PENGENALAN PLC
1. PENGENALAN PLC
Di dalam teknik pengendali dibedakan menjadi dua jenis pengendali :
1. Pengendali terprogram dengan pengawatan:
a. program tetap melalui pengawatan
b. program tidak tetap melalui sakelar pilih
2. Pengendali terprogram yang tersimpan dengan PLC :
a. program tersimpan yang dapat diprogram bebas melalui RAM (Random
Access Memory).
b. program tersimpan yang programnya tidak dapat diubah-ubah melalui
ROM (Read Only Memory), PROM (Programmable Read Only Memory),
EPROM (Eraseable Programmable Read Only Memory).
Pengendali terprogram tetap dengan pengawatan dapat dioperasikan
melalui komponen-komponen relai, magnetik kontaktor dan rangkaian elektronik.
Kontak hubung-tutup dari komponen-komponen tersebut yang melakukan kerja
rangkaian pengendali. Melalui kontak-kontak relai hubungan seri - paralel
rangkaian pengendali dibuat. Fungsi pengendali dapat dihasilkan melalui
pengawatan dari komponen-komponen tersebut.
Elemen Input :
Relai K1
S3
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 1
Elemen Input :
Elemen
Input S1 S2 S3 S4
Tombol tekan S1, S2, S3, S4
Elemen Proses :
PLC
Elemen
Proses
Elemen Output :
Elemen Lampu H1
H1
Output
Sambungan antara elemen-
elemen input dan output tidak
melalui pengawatan, tetapi
melalui program.
Gambar 1.2 Pengendali Dengan PLC
Sehingga ditetapkan bahwa sistem kontrol baru ini (PLC) harus memenuhi
beberapa persyaratan yang sekaligus merupakan keuntungannya, yaitu sebagai
berikut:
1. Pemrograman sederhana
2. Perubahan program tanpa harus merubah sistem (tidak ada perubahan
instalasi di dalamnya)
3. Lebih kecil, lebih murah dan lebih stabil dari pada hubungan sistem kontrol
relai
4. Sederhana, biaya perawatan murah
Sejak itu, tiga dekade telah dilewati, hingga kemajuan yang sangat pesat
telah dilakukan di dalam pengembangan elektronik mikro, seperti halnya pada
PLC. Misalnya, bagaimana mengoptimalkan program tanpa harus kawatir
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 2
dengan kapasitas memori yang terbatas. Sekarang hal ini menjadi sesuatu yang
sangat mudah untuk diatasi.
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 3
Komponen-komponen dasar pada sistem kontrol meliputi:
¾ Programmable logic controller (PLC)
Dengan ini, kita mengetahui modul-modul elektronik melalui semua sistem
atau fungsi-fungsi mesin yang dikontrol, dialamati dan diaktifkan di dalam
urutan logika.
¾ Sensor-sensor
Komponen-komponen ini ditempatkan secara langsung pada sistem mesin
yang dikontrol, dan kondisi aktual dari sensor-sensor ini dikomunikasikan
melalui PLC.
¾ Aktuator
Komponen-komponen ini ditempatkan secara langsung pada sistem atau
mesin yang dikontrol dan selanjutnya PLC akan merubah atau
mempengaruhi status maupun juga proses teknis.
¾ PC atau Piranti Pemrograman
Ini digunakan untuk membuat program logika pada sistem atau mesin yang
dikontrol dan untuk mentransfer ke memori PLC. Pada saat yang sama, alat-
alat pemrograman ini juga digunakan sebagai pendukung untuk pengetesan
program PLC dan perintah pada pengontrol.
¾ Unit Display dan Kontrol
Dengan ini, Anda dapat memonitor atau mempengaruhi operasi pada sistem
atau mesin.
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 4
PLC disambungkan ke sistem yang dikontrol melalui modul-modul input dan
output. Sistem yang dikontrol memberikan sinyal-sinyal input (kebanyakan biner)
melalui sensor-sensor ke modul-modul input. Sinyal ini diproses di dalam sebuah
unit pemrosesan utama, yaitu komponen utama dari PLC. Untuk formulasi
standar IEC, dikenal sebagai “central control unit” (CCU). ‘Spesifikasi’ untuk
pemrosesan sinyal-sinyal didefinisikan di dalam program PLC. Hasil pemrosesan
dikeluarkan pada aktuator sistem melalui modul output.
Jadi fungsi sebuah modul input adalah untuk mengkonversikan sinyal-sinyal
masukan ke dalam sinyal-sinyal yang dapat diproses oleh PLC dan
membawanya ke unit pusat kontrol. Tugas sebaliknya dilakukan oleh modul
output. Sinyal PLC ini dikonversi ke dalam sinyal-sinyal yang cocok untuk
aktuator.
Pemrosesan sinyal-sinyal aktual dilakukan di dalam CPU sesuai dengan
program yang tersimpan di dalam memori.
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 5
Sebuah PLC hanya dapat menyimpan dan mengeluarkan sinyal-sinyal listrik.
Dengan alasan ini, sinyal-sinyal bukan listrik harus dikonversikan ke dalam sinyal
listrik dengan sensor-sensor. Contoh sensor: tombol tekan, sakelar, limit switch,
sensor proximity.
Sinyal-sinyal output mempengaruhi sistem yang dikontrol. Sinyal-sinyal dapat
dikeluarkan dalam bentuk sinyal biner, digital, atau analog. Sinyal output
diperkuat ke dalam sinyal-sinyal kontak melalui aktuator atau dikonversikan ke
dalam sinyal-sinyal dalam bentuk energi yang lain. Contoh aktuator adalah:
lampu, buzzer, bel, kontaktor, silinder dengan katup solenoid, motor-motor
stepper.
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 6
Gambar 2.3. PLC Compact (Mitsubishi FXO), PLC Modular
Siemens s7-300), PLC Plug-in Cards (Festo FPC 405)
Bentuk hardware PLC harus dibuat sedemikian rupa sehingga PLC dapat
bertahan dalam lingkungan industri seperti halnya tingkatan sinyal, panas,
kelembaban, fluktuasi arus sumber listrik, dan pengaruh-pegaruh mekanik.
2.5. Pengisolasian
Sinyal-sinyal sensor/aktuator dan PLC diisolasi secara listrik melalui sebuah
optocoupler. Unit pemrosesan utama dipisahkan dari rangkaian luar seperti
sensor-sensor dan aktuator. Interferensi (pencampuran) rangkaian ini
bagaimanapun tidak membahayakan pengontrol. Gambar 2.4 berikut menujukan
pengisolasian sinyal input dan output pada modul input dan output.
BUS
CPU
+9V
Data
GND
1L+
M
GND
Optocoupler
Secara lengkap sinyal input melalui proses yang digambarkan dalam blok
digram berikut (gambar 2.5).
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 7
Deteksi Sinyal Optocoupler Sinyal
Sinyal Kesalahan
Input Tunda
Tegangan keUnit
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 8
A. Ladder Diagram (Diagram Tangga)
Penggambaran ladder diagram dikenal simbol-simbol yang hampir sama dengan relay-
relay mekanik yaitu :
a. Saklar Normally Open (NO) . Saklar ini menandakan keadaan saklar nomalnya pada
posisi OFF/terbuka dan akan ON/terhubung bila relay diaktifkan.
][
Gambar. Simbol NO
b. Saklar Normally Close (NC). Saklar ini pada keadaan normalnya pada posisi ON/
tertutup jika saklar diaktifkan akan menjadi OFF/ terbuka.
]/[
Gambar. Simbol NC
c. Output (keluaran). Keluaran dapat berupa relay yang akan mengaktifkan kontak-
kontak NO dan NC.
( )
S0 S1 K0
S0 ]/[ ][ ( )
K0
][
S1 K0
K0
Untuk membuat program seperti pada gambar langkah yang harus dilakukan :
1. Memberi Simbol (identitas) masukan dan keluaran. Karakter(kata) pertama huruf
kemudian angka.
Misal : S0, S1......
RL0, RL1.......
2. Memberi alamat (pengalamatan) pada Absollute Operand
Misal : S0 Æ I0.0
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 9
S1 Æ I0.1
K0 Æ O0.0
3. Memberi keterangan pada Comentary.
Misal : S0 Æ Input saklar pertama
S1 Æ Input saklar kedua
K0 Æ Output Kontaktor pertama
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 10
in
t T0
a.
S0 TIMER0
b t TON0 4s
Timer
TIMER0 LP0
c. t TOFF0
2. Counter (Pencacah)
Fungsi dasar pencacah PLC adalah sebagai pencacah turun maupun naik.
Penghitungan cacahan tergantung dari nilai (pulsa) yang ditentukan. Untuk pencacah naik
(up counter) pencacah dimulai dari 0 dan kemudian ditambah 1 pada masing-masing
pulsa on dari masukan, ketika nilai setingnya tercapai maka keluaran akan on. Masukan
reset akan mengakibatkan pencacah kembali ke nilai awal yaitu 0 dan juga akan mereset
keluaran pencacah. Begitu juga dengan pencacah turun (down counter) sama dengan
pencacah naik.
Reset
RST0
COUNTER0
1 2 3 4 5 5
Counter
Input INPUT0
COUNTER0
INC
S0
S1
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3
INPUT
CENTRAL PROCESING
OUTPUT
220V
220V
GND
0V
24
0 1 2 3 4 5 6 7
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 11
E. Allocation List
ALLOCTION LIST
(DATAR NAMA DAN ALAMAT SERTA KETERANGAN)
ABSOL. OP. SYMBOL . OP COMENTARY
O0.0 LP0 OUTPUT0
O0.1 LP1 OUTPUT1
O0.2 LP2 OUTPUT2
O0.3 LP3 OUTPUT3
O0.4 LP4 OUTPUT4
O0.5 LP5 OUTPUT5
O0.6 LP6 OUTPUT6
O0.7 LP6 OUTPUT7
I0.0 S0 INPUT0
I0.1 S1 INPUT1
I0.2 S2 INPUT2
I0.3 S3 INPUT3
I0.4 S4 INPUT4
I0.5 S5 INPUT5
I0.6 S6 INPUT6
I0.7 S7 INPUT7
I1.0 S8 INPUT8
I1.1 S9 INPUT9
I1.2 S10 INPUT10
I1.3 S11 INPUT11
F0.0 FLAG0 FLAG0
F0.1 FLAG1 FLAG1
F0.2(....F15.9999) FLAG2 FLAG2
T0 TIMER0 TIMER0
T1 TIMER1 TIMER1
T2(....T255) TIMER2 TIMER2
TON0 TIMER0 TIMER0
TON1 TIMER1 TIMER1
TON2(....TON255) TIMER2 TIMER2
TOFF0 TIMER0 TIMER0
TOFF1 TIMER1 TIMER1
TOFF2(....TOFF255) TIMER2 TIMER2
C0 COUNTER0 COUNTER0
C1 COUNTER1 COUNTER1
C2(....255) COUNTER2 COUNTER2
Pemrograman PLC
BLPT Yogyakarta 2009 12