Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit adalah melalui
pemberian pelayanan yang profesional, berrmutu dan aman. Mengingat bahwa linen
digunakan disetiap ruangan di rumah sakit, maka diperlukan pengelolaan linen secara
komprehensif. Dalam buku ini disajikan tentang manajemen linen di rumah sakit, sarana,
prasarana dan peralatan pencucian, infeksi nosokomial serta kesehatan dan
keselamatan kerja, prosedur pelayanan linen yang di awali dengan linen serta
monitoring dan evaluasi, perencanaan sampai penatalaksanaan.
Tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada tim penyusun, sehingga buku
ini dapat diselesaikan dengan lancar. Kami menyadari masih banyak yang perlu untuk
disempurnakan. oleh sebab itu berbagai kritik dan saran untuk sempurnanya buku ini
sangat kami harapkan. Akhirnya kami harapkan buku ini dapat dijadikan salah satu
buku panduan dalam meningkatkan pelayanan linen di rumah sakit.
Terima kasih Tim Penyusun Pedoman Manajemen Linen
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit adalah melalui pelayanan penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan linen
di rumah sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan
linen di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur
pengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak
melibatkan tenaga kesehatan dengan bermacarn-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut
terdiri dari ahli manajemen, teknisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahlii
sanitasi, serta ahli kesehatan dan keselamatan kerja.
Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai, diperlukan
perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.
D. Tujuan Umum di rumah sakit mutu pelayanan linen Untuk meningkatkan Khusus
linen di rumah sakit pelayanan pedoman dalam memberikan linen yang bersih untuk
mendapatkan Infeksi nosokomial dapat terjadi pada siapa saja di setiap tempat di
rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan linen dilakukan
oleh tenaga-tenaga kesehatan dengan pedoman dan prosedur kerja yang ada.
Kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan semua di tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan lebih dari sepuluh. Pemilihan bahan kimia yang
ramah lingkungan akan mengurangi pencemaran udara, air, tanah dan lingkungan.
Pengertian Pengertian
1. Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
2. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikroorganisme atau subsransi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan
lebih lanjut.
3. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem.
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen
patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit.
5. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
6. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
7. Linen adalah bahan/alat yang terbuat dari kain tenun.
8. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir sebagai sumber potensial untuk
penularan pasien DIANGGAP infeksi HIV maupun infeksi lainnya.
Prinsip ini berlaku bagi SEMUA pasien, tanpa rnembedakan risiko, diagnosis ataupun
status.
9. Linen kotor terinfeksi adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi Salmonellz dan
Shigell. (sekresi dan ekskresi), HBV, dan HIV (jika terdapat noda darah) dan infeksi
lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan segel yang dapat
terlarut di air dan kembali ditutup dengan kantung luar berwarna kuning bertuliskan
terinfeksi.
10. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskipun
mungkin linen yang diklasifikesikan dari seluruh pasien berasal dari sumber ruang
isolasi yang terinfeksi.
11. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk
tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan
hidup secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi
12. (Material Safety Data Sheets) atau LDP (Lembar Data Pengaman) adalah
lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya,
jenis bahaya yang dapar ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang
berhubungan dengan keadaan darurat di dalam penanganan bahan berbahaya.
13. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/arau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
14. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal.
15. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan
dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
16. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan, dapat
menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paiing ringan sampai
paling berat.
17. Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan dampak
rnerugikan atau menimbulkan kerusakan.
Bab II
Manajemen Linen di Rumah Sakit
C. Peran dan Fungsi, Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup
penting. Diawali dari perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah
proses pencucian. Alur aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor,
penimbangan, pemilahan, proses pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda,
penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan, mengepak atau mengemas,
menyimpan, dan mendistribusikan ke unit-unit yang membutuhkannya, sedangkan linen
yang rusak dikirim ke kamar jahit. Untuk melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar
dan baik, maka diperlukan alur yang terencana dengan baik. Peran sentral lainnya
adalah perencanaan, pengadaan , pengelolaan, pemusnahan, kontrol dan
pemeliharaan fasilitas kesehatan, dan lain-ain, sehingga linen dapat tersedia di unit-unit
yang membutuhkan.
F. Hubungan dengan Unit Lain Hubungan Kerja dengan Unit Lain Kewaspadaan
umum R.lnap, R.Jalan, Instalasi, Administrasi Linen dari RS lain Linen kotor
B. Prasarana listrik
1. Prasarana Sebagian besar peralatan pencucian menggunakan daya listrik.
Kabel yang diperlukan untuk instalasi listrik sebagai penyalur daya digunakan
kabel dengan jenis NYY untuk instalasi dalam gedung, dan jenis NYFGBY
untuk instalasi luar gedung pada kabel Feeder antara panel induk utama
sampai panel Gedung Instalasi Pencucian. Pada Persyaratan lJmum instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) untuk pendistribusian daya listrik yang besar, kabel
Feeder harus disambung langsung dengan Panel utama (Main Panel) Rumah
Sakit, atau Panel utama Distribusi (Kios) jika rumah sakit berlangganan
Tegangan Menengah (TM) 20 KV dan sudah menggunakan sistem Ring TM
20 KV. Adapun tenaga listrik yang digunakan di Instalasi Pencucian terbagi
dua bagian (line) anrara Iain :
a) Instalasi Penerangan
b) Instalasi Tenaga Daya di instalasi pencucian cukup besar terutama
untuk mesin cuci, mesin pemeras, mesin pengering , dan alat setrika.
Disarankan menggunakan kabel dengan jenis NYY terutama pada
kotak kontak langsung keperalaran tersebut, dan menggunakan tuas
kontak (hand sttitch), atau kotak kontak dengan system plug dengan
kemampuan 25 amper agar tidak terjadi loncatan bunga api pada saat
pembebanan sesaat. Grounding harus dilakukan, terutama untuk
peralatan yang menggunakan besar, digunakan instalasi kabel dengan
diameter minimal sama daya dengan kabel daya yang tersalurkan.
Untuk instalasi kotak kontak biasa di sarankan untuk memperhatikan
penempatan , yaitu harus menjauhi daerah yang lembab dan basah.
Jenis kotak kontak hendaknya yang tertutup agar terhindar dari udara
lembab, sentuhan langsung dan paralel yang melebihi
kapasitaspenggunaan.
C. Prasarana air
Prasarana air untuk instalasi pencucian memerlukan sedikitnya 4oo/o dari
kebutuhan air di rumah sakit atau diperkirakan 200 liter per tempat tidur per hari,
Kebutuhan air untuk proses pencucian dengan kualitas air bersih sesuai standar air.
Reservoir dan pompa perlu disiapkan untuk menjaga tekanan air 2kg /mnt. Standar
air yang digunakan untuk mencuci mempunyai standard air bersih berdasarkan
PerMenKes No. 416 tahun 1992 dan standar khusus bahan kimia dengan
penekanan tidak adanya:
1. Hardness , Garam Standard Baku Mutu (Calcium, Carbonate dan Chloride) :
0-90 ppm, Tingginya konsenrrasi Fram dalam air menghambat kerja bahan
kimia pencuci sehingga proses pencucian tidak berjalan sebagaimana
seharusnya. Efek pada linen dan mesin Garam akan mengubah warna linen
putih menjadi keabu-abuan dan Iinen warna akan cepat pudar. Mesin cuci
akan berkerak (scale forzning), sehingga dapat menyumbat saluran-saluran
air dan mesin
2. Iron - Fe (besi) Standard Baku Mutu : 0-0,1 ppm, Kandungan zat besi pada
air mempengaruhi konsentrasi bahan kimia, dan proses pencucian, Efek
pada linen dan mesin Linen putih akan menjadi kekuning-kuningan (yellouting)
dan linen warna akan cepat pudar. Mesin cuci akan berkarat. Kedua polutan
tersebur (hardness dan besi) mempunyai sifat alkali, sehingga linen yang
rusak akibat kedua kotoran tersebut harus dilakukan proses penetralan pH.
D. Prasarana pencucian uap pada instalasi pencucian digunakan pada proses
Prasarana uap dengan tekanan uap Panas pngingt detik yakni penggunaan fraksi
kekeringan 5kg/cm2. Katup yang baik adalah dengan katup dan temperature ideal
70"C, (Pada skala0-100%) katup 706/.
E. Peralatandan Bahan Pencuci bahan pencuci kimiawi Peralatan pada instalasi
pencucian menggunakan bahan yang dicuci/ komposisi dan kadar tenentu, agar
tidak merusak yang melaksanakan dan limbah linen, mesin pencuci, kulit petugas
buangannya dapat merusak lingkungan:
Peralatan pada instalasi pencucian antara lain
1. Mesin cuci Vashing Machine
2. Mesin Peras/Washing Extracnr
3. Mesin Pengering DryingTumblzr
4. Mesin penyetrika Ftztworb lroner
5. Mesin penyetrika pres Presser lronar
6. Mesin jahit / Seung Machine
Produk bahan kimia proses kimiawi akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor
di atas bereaksi tidak akan membuat dengan baik. begitu juga apabila
kekurangan umum terdiri dari :
a) Bahan kimia yang dipakai secara Alkali deterjen dan Mempunyai peran
meningkatkan fungsi atau Peran serta membuka pori dari linen.
b) Detergen= sabun
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara
global
c) Emulsifier Mempunyai peran unruk mengemulir kotoran yang berbentuk
minyak dan lemak
d) Bleach = pemutih Mengangkat kotoran/noda, mencemerlangkan linen,
dan bertindak sebagai desinfektan, baik pada linen yang berwarna (Ozone)
dan yang putih (Chlorine).
e) Sourlpenetral Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH-
nya menjadi 7 atau netral.
f) Softener Melembutkan linen. Digunakan pada proses akhir pencucian.
Starch kanji Digunakan pada proses akhir pencucian untuk membuat linen
menjadi kaku, juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda
tidak sampai ke serat.
F. Pemeliharaan Ringan Peralatan Alat cuci pada Instalasi Pencucian dijalankan oleh
para operator alat, dengan demikian para operator alat harus memelihara
peralatannya. Berbagai kelainan pada saat pengoperasiannya, misalnya kelainan
bunyi pada alat dapat segera dikenali oleh para operaror.
Pemeliharaan ringan peralaran pencucian terdiri dari :
1. Pembersihan peralatan sebelum dan sesudah pemakaian, dilakukan setiap
hari dengan menggunakan lap basah dicampur dengan bahan kimia MPC
(Mubi Purpose Chaner) dan dikeringkan dengan lap kering. Untuk bagian
tombol/kontrol digunakan lap kering dan jangan terlalu ditekan, dikarenakan
pada bagian ini biasanya tertulis prosedur dengan semacam stiker yang
mudah terhapus. Setelah pemakaian, kosongkan air untuk mengurangi
kandungan air dalam mesin sekecil mungkin. Jika terbentuk noda putih di
dalam mesin cuci, cucilah bagian dalam drum dengan air bersih.
2. Pemeriksaan bagian bagian yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan
sekali yaitu pada beartng, engsel pintu alat atau roda yang berptrtar. Berilah
minyak pelumas atau fatl gemuk. Penggantian genlukl fat secara total
disarankan dua tahun sekali. Jenis dan produk minyak pelumas mesin yang
digunakan dapat diketahui dari buku Operating Manual setiap mesin. Buku ini
selalu menyertai peralatan pada saart penerimaan barang.
3. Pemeriksaan V-bel dilakukan setiap satu bulan yakni secara visual dengan
melihat keretakan lempeng V-belt, dan dengan perabaan untuk menilai
kehalusan V-belt dan ketegangannya (kelenturan), toleransi pengukuran 0,2-
O,5 mm. Jika melebihi atau sudah ridak memenuhi syarat Vbelt tersebut
segeradiganti.
4. Pemeriksaan pipa uap panas (steam) dilakukan setiap akan dimulai
menjalankan alat pencucian. Setiap saluran diperiksa dahulu terurama pada
pipa yang terbungkus strofodm (isolasi) dengan cara dilihat apakah masih
terbungkus dengan baik dan tidak ada semburan air atau uap. Pada
prinsipnya pada sambungan antara pipa dengan peralatan pencucian harus
dalam keadaan utuh dan tidak bocor. Jika teriadi kebocoran, harus segera
dilaporkan pada teknisi rumah sakit untuk diperbaiki
Bab IV
Inf eksi Nasokomial serta Kesehatan dan K eselamatan Ke rja (K3)
A. Pencegahan Infeksi Nosokomial
1. Pengertian Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena
invasi agen yang patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak
dan menyebabkan sakit.
Yang dimaksud agen adalah bakteri, virus, ricketsia, jamur dan parasit.
Infeksi Capat bersifat lokal atau general (sisremik). Infelai lokal ditandai
dengan adanya inflamasi yaitu sakit, panas, kemerahan, pembengkakan
dan gangguan fungsi. Infeksi sistemik mengenai seluruh tubuh yang
ditandai dengan adanya demam, menggigil, takikardia, hipotensi dan
tanda-tanda spesifik lainnya.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat
di rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap
tempat di rumah sakit. Untuk mencegah dan mengurangi kejadian infeksi
nosokomial serta menekan angka infeksi ketingkat serendah rendahnya,
perlu adanya upaya pengendalian infeksi nosokomial . Pengendalian
infeksi nosokomial bukan hanya tanggung jawab pimpinan rumah sakit
atau dokter/perawat saja tetapi tanggung jawab bersama dan melibatkan
semua unsur/profesi yang ada di rumah sakit
2. Batasan infeksi nosokomial apabila: Suatu infeksi dinyatakan sebagai
a) Waktu mulai dirawat tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan tidak
sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.
b) Infeksi timbul sekurang-kurangnya 1 x 24 jam sejak mulai dirawat.
Lebih lama dari masa terjadi pada pasien dengan masa perawatan
c) Infeksi inkubasi.
d) Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan berasal dari
rumah sakit.
3. Sumber infeksi Yang merupakan sumber infeksi adalah :
a) Petugas rumah sakit (perilaku). Kurang atau tidak memperhatikan
kebersihan. Kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptik dan
antiseptik. Menderita suatu penyakit.
b) Kurang atau tidak memahami cara-cara penularan penyakit Tidak
mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan. Alat-alat
yang dipakai (alat kedokteran/kesehatan, linen dan lainnya).
Penyimpanan yang kurang baik. Dipakai berulang-ulang. Rusak atau
tidak layak pakai. Kotor Lewat batas waktu pemakaian atau kurang
bersih / tidak steril Pasien Kebersihan kurang .
c) Menderitapenyakitkronik/menahun.
d) Kondisi yang sangat lemah (gizi buruk) Menderita penyakit
menular/infeksi Lingkungan. Tidak ada sinar (matahari, penerangan)
yang masuk. Ventilasi/sirkulasi udara kurang baik . Ruangan lembab .
Banyak serangga yang sering menimbulkan
4. Faktor-faktor terjadinya infeksi
a) Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat menjadi
sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lain.
b) Adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lainnya.
c) Adanya kontak langsung anrara pasien dengan petugas rumah sakit
yang terinfeksi.
d) Penggunaan alat-alat yang terkontaminasi.
e) Kurangnya perhatian tindakan aseptik dan antiseprik.
f) Kondisi pasien yang lemah.
5. Pencegahan untuk mencegah /mengurangi terjadinya infeksi nosokomial,
perlu diperhatikan :
a) Petugas Bekerja sesuai dengan Standard Operating Procedure(SOP)
untuk pelayanan linen.
b) Memperhatikan aseptik dan antiseptik.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
Bila sakit segera berobat.
Alat-alat. Perhatikan kebersihan (alat-alat laundry, troli untuk
transportasi linen) Penyimpanan linen yang benar dan
perhatikan batas waktu penyimpanan (fifo).
c) Linen yang rusak segera diganti (afkir) Ruangan/lingkungan Tersedia
air yang mengalir untuk cuci tangan, Penerangan cukup.
Ventilasi/sirkulasi udara baik Pembersihan secara berkala Lantai
kering dan bersih Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan
B. Kesehatan dan KeselamatanKeria
I. LatarBelakang Upaya kesehatan kerja menurut UU No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja, menyatakan bahwa
kesehatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan lebih dari sepuluh. Pekerja yang berada
di sarana kesehatan sangat bervariasi baik jenis maupun jumlahnya. Sesuai
dengan fungsi sarana kesehatan tersebut, semua pekerja di rumah sakit
dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan bahaya potensial
yang bila tidak ditanggulangi dengan baik dan benar dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatannya, yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
Pada hakekatnya kesehatan kerja merupakan penyerasian anrara kapasitas
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, bila bahaya di lingkungan kerja tidak
diantisipasi dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi pekerjanya.
Khusus untuk petugas rumah sakit di instalasi pencucian menerima ancaman
kerja potensial dari lingkungan bila keselamatan keria tidak diperhatikan
dengan tepat.
II. Prinsip Dasar Usaha Kesehatan Kerja
Prinsip dasar usaha kesehatan kerja terdiri atas :
1) Ruang lingkup usaha kesehatan kerja Kesehatan kerja meliputi berbagai
upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan
kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/ metode kerja dan
kondisi yang bertujuan untuk :
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat
pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja didalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat
pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun kesejahreraan sosial.
Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekejaan yang sesui dengan kemampuan fisik , pekerjaannya.
Kapasitas kerja dan beban kerja Kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam
kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara
ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja
yang optimal. Kapasitas kerja seperti status kesehatan kerja dan
gizi kerja, serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara optinral.
Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja yang prima merupakan
modal seseorang untuk mencapai produktivitas yang diharapkan.
Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh
kondisi tempat kerja, gizi kerja, kebugaran jasmani dan keseharan
mental. Beban kerja meliputi beban fisik maupun mental. Akibat
beban , kerja yang telalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu
lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan
atau penyakit akibat kerja-
2) Kondisi lingkungan kerja (debu, zat kimia) dapat merupakan beban
tambahan terhadap pekerjaan. Beban tambahan tersebut secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit
akibat keria.
3) Lingkungan kerja dan penyakit kerja yang ditimbulkan;
a. Penyakit akibat kerja dan/atau berhubungan dengan pekerjaan
dapat disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja. Faktor
dilapangan menunjukkan terdapat kesenjangan antara
pengetahuan tentang bagaimana bahaya-bahaya kesehatan
berperan usaha untuk mencegahnya antara kondisi dan emosi.
Misalnya alat pelindung kerja yang ridak digunakan secara tepat
oleh pekerja, kemungkinan terpajang melalui kontak langsung atau
tidak tersedianya pelindung. untuk mengantisipasi permasalahan
ini maka langkah yang penting adalah pengenalan/identifikasi
bahaya yang dapat ditimbulkan upaya perlindungan dan
penanggurangan kemudian dilakukan pengendalian.
III. Potensi Bahayapada tnstalasipencucian 1. Bahaya Mikrobiologi Bahaya
mikrobiologi adalah penyakit arau gangg*an kesehatan yang diakibatkan oleh
mikroorganisme hidup seperti baftreri, virus, ricketsia, parasit dan jarnur.
Petugas pencucian yang menangani linen kotor senantiasa kontak dengan
bahan dan menghirup udara yang tercemar kuman patogen. Penelitian
bakteriologis pada instalasi pencucian menunjukkan bahwa jumlah total
bakteri meningkat 50 kali selama periode waktu sebelum cucian mulai
diproses. Mikroorganisme tersebut adalah :
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium taberculosis adalah mikro
organisme penyebab tuberkulosis dan paling sering menyerang paru-paru
(90%). Penularannya melalui percikan atau dahak penderita.
Pencegahan: mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang baik dalam
ruangan Instalasi Pencucian. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai SOP. - Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi terhadap bahan dan alat yang digunakan. Meningkatkan
pengetahuan dan kepedulian petugas rurnah sakit terhadap penyakit TBC
dan penularannya. Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan
tugas pekerjaan sesuai SOP.
Virus Hepatitis B Selain manifestasi sebagai hepatitis B akut dengan
segala komp likasinya, lebih penting dan berbahaya lagi adalah
manifestasi dalam bentuk sebagai pengidap (carrier) kronik, yang dapat
merupakan sumber penularan bagi lingkungan. Penularan dapat melalui
darah dan cairan tubuh lainnya. Pencegahan:
Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumah sakit
terhadap penyakit hepatitis B dan penularannya. Menggunakan
APD sesuai SOP.
Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi
terhadap bahan dan peralatan yang dipergunakan terurama bila
terkena bahan infeksi.
Memberikan vaksinasi pada petugas. Secara teknis setiap petugas
harus melaksanakan tugas pekerjasesuai SOP. Virus HIV (Human
Imuno deficiency Virus) Penyakit yang ditimbulkannya disebut
AIDS Acuaired Imuno deficiency Simdroma). Virus HIV menyerang
target sel dalam jangka waktu lama. Jarak waktu masuknya virus
ke tubuh sampai timbulnya AIDS bergantung pada daya tahan
tubuh seseorang dan gaya hidup sehatnya. HIV dapat hidup di
dalam darah, cairan vagina, cairan sperma, air susu ibu. sekreta
dan ekskreta tubuh. Penularannya melalui darah, jaringan, sekreta,
ekskreta tubuh yang mengandungvirus dan kontak langsung
dengan kulit yang terluka.
Pencegahan:
Linen yang terkontaminasi berat ditempatkan dikantong plastik
keras yang berisi desinfektan, berlapis ganda, tahan tusukan,
kedap air dan berwarna khusus serta diberi label Bahan
Menular/AIDS selanjutnya dibakar.
Menggunakan APD sesuai SOP. Bahaya Bahan Kimia Debu
dari linen debu dapat berasal bahan linen itu sendiri Pada
instalasi Pengukuran dapat Ehrtrid Atton Drtst Sarnptrer
Dengan memakai alat Vertbdl Semua ruangan dan Personal
Dust diukur banyaknya debu dalam NBA adalah 0 '2 mil yang
sesuai pler. Debt:lnen (cotton &tst) ligram/m3' Efek kesehatan
dapat terjadi penimbunan debu dalam Paru-Paru N4ekanisme
u t'ggt td"'^ y""g mengandung^deb n rt d en gan -. "'i ""il'^'"hi ke
masuk t da *",i, kearm;ilf;T :i:l,i;l.i:T,f iSf,fi : memPunyal uKura
dalam PernaPasan dapat terjadi pneumoconiosis' Pada
pema.lananyang lama di paru-parudengantti.l",::k"t dimana
partikellJ"iri"*pai ^y""g disebabkanoleh serat linen/
bernapas.r"t""ilo"""io'i' hampir samadengan kapasdisebut
b;;t;;;;t' ctia"littinosis Mond'ay Feaer' tl'ut T;ghness araw
asmavang a"b:;;'i;"d"! yaitu lah hari.p:"".T" kerfa sete libur
karenagtltl" t"'1"di pada hari keduadan bila PemaParan
Senin,seringg+t" hit"t'g pada berat' berlanjutmaka geialamakln r
Pengendalian teihadaPsumber Pencegahan keluar dari
sumbernyadengan Diusahakanagardebu tidak sumberdebu'
mengisolasi - - SOP Memakai APD sesuai -Ventilasi Yangbaik -
Dengan alathealexhausur kimia ") Bahaya bahan di
instaiasipencuciandiakibatkan r Sebagianbesardari bahaya
dll' ;;"rjen' desinfekt*"' ""t Pemutih' oleh zat ki*; ;;t;t dan
besar'luas aiakib"ikan tergantungdari Tingkat 'i'iltJy"ig 3l
PedomanManaicmcnLincn
39. 'Walaupun lama pemajanan. zat kimia yang sangat toksik sudah dilarang dan
dibatasi pemakaiannya,pemajanan terhadap bahan kimia yang membahayakan ridak
dapat dielakkan. OIeh karena itu sikap hati-hati rerhadap semua jenis bahan kimia yang
dipakai manusiadan potensialmasuk ke dalam tubuh. Sebagian dari informasi
bahankimia tersebur dapat dibaca pada label kemasandari produsennyayang lazim
disebut h4SDSs. Penanganan zat-zatkimia di instalasipencucian .a. Alkali Guna : bubuk
penambahsifat alkali Ciri-ciri khusus: bubuk kekuningandenganpH 12,0- 13,0 Sifat : bila
terkena panas akan terkomposrsimenjadi gas yang mungkin beracundan iritasi, tidak
mudah terbakar. Bahaya kesehatan: - Iritasi mata, iritasi kulit - Bila terhirup
menyebabkan edemaparu - Bila tertelan menyebabkan kerusakan hebat pada
selapurlendir. Pertolongan pertarna: - Mata : cuci seceparnya <ienganair banyak-
banyak. - Kulit : cuci kulit secepatnya denganair, ganti pakaian yang terkontaminasi. -
Terhirup : pindahkan dari sumber. - Tertelan : cuci rnulut, minum satu atau dua gelasair
atau susu. Pertolongan selanjutnya: dengan mencari pertolongan medis anpa ditunda.
PcdomanManaicmcn Linen
40. Tindakan pencegahan: - Kontrol teknis,gunakan.r,entilasi setempat, peralatan
pernapasarr sendiri. - Memakai APD - Penyimpanan_dan pengangkaran simpan di
ternpar : asiinya, wadah terturup, di bawah kondisi k.ring, ventilasi yang baik, jauhkan
dari asamdan hindarki dari suhu ekstrim {. Detergen Guna: detergen laundry bubuk.
Ciri-ciri khusus : serbuk putih berwarnabiru dengan pH I1,0-12,0 Sifat : Bila rcrkena
panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin beracundan iritasi, tidal mudah
t"rb"klr. Bahaya keschatan: -Iritasi raara,iritasi kulit. - Bila rerhirup :
menyebabkanedemaparu. - Bila terrelan : menyebabkan kerusakan seiapur lendir.
Perrolonganperrarna: - Mata : cuci secepatnya denga.n banyak air. - Kulit : cuci
secepatnya dengan banyak air, ganti pakai.anyang rerkena. - Terhirup : pindahkan dari
sumber. - Tenelan : bersihkanbahandari mulut, minum I arau 2 gelasair arau susu.
Pertolongan selanjutnya : dengan rnencari pertolongan medis tanpa <iirunda. Pcdoman
Manajemen Lincn 13
48. lebih tepat digunakan noise dose meterkarena pekerja umumnya tidak menetap
pada suatu tempat kerja selama delapan jam ia bekerja. Nilai ambang batas (NAB)
intensitas bising adalah 85 dB dan waktu bekerja maksimum adalah delapan jam per
hari. r Pengendalian - Sumber: mengurangi intensitas bising '/ '/ - Desain akustik
Menggunakan mesin/alar yang kurang bising Media : mengurangi transmisi bising
dengan cara ,/ '/Mengabsorbsi dan mengurangi pantulan bising secara akustik pada
dinding, langit-langit dan lantai. ./ - Menjauhkan sumber dari pekerja. Menutup sumber
bising dengan barrier. Pekerja: mengurangi penerimaan bising ,/ Menggunakan APD
Berupa sumbat telinga (earplug) yang dapat rnenurun_ kan pajanan scbesar6-30 dB
arau penutup telinga (ear vnufrJ yang dapat men-urunkan 20-40 dB. ,/ Ruang isolasi
untuk isdrahat. ./ Rotasi pekerja unruk periode w-aktu rertentu anrara lingkungan kerja
yang bising dengan yang ridak bising. ./ PengenCalian secaraadministratif dengan
menggunakan jadwal kerja sesuai NAB. *) Cahaya r Pencahayaandi instalasi pencucian
perlu karena ia berhubungan langsung dengan: - Keselamatan petugas
PedomanManajcrncnLincn
51. '/ Isolasi peralatan yang menimbulkan panas '/ Menyempurnakan sistem ventilasi
dengan : Ventilasi yang ditempatkan diatas sumber Panas yang bertujuan menarik
udara Panaskeluar ruangan (c{apat digunakan kipas angin di langitJangit ruangan)' ' '
Kipas angin untuk ' Pemasangan alat pendingin. Petugas' Terhadap pekerja: - '/ "/
Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan memenuhi syarat <iekat tempat
kerja dan kalau perl''r disediakan extra salt. Hindarkan petugas yang harus bekerja di
lingkungan panas apabila berbadan gemuk sekali dan berpenyakit kardiovaskular. '/
Secara administratif yaitu Pengaturan walrtu kerja dan istirahat berkaitan dengan suhu
ruangan *) Pengaturan r,t'aktu kerja dan istirahat berkaitan dengan suhu ruangan.
Getaran r Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan
gerakan o.silasi.Vbrasi dapat terjadi lokal atau seluruh tubuh . r Mesin pencucian yang
bergetar dapat memajani Petugasmelalui transmisi/penjalaran, baik getaran yang
mengenai seluruh rubuh atauPun getaran setemPat yang merambat melalui tangan
atau lengan operator. r Efek kesehatan ' Terhadap sistem peredaran darah : dapat
berupa kesemutan Pcdoman Manaicmcn Lincn
52. jari tangan waktu bekerja, parese. - Terhadap sistem tulang, sendi dan otot, berupa
gangguan osteoarticular (gangguan pada sendi jari tangan ) - Terhadap sistcm syaraf :
parasresi, menurunnya sensivitas, gangguan kemampuan membedakan dan
selanjutnya atrofi- - Pemajanan terhadap getaran seluruh tubuh dengan frekuensi 4-5
Hz dan 6-12 Hz dikai*an dengan fenomena resonansi (kenaikan amplitudo getaran
organ), terutama berpengaruh buruk pada susunan sarafpusat. r Pengukuran : alat
yang digunakan adalah Vibration Meter (alat unnrk mengukur frekuensi dan intensitas di
area kerja) r Pengendalian: - - Pengendalian administratifdilakukan dengan pengaturen
j a sesuai TLY (Tre sb oId Lim it Valuc) . I adwal ker - 4. Terhadap sumber, dittsahakan
menurrrnkan getaran dengan bantalan anti vibrasi/isolator dan pemeliharaan mesin
yang baik Terhadap pekerja, tidak ada pelindung klusus, hanya dianjurkan
menggunakan sarung tangan untuk menghangatkan tangan dan perlindungan terhadap
gangguan vaskular. Ergonomi r Ergonomi yairu ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan pekerja. Posisi tubuh
yang salah atau tidak alamiah, apalagi dalam sikap paksa dapat menimbulkan kesulitan
dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian, mudah lelah sehrnggaker.iamenjadi
kurang efisien. Hal ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan
psikologi. Pcdoman Manajcmcn Lincn 45
53. r Ge.lala : penyakit sehubungan dengan alat gerak yaitu persendian, jarirrgan otot,
saraf atau pembuluh darh (Iou bach pain). r Pengukuran : dinilai dari banyaknya
keluhan yang adahubungannya pada saat melakukan pekerjaan. I Pengendalian
Mengangkat barang berat Tubuh kira mampu mengangkat beban seberat badan sendiri,
kira-kira 50 kg bagi laki-laki dewasa dan 40 kg bagi wanira dewasa. Lebih dari itu, besar
kemungkinan terjadi bahaya. Bila berat beban yang akan diangkal lebih dari setengah
dari berat badan sr pengangkat (lebih dari 25 kg untuk lakilaki arau lebih dari 2C kg
untuk ..vanita) maka beban harus dibagi dua. Cara mengangkat beban yang beratnya
kurang dari 25 kg - Sebaii<nya tidak dijunjung, oleh karena menjunjung rnemerlukan
renaga yang lebih besar. - Mengangkat beban di samping barang '/ ,/ - Bila beban
mempunyai pegangan, beban boleh dibarva di samping. Sebelum rnengangkat,
dekatkan kaki dan badan ke barang tersebut, dan angkar dalarn keadaan badan tegak
dan tulang punggung lurus Mengangkat beban didepan ./ Mendekat ke beban/barang.
{ Renggangkan kedua kaki, barang berada di antara kedua kaki sedikit di sebelah
depan. { Luruskan tulang punggung (boleh melengkung) dan badan sedikit
dicondongkan ke depan. { Badan diturunkan dengan sedikit membengkokkan lutut
Pcdoman Manajcmen Lincn
54. dan panggul sampai rangan dapat mencapai barang. ./ Lengan aras harus sedekat
atau serapar mungkin ke badan dan rangan memegang barang. r' Angkat barang ke
atas periahanJahan, jangan disentakkan atau direnggutkan. Sewaktu mengangkat ke
atas rulang punggung harus rerap lurus, tegangkan dan kencangkan otot Perur. Cara
mengangkat beban yang beratnya lebih dari 25 ke : - Beban dapat dibagi dua Bila
beban dapat dibagi dua, beban tersebur boleh diangkar oleh satu orang. Bagi dua
beban dan gunakan pemikul, separuh beban di depan dan separuh di belakang. -
Beban tidak dapat dibagi tsila beban yang hendak diangkat lebih dari separuh berat
badan dan tidak dapat dibagi, maka hendaklah diangkat ber d u a a ta u b e ra ma i -ra
m a i . Cara terbai k adal ah dengan m em b u a t p e n Bg a n ru n g (c a ntel an) pada
barang dan m en g a n g k a tn y a d e n g a n to n g kat pemi kul . S atu orang di depan
dan satu orang di belakang, baik penggantung maupun tongkat pemikul harus kuat.
Posisi duduk - Tinggi alas duduk sebaiknya dapat diseter antara 3g dan 4g cm. - Kursi
harus stabil dan tidak goyang atau bergerak. - Kursi harus memungkinkan cukup
kcbebasan bagi gerakan Perugas. Posisi berdiri Berdiri tidak lebih dari 6 iam.
PcdomanManaicmcn Lincn 47
62. Informasi yang ditampilkan : - Logo rumah sakit dan nama rumah sakit (informasi
jelas) - Tanggalberedarmisalnya7 Sepr.2002 (informasijelas) - Item ukuran : Laken 160
x 275 (informasiicias) - No. ID : 005 - 125 adalahNo. Identitasdari laken yang bernomor
005. beredar sejumlah125 dan laken tersebut - RU : MLT adalahRU : Ruangan ; MLT :
Melati adalah penegasan bahrva linen yang beredar hanya di Ruangan Melati.
MesinCuci V.A.3. Persyaratan mesin cuci : i. Mesin cuci dengan k-apasitasbesu (di atas
100 kg) y""g disarankan memiliki 2 (dua) kompartemen (pinu) yang membedakan
antara memasukkan linen kotor inFeksius/nonCengan hasil pencucian linen bersih.
Antara 2 kompartemen dibatasi oleh panisi y"ng kedap air. llaksud dari pemisahan
tersebut adaiah menghindari kontaminasi dari linen kotor dengan linen bersih baik dari
lantai, alat maupun udara. 2. Mesin cuci ukuran sedang dan kecil (25-lOO kg) tanpa
penyekat seperti pada point I dapat digunakan dengan memperhatikan batas rLrang
kotor dan bcrsih dengan jelas. 3. P ipa pe m b u a n g a n l i mb a h c a i r h asi l
pencuci an (p.m.nasan dialirkan ke dalam sistem pembuangan yang desinfeksi)
lanS4sung terpendam dalam tapah menuju IPAI. 4. Peralatan pendukung yang mutlak
digunakan untuk membantu proses pemanasan-desinfeksi : -Pencatat suhu
(termometer) pada mesin cuci. - Tcrmostaat unruk rnembannr meningkatkan suhtr pada
mesin cuci. - Ghcslkaca untuk melihat level air. Pcdoman Manajcmcn Lincn 55
63. - FIou rneter padainlet air bersih ke mesin cuci untuk mengukur jumlah airyang
dibutuhkan pada saat penBenceranbahan kimia terurama pada saat desinfelai. V.A.4.
Tenaga Laundry Untuk mencegah infeksi ya'g terjadi di dalam pelaksanaan ker.ia
terhadap tenaga pencuci maka periu ada pencegahan dengan : - Pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala - Pemberian imunisasi - Pekerja yang
memiliki r uam , k o n d i s i k u l i t poliomyelitis, tetanus, BCG dan hepatitis
permasalahan dengan kulit : luka-luka, e k s fo l i a ri f ti dak bol eh nrel akukan penc uc
i a n . V.B. Penatalaksanaan Linen Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi
dan kemungkinan transmisi organismeberpindah : ' Di ruangan-ruangan -
Pcrjalananrransportasilinen kotor -Pencuciandi laundry - Penyimpanan linen bersih -
Distribusi linen bersih Lincn kotor yang dapar dicuci di laundry dikategorikan: - 56 Linen
kotor infeksius : linen yang terkontaminasidengan darah, 'cairan tubuh dan feses
teruramayang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salruonell"a dan shigella (sekresidan
eksresi), HBV dan HIV (jika terdapat noda darah) dan infeksi lainnya yang spesifik
(SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan segel yangdapat terlarut di air dan
kembali ditutup dengankantung luar berwaina kuning bertuliskan terinfeksi. Pcdoman
Mana.icrnenLincn
64. - Linen kotor tidak terinfeksi : Iinen yang ridak terkontaminasi darah, cairan rubuh
dan feses y".g d"ri fnri"n lainnya secaiarutin sungguhpun -b.r"i"l m.tngkin lincn yang-
diklasifikasikan dari seluruh y"r,gL"r"r"l d"ri rr'ib.r r.r"rg .p"ri.n_p"rl.n isolasi yang
rerinfeksi. Linen atatrpakaianpasieny-ang terinfeksi^bahaya khusus sepertiLessa lfeuer
atauantraxsebaiknya dil"k,rk""n.uroklaf s"b"i";;iki;;r, ke laundry (pencucian)atau
konsuriasikan dengan bagi"n y"f *Jrlri"ni inckri. Untuk lebih r, 3rPerlnclPenanganan linen
dibedakan dengan lokasi sebagai bcrikut. e. Pengelolaanlinen di ruangan di
atasy.ansdimaksud.densan iinen yang infeksius ::lT:l*Pr:tkan sPesifikdiperlakuk"., ,.o..
i.huru, d.ng"r, kantung t,"." ;;J;t?secara Persyararan kanrung linen di ruangan_ruangan :
l) Kantung lirren infeicsius(dapar dipakai ulrng) [ru;: l linen infeksius terdiri dari dua
kantung yang rnemiliki Kanrung dalam h:Ht dari bahan plasrik rahan panas hingga
I00oC dan hf'"tT: [[t;'denganbagianvangterbukamerupakan _ _ r !frarna bening (Jkuran
kccil hingga sedang Kantung luar (dapat dipakai ulang) _ Terbuat dari bahan plastik
rahanpanas hingga l00oC dan tahan bocor PcdomenManajcmcn Lincn ,7
65. - Bentuk segi empat - 7arna kuning bertuliskan linen infeksius - Ukuran
sedanghingga besar' 2) Kanrung linen non infeksius (dapat dipakai ulang) - Terbuat dari
bahan plastik tahan panashingga 100"C dan tahan bocor - Bentuk segiempat - Warna
putih bertuliskanlinen kotor tidak terinfeksi - Ukuran sedanghingga besar
Penangananlinen dimulai dari prosesuerbeden(penggantianlinen). aerbeden
dilakukanoleh peiawatdimana sebelumdilakukan Pelaksanaan linen kotor
dengandemikian penggantianlinen bersih harusmelepaskan tersebutakan kontak
denganlinen kotor baik itu denganlinen perav,'ar kotor infeksius maupun tidak terinfeksi.
Prosedur unruk linen kotor infeksius; 1. Biasakanmencuci tangan hygienis dengan
sabun paling tidak melakukan pekerjaan. 10-15 detik sebelumdan sesudah Z. Gunakan
APD : sarungtangarr,maskerdan apron . cmber dengantulisan 3. Persiapkanalat dan
bahan : sikat, spayer, linen infeksius, kantung dalam linen infeksius, kantung luar linen
infeksius, lem warna merah untuk tutup dan sebagai segel. 4. Lipat bagianyang
terinfeksi di bagiandalam lalu masukkanlinen kotor infeksius ke dalam ember tertutup
dan bawa ke spoel hoch. 5. Noda darah atau fesesdibuang ke dalam baskom,
basahkan dengan air dalam spra.verdan rnasukkan ke dalam kantung transparan
dengan pemisahan antara linen warna dan linen putih (kantung khusus linen kotor
infeksius). Sampah .ie PcdomanManaicmcnLinen
67. - Dipisahkan antara troli linen kotor dengan linen bersih, jika tidak, maka wadah
penampungyang terpisah. - Bahan troli terbuat dan stainhss steel (bajaantikarat). - Jika
menggunakan wadah dan warna yang berbeda. - 7adah mampu
menampungbebanlinen. -fadah mudah dilepasdan setiapsaathabis difungsikan selalu
dicuci (siapkancadangan) demikian pula dengantrolinya selalu dibersihkan. -
Muatan/loading linen kotor /bersih tidak berlebihan. - Wadah memiliki rutup. c. Laundry
Tahapan kerja di laundry : l. Penerimaanlinen kotor denganprosedurpencatatan 2-
Pemiiahan dan penimbanganlinen kotor 3- Pencucian 4. Pemerasan 5. Pengeringan 6.
Penyctrikaan 7. Pelipatan 8. Penyimpanan 9. Pcndistribusian 10. Penggantian linerr
rusak Padasaatprosespenerimaan-penyetrikaan merupakanproses yang krusial dimana
kemungkinan organismemasih hidup, maka-petugas diwajibkan menggunakanAPD.
Alat pelindtrng diri yang Cigunakanpetugas laundry: PcdomanManaicmcnLincn
68. - Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat - Apron - Sarung rangan -
Sepatu boot digunakan pada area yang basah - Masker digunakan pada proses
pemilahan dan sortir Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan mencuci
tangan, sebagai upaya pertahanan diri. Pen.ielasanlebih lan.iut tahapan pekerjaan di
laundry sebagaiberikur : Ad. 1 . Penerimaan linen kotor dan penimbangan prosedur
pencatatan l.inen kotor diterima yang berasaldari ruangan dicatat berat timbangan
sedangkanjumlah satuan berasaldari informasi ruangan dengan formulir yang sudah
distandarkan. Tidak dilakukarr pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran
organisme. Ad-z. Pemilahan dan penimbangan linen kotor 1. Lakukan pemilahan
berdasarkan beberapa kriteria : - Linen infeksius berwarna - Linen infeksius putih -
Linen tidak terinfeksi berwarna - Linen tidak rerinfeksi - Linen asal OK (disediakan jaring)
karena terdiri dari pakaian dengan banyak tali - Linen berkerah dan bertali disediakan
jaring untuk proses pencucian 2- Upayakan tidak melakukan pensorriran. Pensortiran
untuk linen infeksius sangar tidak dianjurkan, penggunaan kanrung sejak dari ruangan
adalah salah satu upaya menghindari sortir. 3. Penimbangan sesuai dengan kapasitas
dan krireria dari point 2 Pcdoman Manajcmcn Lincn
70. Bahan kimia Bahan kimia yang digunakan terdiri dari : alkali, emulsifier, detergen,
bleach (chorine bhacb dan oksigen bkacb), sour, soiftener dan starch. Masing-masing
mempunyai fungsi sendiri. Penanganan linen infeksius dipersyaratkan menggunakan
bahan kimia Chlorine formulasi 1%t' atau 10.000 ppm av.Cl, (untuk virus HIV & HB$.
Untuk Chlorine yang dipasarkan untuk laundrybiasanya memiliki bahan akdf t07o atau
100.000 pp- av.Cl, 4. Mechanical action Mecbanical action adalah putaran mesin pada
saat proses pencucian. Faktor-faktor yang mempengaruhi mecbanical action adalah : .
Loading/muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Mesin harus dikosongkan 25
o/odari kapasitas mesin. Sebagai contoh : kapasitas mesin 50 kg, maka loading/beban
yang dimasukkan tidak boleh lebih dari 37,5 kg . Level air yang tidak tepat Level air
adalah jumlah air yang diperlukan sebagai pengencer = 5Oolodari bahan kimia yang
terdiri dari level : TINGGI kapasitas drum ; SEDANG = 32c/o dari kapasiras drum ; dan
RENDAF{ = 16,60/odari kapasitas drum. . Motor penggerak yang tidak stabil Motor
penggerak tidak stabil dapat disebabkan poros yang tidak simetris lagi dan ailtomat;c
reuerse vang tidak beker.ia. Pemeliharaan yang kontinu tidak akan membiarkan kondisi
ini terjadi, karena selain hasil cucian tidak maksimal, juga dapar merembet kerusakan
pada komponen lainnya. . Takaran detergen yang berlebihan Takaran detergen yang
berlebihan mengakibatkan melicinkan linen dan busa yang berlebihan akan
mengakibatkan sedikit gesekan. PcdomanManaicmenLincn 63
71. . Bahan kimia Bahan kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor tersebut
diatas berfungsi dengan baik. Menggunakan bahan kimia berlebihantidak akan
membuat hasil menjadilebih baik, begitu juga apabila terjadi keku"angan. p€manasan-
desinfeksi untuk pencucianadalah 65"C Persyaratan selama10 menit atau70"C
denganbahankimia Chlorine lo/o(10.000 ppm av Clr). Untuk lebih jelasnyatahapanyang
merupakansatu kesatuanpada prosesoperasional,suhu, waktu, pH dan level air dapat
distandarkan berikut sebagai METODE TEKNIS MENCUCI LINEN DI RUMAH SAKIT H
t. OPERASIONAL Pia cuci BAF{AN KIMIA SUHU ("c) .WAKTTI iMEtiITl DOSIS pH
LEEL AJR k/L) 3-5 .....c 45 - 50 (w) 60 - 80 (p) 2 8 ..c 2-t3 Rendah 1-12 65 7I l0 3 ..c 8-9
fur Normal 3-5 Air Normal 3-5 Normal 3-5 l.Ion/Normal l0-11 Tinggi Emulsifier z. Buang
3. Cuci Alkalinc Dctcrgen 4. Buang 5. Chlodnc (p) Blzz&ing (;ncncemerlangkan) Oxygen
(vr) 6. B r r a n s 7. BiiasI 8. Buang 9. BilasII 0. Buang Penetralan 2 Buang t 3.
Pelembu/ Sta' Stardrl9f Normal 5 Rcndah Tinggi 4-5 '..c Rendah Rendah Penekaniian I{.
Buang r 1. Pcmerasan o{ 5- 8 Pcdoman Manaicmcn Lincn
72. Keterangan: - (/ = Linen Varna i Oxygen Blcach= Untuk linen warna - P = Linen
Putih ; Chlorine Bleach= Untuk linen putih - OpcrasionalBleaching: wajib dilakukan pada
lirren kotor infeksiusdimana fungsi (% sesuai sebagai desinfeksi forrnulasi delgan
lersyaratdn) dan suhu Chlorine/Oxygen sertawaktu merupakansatukesatuan.
Bleaching:wa!ib dilakukanpadalinen kotor inleksius dan tidak terinfcksi - Operasional
desinfeksi.FungsiChlorinc yang lain sebagai scbagai pcnccrmelang. dengantingkat
noda (ringan,scdang - Dosisdisesuaikan dan berat). Ad. 4- P em er as an Pemerasan
merupakan proses penguranBan pencucian memiliki fungsi mesin cuci menu.iu
kebersihan pekerjaan. tinggi troli untuk m€sin dan pencucian jika mesin memindahkan
extractor. Troli dilakukan dengan extracror hasii cucian dari diupayakan dengan
desinfektan Proses pemerasarn selama namun pemerasan/extractor, terprsah, maka
diperlukan kadar air setelah tahap dengan mesin cuci yang juga selesai. Pemerasan
dilakukan dipelihara sebelum melakuka-n mesin pada putaran sekitar 5 - 8 menit. Ad.5.
Pengeringan P enger ingan d i l a k u k a n d e n g a n m e s i n pengeri ng/ dryi ng yang
mempunyai suhu sampai dengan 70UUC selama 10 menit. Pada proses ini, jika
mikroorganisme yang belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati.
Ad.6. Penyetrikaan Penyetikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapar
diserel sampai dengan suhu sampai dengan 120UUC, namun harus diingat bahwa linen
mempunyai keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu disetel antara 70-8OUUC. Ad.7.
Pelipatan M elipat line n me mp u n y a i tu j u a n s el ai n kerapi han j uga mudah
digunakan pada saar penggantian linen dimana tempar tidur kosong
PcdomanMenajcmcn Lincn 65
73. atau saarpasiendi atas rempar tidur. Linen yang perlu mendaparkan perhatian
khususpada pelipatan : a. l-aken b. Steeklaken c. Zeil d. Sarung bantal/sarung guling e.
Selimut Prosespelipatan sekaligus juga melakukan pemanrauanantara linen yang
masih baik dan sudah rusak agar tidak dipakai lagi. Prosedurpelipatan : a. Lakcn -
Diburuhkan tempat luas yang dilakukan oleh 2 orang perugas Tiap *"-:g1lg ujung lincn
posisi memanjang "t"lg denganjahitan terbalik - Pertem Perhatikanlabel ada di bagian
kanan -Lipat kembali pegangpertengahanlipatan, temukan dengan kedua ujung menjadi
%bagian -Pinggir jahitan posisinyadi bawah - Ke empar ujr,rnglinen dipertemukan
menjadi -Selanjuhya sampai dengan l/g bagian, posisi label harus di atas 2 bagian b.
Steeklaken -Dibutuhkan cukup satu orang - Posisijahitan terbalik (samadenganlaken) -
Pegangujung lincn arah panjang pertemukan OD PcdomanManaicmcn Lincn
74. - Lipat menjadi Yz bagian - Lipat kembali menjadi /< bagian, perhatikan posisi label
di bagian kanan - Lipat kembali men.iadidua arah lebar harus sampai l/g bagian, lipat
satu kali lagi posisi label di atas c. Zell : yangbaik digulun g agartidak ceparrobek dan
permukaan datar d. Sarung Bantal - Dilakukan satu orang - Posisijahitan di dalam -
Lipat menjadi Yz bagian mcmanjang arah labe! di iuar lipat lagi menjadi 1/3 bagian e.
Sarung guling f. Posisijahitan di dalarn Lipat menjadi 7z memanjang,label di luar lipat
lagi menja&Vt Selimut - Dilakukan satu orang - Posisijahitan di luar (terbalik) posisi label
dikanan - Lipat menjadi Vzbagianarah lebar selimut - Lipat lagi rnenjadiVebagian - Lipat
arah panjang selimut menjadi Vzbagian - Lipat lagi menjadi 7l bagian - Lipat lagi
menjadi l/8 bagian Ad.8. Penyimpanan Penyimpanan mempunyai tujuan selain
melindung linen dari kontaminasi ulang baik dari bahayasepertimikroorganisnredan pest,
PcdomanManajcmcn Lincn )/
75. juga untuk mengontrol posisilinen tetap stabil. Sebaiknya posisilinen yang terdapat
di ruang penyimpanan 1,5 par dan 1,5 par di ruanganruangan. Ada baiknya lemari
penyimpanan dipisahkan menurut ruangandan diberi obat antt ngengatyaitu kapur
barus. masing-masing linen dibungkus denganplastik transparan, Sebelumdisimpan
sebaiknya sebelumdidistribusikan. Ad.9. Pendistribusian yang penting yairu
Pendisribusian merupakan aspek aciministrasi linen yang keluar.Disini
diterapkansistemFIFO yaitu linen pencatatan yang tersimpan sebelumnya yaitu 1,5 par
yang mengendap di yang selesai dicuci disiapkan penyimpanan harusdikeluarkan,
sedangkan untuk yang berikumya, sehinggatidak ada pekerjaanyang menunggu setiap
selesaimencuci. Ada baiknya bagian inventaris ruangan linen yang dicuci ditukar
dengan mengambil pada saatyang bersamaan yang berada linen sisa linen bersihyang
siapdidistribusikan.Sedangkan di ruanganharusdisiapkanuntuk digunakankembali.
Setiaplinen yang identitasyang terteradisetiaplinen, momor dikeluarkan dicatat sesuai
berapayang keluar dan nomor berapayang disimpan, denganpencatatan tersebut dapat
diketahui berapakali linen dicuci dan linen mana saja yang mengendap tidak digunakan.
Ad.10. Penggantian lirren rusak Linen rusak dapat dikategorikan : l. lJmur linen yang
sudah standard 2. Iluman error termasuk dihilangkan yang Dua kategori tersebutdapat
diketahui dari sistempencatatan baik mengcnai perputaran linen yang tercatat setiap
harinya bahkan dapat diketahui ruangan yang menghilangkanatau merusak ,namun
dapat juga kerusakanterjadi pada waktu prosespenctrcianal<tbar hul&rndry. man envr
Pe-tugas ke Jeniskerusakanadayang dapat diperbaiki (diserahkan penjahitan) dan ada
pula yang memang harus mendapatkan penggantian.Jenis 68 Pcdoman Manaiemcn
Lincn
77. e. P enge lol a a n linen lainnya dan peral atan Yang dimaksud linen lainnya adalah
linen yang tidak diproses melalui pr os es pe n c u c i a n d e n g a n m e s i n c u ci
tetapi di l akukan prosedur desinfeksi. Linen lainnya adalah bantal, guling dan kas'rr.
Peralatan dan lingkungan yang dimaksud adalah rnulai ember y^ng terinfeksi, baskom,
furnitur dan perabotan , lantai dan dinding. Metode untuk membersihkan dan
dekontaminasi peralatan dan lingkungan Pemanasan Autoklaf jika bahan-bahan yang
kemungkinan dipanaskan tidak hancur oleh suhu tinggi yang lain
gunakansteamdengansuhu rendah, Desinfelsi dengan bahan kimia a. Phenolics b.
Chlorine-agentpembebas(tabel konscntrasilihat tabel 1) c. 2VoGlutaraldehyde d.
Alkohol Gunakan60-80% ethl, 6O-7Oo/o isopropyl) Tabei l. Konscntrasi chlotinc yang
digunakan MACAM PENGGUNAAN Tumnahan darahdari CHLORINEYANG sicn
tcrinfcksiHIV atau HBV Desinfeksi li Botol-botol susu bavi dan area pcrsiapan makanan
Eradikasilegro nella rcrhadapsistcmpcnyediaanair Kolam rcnanghydrothcrapv - Rutin -
Tcrkontaminasi 1,5- 3,00 6 -10 n a tr tu r tn L a r u t a n H y p o ch lo r itc 107o100.000
ppm av Cl, Pcdoman Manaiemen Lincn
82. Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
menyebarkan kuesioner ke unit ker.iapemakai linen secaraberkala seriap semestef
atarr minimal setiap saru tahun sekali' Sebagai resPonden diambil dua atau tiga jenis
Petugas dilihat dari fungsinya, misalnya kepala bangsal/rungan, Pera4'atpelalsana dan
petugas pelaksana non perawatan/ pekarya. Materi yang dievaluasi sesuai dengan
tujuan yaitu antara lain: 1. Kuantitas dan kualitas linen a- Kuantitas linen
Kuantitas/jumlah linen yang beredar di ruangan sangat menentukan kualitas pelayanan'
demikian pula linen yang berputar di ruangan yarrg diam akan mengakibatkan linen
yang satu cepatrusak dan linen yang lainnya terlihat belum digunakan' linen Ilal-hal
sepertiini dapat mengganggupada saatPengganrian matrpun iika linen tersebut hendak
diturunkan berikutnya kelasnl'a.Untuk itu perlu adanyamonitoring ke ruangan-ruangan
dengan frekuensi rninimal 3 (tiga) bulan sekali arau setiap kali ada pencatatan di buku
administrasi yang tidak mengindahkan prinsip FIFO. b. Kualitas Linen Kualitas yang
diutamakan dari linen adalahbersih (fisik linen), awet (tidak rapuh) dan sehat (bebas
dari mikroorganisme patogen). Frekuensi: . (Jntuk monitoring bersih dapat dilakukan
dengan memanfaatkan panca indera secarafisik mulai dari bau (harum dan bebas dari
bau yang tidak sedap), rasa (lembut di kulit) dan skalanoda. Dilakukan pada tahap sortir
di dalam PerPutaranpencucian. Jika terdapat kekurangan dari tiga aspck terscbut,
maka perlu ada PcdomanManajemcnLincn 75
87. Lampiran Pencahayaan pada Ruangan Kategori dengan Bidang Kerjanya Karegori
pencahayaan pada masing-masing ruangan tersebut diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H,
dan I. Hubungan kode kategori pencahayaan dengan besarnya lux adalah sebagi
berikut: - - K *. g" t P enc ahay aa n F;r." rdl .r L"* 2U3U50 50-7rr00 10G1t200
20G30G500 50G75G1000 100G150G2000 2C00-300G5000 500G750C10000
r000G1500G20000 B C D E F G H I Gedung No 2-T5 ,7-r0 1Clt20 2U3U50 5U75-100
10G15G200 2C[30G500 50G75G1000 100G150G2000 Administrasi Na ma 1 2 3 4 5 ()
7 8 Ruan Direkrur VakilDirekur Sekretatis Rapac/Sidang Serbaguna KepalaBidang
KepalaUPF AdministrasiTU 9 10 11 Peqpumkaan lnformrsi RuangTungg'-r Bidang
Kgrli3 K";.s".i P cncah ayaa n Membaca,mc , Peftcmuan s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a
s.d.a Membaca, menulis, mengedk &n pengarsipan s.d.a Membaca dan menuiis
Penerimaan camrr/pengunju ng D C D D D D C D D C Pcdoman Manajcmcn Lincn
90. I Ir U ? t? e I lr H iI .l x a ( lr CI U f, l--r f-f t-F t-l- rtEt Jl r-l zl d-l I -l I u! rl (Jl I zl tnl ull :l
=l ( 9l z.l UI -l >- l <l <l (,l zl <l al i t- (J Pcdoman Manajcmcn Lincn 83
91. Hdd ";tll j} Et: I z c o _:{ i t< 1! r< 84 Pcdoman Manaicmcn Lincn
92. ufurl u?l,[.lruEhl urruoP)d I gtlolt nlon.tvla - - .;ffirrr;Frtfl--; ol rt 3rrrt aH i -1"'%; ^,rrf i r
EH ,Arr,l"vH 9plHJvfn H AN r s 'Z r b | V or;L 're v ol .- J -:_-: ' 1?n) -u 'gHd 9r.rv>tv"3Q
>vdHvl. s1H)tlf'9 m JdO/ NO
94. C,ontoh Formulir Binanr CONTOH FORMULIR BINATU .... RS Instalasi/ Bagian/
Ruang (oK) I Jam: rEIe B PaEl !_sr!93r! xuar€44: lggg & lsusls Rurga: parel Paal. Binalu:
Fffii_ Puaf. Mcngetd|ui, Kepala lB/B:gtRumg HtrgEtshui, K€pala IngBag/Ruang (..)
(..........) Nrp Nip Porttirn: Pmrkaian L Liren.hbksiu-6 Hepa:itrs, Gilg,m} nasuktsn dstem
tcntolg kuning/tulb bahan: infellsus ddkat EJal dm -{HlV. D.ODliro: . ..tr LiEn.b€ls Sp€|.
maqktan le dalffi kanlmg hitar,/tLdbtiren Sp*l.6an t.ot rilar o.DX : . ir {64 ms xotor n&s
Erpsah denaan roda lins betsrh. Cleanmx . ..-or 4 Mmgambl Inen basi 1arus terbtu-FJ
p*ai tan:oig phstik beEl. Sourlrg : . [r piri,ttama:....................... 5
LiEnd,bMd"r€altroibe6iaNo:........... tsnTgnt y rercE(nil....q LFol Pelat . ...S1 Pedoman
Manaiemen Linen 87
95. C.ontoh Formulir Binanr CONTOH BTNATU .-..-.... RS FORITULtR '- i. li"'t.illv 6ldii'ii
n"iiis' ..... :::::;::..' 88 {Ruang r:wstt Pedoman Manaiemen Linen
Share Email Embed Like Save
1 /95
Follow Follow
Tweet Tweet
byYusufBadurohmanonOct29,2013
2,040 views
No comments yet
Ardian Sampurno
ENGLISH
Related More
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries 2358 views
Tata graha (housekeeping) 1737 views
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Keamanan pangan 218 views