Abstrak
Pembangunan Bendungan melayani berbagai keperluan seperti pembangkit listrik, irigasi, pengendalian
banjir, dll. Dengan segala manfaatnya, kegagalan struktur bendungan dapat menyebabkan kerugian yang
luar biasa dengan timbulnya banjir yang tidak terduga di daerah hilir. Untuk mengurangi ancaman
tersebut analisis keruntuhan bendungan diperlukan untuk memprediksi tingkat genangan dan zona rawan
banjir di daerah hilir bendungan. Studi ini memberikan tinjauan literatur analisis dam break. Ini
mencakup prediksi parameter pelanggaran dan pengaturan model kerusakan bendungan secara umum.
Implementasi analisis keruntuhan bendungan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di hilir
bendungan terhadap banjir dengan bantuan peta genangan yang dapat dihasilkan dengan menggabungkan
hasil analisis keruntuhan bendungan dengan GIS.
Kata Kunci : Parameter Terobosan, Analisis Dam Break, Setup Model Dam Break, HEC-RAS,
Innundation Maping, MIKE 11, P ea k Dischar e, Persamaan Venant.
I. Pendahuluan
1.1. Umum
Bendungan adalah struktur yang dibangun melintasi sungai untuk melayani berbagai tujuan.
Konstruksi bendungan telah dipraktikkan sejak lama. Seiring dengan perkembangan zaman,
berbagai jenis bendungan dibangun berdasarkan lokasi dan kebutuhan masyarakat serta desain
yang disempurnakan dengan kemajuan teknologi. Jenis bendungan yang umum ditemukan
adalah
Bendungan Tanah/Rockfill;
Bendungan Beton dan Multi-lengkung ;
Bendungan Gravitasi;
Bendungan penopang;
Bendungan beton, baja, kayu dan material komposit.
Dengan segala keuntungannya, konstruksi bendungan dapat menimbulkan masalah yang luar
biasa pada kegagalan struktur bendungan. Kegagalan bendungan umumnya merupakan bencana
besar dan dapat terjadi karena berbagai alasan seperti perpipaan melalui struktur, limpasan,
kesalahan desain, curah hujan tinggi yang dihasilkan limpasan, gempa bumi, dll. Ada total 13
penyebab kegagalan yang tercantum dalam dokumen penelitian Hydrologic Engineering Center
(HEC) [1]. Apa pun alasannya, hasilnya menghancurkan. Pada kegagalan struktur, energi yang
tersimpan di belakang bendungan dapat menyebabkan banjir yang cepat dan tak terduga di hilir
bendungan, yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda. Middlebrooks [2]
menetapkan skenario untuk kasus kegagalan bendungan. Tabel 1 menunjukkan penyebab
jebolnya Bendungan Tanah karena berbagai sebab.
Karena keruntuhan bendungan memiliki bahaya yang tinggi, analisis keruntuhan bendungan
dianggap sangat penting. Analisis keruntuhan bendungan dapat dilakukan dengan simulasi
matematis menggunakan komputer atau model hidrolik fisik berskala.
Menurut Balai Keamanan Bendungan, Laboratorium Riset Sumber Daya Air Reklamasi (1998)
[3] metode analisis dikelompokkan menjadi empat kategori:
i. Metode Berbasis Fisik : Menggunakan model erosi berdasarkan prinsip hidrolika,
sedimen pengangkutan dan mekanika tanah, perkembangan rekahan dan aliran keluar
rekahan yang dihasilkan diantisipasi.
ii. Model Parametrik: Waktu menuju kegagalan dan geometri rekahan akhir dinilai
menggunakan kasus studi dan kemudian pertumbuhan rekahan disimulasikan sebagai
proses linier bergantung waktu dan aliran keluar rekahan dihitung menggunakan prinsip
hidrolika.
iii. Persamaan Prediktor: Dengan menggunakan data studi kasus, debit puncak diperkirakan
dari persamaan empiris dan diasumsikan bentuk hidrograf aliran keluar yang masuk akal.
iv. Analisis Komparatif: Parameter kerusakan ditentukan dengan perbandingan bendungan
yang dipertimbangkan dan bendungan yang gagal.
Ada dua parameter penting dalam analisis keruntuhan bendungan yaitu prediksi hidrograf aliran
keluar waduk dan rute hidrograf tersebut melalui daerah hilir. Untuk memprediksi hidrograf
reservoir ada beberapa langkah mendasar yang harus diikuti seperti prediksi karakteristik rekahan
yang meliputi bentuk dan ukuran rekahan dan laju pembentukan rekahan, rute penyimpanan
reservoir dan aliran masuk melalui rekahan.
1.2. Tujuan
Analisis dam break bertujuan untuk :
a. Penentuan hidrograf outflow dan debit puncak.
b. Pendugaan parameter keruntuhan bendungan menggunakan rumus empiris yang sesuai.
c. Routing debit puncak dan prediksi hidrograf pada bagian yang berbeda di hilir hingga titik
pertimbangan.
d. Pemetaan tingkat Genangan.
Estimasi Parameter
Pelanggaran
Bentuk dan ukuran rekahan ditentukan oleh parameter Geometrik dan tingkat aliran keluar
puncak dan waktu kegagalan berada di bawah parameter hidrografi. Ada tiga persamaan empiris
utama yang banyak digunakan untuk prediksi geometri rekahan yaitu :
i. Mac Donald and Langridge-Monopolis (1984)
Ver = 0,0261(Vw hW)
0,769
Dimana,
Bavg : lebar celah (meter)
Cb : koefisien reservoir
hw : kedalaman air di atas dasar rekahan (meter)
tf : waktu kegagalan
Nilai C sebagai fungsi penyimpanan reservoir dapat diambil dari tabel berikut :
Dimana,
Ko : koefisien kegagalan
Cb : koefisien reservoir
hw : kedalaman air di atas dasar rekahan (meter)
tf : Tinggi pelanggaran
Atas dasar kegagalan bendungan di masa lalu empiris yang berbeda formula telah
dikembangkan untuk estimasi puncak pembuangan melalui jebolnya bendungan.
Dimana ,
Q : debit
A : luas aliran aktif
A0 : area penyimpanan yang tidak aktif
H : elevasi permukaan air
q : aliran keluar lateral
X : jarak sepanjang saluran air
T : waktu
Sf : kemiringan gesekan S
Sc : kemiringan kontraksi muai dan
g : percepatan gravitasi.
IV. KESIMPULAN
1. Berdasarkan tinjauan pustaka saat ini telah ditemukan bahwa untuk hampir semua jenis
Bendungan, Perangkat Lunak HEC-RAS dan Mike 11 adalah yang terbaik untuk analisis
pelanggaran.
2. HEC-RAS paling disukai karena mudah didapat.
3. Bentuk rekahan yang paling umum adalah trapesium.
4. Untuk akurasi yang lebih baik, potongan melintang sungai di hilir harus diambil dengan
survei.
5. Nilai koefisien kekasaran harus berbeda ditugaskan di berbagai bagian hilir sungai karena
karakteristik saluran terus berubah dari satu tempat ke tempat lain.
6. Hasil analisis jebolnya bendungan dapat digabungkan dengan GIS untuk membuat peta
genangan dan Rencana Aksi Darurat untuk menyadarkan dan menyelamatkan penduduk
yang tinggal di daerah hilir.
V. PENGAKUAN
Penulis berterima kasih atas dukungan dari Departemen Teknik Sipil, Universitas Glocal,
Saharanpur, Uttar Pradesh.
VI. REFERENSI
[1.] Hydrologic Engineering Centre, (2010a). “HE C- RAS River Analysis System, Hydraulic
Reference Ma nual”, CP D -69. U.S. Army Corps of Engineers, Hydrologic Engineering Centre, 609
Second Street, Davis, CA.
[2] Middlebrooks, (1952). T.A., Earth Dam Practice in the United States, ASCE Centennial
Transactions Paper 2620, 1952, pp. 697-722.
[3] Wahl, Tony L., (1988). “Prediction of Embankment Dam Breach Parameters”, A Liter atur e
Review and Needs Assessment, Water Resources Research Laboratory, U.S. Department of the
Interior, Bureau of Reclamation, Dam Safety Office, 1988.
[4] Cristofano, Eugene A., (1965). “Me tho d o f Computing Erosion rate for Failure o f E ar thfill
Dams”. U.S. Bureau of Reclamation, Engineering and Research Centre, Denver CO; 1965.
[5] Harris, G.W., Wagner, D. A., (1967). “Outflo w fr o m B r ea ched Dams”. Univer sity o f
Utah, Lo gan, Utah, USA.
[6] Johnson, F.A. and Illes, P., (1976). “A Classificatio n o f Dam Failur es”. W ater P o wer and
Dam Construction, 28(12), p. 43 – 45.
[7] Singh, Krishan P. and Snorrason A., (1982). “Sensitivity o f Outflo w P ea ks and flo o d Stages
to the Selection of Dam Breach Parameters and Simulation Models. University of Illinois, State
Water Survey Division, Surface Water Section, Champaign, IL, 179 pages; June 1982.
[8] MacDonald, Thomas C., and LangridgeMonopolis, J, (1984). “B r ea ching char ac ter istics o f d
am failur es”. ASCE J o ur nal o f Hyd r aulic E nginee r ing, Vo l. 110, No, 5, May 1984, pages
567-586.
[9] Singh, Krishan P., and Snorrason, A., (1984). “Sensitivity o f Outflo w p ea ks and flo o d stages
to the selection of dam breach parameters and simulation mo d els”. J o ur nal o f Hyd r o lo gy, Vo
l. 6 8 , I ssues 1 -4, February 1984, pages 295-310. Global Water: Science- and Engineering The
Ven Te Chow memorial Volume.
[10] Petra Check, A. W., and Sadler, P. A., (1984). “Ro uting o f Dam B r ea k Flo o d s. ” I nter
natio nal W ater Power and Dam Construction, v. 36, p. 29-32.
[11] Froehlich, David C., (1987). “E mb ankment Dam B r ea ch P ar ameter s”. Hyd r aulic E
nginee r ing, Proceedings of
the 1987 National Conference, ASCE, Williams burg, VA, pages 570-575.
[12] Wurbs Ralph A., (1987). “Dam b r ea ch flo o d wave mo d els”, J o ur nal o f hyd r aulic
enginee r ing, vo l. 113, 1987, pp.29-46.
[13] Singh, V.P., Scarlatos, P.D., Collins, J.G. and Jaurdan, M.R., (1988). “B r ea ch E r o sio n o f E
ar thfill Dams ( B E E D) Mo d el”. Natur al Haz ar d s, Vo lume 1 , pages 161-180.
[14] Von Thun, J. Lawrence, and Gillette, D. R., (1990). “Guid ance o n b r ea ch p ar ameter s. ”
Unp ub lished internal document, U.S. Bureau of Reclamation, Denver, CO. March 1990, 17 pages.
[15] Xu, Y., and Zhang, L.M., (2009). “B r ea ching P ar ameter s fo r E ar th and Ro ckfill Dams”.
ASCE J o ur nal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering, Volume 135, No. 12, pages
1957-1970, December 2009.
[16] Sidek, L. Y., F. C. Ros, N. N. N. Ibrahim, A. Z. A. Razad, and M. N. Ahmad, (2011). “Hyd r o
d ynamic Dam B r ea ch Mo d eling o f E ar thfill Sad d le Dam”, J o ur nal of Energy &
Environment, vol. 3, 2011, pp 28-32.
[17] Razack R., (2014). “Dam B r ea k Analysis using GI S Ap p licatio ns”, I nter natio nal J o ur
nal o f E nginee r ing Research & Technology (IJERT), Vol. 3 Issue 3,2014,pp.1157-1161.
[18] Froehlich, David C., (1995). “P ea k Outflo w from Breached Embankment Dam”. ASCE J o
ur nal o f W ater Resources Planning and Management, Volume 121, Issue 1, January 1995, pages
90-97.
[19] De Saint-Vena nt, B a rr e ( 1 8 7 1 ) . ― Theory of Unsteady Water Flow with Application to
River Floods and to propagation of Tides in River Channels”, Aca d . Sci (Paris) Comptes. Rendus,
73, pp. 237-240.
[20] Chow, V.T., (1959). “Op en Channel Hyd r aulics”, Mc Grow-Hill Book Co., New York.