Anda di halaman 1dari 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bendungan merupakan konstruksi yang dibangun untuk membendung aliran air


sungai dan menampung air yang selanjutnya dimanfaatkan untuk memenuhi
keperluan manusia, melestarikan tanah dan sumber-sumber air serta pengendalian
erosi. Bendungan juga sebagai tampungan air pada saat musim hujan untuk
memenuhi kebutuhan air di musim kemarau. Selain itu, bendungan juga dapat
berfungsi sebagai pengendali banjir dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi


bahaya yang besar. Bendungan yang runtuh dapat menimbulkan banjir dahsyat
yang akan mengakibatkan banyak korban jiwa, harta benda, infrastruktur, dan
kerusakan lingkungan.

Meskipun telah ada kemajuan besar dalam desain, keruntuhan bendungan dan
struktur penahan air masih mungkin terjadi. Sebagai contoh keruntuhan
Bendungan Situ Gintung pada tanggal 27 Maret 2009. Korban tewas akibat
runtuhnya Situ Gintung mencapai 56 orang dan sekitar 600 rumah warga rusak.
Menurut Kepala Balai Besar Sungai Ciliwung-Cisadane, (http://www.tempo.co.,
2009), Pitoyo Subandrio, hujan lebat sehari sebelumnya mengakibatkan
permukaan air naik secara drastis, melimpah, dan akhirnya bendungan runtuh. Air
waduk saat itu kurang lebih 1,5 juta meter kubik.

Tim Penilai Ahli Kegagalan Bendungan yang diusulkan oleh Komite Indonesia
untuk Bendungan Besar (KNIBB), dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum
(2009) berpendapat bahwa keruntuhan bendungan Situ Gintung tidak disebabkan
karena adanya overtopping atau erosi buluh (piping), melainkan disebabkan oleh:
1) Stabilitas tubuh bendungan yang terganggu,
2) Saluran luncur tidak mampu mengalirkan air yang terjadi pada saat itu,

commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

3) Terjadi turbulensi di luar kolam peredam energi akibat adanya back water,
4) Erosi setempat (scouring), kemungkinan channeling dan pengangkatan (up lift).

Contoh lain tentang bendungan runtuh antara lain kejadian pada: bendungan
Sempor di Kebumen Jawa Tengah, bendungan Malpasset di Perancis, bendungan
Vajont di Italia, bendungan Teton di Idaho Amerika Serikat, bendungan Banqiao
di Cina.

Tahun 1976 bendungan Sempor yang merupakan bendungan timbunan tanah


runtuh akibat overtopping. Keruntuhan bendungan mengalirkan jutaan meter
kubik air ke Sungai Jatinegara hingga menggenangi kawasan Gombong utara dan
barat, merenggut nyawa setidaknya 96 orang, seperti yang disebutkan pada artikel
(Rovicky Putrohari, 2009).

Bendungan beton Malpasset di Perancis setinggi 60 m dan lebar 190 m pada tahun
1959 runtuh padahal umur bendungan baru berusia 5 tahun. Runtuhnya
bendungan ini menewaskan 433 jiwa. Runtuhnya Malpasset concrete arch dam,
disebabkan adanya retak (crack) pada tubuh bendungan yang dipicu oleh
deformasi cukup besar pada abutmen akibat kurang kuatnya fondasi batuan pada
bagian tersebut. Kejadian ini mendorong pengenalan undang-undang keamanan
bendungan di Prancis (White, Gergely dan Sexsmith, 1976).

Pada tanggal 9 Oktober 1963 terjadi overtopping di puncak Bendungan Vajont


Italia, sehingga bendungan itu runtuh karena keadaan geologi yang tidak stabil.
Keruntuhan menelan korban jiwa tidak kurang dari 2.600 orang
(http://www.alpensteel.com, 2013).

Bendungan Teton di Idaho Amerika Serikat setinggi 93,0 m runtuh pada 5 Juni
1976 mengakibatkan 14 orang meninggal (http://www.alpensteel.com, 2013).
Runtuhnya bendungan ditengarai sebagai akibat dari mutu batuan yang
mengelilingi bendungan tidak baik sehingga menyebabkan runtuhnya bendungan.
Batuan di dinding bendungan banyak yang retak sehingga air dapat menembus
tubuh bendungan (Phillip M. Boffey, 1977).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

Bendungan Banqiao di Cina pada bulan Agustus 1975, runtuh akibat adanya
tumbukan antara cuaca dingin dan Super tofan Nina, yang membawa hujan terjadi
pelimpahan di puncak bendungan. Gelombang hingga 23 kaki dengan kecepatan
31 MPh menghantam bendungan tersebut. Bencana ini mengakibatkan lebih dari
231.000 orang meninggal (Rhieza daelami, 2011).

Dari uraian beberapa contoh keruntuhan bendungan dapat ditetapkan bahwa


bahaya yang ditimbulkan oleh bendungan besar maupun kecil adalah sama.

Bendungan Pacal terletak di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang,


Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, berdaya tampung air sekitar 23 juta
m3 juga memiliki potensi runtuh. Bendungan Pacal adalah menyerupai jenis
bendungan urugan batu membran beton (bendungan UBM) karena pada
prinsipnya merupakan bendungan urugan batu (batu gamping Kalkarenit) dengan
menggunakan pelat membran beton di bagian lereng hulu sebagai lapisan kedap
air. Kekurangan pada bendungan urugan batu adalah lemahnya daya tahan sudut
geser material bendungan terhadap overtopping. Oleh karena itu, bendungan harus
diimbangi dengan bangunan pelimpah yang kapasitasnya mampu mengalirkan debit
besar. Kejadian kemungkinan runtuhnya bendungan Pacal menarik untuk dikaji.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Bagaimana kemungkinan genangan akibat keruntuhan bendungan?
2. Bagaimana hasil simulasi hidrologi dan hidraulika akibat Dam Break?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan tidak bias maka perlu adanya pembatasan
sebagai berikut:
1. Data hujan diambil dari stasiun hujan yang ada dan tidak ada data klimatologi.
2. Menggunakan analisis aliran unsteady.
3. Tinjauan gempa tidak menentukan keruntuhan dalam analisis ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

4. Tidak meninjau adanya bangunan-bangunan melintang pada alur sungai


5. Keruntuhan bendungan diakibatkan oleh overtopping.
6. Pada saat terjadi overtopping aliran yang melalui spillway hanya sebatas lebar
spillway.
7. Tidak meninjau dampak sosial-ekonomi.
8. Simulasi banjir tidak memperhatikan transpor sedimen sungai.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mengetahui luasan genangan yang mungkin terjadi akibat dari runtuhnya
bendungan.
2. Mengetahui sensitivitas debit puncak banjir yang dihasilkan oleh keruntuhan
bendungan terhadap parameter keruntuhan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis
Untuk menambah informasi mengenai pengaruh kemungkinan aliran akibat
runtuhnya bendungan Pacal sebagai bahan dalam penyusunan Konsep
Peringatan Dini (Pre-Warning System).
2. Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan informasi dalam khasanah ilmu bangunan air khususnya
mengenai keruntuhan bendungan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai