Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat

menyelesaikan panduan ini tepat pada waktunya. Kami juga ucapkan terima kasih kepada para

staf-staf rumah sakit yang sudah membimbing kami sehingga panduan ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari dalam pembuatan panduan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan masa yang akan

datang. Semoga panduan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Akhirnya kami

ucapkan terima kasih.

Kuala Kapuas, Januari 2019

Tim penyusun

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

BAB I DEFINISI ...................................................................................... 3


1.1 Tujuan ............................................................................................... 3
1.2 Pengertian ......................................................................................... 3

BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................ 5


2.1 Klasifikasi ........................................................................................... 5
2.2 Jenis Linen......................................................................................... 5
2.3 Bahan Linen....................................................................................... 6

BAB III TATA LAKSANA .......................................................................... 7

BAB IV PROSEDUR ................................................................................ 12


A. PENYORTIRAN LINEN KOTOR.......................................................... 12
B. PEDOMAN PELAYANAN UNIT LINEN ............................................... 13
C. SPOTING LINEN................................................................................. 14
D. PENCUCIAN LINEN INFEKSIUS ........................................................ 15
E. PENCUCIAN LINEN NON INFEKSIUS ............................................... 17
F. MELIPAT LINEN .................................................................................. 19
G. DISTRIBUSI LINEN BERSIH KE RUANGAN ...................................... 20

BAB V PENUTUP .................................................................................... 24

2
Lampiran
Keputusan Direktur RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas
Nomor Dokumen : 849.3/765/RSUD.KPS/I/2019
Tentang : Pemberlakuan Panduan Linen PPI

BAB 1
DEFINISI LINEN
Yaitu proses pengelolaan linen mulai dari linen kotor sampai dengan linen tersebut siap pakai.
Tujuan
1. Untuk memenuhi kebutuhan linen yang bersih dan siap pakai.
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang melalui linen yang kotor atau terkontaminasi
kepada pasien maupun petugas.
3. Pasien merasa aman/nyaman di tempat tidurnya.
Pengertian
1. Antiseptic adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan membrane
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
2. Dekontaminasi: suatu proses untuk mengurangi jumlah pencemaran mikroorganisme atau
substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut.
3. Desinfeksi: proses inaktivasi mikroorganismemelalui system.
4. Infeksi : proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen pathogen atau
infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan dan menyebabkan penyakit.
5. Infeksi nosocomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat masuk
rumah sakit tidak ada tanda/ gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
6. Steril: kondisi bebas dari semua mikroorganismetermasuk spora.
7. Linen: bahan atau alat yang terbuat dari kain atau tenun.
8. Kewaspadaan universal: suatu prinsip dimana darah, semua jenis cairan tubuh, sekreta,
kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir pasien dianggap sebagai sumber potensial untuk
penularan infeksi HIV maupun infeksi lainnya. Prinsip ini berlaku bagi semua pasien, tanpa
membedakan resiko, diagnose ataupun status.
9. Linen kotor terinfeksi: linen yang terkontaminasi dengan cairan, darah dan feses terutama
yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan shigella ( sekresi dan ekskresi),
HBV dan HIV ( jika terdapat noda darah) dan infeksi lainnya yang spesifik (SARS)
dimasukkan kedalam kantong dengan segel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup
dengan kantong luar berwarna kuning bertuliskan terinfeksi.
10. Linen kotor tidak terinfeksi: Adalah linen yang tidak teerkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskipun mungkin linen
yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasl dari sumber ruang isolasi yang terinfeksi.

3
11. Bahan berbahaya: Adalah zat, bahan kimia dan biologi baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung
atau tidak langsung yang mempunyai sifat beracun, karsiogenik, teratogenik, mutagenic,
korosif dan iritasi.
12. Limbah bahan berbahaya: Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
13. Keselamatan kerja: Adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, tempat kerja, dan lingkungan serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
14. Kecelakaan kerja: Adalah kejadian tidak terduga dan tak diharapkan, dapat menyebabkan
kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai dengan berat.
15. Bahaya ( hazard ): suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan dampak merugikan atau
menimbulkan kerusakan.

4
BAB II
RUANG LINGKUP LINEN
2.1 Klasifikasi
Linen kotor yang dapat dicuci di laundry dapat dikategorikan menjadi:
1. Linen kotor infeksius.
Adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, dan feses terutama yang
berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan shigella, HBV dan HIV dan infeksi
lainnya yang spesifik ( SARS ) dimasukkan ke dalam kantong dengan segel yang dapat
terlarut dalam air dan kembali ditutup dengan kantong luar berwarna kuning bertuliskan
infeksius.
2. Linen kotor tidak infeksius.
Adalah linen yang tidak terkontaminasi darah, cairan, dan feses yang berasal dari pasien
lainnya secara rutin dari seluruh pasien dari ruangan biasa ataupun ruang isolasi yang
terinfeksi.
2.2 Jenis Linen.
Ada bermacam- macam jenis linen yang digunakan di rumah sakit. Jenis linen yangdimaksud
antara lain:
1. Speri atau laken.
2. Steek laken.
3. Perlak.
4. Sarung bantal.
5. Sarung guling.
6. Selimut.
7. Alas kasur.
8. Bed cover.
9. Tirai atau korden.
10. Kain penyekat.
11. Kelambu.
12. Taplak .
13. Schort.
14. Celemek, topi dan lap.
15. Baju pasien.
16. Baju operasi.
17. Kain penutup untuk tabung gas, troli.
18. Macam- macam doek.
19. Popok bayi, baju bayi, kain bedong, gurita bayi.
20. Steek laken bayi.
21. Kelambu bayi.
22. Laken bayi.
5
23. Selimut bayi.
24. Masker.
25. Washalp.
26. Handuk.
27. Linen untuk operasi.
2.3 Bahan Linen.
Bahan linen yang digunakan biasanya terbuat dari:
1. Katun 100%.
2. Wool.
3. Kombinasi seperti 65% aconilic dan 35% wool.
4. Silk.
5. Blacu.
6. Flannel.
7. Tetra.
8. CVC 50% – 50%.
9. Polyester 100%.
10. Twill atau drill.
Pemilihan bahan linen sebaiknya disesuaikan dengan fungsi dan cara perawatan serta penampilan
yang diharapkan.

6
BAB III
TATALAKSANA
Tahapan kerja di laundry:
1. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan.
2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor
3. Pencucian.
4. Pemerasan.
5. Pengeringan.
6. Penyetrikaan.
7. Pelipatan.
8. Penyimpanan.
9. Pendistribusian.
10. Penggantian linen yang rusak.

Pada saat penerimaan samapai dengan penyetrikaan merupakan proses yang krusial dimana
kemungkinan organism masih hidup, maka petugas diwajibkan memakai APD.
Alat pelindung diri petugas laundry:
o Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat.
o Apron
o Sarung tangan
o Sepatu boot digunakan untuk area basah.
o Masker digunakan pada proses pemilihan dan sortir
o Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan untuk mencuci tangan
sebagai pertahanan diri.

Penjelasan lebih lanjut tahapan kerja di laundry:


1. Penerimaan linen kotor dan penimbangan prosedur pencatatan.
Linen kotor diterima yang berasal dari ruangan dicatat berat timbangan.Tidak dilakukan
pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran organism.
2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor.
a. Lakukan pemilahan berdasarkan linen infeksius dan non infeksius.
b. Upayakan tidak melakukan pensortiran.Penggunaan kantong dari ruangan adalah
salah satu upaya menghindari sortir.
c. Penimbangan sesuai dengan kapasitas mesin cuci yang digunakan.
3. Pencucian.

Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda ( bersih), awet (tidak cepat rapuh
), namun memenuhi persyratan sehat bebas dari mikroorganisme pathogen.

7
Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan sampai dengan
desinfeksi untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin tumbuh dimesin cuci. Untuk
dapat mencapai tujuan pencucian harus mengikuti persyaratantehnis pencucian:
1. Waktu.
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperature dan bahan kimia
guna mencapai hasil cucian yang bersih, dan sehat.Jika waktu tidak tercapai sesuai
dengan yang dipersyaratkan maka kerja bahan kimia tidak berhasil dan yang
terpenting mikroorganisme dan jenis petst seperti kutu dan tungau dapat mati.
2. Suhu.
Suhu yang direkomendasikan sangat bervariasi mulai 30 derajat celcius sampai
dengan 90 derajat celcius tergantung dari bahan dan jenis linen.
–proses pra cuci dengan atau tanpa bahan kimia dengan suhu normal.
–Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergent untuk linen putih 45-50 derajat
celcius, untuk linen warna 60-80 0 celcius.
– Proses bleaching atau dilakukan desinfeksi celcius 65 atau 70 0C
– Proses bilas 1 dan 2 dengan suhu normal.
– Proses penetralan dengan suhu normal.
– Proses pelembut atau pengkanjian dengan suhu normal.
3. Bahan kimia.
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari alkali, emulsifier, detergent, bleach (clorine
dan oksigen bleach), sour, softerner, dan starch.Masing- masing mempunyai fungsi
tersendiri.
4. Mechanical action.
Adalah putaran mesin pada saat proses pencucian. Factor yang mempengaruhi:
▪ Loading atau muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Mesin harus
dikosongkan 25% dari kapasitas mesin.
▪ Level air yang tidak tepat.
▪ Motor penggerak yang tidak stabil yang disebabkan oleh poros tidak simetris
lagi dan automatic reverse yang tidak bekerja.
▪ Takaran detergent yang berlebihan dapat mengakibatkan melicinkan linen
dan busa yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.
▪ Menggunakan bahan kimia yang sesuai atau tidak berlebihan.
4. Pemerasan.
Pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap pencucian selesai.
Pemerasan dilakukan dengan mesin cuci yang juga memiliki fungsi pemerasan.

8
5. Pengeringan.
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering atau drying yang mempunyai suhu
mencapai 70 derajat celcius selama 10 menit. Pada proses ini, jika mikroorganisme yang
belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati.
6. Penyetrikaan.
Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika otomatis dengan suhu 120 derajat
celcius, namun harus diingat bahwa linen mempunyai keterbatasan terhadap suhu antara
70-80 derajat celcius
7. Pelipatan.
Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan pada saat
penggantian linen dimana tempat tidur kosong atau saat pasien diatas tempat tidur. Proses
pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang masih baik dan sudah
rusak agar tidak dipakai lagi.
8. Penyimpanan.
Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi ulang baik dari
bahaya seperti mikroorganisme dan pest, juga untuk mengontrol posisi linen tetap
stabil.Sebaiknya penyimpanan linen 1,5 par di ruang penyimpanan dan 1,5 par disimpan
diruangan. Ada baiknya lemari penyimpanan dipisahkan menurut masing-masing ruangan
dan diberi obat anti ngengat yaitu kapur barus.Sebelum disimpan sebaiknya linen
dibungkus dengan plastik transparan sebelum didistribusikan.

9. Pendistribusian.
Disini diterapkan system FIFO yaitu linen yang tersimpan sebelumnya harus dikeluarkan
atau dipakai terlebih dahulu.

10. Penggantian linen yang rusak.


Linen rusak dapat dikategorikan:

– Umur linen yang sudah standart.


– Human error termasuk hilang.
Jenis kerusakan ada yang dapat diperbaikidan adapula yang memang harus
diganti.penggantian dapat segera dilakukan petugas laundry dengan mengirimkan formulir
permintaan linen ke pihak logistik.

9
BAB IV.
PROSEDUR

A. PENYORTIRAN LINEN KOTOR

PENGERTIAN :
Penyortiran cucian kotor adalah kegiatan memisahkan cucian kotor dari jenis dan
warnanya serta tingkat kekotoran linen
TUJUAN :
Tercapai kinerja yang efektif dan efisien dari cucian yang bersih serta aman
A. Di ruangan
1. Petugas Cleaning service di ruangan menggunakan alat pelindung diri (
sarung tangan , masker dan apron)
2. Pisahkan linen kotor infeksius masukkan ke dalam kantong plastik kuning
dan non infeksius ke dalam plastik hitam
3. Linen kotor dipegang dengan menggunakan sarung tangan.
4. Bila linen terkontaminasi darah dari cairan tubuh direndam dulu dengan
cairan desinfektan sampai noda pudar, kemudian cairan perendam
dibuang dan linen ditiriskan.
5. Melepaskan alat pelindung diri.
6. Lakukan kebersihan tangan.
7. Tulis jenis dan jumlah linen serta ruangan pengirim.
B. Di Laundry
1. Petugas Laundry menerima linen kotor dari ruangan melaui pintu masuk
laundry.
2. Mencatat pada buku register penerimaan linen kotor (jenis linen, tanggal
penerimaan , tanggal pengambilan, nama ruangan, jumlah linen)
3. Membawa linen ke ruang cuci.

B. Pedoman Pelayananan/Operasional Unit Linen dan Laundry

PENGERTIAN :
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler),
pengering, meja dan meja setrika.
TUJUAN :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit

10
Tata Laksana
1. Di tempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan
aliran yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan.
2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran
pem!uangan air limlah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencucijenis-
jenis linen yang berbeda.
3. Tersedia mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dannon infeksius.
4. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang
dilengkapidengan pengolahan awal (pretreatment) sebelum dialirkan ke
instalasi pengolahan air limbah.
5. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya
yaituruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk
perlengkapankebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen,
kamar mandidan ruang peniris atau pengering untuk alat,alat termasuk
linen.
6. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai Laundry tersendiri,
pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak laintersebut
harus mengikuti persyaratan dan tatalaksana yang telahditetapkan

C. SPOTING LINEN

PENGERTIAN :
Spoting adalah kegiatan menghilangkan noda dari linen kotor ternoda yang sudah
direndam sebagai salah satu cara untuk mengurangi penyebaran infeksi lebih lanjut

TUJUAN :
Mengurangi kerja mesin , mencegah penyebaran kuman, mencapai kinerja efektif efisien
dan hasil cucian yang bersih dan aman

1. Petugas memakai alat pelindung diri (sepatu bot, masker, clemek, sarung tangan.)
2. Bersihkan area untuk proses spoting dari kotoran.
3. Linen yang sudah direndam ± 30 menit dari bak/ember dibentangkan.
4. Linen yang ternoda di area spoting diberi chemical (pemutih untuk linen putih).
5. Lakukan penyikatan dan pastikan noda sudah hilang
6. Masukkan dalam bak plastik , selanjutnya dilakukan proses pencucian di mesin
cuci.

11
D. Pencucian linen Infeksius

PENGERTIAN :
Suatu proses pembersihan linen yang terkontaminasi kotoran /noda–noda / cairan dari
pasien dengan menggunakan air panas bersuhu 70 0C

dan bahan kimia pencuci linen.


TUJUAN :
1.Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
2.Untuk memenuhi kebutuhan unit kerja.
3.Untuk mendapatkan linen bersih, sehingga terasa nyaman saatdigunaka
A. Tahap Penerimaan
1) Petugas menerima linen kotor infeksius dari kantong plastik kuning.
2) Kemudian petugas menerima, menghitung dan mencatat pada buku dan kartu
tanda terima rangkap 2, tembusannya diserahkan kepada petugas pengirim,
sedangkan yang aslinya diserahkan kepada petugas pendistribusian
3) Yang perlu diperhatikan adalah :
a) Jumlah linen keseluruhan
b) Jenis linen
c) Ruangan/lantai yang mengirim linen
d) Tanda tangan petugas yang menerima
4) Menggunakan pemilihan linen kotor infeksius berdasarkan :
a) Infeksius
b) Tingkat kotoran (berat/ringan)
c) Jenis linen (tebal atau tipis, berwarna atau tidak)
5) Petugas penerimaan dalam melaksanakan tugasnya menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sebagai berikut :
a) Tutup kepala
b) Masker dan kacamata pelindung
c) Sarung tangan rumah tangga
d) Baju khusus yang tidak tembus air
e) Sepatu tertutup dari bahan karet/kulit
6) Setelah selesai melaksanakan tugas Alat Pelindung Diri (APD) tersebut langsung
dicuci. Waktu yang dibutuhkan + 45 menit

12
B Tahap pencucian
1. Handle listrik di on kan/dinyalakan, sehingga mesin dalam keadaan menyala.
2. Petugas memakai perlengkapan kerja, sepertii pakaian kerja,alat pelindung diri
&masker, sarung tangan, apron dan sepatuboot'.
3. Linen kotor yang sudah diterima oleh petugas penerima sesuai dengan tingkat
kekotorannya, jenis linen infeksius ditimbang sesuai dengan kemampuan mesin
cuci yaitu : khusus untuk linen kotor infeksius maximum 40 kg sekali cuci.
4. Proses pencucian dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Merendam linen infeksius dengan larutan chlorine 0,3% selama 10
menit oleh petugas ruangan.
b. Memasukkan linen kotor ke dalam mesin.
c. Menyiapkan kebutuhan detergent berdasarkan tingkat cucian
(infeksius) yaitu :Detergent 400 gr, Alkali.
d. Memprogram mesin cuci yang disesuaikan dengan linen kotor
terhadap suhu dan waktu yang dibutuhkan serta prosesnya yaitu :
1. Suhu maksimal 70 0C
2. Waktu yang dibutuhkan + 45 menit

3. Proses pencucian :
a. Pre wash + 3 menit.
b. Pembuangan pertama dilanjutkan pencucian utama
selama + 15 menit denganmemasukkan jenis
detergent dan alkali.
c. Pembuangan kedua dilanjutkan dengan pencucian
kedua selama + 10 menit tanpa detergent/bersifat
pembilasan.
d. Pembuangan ketiga dilanjutkan dengan pencucian
ketiga dan memasukkan penetrasi.
e. Pembuangan keempat dilanjutkan dengan pencucian
keempat (akhir) dengan memasukkan pelembut.
f. Pembuangan kelima dilanjutkan dengan pemerasan
kemudian menuju ke proses pengeringan
e. Proses pengeringan
Linen yang telah dipilah tersebut di atas, dimasukkan dalam mesin
pengering khusus linen infeksius dengan suhu maximum 80 Cdengan
berpedoman waktu sebagai berikut :
1) Linen tipis + 10-15 menit.
2) Linen tebal + 10-20 menit.

13
E. Pencucian linen Non Infeksius

PENGERTIAN :
Suatu proses pembersihan kotoran /noda–noda yang melekat
pada linen yang tidak terkontaminasi darah , sisa muntahan, cairan dari pasien, dengan
menggunakan air dan bahan kimia pencuci linen

TUJUAN :
1.Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
2.Untuk memenuhi kebutuhan unit kerja.
3.Untuk mendapatkan linen bersih, sehingga terasa nyaman saatdigunakan

A. Tahap Penerimaan
1. Petugas menerima linen kotor non infeksius dari kantong plastik hitam
2. Kemudian petugas menerima, menghitung dan mencatat pada buku dan kartu
tanda terima rangkap 2, tembusannya diserahkan kepada petugas pengirim,
sedangkan yang aslinya diserahkan kepada petugas pendistribusian
3. Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Jumlah linen keseluruhan
b. Jenis linen
c. Ruangan/lantai yang mengirim linen
d. Tanda tangan petugas yang menerima
e. Tingkat kotoran (berat/ringan)
f. Jenis linen (tebal atau tipis, berwarna atau tidak)
4. Petugas penerimaan dalam melaksanakan tugasnya menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sebagai berikut :
a. Tutup kepala
b. Masker dan kacamata pelindung
c. Sarung tangan rumah tangga
d. Baju khusus yang tidak tembus air
e. Sepatu tertutup dari bahan karet/kulit
f. Setelah selesai melaksanakan tugas Alat Pelindung Diri (APD) tersebut
langsung dicuci. Waktu yang dibutuhkan + 45 menit

14
B Tahap pencucian

1. Handle listrik di on kan/dinyalakan, sehingga mesin dalam keadaan menyala.


2. Petugas memakai perlengkapan kerja, sepertii pakaian kerja,alat pelindung diri
&masker, sarung tangan, apron dan sepatu boot'.
3. Linen kotor yang sudah diterima oleh petugas penerima sesuai dengan tingkat
kekotorannya, jenis linennon infeksius ditimbang sesuai dengan kemampuan
mesin cuci yaitu : khusus untuk linen kotor non infeksius maximum 40 kg sekali
cuci.
4. Proses pencucian dilaksanakan kegiatan sebagai berikut

a. Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor caranya:
- Memisahkan linen yang kotor dengan yang sangat kotor.
- Memasukkan linen yang sangat kotor terlebih dahulu ke dalam mesin cuci
sambil diberi air dan sabun.
b. Mengoperasionalkan mesin cuci.
- Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin cuci
-Pakai air hangat kalau ada
- Tambahkan pemutih misal 30-60 ml kira-kira 2-3 sendok meja dan klorin 0,3%
untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri
c. Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau ternyata masih kotor / bernoda
dengan cara seperti di atas.
d. Bilas dengan air bersih dengan cara seperti di atas.

e. Pembuangan ketiga dilanjutkan dengan pencucian ketiga dan memasukkan


penetrasi
f. Pembuangan keempat dilanjutkan dengan pencucian keempat (akhir) dengan
memasukkan pelembut
g. Pembuangan kelima dilanjutkan dengan pemerasan kemudian menuju ke
proses pengeringan
5. Proses pengeringan
Linen yang telah dipilah tersebut di atas, dimasukkan dalam mesin pengering
khusus linen infeksius dengan suhu maximum 80 Cdengan berpedoman waktu
sebagai berikut :
1) Linen tipis + 10-15 menit
2) Linen tebal + 10-20 menit

15
F. Melipat linen

PENGERTIAN :
Melipat linen bersih sesuai dengan macam/jenis linen dengan memperhatikan
kelengkapan linen

TUJUAN :

1. Sebagai acuan supaya tindakan dilakukan dengan benar.


2. Linen bersih terlipat/tersusun sesuai dengan jenisnya
3. Memudahkan dalam membuat set/paket duk

PROSEDUR :
1. Cucilah tangan di ruang ganti pakaian.
2. Letakkan linen yang sudah bersih di meja linen.
3. Alas meja setrika diberi alas untuk menyetrika denganmenggunakan kain tebal.
4. Handle listrik di on kan , lampu menyala sebagai tanda mesin siap
dioperasikan, tunggu sampai mesin setrika panas sekitar 3-5 menit.
5. Penyetrikaan linen dimulai dengan cara petugasmembentangkan linen di atas
meja setrikaan dan dilipatdengan pertemukan ujung linen menjadi 1/2 bagian,
lipatkembali pegang pertengahan lipatan, temukan dengan keduaujung menjadi
1/4 bagian, keempat ujung linen dipertemukanmenjadi 2 bagian, selanjutnya
sampai dengan 1/8 bagian, posisi label ruangan ada pada bagian atas.
6. Setelah linen dilipat, disusun di atas meja dan dipisahkansesuai dengan jenis
dan ruangan masing – masing.
7. Setelah selesai, mesin setrikaan dimatikan, handle listrik di off kan, alas kain
dilipat, dan meja setrikaan dirapikan.
8. Untuk linen infeksius dilakukan sterilisasi sebelum di distribusikan.

G. DISTRIBUSI LINEN BERSIH KE RUANGAN

PENGERTIAN :
Mendistribusikan linen yang sudah bersih ke ruangan
TUJUAN :
Menyediakan linen yang bersih dan siap pakai

16
Prosedur :
1. Pengambilan linen dilakukan oleh petugas ruangan masing – masing
2. Di ruang laundry, petugas ruangan dan petugas laundry menghitung linen yang
akan diambil, jumlahnya harus sesuai dengan jumlah yang diberikan pada saat
akan dicuci
3. Petugas laundry melaukan pencatatan jumlah dan jenis linen yang akan
diserahkan ke petugas ruangan masing – masing di formulir yang sudah tersedia
di ruang laundry.
4. Petugas ruangan mencatat di buku ekspedisi
5. Linen bersih dibawa ke ruangan dengan menggunakan troli bersih yang tertutup

Perhatian :
Memakai sarung tangan rumah tangga dan APD Lihat SOP Menyortir
(mengumpulkan, membawa dan memilih linen )
a. Mengumpulkan dan membawa linen dalam kantong kain, plastik, konteiner
tertutup dengan cara :
➢ Menyiapkan kantong plastik/ kontainer tertutup.
➢ Dalam mengumpulkan linen kotor usahakan seminimal mungkin
kontak dengan linen.
➢ Memasukkan linen ke dalam kantong plasik/ container tetutup.
b. Jangan memilih / mencuci linen kotor di area perawatan pasien.
c. Tangani linen kotor sesedikit mungkin dan jangan dikocok.
6 . Membawa kain kotor dan bersih secara terpisah.
7. Memilih linen kotor.
a. Area memilih linen kotor harus terpisah dari area lain.
b. Cukup ventilasi
c. Ada pembatas dinding antara area linen bersih dan linen kotor.
8. Mencuci linen Dekontaminasi sebelum mencuci tidak diperlukan kecuali
linen kotor sekali dan akan dicuci dengan tangan (barulah merendam linen
dalam klorin 0,5%) dengan cara :
• Menyiapkan air yang telah bercampur dengan klorin, dengan cara seperti
yang telah disebutkan di atas ( mencampur klorin dan air ).
• Memasukkan linen yang kotor ke dalam air yang telah disiapkan.
• Merendam linen selama kurang lebih 10 menit.
9. Mencuci dengan tangan
• Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor dengan cara :
➢ Menyediakan 2 ember yang masing-masing sudah terisi air.
➢ Mencuci linen di masing-masing ember.
• Cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan kotorannya.
• Pakai air hangat kalau ada.

17
• Tambahkan pemutih misal 30-60 ml kira-kira 2-3 sendok meja. Dan klorin 0,3%
untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri.
• Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau ternyata masih kotor / bernoda
dengan cara :
➢ Membentangkan linen yang sudah dicuci di bawah penerangan yang
cukup.
➢ Mengamati linen apakah masih ada noda yang tersisa.
• Bilas dengan air bersih dengan cara :
➢ Membuang air bekas cucian.
➢ Membilas linen yang telah dicuci dengan air mengalir sampai tidak
berbusa lagi.
4. Mencuci dengan mesin cuci
a. Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor caranya:
- Memisahkan linen yang kotor dengan yang sangat kotor.
- Memasukkan linen yang sangat kotor terlebih dahulu ke dalam mesin cuci
sambil diberi air dan sabun.
b. Mengoperasionalkan mesin cuci
- Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin cuci
- Pakai air hangat kalau ada
- Tambahkan pemutih misal 30-60 ml kira-kira 2-3 sendok meja dan klorin
0,3% untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri
c. Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau ternyata masih kotor / bernoda
dengan cara seperti di atas.
d. Bilas dengan air bersih dengan cara seperti di atas.
5. Mengeringkan , memeriksa dan melipat linen
a. Keringkan di udara / mesin sebelum di proses selanjutnya. Bila di keringkan di
udara di bawah sinar matahari linen jangan menyentuh tanah jauhkan dari debu
dan asap.
b. Setelah linen kering periksa adanya lubangdan area yang berlubang. kalau ada
bahan tersebut harus dibuang atau dipotong kecil-kecil untuk lap.
c. Linen yang bersih dan kering harus disetrika dan dilipat.
6. Menyimpan linen kering Simpan di area penyimpanan tertutup yang bersih
dengan cara :
a. Masukkan linen yang telah terlipat satu-persatu.
b. Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan
c. Menyiapkan almari khusus penyimpan linen.
d. penyimpanan dari area kotor.
e. Rak harus selalu bersih.

18
f. Linen yang disimpan ditangani sesedikit mungkin.
7. Membawa linen bersih Linen bersih harus dibungkus atau ditutupi selama
dibawa untuk mencegah kontaminasi.
8. Mendistribusikan linen bersih
a. Lindungi linen bersih sampai dibawa untuk digunakan dengan trolley
tertutup.
b. Jangan meninggalkan linen extra di kamar pasien.
c. Tangani linen bersih sesedikit mungkin.
d. Jangan mengebutkan/mengibaskan linen bersih karena akan mengeluarkan debu.
e. Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen bersih di atasnya.

19
BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan
Proses penanganan linen di Rumah sakit yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
serta penunjang, proses pengelolaan linen dari linen kotor( Infeksius dan Non infeksius )
sampai dengan linen bersih tersebut siap pakai.
Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk memenuhi kebutuhan linen yang bersih dan siap
pakai. Dan pasien bisa merasa aman dan nyaman ditempat tidurnya.

b. Saran
Diharapkan kepada semua pembaca panduan ini dapat mengerti maksud isi panduan ini.
Semoga dapat dipergunakan sebagai refrensi panduan Linen berikutnya.

20
21

Anda mungkin juga menyukai