Anda di halaman 1dari 10

Anestesi Inhalasi

Sejarah Anestesi Inhalasi


Anestesi inhalasi pada awalnya menggunakan gas yang tergolong mudah
terbakar, termasuk dietil eter, siklopropana, dan divinil eter. Ada juga bahan yang
tidak mudah terbakar, misalnya kloroform dan trikloroetilen, akan tetapi bahan-
bahan tersebut hepatotoksik dan neurotoksik, dan digunakan dalam periode klinis
yang singkat. Pada awal tahun 1930-an sejumlah studi mengenai turunan dari
senyawa kloroform yang terhalogenisasi menyatakan bahwa dari senyawa fluorida
organik dapat dihasilkan turunan senyawa gas anestesi yang tidak mudah terbakar.
Beberapa senyawa sintetis yang mengandung fluorin salah satunya adalah
halotan. Pada tahun 1951, halotan dibuat secara sintetis dan diujikan pada
binatang oleh Suckling, di laboratorium ICI, Inggris. Halotan mulai diperkenalkan
untuk kegunaan klinik tahun 1956 dan cepat meluas penggunaannya, karena
memiliki keuntungan dengan sifat tidak mudah terbakarnya dan rendahnya daya
larut di jaringan. Halotan juga memiliki ketajaman yang relatif rendah namun
potensi tinggi, sehingga dapat digunakan secara inspirasi dalam konsentrasi tinggi
(tergantung kepada potensinya) untuk keperluan anestesi.
Pada tahun 1993 diperkenalkan desfluran untuk kegunaan klinis.
Senyawa-senyawa baru lain ditemukan pada awal dekade 1970-an oleh Wallin
dkk., di laboratorium Travenol di tengah-tengah pembahasan fluorinisasi isopropil
eter. Salah satunya diketahui merupakan agen anestesi yang poten dan dikenal
sebagai sevofluran. Seperti halnya desfluran, sevofluran memiliki daya larut yang
rendah akibat fluorinisasi pada molekul eter. Perlu dicatat bahwa sevofluran
melepaskan fluorida organik maupun inorganik kepada manusia dan hewan;
karenanya tidak dikembangkan dan dipasarkan besar-besaran.. Sevofluran dan
desfluran sebagai bahan anestesi baru berbeda dengan isofluran terutama dalam
hal mobilitasnya. Keduanya memiliki kelarutan yang lebih rendah di dalam darah,
yang meningkatkan kecepatan pembersihannya dan kecepatan dalam pengaturan
kedalaman anestesi. Karakteristik tersebut cocok dengan keperluan anestesi di
masa kini.

1
Senyawa-senyawa Anestesi Inhalasi
Seperti yang telah diuraikan diatas, senyawa-senyawa yang digunakan
sebagai agen anestesi inhalasi antara lain; eter, siklopropana, divinil eter,
kloroform, trikloroetilen, halotan, desfluran, sevofluran, isofluran, enfluran, dan
senyawa Xenon serta Nitrogen Oksida (N2O).
Obat yang digunakan untuk anestesi inhalasi sebaiknya memiliki sifat-
sifat: tidak berbau menyengat, baunya enak, dan cepat membuat pasien tertidur.
Sifat-sifat tersebut ditemukan pada halotan dan sevofluran.

Metode Pemberian Anestesi Inhalasi


1. Open drop method. Cara ini dapat digunakan untuk anestesi yang menguap,
peralatan sangat sederhana dan tidak mahal. Zat anestesi diteteskan pada kapas
yang diletakkan di depan hidung pasien sehingga kadar zar anestesi yang
dihirup tidak diketahui dan pemakainnya boros karena zat anestesi menguap
ke udara terbuka.
2. Semiopen drop method. Cara ini hampir sama dengan open drop, hanya untuk
mengurangi terbuangnya zat anestesi digunakan masker. Karbondioksida yang
dikeluarkan sering terhisap kembali sehingga dapat terjadi hipoksia; untuk
menghindari hal ini dialirkan oksigen melalui pipa yang ditempatkan di bawah
masker.
3. Semiclosed method. Udara yang dihirup diberikan bersama oksigen murni
yang dapat ditentukan kadarnya, kemudian dilewatkan pada vaporizer
sehingga kadar zat anestesi dapat ditentukan. Setelah pasien menghirup, napas
yang dikeluarkan akan dibuang ke udara luar. Keuntungan cara ini adalah
kedalaman anestesi dapat diatur dengan memberikan kadar tertentu dari zat
anestesi tersebut, dan hipoksia dapat dihindari.
4. Clsed method. Cara ini hampir sama dengan semiclosed, hanya udara ekspirasi
dialirkan melalui NaOH yang dapat mengikat CO2, sehingga udara yang
mengandung anestesi dapat digunakan lagi. Cara ini lebih hemat, aman dan
lebih mudah, tetapi harga alatnya cukup mahal.

2
Tahapan kedalaman anestesi inhalasi
Ada beberapa tahapan kedalam anestesi inhalasi, yaitu :
Stadium 1 (tahap analgesi): mulai anestesi diberikan sampai hilangnya
kesadaran.
Stadium 2 (tahap eksitasi /delirium): mulai hilangnya kesadaran sampai
permulaan tahap pembedahan. Bisa terjadi laryngospasme atau muntah
(bahaya aspirasi). Stadium 1 dan 2, disebut tahap induksi. Tanda-tanda induksi
berhasil adalah hilangnya refleks bulu mata. Jika bulu mata disentuh, tidak ada
gerakan pada kelopak mata.
Stadium 3 (tahap pembedahan): akhir dari stadium 2 sampai berhentinya
napas spontan (arrest napas), pembedahan sudah dapat dilaksanakan dan
relaksasi
Stadium 4 :
- Paralytic stage
- Arrest napas
- Arrest jantung

Teknik Pemberian Anestesi Inhalasi


1. Respirasi spontan
Sungkup wajah
Intubasi endotrakeal
Laryngeal mask airway (LMA)
2. Respirasi kendali
Intubasi endotrakeal
Laryngeal mask airway

Anestesi dengan menggunakan sungkup wajah dianjurkan apabila :


Pembedahan singkat - 1 jam tanpa membuka peritoneum
Bukan operasi daerah kepala atau leher

3
Kondisi pasien dalam kondisi lambung kosong
Jika di luar dari kriteria di atas, sebaiknya digunakan intubasi endotrakeal.
Anestesi inhalasi dengan menggunakan intubasi endotrakeal diindikasikan
untuk :
Pembedahan lama (> 1 jam)
Pembedahan daerah kepala dan leher
Jika kesulitan mempertahankan jalan napas karena berbagai sebab.
Sedangkan LMA hanya dianjurkan pada pasien yang puasanya cukup
(lambung kosong) pada operasi sangat singkat.

Teknik induksi anestesi inhalasi, respirasi spontan dengan menggunakan


sungkup wajah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1. Berikan O2 100% 5 L/menit selama 3-5 menit
2. Induksi dengan tiopental (4-6 mg/kg berat badan) atau propofol (2 mg/kg
berat badan)
3. Setelah pasien tertidur (refleks bulu mata menghilang), sungkup wajah
ditempelkan rapat-rapat menutupi mulut dan hidung pasien.
4. Buka jalan napas pasien - ekstensikan leher.
5. Buka/ putar dial agent inhalasi dan N2O.
6. N2O diberikan 50%-70% dari volum semenit. Oksigen diberikan 30%-50%
dari volum semenit.
7. Halotan/ Enfluran/ Isofluran/ Sevofluran diberikan dengan konsentrasi 2%,
kemudian tiap lima kali inspirasi, kosentrasinya tingkatkan secara bertahap
sampai diperoleh kedalaman anestesi yang diinginkan.
8. Konsentrasi diturunkan jika anestesi terlalu dalam.
9. Lakukan rumatan anestesi.
10. Halotan/ enfluran/ isofluran/ sevofluran dihentikan beberapa menit sebelum
operasi.
11. N2O dihentikan ketika akhir penjahitan kulit.
12. Berikan O2 saja sampai pasien terbangun.

4
Teknik anestesi inhalasi, respirasi spontan dengan intubasi endotrakeal dapat
dikerjakan langkah sebagai berikut :
1. Lakukan langkah 1 7 seperti teknik yang tertera di atas
2. Buka Halotan/ Enfluran/ Isofluran/ Sevofluran diberikan dengan konsentrasi
2%
3. Berikan pelemas otot sesuai dosis.
4. Lakukan laringoskopi dan pemasangan pipa endotrakeal (intubasi
endotrakeal).
5. Lakukan rumatan anestesi.
6. Halotan/ enfluran/ isofluran/ sevofluran dihentikan beberapa menit sebelum
operasi.
7. N2O dihentikan ketika akhir penjahitan kulit.
8. Berikan O2 saja sampai pasien terbangun.

Kebutuhan rumatan anestesi inhalasi untuk pasien dewasa berkisar antara :


- N2O = 3- 4 liter per menit
- O2 = 3 liter per menit
- Halotan = 1- 2 volum %
- Isofluran = 2- 3 volum %
- Enfluran = 2- 3 volum %
- Sevofluran = 2- 3 volum %
Angka-angka tersebut disesuaikan dengan kondisi pasien, jenis
pembedahan, dan teknik anestesi. Pasien lemah, bedah obstetri (peripartum), dan
respirasi kendali membutuhkan konsentrasi obat yang lebih sedikit. Pasien kuat
dan respirasi spontan membutuhkan konsentrasi obat yang lebih tinggi. Jika
anestesi tanpa menggunakan N2O, maka kebutuhan konsentrasi halotan/ enfluran/
isofluran/ sevofluran menjadi lebih tinggi.

5
Keterangan : A. pemasangan endotracheal tube pada anjing,
B. face mask pada kucing,
C. face mask pada anjing,
D. jenis unit anestesi inhalasi.

Dalam melakukan rumatan anestesi, jika anestesi dangkal, maka lakukan


penambahan konsentrasi obat. Namun jika anestesi dalam lakukan pengurangan
konsentrasi obat. Tanda-tanda anestesi dangkal (kurang dalam) diantaranya:
- Takikardi
- Hipertensi
- Keluar air mata
- Pasien bergerak-gerak (kecuali pasien mendapat pelemas otot)
- Napas lebih cepat (jika respirasi spontan)
Untuk mengembalikan ke anestesi yang adekuat, dapat dilakukan cara-
cara berikut :
- Hiperventilasi
- Penambahan narkotika
- Penambahan sedatif
- Penambahan pelemas otot

6
- Atau kombinasi semua di atas.
Jika pembedahan masih berlangsung lama, sementara durasi pelemas otot
hampir berakhir dan teknik respirasi kendali tetap ingin dipertahankan, maka
dapat diberikan tambahan pelemas otot dengan dosis dari dosis intubasi. Jika
durasi obat pelemas otot adalah 30 menit, maka di menit 25 sudah harus diberikan
tambahan obat

Keistimewaan Anestesi Inhalasi


Zat-zat anestesi inhalasi tergolong cepat berefek pada tubuh, dan untuk
keperluan anestesi umum, efek yang cepat timbul ini memberikan keamanan.
Kemampuan untuk meningkatkan atau menurunkan level anestesi sesuai
kebutuhan dapat mencegah suatu kecelakaan anestesi. Kecepatan timbulnya efek
juga berpengaruh terhadap efisiensi. Proses induksi yang cepat dapat
menghasilkan persiapan operasi yang lebih baik dan cepat. Penghilangan efek
yang cepat berakibat pada singkatnya masa pemulihan dan tentunya lebih cepat
diperbolehkan pulang.

Tinjauan Klinis Penggunaan Anestesi Inhalasi


Halotan
Halotan, cairan yang relatif tidak mudah terbakar, merupakan anestesi
volatil yang paling banyak digunakan sekarang. Halotan merupakan alkana, suatu
derivat halogen dengan substitusi etana yang mulai digunakan tahun 1956.
Struktur halogen didalamnya membuat halotan tidak mudah terbakar. Derajat
kelarutannya dalam darah tergolong sedang dan relatif tidak berbau, sehingga
dapat diinhalasi melalui sungkup wajah facemask.
Pada manusia, halotan diduga menyebabkan immune-mediated hepatitis
dan sensitisasi terhadap epinefrin yang menyebabkan aritmia, selain itu diduga
pula menyebabkan bradikardia jika digunakan untuk anak-anak.

Enfluran

7
Enfluran, suatu halogenasi eter dengan metil-etil, merupakan isomer
isofluran. Pada temperatur kamar relatif tidak mudah terbakar, namun berbau.
Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti
kejang. Metabolisme enfluran dalam tubuh meningkatkan kadar fluor darah dan
jarang menyebabkan penurunan kadarnya pada ginjal. Penggunaannya lebih luas
dibandingkan isofluran karena terbukti memiliki efek samping lebih sedikit.
Akhir-akhir ini penggunaannya mulai berkurang, dan obat anestesi baru dengan
kelarutan rendah lebih banyak digunakan.

Isofluran
Isofluran, suatu halogenasi eter dengan metil-etil, berupa cairan bening,
berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar. Pada penggunaan
klinis isofluran menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan
terhadap penyimpanan sampai dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari dan
merupakan gold standard sejak anestesi mulai dikenalkan pada tahun 1970-an.
Pada sebuah periode dilaporkan adanya kemungkinan terjadinya coronary steal
karena efek vasodilatasi yang kuat pada pasien dengan penyakit jantung koroner,
meskipun pada kenyataannya kejadian ini hampir tidak pernah terjadi.

Desfluran
Keunggulan desfluran adalah tidak adanya metabolisme terhadap
trifluoroasetat dalam serum sehingga tidak menyebabkan immune-mediated
hepatitis. Karena berbau sangat kuat maka desfluran tidak dapat diberikan melalui
facemask karena dapat menimbulkan batuk, salivasi, penderita akan menahan
nafasnya dan terjadi spasme laring.
Desfluran memiliki tingkat kelarutan paling rendah diantara golongan
anestesi volatil, terlebih kelarutannya dalam lemak hanya setengah dari jenis
volatil yang lain. Secara teoritis desfluran baik digunakan untuk pembedahan
yang lama dengan saturasi jaringan yang rendah. Desfluran diduga menyebabkan
aktivasi simpatis (sementara), hipertensi dan takhikardia bila digunakan dengan
konsentrasi tinggi atau diinspirasi secara sering/ cepat.

8
Sevofluran
Sevofluran merupakan isoprofil eter dengan fluorinasi metil dan berbau.
Tekanan penguapannya hampir sama dengan enfluran dan dapat digunakan pada
evaporizer konvensional, kelarutan sevofluran dalam darah sedikit lebih rendah
dibandingkan desfluran namun tetap lebih unggul dari golongan volatil lainnya.
Sevofluran tidak terlalu berbau (tidak menusuk) dan memiliki efek bronkodilator
sehingga banyak dipilih untuk induksi melalui sungkup. Efek vasodilator koroner
sevofluran sama degan isofluran tetapi lebih cepat 10-20x dimetabolisme.

Xenon
Xenon merupakan suatu gas inert, namun sulit didapat dan mahal karena
dianggap memenuhi kritera sebagai anestesi inhalasi yang ideal. Koefisien
partisinya dalam darah mencapai 0,14 dan tidak seperti anestesi volatil lain
(kecuali metoksifluran), xenon memiliki beberapa tingkat analgesi. Xenon tidak
eksplosif dan tidak berbau sehingga dapat diinhalasi dengan mudah, selain itu
tidak menyebabkan depresi myokardium. Karena dapat meninggalkan bekas dan
harganya yang mahal, diperlukan sistem anestesi baru untuk mendaur ulang
xenon, bila hal tersebut sulit dilakukan maka sebaiknya xenon diberikan dalam
aliran yang sangat kecil atau dengan sistem tertutup sehingga mengurangi sisa
metabolitnya.

Nitrogen Oksida
N2O merupakan suatu gas yang berbau, berpotensi rendah, tidak mudah
terbakar dan relatif tidak larut dalam darah. N2O paling banyak digunakan sebagai
anestesi tambahan pada kombinasi opoid atau volatil pada anestesi umum.
Meskipun tidak mudah terbakar, N2O akan membantu suatu pembakaran. Tidak
seperti penggunaan anestesi volatil lainnya, N2O tidak menghasilkan efek
relaksasi otot namun dikatakan memiliki efek analgesi. Sejauh ini penggunaan
N2O masih kontroversi, diantaranya: menimbulkan mual dan muntah post-

9
operatif, efek toksik terhadap fungsi sel karena inaktivasi vitamin B-12, efeknya
terhadap absorbsi dan ekspansi terhadap struktur (rongga tubuh) yang berisi udara
dan efeknya terhadap perkembangan embrio. Penggunaan 75% N2O dapat
menyebabkan pneumothoraks yang membesar 2-3 kali dalam 10-30 menit, selain
itu kateter arteri pulmonal yang berisi gas dapat turut mengembang. Keadaan
tersebut diduga menyebabkan kerusakan pada jaringan dan meningkatkan tekanan
dalam arteri pulmonal dan trakea.

10

Anda mungkin juga menyukai