Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
TENTANG
ALAT BEDAH MINOR

KELOMPOK 2
PRODI S-1 KEPERAWATAN
1A

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO


Jln. Raya Jabon 40 Mojokerto
Tahun Akademik 2011/2012
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Alat Bedah Minor

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

Anggota :
1. Anik Yuliani
2. Arinta Nilaviani
3. Dwi Abdul Rohman
4. Hendri Ega
5. Inul Nur Imaniyah
6. Kurnia Wijasari
7. Novita Yulistiawati
8. M. Ahsanul Muti’in
9. Shela Aprilia
10. Silvi Amaliah
11. Yessi Nofikusno
12. Zainal Abidin

Disahkan di Mojokerto pada:


Hari :………………….
Tanggal :………………….

Mojokerto, 2 April 2012


Dosen Pembimbing

Fajar Purwanto.S.Ked

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu Alat Bedah Minor yang
kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang Alat Bedah Minor. Walaupun makalah ini mungkin kurang
sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Mojokerto, 2 April 2012

Penulis

3
DAFTAR ISI

Judul ......................................................................................... i

Halaman Pengesahan .................................................................... ii

Kata Pengantar .............................................................................. iii

Daftar Isi ................................................................................. iv

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................ 5

1.2 Rumusan masalah ....................................................... 5

1.3 Tujuan dan manfaat ......................................................... 5

BAB 2 : TINJAUAN TEORI

2.1 Alat Bedah Minor ................................................................... 6

2.2 Instrumen ................................................................................. 13

BAB 3 : PENUTUP 15

DAFTAR PUSTAKA 16

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum melakukan pembedahan perlu dipersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
Sebelum kita melakukan pembedahan kita harus memiliki pengetahuan mengenai sarana
dan prasarana penunjang dalam pembedahan sehingga kita tidak salah dalam penggunaan
alat tersebut, karena setiap alat memiliki fungsi tertentu.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah :
1. Ingin lebih mengetahui tentang Alat Bedah Minor
2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Alat Bedah Minor

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa alat-alat bedah minor ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat penulis membuat makalah tentang identifikasi sel adalah :
1. Penulis dapat menjelaskan tentang Alat Bedah Minor
2. Menambah wawasan atau pengetahuan yang luas khususnya bagi penulis sendiri dan
umum bagi para pembaca yang budiman.
3. Penulis dan pembaca dapat belajar dan mengasah otak dari apa yang kita lihat, kita
dengar, dan kita baca untuk menimbulkan suatu gagasan atau ide dalam menciptakan /
mengembangkan suatu bakat / kemampuan seseorang.

. BAB II
5
TINJAUAN TEORI

2.1 Alat Bedah Minor

Sebelum melakukan pembedahan perlu dipersiapkan alat-alat yang akan digunakan.


Sebelum kita melakukan pembedahan kita harus memiliki pengetahuan mengenai sarana
dan prasarana penunjang dalam pembedahan sehingga kita tidak salah dalam penggunaan
alat tersebut, karena setiap alat memiliki fungsi tertentu, yaitu adalah:

1. Nald vooder/Needle Holder/Nald Heacting


Gunanya adalah untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai
penyimpul benang.

2. Gunting
• Gunting Diseksi (disecting scissor)
Gunting ini ada dua jenis yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanga
runcing. Terdapat dua tipe yabg sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe
Metzenbaum.
• Gunting Benang
Ada dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus, kegunaannya
adalah memotong benang operasi, merapikan lukan.
• Gunting Pembalut/Perban
Kegunaannya adalah untuk menggunting plester dan pembalut.

3. Pisau Bedah
6
Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau
(mess/bistouri/blade). Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau
bagian tubuh manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan
disayat.

4. Klem (Clamp)
• Klem Arteri Pean
Ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaanya adalah untuk
hemostatis untuk jaringan tipis dan lunak.
• Klem Kocher
Ada dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya
seperti pinset sirugis. Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan.
• Klem Allis
Penggunaan klem ini adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan
menjepit tumor.
• Klem Babcock
Penggunaanya adalah menjepit dock atau kain operasi.

5. Retraktor (Wound Hook)


Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor dan Retraktor Volkman
penggunaannya adalah untuk menguakan luka.

6. Pinset
7
• Pinset Sirugis
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
• Pinset Anatomis
Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka,
menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
• Pinset Splinter
Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah
overlapping).

7. Deschamps Aneurysm Needle


Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.

8. Wound Curet

8
Penggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.

9. Sonde (Probe)
Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan
mengetahui kedalam luka.

10. Korentang
Penggunaannya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kassa, jas
operasi, doek, dan laken steril.

11. Jarum Jahit

9
Penggunaanya adalah untuk menjahit luka yang dan menjahit organ yang rusak
lainnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih
mudah mengiris kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang
berpenampang bulat ( rounde nald ).

2.2 Instrumen

1. Instrumen pemotong
 Pisau bedah atau skalpel. Terutama digunakan untuk menyayat permulaan kulit.
Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai keperluan. Bilah no.10 untuk pemakaian
umum, menyasat sederhana dan untuk pengambilan tandur alih kulit. Bilah no.11
mempunyai ujung runcing dengan sisi tajam yang lurus untuk membuat tusukan,
misalnya pada abses, sedangkan bilah no.15 untuk pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian tinggi misalnya operasi di tangan dan menyasat jaringan parut.
 Gunting.Gunting ada 4 macam yaitu gunting 1. Mayo 2. gunting Metzenbaum, 3.
gunting runcing, dan 4. gunting balutan. Gunting Mayo adalah gunting besar yang
dirancang untuk memotong sruktur yang liat, misalnya fascia dan tendo. Gunting
Metzenbaum berukuran lebih kecil dan digunakan untuk memotong jaringan. Gunting
runcing digunakan untuk mendiseksi lebih cermat dan rapi. Gunting balutan adalah
gunting khusus untuk memotong benang atau kain pembalut.

2. Instrumen pemegang
 Pinset. Pinset bergerigi (pinset sirurgis) banyak dipakai untuk memegang jaringan
subkutis, otot, serta fascia pada saat mendiseksi dan menjahit. Pinset tak bergerigi
(pinset anatomis) digunakan untuk memegang jaringan yang mudah robek, seperti
mukosa, dll.

10
 Klem. Klem pengenggam (klem Kocher) dirancang untuk memegang kulit dengan kuat
sehingga dapat ditarik dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan, khususnya pembuluh
darah. Klem hemostat (klem Pean) digunakan untuk menghentikan perdarahan,
mempunyai gigi yang lebih halus agar dapat menjepit dengan cermat. Umumnya
mempunyai bilah dengan bentuk melengkung atau lurus. Klem arteri berujung
melengkung amat berguna untuk menjepit pembuluh darah dan mengikat simpul yang
terletak jauh di dalam luka. Jika dibutuhkan kecermatan tinggi digunakan klem
hemostat yang kecil dan melengkung disebut klem Mosquito.
 Pemegang jarum (needle holder). Mempunyai bilah yang kokoh, pendek dan lebar agar
dapat menjepit dengan kuat.

3. Instrumen penarik
Retraktor banyak dipakai untuk menyisihkan jaringan yang menghalangi gerakan,
juga untuk memberikan pemaparan yang lebih baik.

4. Instrumen penghisap
Digunakan bila perdarahan cukup banyak. Alat penghisap untuk prosedur minor
adalah penghisap berujung Frazier.
a) Jarum
Jarum jahit bedah yang lurus atau lengkung, berbeda-beda bentuknya
berdasarkan penampang batang jarum yang bulat atau bersegi tajam dan bermata atau
tidak bermata. Jarum umumnya dapat dibedakan menurut dua cara yaitu atas
dasar traumatis – atraumatis serta menurut bentuk ujung dan penampangnya
yaitu cutting – noncutting.
Yang dimaksud jarum traumatis adalah jarum yang mempunyai ‘mata’ untuk
memasukkan benang di bagian ujungnya yang tumpul. Disebut traumatis karena
jarum ini pada bagian yang bermata ukuran penampangnya lebih besar dari bagian
ujungnya yang tajam sehingga akan menimbulkan bekas luka yang lebih besar. Hal
ini kurang menguntungkan jika digunakan pada jaringan yang halus seperti usus dan
pembuluh darah atau jaringan kritis lainnya. Keuntungannya adalah jarum ini dapat
dipakai berulang kali dan harganya lebih murah. Jarum atraumatis adalah jarum
yang tidak bermata sehingga ujung jarum langsung dihubungkan dengan benang.
Jarum ini mempunyai ukuran penampang yang hampir sama besar dengan ukuran
benangnya. Kerugiannya jarum ini hanya bisa dipakai sampai benangnya habis dan
harganya jauh lebih mahal dari jarum traumatis.
11
Jarum cutting adalah jarum yang penampangnya berbentuk segitiga atau pipih
dan tajam, sehingga ketika dipakai dapat menyayat jaringan dan menimbulkan
lubang yang lebih lebar. Jarum ini umumnya dipakai untuk menjahit kulit dan tendo
karena keduanya adalah jaringan yang sangat liat.
Jarum noncutting atautappered adalah jarum yang penampangnya bulat dan
ujungnya saja yang tajam, sehingga tidak menimbulkan sayatan yang lebar pada
kulit. Jarum ini digunakan untuk menjahit jaringan lunak, fasia, dan otot.

b) Benang
Benang dapat dibagi menurut:
1. Penyerapan
a. Benang yang dapat diserap atau absorbable, contoh: catgut, asam
poliglikolat(Dexon), asam poliglaktik (Vicryl) dan polidioksanone. Yang paling
sering dipakai adalah catgut dan Vicryl.
b. Benang tidak dapat diserap atau non-absorbable. Contoh: sutera, katun,
poliester, nilon, polypropilene (prolene), dan kawat tahan karat. Yang sering
dipakai adalah sutera dan polypropilene.
2. Reaksi jaringan yang timbul terhadap materi yang digunakan untuk pembuatannya.
a. Benang yang menimbulkan reaksi (besar), misalnya catgut, sutera, dan benang-
benang multifilamen.
b. Benang yang menimbulkan reaksi minimal, misalnya nilon dan benag-benang
monofilamen.
3. Filamen fisik
a. Benang multifilamen yang disusun/kepang (braided), misalnya sutera.
b. Benang monofilamen yang hanya terdiri dari satu filamen, misalnya nilon.

1. Jenis Benang yang Dapat Diserap

1. Catgut, terbuat dari usus halus kucing atau domba. Catgut merupakan benda asing bagi
jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Plain catgut memiliki
waktu absorbsi sekitar 10 hari. Chromic catgut yang mengandung garam kromium
memiliki waktu absorbsi yang lebih lama sampai 20 hari. Chromic catgut biasanya
menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan plain catgut. Tidak
terbukti bahwa cat gut dapat menyebabkan reaksi alergi. Catgut digunakan untuk

12
mengikat pembuluh darah lapisan subkutaneus dan untuk menutup kulit di skortum
dan perineum.

2. Benang sintetis
a. Multifilamen
 Asam poliglikolat atau Dexon adalah benang sintetis yang mempunyai kekuatan
regangan sangat besar. Diserap habis setelah 60 – 90 hari. Efek reaksi jaringan
yang dihasilkan lebih kecil daripada catgut. Digunakan untuk menjahit fasia
otot, kapsul organ, tendon dan penutupan kulit secara subkutikulet Dexon tidak
mengandung protein kolagen, antigen, dan zat pirogen sehingga menimbulkan
reaksi jaringan yang minimal. Karena bentuknya yang berpilin jangan digunakan
untuk menjahit di permukaan kulit karena dapat meningkatkan pertumbuhan
bakteri sehingga mudah timbul infeksi.
 Asam poliglaktik atau vicryl adalah benang sintetis berpilin yang sifatnya mirip
dengan dexon. Benang ini memiliki kekuatan regangan sedikit di bawah dexon
dan dapat diserap habis setelah 60 hari pascaoperasi. Hanya digunakan untuk
menjahit daerah-daerah yang tertutup dan merupakan kontraindikasi untuk
jahitan permukaan kulit. Vicryl biasanya berwarna ungu. Untuk menghasilkan
kekuatan yang memuaskan Vicryl dan dexon disimpul minimal tiga kali. Vicryl
dan dexon terutama digunakan untuk meligasi pembuluh darah, menautkan fasia,
dan menjahit kulit secara subkutikular.

b. Monofilamen
Polidioksanone (PDS). Kekuatan regangannya bertahan selama 4 sampai 6 minggu
dan diserap seluruhnya setelah 6 bulan. Karena monofilamen, benang ini sangat
baik untuk menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi.

2. Jenis Benang yang Tidak Dapat Diserap

1. Sutera atau silk adalah serat protein yang dihasilkan larva ulat sutera yang dipilin
menjadi benang. Mempunyai kekuatan regangan yang besar, mudah dipegang
dan mudah dibuat simpul. Kelemahannya, kekuatan regangan dapat menyusut
pada jaringan yang berbeda-beda, umumnya timbul setelah 2 bulan
pascapoperasi.
13
2. Poliester (dacron) merupakan serat poliester, berupa benang pilinan yang
mempunyai kekutan regangan yang sangat besar. Sangat dianjurkan untuk
penutupan fasia. Kerugiannya adalah tidak digunakan pada jaringan yang
terinfeksi atau terkontaminasi karena bentuknya yang berpilin. Untuk kekuatan
yang maksimal poliester disimpul minimal sebanyak lima kali.
3. Polipropilene (prolene) adalah material monofilamen yang sangat halus
sehingga tidak banyak menimbulkan kerusakan dan reaksi jaringan. Biasanya
berwarna biru. Pada beberapa merek prolene langsung bersambung dengan
jarum berukuran diameter sama sehingga tidak menimbulkan trauma yang
berlebihan. Merupakan pilihan utama untuk menjahit daerah yang terinfeksi atau
terkontaminasi. Ukuran yang sangat kecil sering digunakan untuk bedah mikro.
Kelemahannya benang ini sulit disimpul dan sering terlepas sendiri.
4. Kawat baja dibuat dari baja yang mengandung karbon rendah merupakan bahan
inert (tidak bereaksi dengan jaringan). Menghasilkan kekuatan regangan yang
terbesar dan reaksi jaringan yang minimal. Kesulitannya adalah dalam hal
menjahit dan harus hati -hati untuk mencegah supaya jaringan tidak terpotong
atau terlipat (kinking). Digunakan untuk menyambung ligamen, tendon dan
tulang.

BAB III
PENUTUP
14
1. KRITIK DAN SARAN

Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan
dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar
lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul
“Alat Bedah Minor”.
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami.
Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa
berfikir aktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA
http://bayibalita.com/2010/07/perkembangan-bahasa-anak/

15
http://whandi.net/perkembangan-berbicara-bahasa-pada-anak-anak-usia-dini.html
http://www.infoanak.com/tag/perkembangan-bahasa-anak/
http://www.okbangetz.com/cara-menstimulus-kemampuan-bahasa-balita/
http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak/

16

Anda mungkin juga menyukai