanan yang diblok oleh institusi yang bersangkutan.
Dengan menggunakan template hubungan intranet antara kampus Depok dan Salemba
melalui Metro Ethernet Indosat, hubungan ini dapat diperluas lagi untuk mencakup institusi-
institusi pendidikan lainnya maupun organisasi-organisasi pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas riset di Indonesia seperti badan RISTEK pemerintah Indonesia.

Gambar 8. Perbandingan jumlah jurnal publikasi Indonesia dengan negara-negara lain

Berdasarkan data dari SCOPUS pada tahun 2009 seperti yang dapat dilihat pada Gambar
8, jumlah jurnal dari civitas akademika Indonesia yang terpublikasi di badan-badan ilmiah
internasional seperti IEEE masih sedikit nilainya dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya yang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia seperti Malaysia,

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Thailand dan Singapura dan kurang adanya peningkatan publikasi jurnal meskipun dengan
pertumbuhan yang telah dialami Indonesia secara umum sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu
alasan dari adanya masalah ini adalah karena masih banyak institusi perguruan tinggi di
Indonesia yang masih belum mempunyai akses keanggotaan untuk badan-badan ilmiah
internasional yang bersangkutan karena adanya keterbatasan sumber daya.
Dengan adanya jaringan intranet ini, diharapkan bahwa institusi-institusi perguruan tinggi
di Indonesia dapat menikmati akses-akses ke badan ilmiah internasional dan mengikuti
perkembangan-perkembangan teknologi pada bidang-bidang yang bersangkutan secara kolektif.
Kementrian Riset dan Teknologi selaku badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk
penelitian di Indonesia dapat bertindak sebagai petugas administrasi jaringan intranet ini untuk
memastikan bahwa badan-badan riset di Indonesia dapat berlangganan ke lebih dari satu jurnal
publikasi internasional.
Adanya jaringan intranet ini juga diharapkan dapat menimbulkan tingkat koordinasi lebih
tinggi antara badan-badan riset di Indonesia untuk memastikan adanya kooperasi antara dua atau
lebih riset teknologi dalam institusi yang berbeda yang mungkin bergerak dalam bidang yang
sama atau ke tujuan yang sama. Selain itu dengan adanya jaringan intranet ini, dapat
mengkonsolidasi database riset dari masing-masing institusi yang dapat dimanfaatkan oleh tiap
institusi yang tergabung kedalam jaringan tersebut.
Gambar 9 menunjukkan gambaran kasar ide pengembangan jaringan yang meliputi
digunakannya partial mesh network dalam topologi active star ethernett yang digunakan serta
pengembangan jaringan intranet antara kampus Depok dan Salemba.

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Gambar 9. Gambaran kasar pengembangan jaringan serat optik

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014


Kesimpulan
Kapasitas bandwidth yang ada saat ini tidak akan mencukupi kebutuhan bandwidth total
yang dibutuhkan ketika gedung Rumpun Ilmu Kesehatan sudah berfungsi penuh, terutama pada
periode peak hour yang berada diantara pukul 11.00 – 14.00. Dari data yang diperoleh saat ini,
pemakaian bandwidth jaringan sudah hampir mencapai kapasitas maksimum. Selain itu,
hubungan antara kampus Depok dengan kampus Salemba masih memiliki potensi untuk
digunakan lebih mendalam lagi, terutama untuk kepentingan produktivitas riset negara.
Diusulkan juga penggunaan partial mesh network yang bisa berfungsi sebagai failsafe bagi
koneksi-koneksi yang dianggap kritikal untuk menambag reliabilitas jaringan, tertutama ketika
gedung rumah sakit sudah berfungsi secara optimal.

Daftar Referensi
[1]. Agrawal, Govind P. (2010). Fiber-Optic Communication Systems Fourth Edition. Rochester,
New York. John Wiley & Sons.
[2]. Anon. (2005). Broadband Technology Overview: White Paper. Corning.
[3]. Anon. (2012). FTTH Handbook. FTTH Council Europe.
[4]. Dwiputro, Tegar Satrio. (2012). Analisa Penggunaan Teknologi DWDM Pada Jaringan
Backbone Jawa Barat Depok. Depok. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia.
[5]. Maulana, Angga Julian. (2012). Perencanaan Desain Jaringan Metro FTTH di Universitas
Indonesia. Depok. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Indonesia
[6]. Mitschke. Fedor. (2009). Fiber Optics: Physics and Technology. New York. Springer.
[7]. Wati, Siti Zahara. (2009). Analisa Perluasan Jaringan Serat Optik Di Universitas Indonesia.
Depok. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Evaluasi jaringan..., Fikri Harish, FT UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai