1
Senyawa-senyawa Anestesi Inhalasi
Seperti yang telah diuraikan diatas, senyawa-senyawa yang digunakan
sebagai agen anestesi inhalasi antara lain; eter, siklopropana, divinil eter,
kloroform, trikloroetilen, halotan, desfluran, sevofluran, isofluran, enfluran, dan
senyawa Xenon serta Nitrogen Oksida (N2O).
Obat yang digunakan untuk anestesi inhalasi sebaiknya memiliki sifat-
sifat: tidak berbau menyengat, baunya enak, dan cepat membuat pasien tertidur.
Sifat-sifat tersebut ditemukan pada halotan dan sevofluran.
2
Tahapan kedalaman anestesi inhalasi
Ada beberapa tahapan kedalam anestesi inhalasi, yaitu :
Stadium 1 (tahap analgesi): mulai anestesi diberikan sampai hilangnya
kesadaran.
Stadium 2 (tahap eksitasi /delirium): mulai hilangnya kesadaran sampai
permulaan tahap pembedahan. Bisa terjadi laryngospasme atau muntah
(bahaya aspirasi). Stadium 1 dan 2, disebut tahap induksi. Tanda-tanda induksi
berhasil adalah hilangnya refleks bulu mata. Jika bulu mata disentuh, tidak ada
gerakan pada kelopak mata.
Stadium 3 (tahap pembedahan): akhir dari stadium 2 sampai berhentinya
napas spontan (arrest napas), pembedahan sudah dapat dilaksanakan dan
relaksasi
Stadium 4 :
- Paralytic stage
- Arrest napas
- Arrest jantung
3
Kondisi pasien dalam kondisi lambung kosong
Jika di luar dari kriteria di atas, sebaiknya digunakan intubasi endotrakeal.
Anestesi inhalasi dengan menggunakan intubasi endotrakeal diindikasikan
untuk :
Pembedahan lama (> 1 jam)
Pembedahan daerah kepala dan leher
Jika kesulitan mempertahankan jalan napas karena berbagai sebab.
Sedangkan LMA hanya dianjurkan pada pasien yang puasanya cukup
(lambung kosong) pada operasi sangat singkat.
4
Teknik anestesi inhalasi, respirasi spontan dengan intubasi endotrakeal dapat
dikerjakan langkah sebagai berikut :
1. Lakukan langkah 1 7 seperti teknik yang tertera di atas
2. Buka Halotan/ Enfluran/ Isofluran/ Sevofluran diberikan dengan konsentrasi
2%
3. Berikan pelemas otot sesuai dosis.
4. Lakukan laringoskopi dan pemasangan pipa endotrakeal (intubasi
endotrakeal).
5. Lakukan rumatan anestesi.
6. Halotan/ enfluran/ isofluran/ sevofluran dihentikan beberapa menit sebelum
operasi.
7. N2O dihentikan ketika akhir penjahitan kulit.
8. Berikan O2 saja sampai pasien terbangun.
5
Keterangan : A. pemasangan endotracheal tube pada anjing,
B. face mask pada kucing,
C. face mask pada anjing,
D. jenis unit anestesi inhalasi.
6
- Atau kombinasi semua di atas.
Jika pembedahan masih berlangsung lama, sementara durasi pelemas otot
hampir berakhir dan teknik respirasi kendali tetap ingin dipertahankan, maka
dapat diberikan tambahan pelemas otot dengan dosis dari dosis intubasi. Jika
durasi obat pelemas otot adalah 30 menit, maka di menit 25 sudah harus diberikan
tambahan obat
Enfluran
7
Enfluran, suatu halogenasi eter dengan metil-etil, merupakan isomer
isofluran. Pada temperatur kamar relatif tidak mudah terbakar, namun berbau.
Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti
kejang. Metabolisme enfluran dalam tubuh meningkatkan kadar fluor darah dan
jarang menyebabkan penurunan kadarnya pada ginjal. Penggunaannya lebih luas
dibandingkan isofluran karena terbukti memiliki efek samping lebih sedikit.
Akhir-akhir ini penggunaannya mulai berkurang, dan obat anestesi baru dengan
kelarutan rendah lebih banyak digunakan.
Isofluran
Isofluran, suatu halogenasi eter dengan metil-etil, berupa cairan bening,
berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar. Pada penggunaan
klinis isofluran menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan
terhadap penyimpanan sampai dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari dan
merupakan gold standard sejak anestesi mulai dikenalkan pada tahun 1970-an.
Pada sebuah periode dilaporkan adanya kemungkinan terjadinya coronary steal
karena efek vasodilatasi yang kuat pada pasien dengan penyakit jantung koroner,
meskipun pada kenyataannya kejadian ini hampir tidak pernah terjadi.
Desfluran
Keunggulan desfluran adalah tidak adanya metabolisme terhadap
trifluoroasetat dalam serum sehingga tidak menyebabkan immune-mediated
hepatitis. Karena berbau sangat kuat maka desfluran tidak dapat diberikan melalui
facemask karena dapat menimbulkan batuk, salivasi, penderita akan menahan
nafasnya dan terjadi spasme laring.
Desfluran memiliki tingkat kelarutan paling rendah diantara golongan
anestesi volatil, terlebih kelarutannya dalam lemak hanya setengah dari jenis
volatil yang lain. Secara teoritis desfluran baik digunakan untuk pembedahan
yang lama dengan saturasi jaringan yang rendah. Desfluran diduga menyebabkan
aktivasi simpatis (sementara), hipertensi dan takhikardia bila digunakan dengan
konsentrasi tinggi atau diinspirasi secara sering/ cepat.
8
Sevofluran
Sevofluran merupakan isoprofil eter dengan fluorinasi metil dan berbau.
Tekanan penguapannya hampir sama dengan enfluran dan dapat digunakan pada
evaporizer konvensional, kelarutan sevofluran dalam darah sedikit lebih rendah
dibandingkan desfluran namun tetap lebih unggul dari golongan volatil lainnya.
Sevofluran tidak terlalu berbau (tidak menusuk) dan memiliki efek bronkodilator
sehingga banyak dipilih untuk induksi melalui sungkup. Efek vasodilator koroner
sevofluran sama degan isofluran tetapi lebih cepat 10-20x dimetabolisme.
Xenon
Xenon merupakan suatu gas inert, namun sulit didapat dan mahal karena
dianggap memenuhi kritera sebagai anestesi inhalasi yang ideal. Koefisien
partisinya dalam darah mencapai 0,14 dan tidak seperti anestesi volatil lain
(kecuali metoksifluran), xenon memiliki beberapa tingkat analgesi. Xenon tidak
eksplosif dan tidak berbau sehingga dapat diinhalasi dengan mudah, selain itu
tidak menyebabkan depresi myokardium. Karena dapat meninggalkan bekas dan
harganya yang mahal, diperlukan sistem anestesi baru untuk mendaur ulang
xenon, bila hal tersebut sulit dilakukan maka sebaiknya xenon diberikan dalam
aliran yang sangat kecil atau dengan sistem tertutup sehingga mengurangi sisa
metabolitnya.
Nitrogen Oksida
N2O merupakan suatu gas yang berbau, berpotensi rendah, tidak mudah
terbakar dan relatif tidak larut dalam darah. N2O paling banyak digunakan sebagai
anestesi tambahan pada kombinasi opoid atau volatil pada anestesi umum.
Meskipun tidak mudah terbakar, N2O akan membantu suatu pembakaran. Tidak
seperti penggunaan anestesi volatil lainnya, N2O tidak menghasilkan efek
relaksasi otot namun dikatakan memiliki efek analgesi. Sejauh ini penggunaan
N2O masih kontroversi, diantaranya: menimbulkan mual dan muntah post-
9
operatif, efek toksik terhadap fungsi sel karena inaktivasi vitamin B-12, efeknya
terhadap absorbsi dan ekspansi terhadap struktur (rongga tubuh) yang berisi udara
dan efeknya terhadap perkembangan embrio. Penggunaan 75% N2O dapat
menyebabkan pneumothoraks yang membesar 2-3 kali dalam 10-30 menit, selain
itu kateter arteri pulmonal yang berisi gas dapat turut mengembang. Keadaan
tersebut diduga menyebabkan kerusakan pada jaringan dan meningkatkan tekanan
dalam arteri pulmonal dan trakea.
10